BAB III. RANCANGAN PENELITIAN
4.2. Hasil Data Pengujian dan Pembahasan
Gambar 4.7 Rangkaian Sensor Kunci kontak
Gambar 4.8 Rangkaian Sirine klakson
4.2 Hasil Data Pengujian dan Pembahasan
Data primer berupa kesesuaian perintah SMS untuk mengendalikan sepeda motor, sistem keamanan, lokasi sepeda motor, dan pengujian password via keypad. Beberapa data sekunder yaitu data pengujian rangkaian pengendalian mesin motor dan jarak jangkauan sensor PIR.
4.2.1 Pengujian SMS Pengendalian Sepeda Motor
Pengujian SMS pengendalian sepeda motor bertujuan untuk mengetahui apakah perintah SMS yang dikirim oleh user mampu menghidupkan, mematikan dan memanaskan
mesin sepeda motor. Tabel 4.6 menunjukkan hasil data pengujian untuk perintah pengendalian mesin sepeda motor via SMS.
Tabel 4.6 Data Pengujian Perintah Pengendalian Mesin Sepeda Motor via SMS No Nomor Mobile
phone
Karakter SMS Hasil Keterangan
1 085664645592 MESIN ON Mesin motor hidup Format benar 2 085664645592 MESIN OFF Mesin motor mati Format benar 3 085664645592 MESIN HEAT Mesin motor hidup
selama 2 menit
Format benar 4 085664645592 MESIN ONON Perintah diabaikan Format salah 5 085664645592 MESIN DEAD Perintah diabaikan Format salah
6 08175462621 MESIN ON Perintah diabaikan Nomor Mobile phone tidak dikenal
7 081904015245 MESIN OFF Perintah diabaikan Nomor Mobile phone tidak dikenal
8 085668406767 MESIN HEAT Perintah diabaikan Nomor Mobile phone tidak dikenal
9 085668406767 MESIN OF Perintah diabaikan Nomor Mobile phone tidak dikenal dan format salah
SMS pengendalian sepeda motor hanya dapat dilakukan menggunakan nomor mobile phone user yang sudah tersimpan di dalam memori mikrokontroler yaitu 085664645592. Karakter SMS yang dikirim oleh user untuk mengendalikan sepeda motor harus sesuai dengan karakter yang telah ditentukan oleh mikrokontroler. Hasil pengujian memberikan kesimpulan bahwa pengendalian mesin sepeda motor via SMS telah dapat bekerja sesuai dengan deskripsi sistem.
4.2.2 Pengujian SMS Keamanan Sepeda Motor
Pengujian SMS keamanan sepeda motor bertujuan untuk mengetahui apakah user mampu mengaktifkan sistem keamanan sepeda motor via SMS dengan karakter ‘ALARM ON’ dan ‘ALARM OFF’. Tabel 4.7 menunjukkan hasil data pengujian pengiriman SMS keamanan sepeda motor.
Tabel 4.7 Data Pengujian Pengiriman SMS Keamanan No Nomor Mobile
phone
Karakter SMS Hasil Keterangan
1 085664645592 ALARM ON Mode Safety aktif Format benar 2 085664645592 ALARM OFF Mode Safety tidak
aktif
Format benar
3 085664645592 ALARM OON Perintah diabaikan Format salah
4 081904015245 MESIN ON Perintah diabaikan Nomor Mobile phone tidak dikenal
5 085668406767 MESIN DEAD Perintah diabaikan Nomor Mobile phone tidak dikenal dan format salah
Pengiriman SMS ‘ALARM ON’ oleh user akan mengaktifkan mode safety. Jika user mengaktifkan mode safety, maka mikrokontroler akan mengaktifkan sensor PIR dan kunci kontak. Data pengujian sensor PIR dan kunci kontak ditunjukkan oleh Tabel 4.8.
Tabel 4.8 Data Pengujian Sensor PIR dan Kunci Kontak No Sensor PIR mendeteksi
pergerakan manusia
1 Tidak Tidak Tidak berbunyi Tidak mengirim
SMS
Hasil data pengujian memberikan kesimpulan bahwa user telah mampu mengaktifkan sistem keamanan via SMS sesuai dengan perancangan sistem.
4.2.3 Pengujian Pelacakan Lokasi Sepeda Motor
Data pengujian lokasi dilakukan di kota Yogyakarta. Hasil data pengujian lokasi sepeda motor ditunjukkan oleh Tabel 4.9.
Tabel 4.9. Data Pengujian Lokasi Sepeda Motor No Lokasi Sepeda Motor
berdasarkan posisi sebenarnya
Lokasi sepeda motor berdasarkan SMS yang
diterima 1 Universitas Sanata Dharma,
Paingan
Ngemplak,DIY 2 Universitas Sanata Dharma,
Mrican
Mlati, DIY 3 Ambarukmo Plaza Jogjakarta, DIY
4 SMKN 1 Wirobrajan, Yogyakarta
Yogkarta,Wirobrajan
5 Alun-alun Kidul, Kraton DIY Suryodiningratan (Mantrijeron), Yogyakarta 6 Kebun Binatang Gembiraloka Jogjakarta, DIY 7 Bandara Udara Adi Sucipto,
Yogyakarta
Piyungan, DIY 8 Pom Bensin Babarsari Piyungan, DIY
9 Kantor Pos Pusat Wirobrajan, Yogyakarta 10 RS Panti Rapih, DIY Jogjakarta, DIY
Pengujian lokasi sepeda motor menggunakan fasilitas LBS. Prosedur pelacakan sepeda motor seperti pada sub bab 3.7.4. User mengirim SMS ke *123# untuk mengetahui lokasi sepeda motor. Layanan ini membantu user untuk mengetahui lokasi sepeda motor ketika terjadi tindakan pencurian. Sistem ini mampu melacak lokasi sepeda motor di seluruh daerah yang memiliki BTS.
Hasil pelacakan lokasi sepeda motor hanya mampu menunjukkan nama kota lokasi sepeda motor. Selain itu, pelacakan berdasarkan letak BTS juga membutuhkan banyak BTS. Semakin banyak BTS maka lokasi pelacakan akan semakin akurat. Beberapa daerah pelacakan lokasi sepeda motor mampu menunjukkan hasil yang lebih akurat seperti lokasi sepeda motor di SMKN 1 Wirobrajan.
Hasil pengujian lokasi sepeda motor menunjukkan bahwa user telah dapat melakukan pelacakan sepeda motor menggunakan layanan LBS, tetapi hasil pelacakan lokasi sepeda motor masih kurang akurat.
4.2.4 Pengujian Mode Normal Via Keypad
Mode normal berfungsi untuk menjalankan sepeda motor secara normal tanpa dipengaruhi oleh sistem pengendalian dan keamanan melalui mobile phone. Jika mobile phone server berada di daerah yang tidak memiliki sinyal operator, maka mode normal dapat digunakan untuk mengabaikan semua perintah SMS seperti mematikan mesin dan mematikan sistem keamanan. User harus memasukkan satu buah password via keypad untuk mengaktifkan mode normal. Implementasi sistem menggunakan password *111288#
untuk mengaktifkan mode normal. Nilai password lain akan diabaikan oleh mikrokontroler. Tabel 4.10 menunjukkan hasil data pengujian keypad 4x4 untuk beberapa nilai password.
Tabel 4.10 Data Hasil Pengujian Password via Keypad
No Password Hasil
1 *111288# Mengaktifkan mode normal 2 *111299# Tetap menjalankan mode SMS 3 11111111 Tetap menjalankan mode SMS 4 12345678 Tetap menjalankan mode SMS 5 9291111288 Tetap menjalankan mode SMS
Beberapa contoh password memberikan hasil yaitu sistem akan mengaktifkan mode normal ketika nilai password adalah *111288#. Hasil pengujian memberikan kesimpulan bahwa keypad 4x4 telah bekerja dengan baik sebagai perangkat keras untuk memasukan nilai password dan mengaktifkan mode normal.
4.2.5 Pengujian Rangkaian Pengendalian Sepeda Motor
Sistem pengendalian mampu menghidupkan, mematikan, dan memanaskan mesin sepeda motor. Hal ini disebabkan karena adanya pengaturan kelistrikan, starter dan CDI motor. Tabel 4.11 menunjukkan hasil pengujian rangkaian pengendali mesin sepeda motor.
Tabel 4.11 Data Hasil Pengujian Rangkaian Pengendali Mesin Sepeda Motor No Rangkaian
0 Tidak aktif Kelistrikan OFF
5 Aktif Kelistrikan ON
2 Starter 0 Tidak aktif Starter OFF
5 Aktif Starter ON
3 CDI 0 Tidak aktif CDI ON
5 Aktif CDI OFF
Relay 12V/10A digunakan sebagai sakelar pada rangkaian pengendali mesin motor.
Tegangan masukan pada masing-masing rangkaian sebesar 5V yang dikendalikan oleh mikrokontroler. User dapat menghidupkan mesin motor ketika kelistrikan dan starter motor dalam kondisi ON. Relay pada rangkaian kelistrikan dan starter motor dapat diaktifkan dengan memberi tegangan masukan sebesar 5V. Mesin motor dapat dimatikan oleh user ketika CDI dalam kondisi OFF. Jika rangkaian CDI diberi tegangan masukan sebesar 5V, maka relay akan aktif dan CDI OFF. Hasil data pengujian menunjukkan
bahwa rangkaian pengendali berupa kelistrikan, starter, dan CDI motor telah dapat bekerja dengan baik.
4.2.6 Pengujian Jarak Jangkauan Sensor PIR
Secara umum, sensor PIR mampu mendeteksi manusia pada jarak 2m. Sensor PIR memiliki jarak jangkauan yang terlalu besar sebagai sensor pengaman sepeda motor, sedangkan jarak ideal yang diharapkan dari sensor PIR yaitu sebesar 15cm. Oleh karena itu, sensor PIR diberi pelindung supaya mampu mendeteksi pergerakan manusia disekitar stang sepeda motor pada jarak kurang dari 15cm.
Selain itu, sensor PIR mampu mendeteksi pergerakan manusia pada rentang sudut parabola sebesar 50ْ. Sistem keamanan membutuhkan sensor PIR yang mampu mendeteksi pergerakan manusia pada rentang sudut sebesar 0ْ sehingga pengujian sensor hanya menggunakan sudut 0ْ terhadap sensor sesuai dengan kebutuhan sebagai sensor pengaman.
Tabel 4.12 menunjukkan data hasil pengujian jarak jangkauan sensor PIR.
Tabel 4.12 Data Hasil Pengujian Jarak Jangkauan Sensor PIR
No Jarak(cm) Hasil
1 2 Mendeteksi manusia
2 5 Mendeteksi manusia
3 10 Mendeteksi manusia
4 15 Mendeteksi manusia
5 17 Sulit mendeteksi manusia 6 20 Tidak mendeteksi manusia 7 25 Tidak mendeteksi manusia 8 30 Tidak mendeteksi manusia 9 35 Tidak mendeteksi manusia 10 40 Tidak mendeteksi manusia
Hasil data pengujian menunjukkan bahwa jarak jangkauan sensor PIR berhasil diatur sebesar 15cm. Namun, pengujian sensor pada jarak jangkauan kurang lebih 17cm menunjukkan bahwa sensor terkadang masih mampu mendeteksi manusia.