• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil dan Pembahasan Penelitian

4.1.1. Hasil dan Pembahasan Kadar Antosianin dan Kandungan Gizi yang Terkandung dalam Ekstrak Umbi Jalar Ungu (Ipomoea batatas L.)

4.1.2.2. Hasil dan Pembahasan Tingkah Laku Mencit Hasil

Data perbedaan tingkah laku mencit setiap harinya selama 14 hari pada masing-masing kelompok dapat dilihat tabel 4.4. dan gambar 4.2.

Tabel 4.4. Perbedaan tingkah laku masing-masing kelompok setiap harinya selama 14 hari perlakuan

Kelompok perlakuan Hari ke : 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 P1 2,75 3 3 2,75 2,75 2,75 3 3 3 3 3 3 3 3 P2 3 2 2 2 2 1,5 2 1,75 1,75 2 1,75 1,75 2 1,75 P3 3 3 3 3 3 3 2,75 2,5 2,5 2,25 2,5 2,75 2,5 2,75 P4 3 2,75 2 2 2 2 2 2 2 2 2,5 2,5 2,5 2,5 P5 3 2,75 2,75 2,75 3 3 3 3 3 3 2,5 2,5 3 3 P6 3 3 3 2,25 2,5 2 2 2 2 1,5 1,75 1,5 1,5 1,5

Gambar 4.3. Perbedaan tingkah laku masing-masing kelompok setiap harinya selama 14 hari perlakuan

Dari tabel 4.4. dan gambar 4.3. dapat dilihat bahwa P2 memiliki tingkah laku yang paling rendah nilainya dibandingkan kelompok yang lain, sementara P5 dan P1 (kontrol) memiliki tingkah laku yang cenderung sama selama 14 hari perlakuan, sedangkan kelompok yang cenderung mirip tingkah lakunya dengan P2 adalah P6.

Untuk melihat apakah perbedaan perilaku kelompok setiap harinya ini bermakna atau tidak dalam setiap harinya selama 14 hari perlakuan kelompok diperoleh data sebagai berikut yang disajikan dengan nilai P yang diperoleh dari pengolahan data SPSS 19 seperti terlihat pada tabel 4.5.

0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 P1 P2 P3 P4 P5 P6

Tabel 4.5. Perbedaan nilai p tingkah laku mencit selama 14 hari perlakuan

Perlakuan hari ke- Nilai p Keterangan

1 0,416

*Signifikan apabila nilai p ≤ 0,05

2 0,009* 3 0,001* 4 0,032* 5 0,006* 6 0,004* 7 0,002* 8 0,002* 9 0,002* 10 0,002* 11 0,022* 12 0,024* 13 0,005* 14 0,007*

Data tidak berdistribusi normal dan tidak homogen maka dilakukan uji Kruskal-Wallis. Pada Uji Kruskal-Wallis yang tertera pada tabel 4.5. ini diperoleh nilai p yang signifikan pada hari kedua dan seterusnya hingga hari ke-14, ini

dibuktikan dengan perhitungan yang didapat bahwa p ≤ 0,05 yang artinya terdapat

perbedaan bermakna tingkah laku mencit antar kelompok selama 14 hari perlakuan yang diukur setiap harinya.

Pembahasan

Dalam dunia sains mencit dan tikus banyak digunakan sebagai hewan coba karena struktur anatomi mencit dan tikus hampir sama dengan struktur anatomi manusia selain itu juga perkembangbiakan mencit yang sangat cepat sehingga memudahkan praktikan ataupun peneliti dalam mendapatkannya (Harison, 2014). Ciri-ciri mencit secara umum adalah tekstur bulu lembut dan halus, bentuk hidung kerucut terpotong, bentuk badan silindris agak membesar ke belakang, warna bulu

putih, mata merah, ekor merah muda dan dewasa berat badannya berkisar 25-40 g (betina) ; 20-40 g (jantan) (Suhara, 2010).

Kingdom : Animalia Filum : Chordata Subfilum : Vertebrata Kelas : Mamalia Subkelas : Theria Ordo : Rodensia Famili : Muridae Genus : Mus

Spesies : Mus musculus

Gambar 4.4. Mencit yang dipergunakan dalam penelitian

Pada penelitian ini mencit memiliki tingkah laku yang berbeda secara signifikan pada hari ke-2 perlakuan dan seterusnya hingga hari ke-14 seperti yang terlihat pada tabel 4.5. dan lampiran 4 untuk mengetahui kelompok yang berbeda berdasarkan perhitungan statistik dengan bantuan software SPSS 19.

Dari gambar grafik perkembangan tingkah laku perhari selama 14 hari pada gambar 4.2 dapat dilihat bahwa P5 yang mendapatkan perlakuan latihan fisik maksimal selama 60 menit dan diberikan ekstrak umbi ubi jalar ungu sebanyak 1 ml setiap harinya selama 14 hari, P3 yang hanya diberikan ekstrak sebanyak 0,5 ml selama 14 hari dan P1 yang merupakan kontrol yang tidak diberikan perlakuan apapun memiliki tingkah laku yang mirip atau bisa dikatakan bahwa walaupun P5 merupakan kelompok perlakuan yang diberikan latihan fisik maksimal dan ekstrak, tingkah lakunya tidak mengalami penurunan, bahkan stabil layaknya P1.

Dari hasil pengamatan peneliti ketika berenang pun mencit P5 tidak merasa kelelahan sama sekali walaupun durasi berenang selama 60 menit, tetapi punggung mencit tetap tidak tenggelam dan berenang dengan stabil.

Sedangkan kelompok P2 yang hanya mendapatkan perlakuan latihan fisik maksimal selama 60 menit ketika mendapatkan latihan fisik maksimal saja selama 60 menit sangat berbeda dibanding kelompok P5, dimana P2 lebih sering tenggelam dibandingkan mencit perlakuan pada kelompok yang lainnya. Hal ini disebabkan oleh kelelahan dan berkurangnya aktivitas antioksidan di dalam tubuh mencit yang telah mencapai stress oksidatif karena perlakuan latihan fisik maksimal ini.

Adapun pola tingkah laku mencit normal pada umumnya adalah sebagai berikut (Harrison, 2014):

1. Tingkah Laku Makan

Tingkah laku makan mencit diawali dengan mendekati makanan, mengais makan menggunakan kakinya dengan maksud memilih tekstur makan yang disukai, lalu dilanjutkan memegang pakan yang berbentuk mash dengan menggunakan kedua kaki bagian depan dan mulai memasukan pakan ke dalam mulut dengan posisi duduk. Setelah makanan yang digenggam habis, mencit mulai mengulang tahap mengais makan kembali dan begitu selanjutnya lakukan berulang-ulang hingga mencit merasa cukup, lalu mulai meninggalkan tempat pakan.

Tingkah laku minum mencit dan tikus memiliki beberapa kesamaan tahap yaitu diawali dengan mencari ujung pipa botol tempat minum kemudian berdiri dengan kaki bagian belakang, lalu memegang ujung botol dengan kedua kaki bagian depan dan dilanjutkan dengan menjilati air yang menetes di ujung pipa botol tempat minum, namun terkadang tikus melakukan tingkahlaku minum tanpa memegang botol minum.

3. Tingkah Laku Sosial

Secara umum mencit dan tikus merupakan makhluk sosial, mereka lebih suka berkelompok. Tingkah laku sosial terjadi ketika mencit atau tikus melakukan interaksi satu sama lain dengan teman sekandang. Tingkahlaku sosial yang sering terlihat saat pengamatan adalah bermain, dan mengusik individu lain namun tidak sampai terjadi tingkahlaku agresi. Tingkahlaku sosial pada mencit dan tikus dilakukan dengan pola yang sama, yaitu dimulai dengan mendekati individu lain lalu mengusik dengan cara menyentuh dengan kaki bagian depan, kemudian mendapat respon dari lawannya dan dilanjutkan dengan bermain-main sambil sesekali berpindah tempat atau hanya bercanda di tempat.

Terdapat perbedaan tingkah laku mencit setiap harinya selama 14 hari perlakuan. Pada pengujian tingkah laku ini dilakukan uji Kruskal-Wallis yang dianalisis menggunakan software SPSS 19 didapatkan nilai P selama 14 hari seperti yang tertera pada tabel 4.5. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang bermakna tingkah laku mencit setiap harinya setelah diberikan perlakuan selama 14 hari karna P > 0,05.

4.1.2.3. Warna Organ

Berdasarkan hasil pengamatan penelitian mengenai warna hepar mencit yang digunakan dalam penelitian ini semua

berwarna merah kecokelatan (lampiran 1). Dalam keadaan segar warna hepar adalah merah tua atau merah kecokelatan, warna merah pada hepar disebabkan oleh kandungan darah yang sangat banyak (Lesson et all, 1990

dalam Musthofiyah, 2008). Gambar 4.5. Warna hepar mencit penelitian

4.1.3. Kimiawi

4.1.3.1. Hasil dan Pembahasan Aktivitas Enzim Glutation Peroksidase pada

Dokumen terkait