BAB I. PENDAHULUAN
1.4. Metodologi Penelitian
1.4 Metodologi Penelitian
Untuk dapat merealisasikan penelitian maka digunakan metode sebagai berikut :
1. Mencari sumber informasi/ literatur
Studi kepustakaan yang mencakup literatur-literatur mengenai Protokol Data Unit (PDU) Nokia 3330 , data sheet AtMega 8535, sensor kunci kontak dan sensor AMN12111.
2. Perancangan dan pembuatan alarm motor menggunakan sensor kunci kontak dan sensor AMN12111.
Tahap ini meliputi perhitungan teoritis, perancangan sistem kerja sensor dan pembuatan rangkaian pada PCB sesuai dengan hasil perancangan.
Hasil perhitungan teoritis sistem sensor digunakan untuk mengetahui spesifikasi secara detil dalam merancang alarm motor.
3. Perancangan dan pembuatan sistem pengiriman SMS dengan AtMega8535.
Tahap ini meliputi pembuatan software dan hardware. Perancangan sistem minimum mikrokontroler AtMega8535 sebagai hardware dilakukan terlebih dahulu. Selanjutnya, tahap pembuatan program pengiriman SMS menggunakan bahasa pemrograman C. Setelah itu, program akan di download ke IC AtMega8535 menggunakan software AVROSP II.
4. Pengujian sistem alarm dan kendali motor menggunakan mobile phone sebelum diinstalasi.
Komunikasi dari kedua perangkat keras yaitu mobile phone dan mikrokontroler akan diuji dengan melakukan pengiriman informasi dari mobile phone berupa SMS ke mikrokontroler. Mikrokontroler diharapkan mampu menjalankan komunikasi sistem secara keseluruhan yaitu meliputi pemanasan mesin, alarm dan pelacakan sepeda motor. Data yang diperoleh sebelum instalasi akan dibahas dan dibandingkan dengan data yang diperoleh setelah instalasi.
5. Instalasi sistem alarm dan kendali pada sepeda motor.
Pada tahap ini dilakukan modifikasi sistem kelistrikan pada sepeda motor Honda Supra Fit yaitu berupa pemasangan sensor dan perangkat keras sistem kendali menggunakan mobile phone.
6. Pengujian alat dan analisa sistem pada sepeda motor setelah diinstalasi.
Pengujian program mikrokontroler, mobile phone, dan kendali pada sepeda motor bertujuan untuk mengetahui apakah sistem yang telah direalisasikan dapat bekerja sesuai dengan spesifikasi perencanaan yang telah ditetapkan. Selain itu, juga dilakukan pengambilan data berupa kesesuaian perintah SMS terhadap pengendalian mesin motor, keamanan sepeda motor, lokasi mobile phone server, dan jarak jangkauan sensor PIR. Jika sistem bekerja dengan baik, maka sistem ini tidak dipengaruhi oleh intervensi mesin motor.
5
DASAR TEORI
2.1 Mobile phone Nokia 3330[6]
Mobile phone Nokia 3330 menggunakan operating band GSM (900,1800)/CSD dengan antena internal. Waktu siaga sampai 260 jam dan waktu bicara sampai 270 menit.
Berbagai fasilitas yang lain yaitu T9, smart messaging, kalkulator, voice dial, mobile chat mode for SMS, currency converter, message templates, Phonebook 100 , 20 dialed, 10 received, 10 missed calls, dynamic font size, softkey, screensaver, dan welcome message.
Spesifikasi lengkap mobile phone Nokia 3330 seperti pada Tabel 2.1[6].
Tabel 2.1. Spesifikasi Telepon Selular Nokia 3330[6]
Body
Dimensi 113 x 48 x 22mm
Berat 113g
User Interface
Keypad Alpha Numeric (0-9)
Fungsi
Messaging SupPort SMS
Memori dan Baterai
External memory Tidak
Baterai Li-Ion
Software
Operating System Vgh
Browser WAP v.1.x
2.1.1 Komunikasi Serial Mobile phone Nokia 3330
Mobile phone Nokia 3330 menggunakan kabel data generic supaya bisa dikoneksikan secara serial dengan sistem koneksi F-Bus dan M-bus. Sistem koneksi ini digunakan untuk menghubungkan mobile phone dengan komputer atau mikrokontroler.
Gambar 2.1 adalah mobile phone populer keluaran Nokia dengan tipe Nokia 3310/
3315/3330 yang memiliki F/M Bus terdiri dari 4 pad terletak dibawah tempay battery.
Biasanya sudah terdapat rangkaian untuk mengubah level tegangan 3V oleh IC Max232 pada kabel data Nokia.
Gambar 2.1. PIN Bus Nokia 3330[6]
Komunikasi serial M-Bus dan F-Bus memiliki perbedaan proses pengiriman dan penerimaan data yang terdapat pada mobile phone yaitu sebagai berikut :
a. Komunikasi M-Bus
M-Bus memiliki satu pin bi-directional untuk digunakan sebagai transceiver dan receiver. Komunikasi M-Bus merupakan komunikasi half-duplex yang memiliki kecepatan transfer data sebesar 9600bps dengan 8 bit data, odd parity, dan satu stop bit. Pin data terminal ready (DTR) biasanya tidak diaktifkan sedangkan request to send (RTS) harus diaktifkan. Hanya ada 2 pin yang digunakan pada komunikasi ini yaitu pin ground dan pin data.
b. Komunikasi F-Bus
F-Bus merupakan komunikasi high-speed full-duplex bus yang sangat sesuai untuk digunakan sebagai komunikasi serial standar. Komunikasi ini menggunakan tiga buah pin yaitu satu pin data sebagai transceiver (TX) , satu pin sebagai receiver (RX), dan satu pin sebagai ground. Selain itu, F-Bus memiliki kecepatan data sebesar 115.200bps, 8 bit data, no parity, dan satu stop bit. Jika menggunakan komunikasi F-Bus maka pin data terminal ready (DTR) harus diaktifkan dan pin request to send (RTS) tidak diaktifkan .
2.1.2 Protokol F-Bus
F-Bus merupakan jalur bi-directional serial yang bekerja dengan kecepatan data sebesar 115.200bps, no parity, dan 8 data bit. Untuk menggunakan jalur F-Bus maka pin DTR dihubungkan dengan level tegangan antara +3V s.d +12V sedangkan pin RTS antara -3V s.d -12V. Proses pengiriman dan penerimaan data melalui jalur F-Bus membutuhkan sinkronisasi UART (Universal Asyncronous Receiver/ Transmitter ) dengan komputer atau mikrokontroler. Keberhasilan proses komunikasi ditandai oleh pengiriman string 0x55 atau 'U' sebanyak 128 kali sehingga mobile phone siap untuk melakukan pengiriman frame data. Protokol F-Bus Nokia memiliki perintah yang mengijinkan pengguna untuk
melakukan panggilan, mengirim dan menerima pesan SMS. Semua informasi yang akan dikirim dituliskan dalam bentuk pasangan-pasangan bilangan heksadesimal yang disebut pasangan octet. Penjelasan mengenai nilai data pasangan octet yang terdapat pada masing-masing byte adalah sebagai berikut :
a. Byte 0
Pengiriman frame akan selalu diawali dengan pengiriman karakter yang merupakan Frame ID dari F-Bus. Jika menggunakan kabel maka karakter yang dikirim 0x1E sedangkan jika menggunakan infrared yang dikirim yaitu 0x1C.
b. Byte 1
Untuk pengiriman melalui mobile phone selalu digunakan karakter 00 yang merupakan alamat tujuan saat pengiriman data.
c. Byte 2
Karakter alamat sumber saat mengirim data diisi dengan karakter 0x0C dari terminal.
d. Byte 3
Pemberian perintah atau pesan yang diinginkan oleh pengguna. Misalkan untuk mendapatkan versi software dan hardware maka karakter yang dikirim yaitu 0xD1.
e. Byte 4 dan 5
Pasangan octet byte 4 dan 5 berfungsi menentukan panjang pesan. MSB (Most Significant Bit) terletak di byte 4 dan LSB (Least Significant Bit) terletak di byte 5.
f. Byte 6 s.d 12
Segment data dimulai dari byte 6 sampai byte 12. Byte terakhir pada data segment (byte 12) adalah nomor urutan pengiriman data yang ditambahkan dari 0 sampai 7 pada setiap pengiriman frame.
g. Bytes 14 dan 15
Pengecekan data dilakukan dengan XORing. Byte 14 merupakan lokasi hasil pengecekan byte ganjil dan byte 15 merupakan lokasi hasil pengecekan byte genap.
Contoh data pengiriman frame dalam bentuk heksadesimal yang digunakan untuk mendapatkan versi software dari mobile phone Nokia adalah sebagai berikut :
Byte: 00 01 02 03 04 05 06 07 08 09 10 11 12 13 14 15 Data: 1E 00 0C D1 00 07 00 01 00 03 00 01 60 00 72 D5
2.1.3 Short Message Service (SMS)
Short Message Service (SMS) merupakan salah satu fitur berupa pesan pendek yang disediakan dalam komunikasi seluler . Layanan SMS distandarisasi oleh suatu badan yang bernama European Telecomunication Standards Institute (ETSI). Layanan SMS ini memungkinkan perangkat mobile phone mengirim dan menerima pesan-pesan teks dengan panjang sampai dengan 160 karakter melalui jaringan GSM.
Untuk mengirim sebuah SMS melalui komunikasi F-Bus, maka isi SMS harus dikonversi menjadi pasangan 8 bit (octet). Proses konversi isi SMS terdiri dari dua langkah sebagai berikut :
a. Mengkonversi isi SMS menjadi kode 7 bit.
b. Mengkonversi kode 7 bit (septet) menjadi 8 bit (octet) yang mewakili pasangan hexadecimal. Jika jumlah bit pada setiap baris septet kurang dari 8, maka
kekurangannya diambil dari bit paling kanan pada septet selanjutnya dan digabungkan pada bagian kiri.
Contoh konversi isi SMS ‘hello’ adalah sebagai berikut :
Isi SMS (ASCII) : h e l l o Konversi menjadi heksadesimal : 68 65 6C 6C 6F Konversi menjadi biner : 1101000 1100101 1101100 1101100 1101111 Membalik nilai byte desimal : 1101111 1101100 1101100 1100101 1101000 Konversi 8 bit (octet) : 110 11111101 10011011 00110010 11101000 Bentuk heksadesimal : 06 FD 9B 32 E8 Jadi, hasil konversi kata ‘hello’ adalah E8 32 9B FD 06.
2.1.4 Mode Protokol Data Unit (PDU)
PDU (Protocol Data Unit) adalah protokol data dalam suatu SMS berupa pasangan-pasangan karakter ASCII yang mencerminkan representasi angka heksadesimal dari informasi yang ada dalam suatu SMS, misalnya nomor pengirim, nomor tujuan, waktu pengiriman dan isi pesan SMS. PDU ini harus dipahami sebelum mengimplementasikannya ke dalam program di komputer/mikrokontroler. PDU SMS terdiri dari dua tipe, yaitu PDU SMS-Submit (SMS Pengiriman) dan PDU SMS-Deliver (SMS Penerimaan). PDU SMS untuk komunikasi F-Bus terdiri atas 8 header seperti pada Tabel 2.2.
Tabel 2.2 Protokol Data Unit SMS[6]
No Frame Header Byte Keterangan
1. F-Bus Frame Header 0 F-Bus Frame ID 1 Alamat tujuan 2 Alamat Sumber
3 Tipe perintah (Tipe SMS = 0x02) 4-5 Panjang pesan
2. Short Message Service 6-8 Memulai SMS Frame Header yaitu 0x00, 0x01, dan 0x00
9-11 Bilangan heksa pengiriman sms yaitu 0x01, 0x02, dan 0x00. Bilangan heksa penerimaan sms yaitu 0x10,0x02, dan 0x10
3. SMSC (12byte) 12 Panjang SMS Centre
13 Kode SMSC untuk nasional yaitu 0x81 dan internasional yaitu 0x91
14-23 Nomor SMS Centre 4. Transfer Protocol Data
Unit (TPDU)
24 Tipe SMS
25 Jangka waktu pengiriman SMS 26 TP Protocol Identifier (TP-PID) 27 TP Data Coding Scheme (TP-DCS) 28 Ukuran pesan SMS
5. Nomor Tujuan (12 Bytes) 29 Panjang nomor tujuan
30 Kode nomor tujuan untuk nasional 0x81 31-40 Pasangan octet dari nomor tujuan.
6. Validity Period (VP) 41 Kode Validity Period 42-47 Service Centre Time Stamp
7. Pesan SMS 48-92 Isi pesan SMS
93 Selalu diisi dengan pasangan octet 0x00
8. F-Bus Ending 94 Nomor urutan paket data
95 Lapisan byte
96-97 Pengecekan byte genap dan ganjil.
Contoh pengiriman frame header sebanyak 98 byte adalah sebagai berikut : Byte: 00 01 02 03 04 05 06 07 08 09 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 Data: 1E 00 0C 02 00 59 00 01 00 01 02 00 07 91 16 14 91 09 10 F0 00 00 00 00 Byte: 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 Data: 15 00 00 00 33 0A 81 40 30 87 00 47 00 00 00 00 00 A7 00 00 00 00 00 00
Byte: 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 Data: C8 34 28 C8 66 BB 40 54 74 7A 0E 6A 97 E7 F3 F0 B9 0C BA 87 E7 A0 79 D9 Byte: 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87 88 89 90 91 92 93 Data: 4D 07 D1 D1 F2 77 FD 8C 06 19 5B C2 FA DC 05 1A BE DF EC 50 08 01 Byte: 94 95 96 97
Data: 43 00 7A 52
2.2 Mikrokontroler AVR Atmega8535[7]
AVR (Alf and Vegard’s Risc Prosessor) merupakan seri mikrokontroler CMOS 8-bit yang diproduksi oleh Atmel berbasis arsitektur RISC (Reduced Instruction Set Computer). Chip AVR yang digunakan untuk tugas akhir ini adalah Atmega8535. Hampir semua instruksi dieksekusi dalam satu siklus clock dan mempunyai 32 register general-purpose, timer/counter fleksibel dengan mode compare, interupt internal dan eksternal, serial UART, programmable Watchdog Timer, dan mode power saving. Beberapa diantaranya mempunyai ADC dan PWM internal. AVR juga mempunyai In-System Programmable Flash on-chip yang mengijinkan memori program untuk diprogram ulang dalam sistem yang menggunakan hubungan serial SPI.
2.2.1 Arsitektur AVR Atmega8535
Mikrokontroler Atmega8535 memiliki arsitektur sebagai berikut : a. Saluran IO sebanyak 32 buah, yaitu Port A, Port B, Port C dan Port D.
b. ADC 10 bit sebanyak 8 Channel.
c. Tiga buah timer / counter yaitu Timer 0, Timer 1, Timer 2.
d. Watchdog Timerdengan osilator internal.
e. Memori Flash sebesar 8 kb.
f. Sumber Interrupt internal dan eksternal.
g. Komparator analog
h. Port USART (Universal Shynchronous Ashynchronous Receiver Transmitter)
2.2.2 Deskripsi Mikrokontroler Atmega8535
Konfigurasi Pin Mikrokontroller ATmega8535 dengan kemasan 40-pin DIP (dual in-line package) dapat dilihat pada Gambar 2.2. Untuk memaksimalkan performa dan
paralelisme, AVR menggunakan arsitektur Harvard (dengan memori dan bus terpisah untuk program dan data). Ketika sebuah instruksi sedang dikerjakan maka instruksi berikutnya diambil dari memori program.
Gambar 2.2. Konfigurasi Pin Mikrokontroller ATmega8535[8]
Mikrokontroler Atmega 8535 memiliki konfigurasi Pin sebagai berikut : a. VCC (5V)
b. GND (Ground) c. Port A (PA7 - PA0) d. Port B (PB7 - PB0) e. Port C (PC7 - PC0) f. Port D (PD7 - PD0) g. RESET (Reset input)
h. AVCC adalah pin penyedia tegangan untuk Port A dan A/D Konverter i. AREF adalah pin referensi analog untuk A/D konverter.
Port A berfungsi sebagai input analog pada A/D Konverter dan port I/O 8-bit dua arah. Port B, Port C, Port D adalah suatu port I/O 8-bit dua arah dengan resistor internal pull-up (yang dipilih untuk beberapa bit). Pada rangkaian RESET, waktu pengosongan kapasitor dapat dihitung dengan persamaan sebagai berikut :
T = R x C (2.1)
2.2.3 Organisasi Memori AVR Atmega8535
AVR arsitektur mempunyai dua ruang memori utama, yaitu Ruang Data Memori dan Ruang Program Memori. Atmega8535 memiliki fitur EEPROM Memori untuk penyimpanan data. Semua ruang memori adalah reguler dan linier.
2.2.3.1 Program Memori
Atmega8535 berisi 8Kbyte On-Chip di dalam sistem Memori flash reprogrammable untuk penyimpanan program. Untuk keamanan perangkat lunak, Flash ruang program memori dibagi menjadi dua bagian, yaitu bagian boot program dan bagian aplikasi program. Flash Memori mempunyai suatu daya tahan sedikitnya 10.000 write/erase Cycles. Atmega8535 Program Counter (PC) terdiri dari 12 bit lebar dan mempunyai kapasitas lokasi program memori sebesar 4Kbyte.
2.2.3.2 Data Memori
Lokasi alamat data memori sebanyak 608 menunjukkan register file, I/O memori, dan internal data SRAM. Register file dan memori I/O memiliki 96 lokasi alamat data.
Alamat internal data SRAM memiliki 512 alamat data.
2.2.4 Timer/Counter
Mikrokontroler ini menyediakan fasilitas pewaktuan yang diberi nama Timer/Counter sebanyak tiga buah, yaitu Timer/Counter 0 dan 2 yang terdiri dari 8 bit dan Timer/Counter 1 yang terdiri dari 16 bit. Register yang digunakan oleh Timer/Counter adalah TCNTn sebagai register penyimpan nilai dari Timer/Counter. Regiater OCRn (Output Compare Register) merupakan register pembanding, jika nilai OCRn sama dengan TCNTn maka terjadi Compare Match. Pengaturan Timer/Counter 0, Timer/Counter 1 dan Timer/Counter 2 dilakukan melalui register TCCRn(Timer/Counter Control Register).
(Waveform Generation Mode) berfungsi untuk mengendalikan kenaikan dari pencacah pada register TCNTn, menentukan sumber dari nilai maksimal (top) dari pencacah dan tipe timer yang akan digunakan.
Pada mode CTC cacahan selalu meningkat dan ketika mencapai nilai maksimum akan kembali ke nol lagi sehingga dapat digunakan sebagai pewaktu presisi. Cara kerja dari mode ini yaitu akan membandingkan antara OCRn sama dengan TCNTn, jika sama maka pencacahan timer dimulai dari awal lagi. Persamaan perhitungan waktu selama 1 detik sebagai berikut :
OCR1 =
escaler Nilai Pr
cpu Frekuensi
(2.2) Keterangan : fcpu = Kristal yang digunakan (Hz).
Prescaler = Pembagi waktu presisi.
OCR1 = Register pembanding pada Timer1.
2.3 IC MAX232
Komunikasi antara mobile phone dengan sistem minimum membutuhkan IC MAX232 sebagai pengubah level tegangan karena adanya perbedaan level tegangan antara mobile phone dengan sistem minimum. IC MAX232 mempunyai 2 receivers yang berfungsi sebagai pengubah level tegangan dari level RS232 ke level Transistor Transistor Logic (TTL) dan mempunyai 2 drivers yang berfungsi mengubah level tegangan dari level TTL ke level RS232[9].
Karakteristik dari RS-232 memiliki ketentuan level tegangan sebagai berikut : a. Level tegangan antara -3 Volt (-3V) hingga -25 Volt (-25V) untuk logika ‘1’
disebut ‘mark’ .
b. Level tegangan antara +3V hingga +25V untuk logika ‘0’ disebut ‘space’.
c. Level tegangan antara -3V hingga +3V adalah invalid level, yaitu level tegangan yang tidak memiliki level logika pasti sehingga harus dihindari. Level tegangan lebih negatif dari -25V atau lebih positif dari +25V juga harus dihindari karena tegangan tersebut dapat merusak line driver pada saluran RS-232.
Pada konektor mobile phone tidak semua pin terhubung ke mikrokontroler, tetapi hanya pin nomor 2(ground), 3 (Rx/data in), dan 4(Tx/data out). Konfigurasi pin dari IC MAX232 dapat dilihat pada Gambar 2.3.
Gambar 2.3. IC Serial MAX232[9]
2.4 Global System for Mobile Communication (GSM)
Global System for Mobile Communication (GSM) adalah sebuah teknologi komunikasi selular yang bersifat digital. Teknologi ini memanfaatkan gelombang mikro dan pengiriman sinyal yang dibagi berdasarkan waktu, sehingga sinyal informasi yang dikirim akan sampai pada tujuan. GSM sebagai sistem telekomunikasi selular digital memiliki keunggulan yang jauh lebih banyak dibanding sistem analog, di antaranya kapasitas sistem lebih besar karena menggunakan teknologi digital dimana penggunaan sebuah kanal tidak hanya diperuntukkan bagi satu pengguna saja sehingga saat pengguna tidak mengirimkan informasi, kanal dapat digunakan oleh pengguna lain. Selain itu, sifatnya yang sebagai standar internasional memungkinkan international roaming.
Teknologi digital tidak hanya mengantarkan suara, tetapi memungkinkan servis lain seperti teks, gambar, dan video. Arsitektur jaringan GSM terdiri dari mobile station, base station system, network sub system, operation and support system[10].
2.4.1 Mobile Station (MS)
Mobile station merupakan perangkat yang digunakan oleh pelanggan untuk melakukan pembicaraan yang terdiri atas :
a. Mobile Equipment (ME) atau mobile phone, merupakan perangkat GSM yang berada di sisi pengguna atau pelanggan yang berfungsi sebagai terminal transceiver (pengirim) dan receiver (penerima) sinyal untuk berkomunikasi dengan perangkat GSM lainnya.
b. Subscriber Identity Module (SIM) atau SIM Card, merupakan kartu yang berisi seluruh informasi pelanggan dan beberapa informasi pelayanan. Data yang disimpan dalam SIM secara umum, adalah:
1. IMSI (International Mobile Subscriber Identity), merupakan penomoran pelanggan.
2. MSISDN (Mobile Subscriber ISDN), nomor yang merupakan nomor panggil pelanggan.
2.4.2 Base Station System (BSS)
Base station system terdiri atas:
a. BTS (Base Transceiver Station), perangkat GSM yang berhubungan langsung dengan MS dan berfungsi sebagai pengirim dan penerima sinyal.
b. BSC (Base Station Controller), perangkat yang mengontrol kerja BTS-BTS yang berada di bawahnya dan sebagai penghubung BTS dan MSC.
2.4.3 Network Sub System (NSS)
Network Sub System atau NSS terdiri atas:
a. Mobile Switching Center atau MSC b. Home Location Register atau HLR c. Visitor Location Register atau VLR d. Authentication Center atau AuC
e. Equipment Identity Registration atau EIR
2.4.4 Operation and SupPort System ( OSS)
Operation and SupPort System atau OSS merupakan sub sistem jaringan GSM yang berfungsi sebagai pusat pengendalian, diantaranya fault management, configuration management, performance management, dan inventory management.
2.5 Location Based Service (LBS) [11]
Location Based Service merupakan suatu layanan yang bereaksi aktif terhadap perubahan entitas posisi sehingga mampu mendeteksi letak objek dan memberikan layanan sesuai dengan letak objek yang telah diketahui tersebut. Layanan ini masih menggunakan SMS dalam pertukaran informasinya yang dikembangkan oleh operator seluler dengan memberikan keakuratan, kemudahan dan kecepatan dalam penyampaikan informasi.
Pada teknologi LBS berbasis jaringan seluler, penentuan posisi sebuah peralatan komunikasi bergerak ditentukan berdasarkan posisi relatif peralatan tersebut terhadap lokasi BTS (Base Transceiver Station). Dalam menentukan posisi dari sebuah mobile phone yang sedang aktif, secara umum terdapat tiga tingkat metode yang digunakan saat ini, yaitu :
a. Metode Basic Positioning Cell Identification (Cell ID)
Penentuan posisi didasarkan pada daerah geografis yang tercakup oleh sebuah cell yang berhubungan dengan daerah cakupan dari sinyal radio. Ketika sebuah mobile phone terhubung secara aktif dengan sebuah base station, berarti mobile phone tersebut diasumsikan berada dalam cell dari base station tersebut. Gambar 2.4 menunjukkan
kombinasi metode basic positioning cell identification.Untuk mengukur jarak dan arah mobile phone dari base station tidak dapat diketahui dengan pasti.
Oleh karena itu, untuk lebih meningkatkan lagi akurasi hasil pencarian, metode Cell ID ini seringkali dikombinasikan dengan metode lain sebagai berikut :
1. Timing Advanced (TA), dengan menggunakan TA, metode Cell ID akan ditambahkan sebuah fungsionalitas untuk menghitung Round Trip Time (RTT), yaitu waktu transmisi sebuah frame (dari base station ke mobile phone) dan waktu penerimaan sebuah frame (dari mobile phone ke base station). Adanya tambahan metode ini, maka jarak antara mobile phone dan base station dapat ditentukan dengan keakuratan 50 m.
2. Network Measurement Report (NMR), dengan berdasarkan kekuatan sinyal (Received Signal Strength) yang diterima mobile phone yang ada di suatu “sector cell”, maka posisi itu dapat ditentukan lebih akurat.
Gambar 2.4. Metode Basic Positioning Cell Identification (Cell ID)[11]
b. Metode Enhanced Positioning
Metode Enhanced Positioning menggunakan pendekatan Observe Time Difference (OTD). Jaringan GSM yang sering digunakan adalah Enhanced-OTD (E-OTD) yaitu metode pencarian posisi yang berdasarkan pada waktu. Untuk menentukan posisi relatif sebuah mobile phone harus aktif terhadap tiga base station dan perlu ditentukan terlebih dahulu jarak mobile phone terhadap masing-masing base station berdasarkan waktu yang ditempuh oleh sebuah sinyal dari mobile phone ke masing-masing base station.
Selanjutnya, dengan menggunakan rumus matematika untuk triangulasi, maka dapat ditentukan posisi dari mobile phone yang sedang aktif tersebut. Metode akan meningkatkan akurasi hingga memiliki ketelitian sampai kurang dari 50m.
c. Metode Advanced Positioning
Metode Advanced Positioning menggunakan teknologi Assisted-Global Positioning System (A-GPS). A-GPS juga merupakan metode yang berbasis pada waktu. Metode ini melakukan pengukuran waktu tiba dari sebuah sinyal yang dikirim dari tiga buah satelit GPS. Hal ini berarti mobile phone harus memiliki fasilitas untuk mengakses GPS. A-GPS juga menghasilkan akurasi secara vertikal dan estimasi jarak yang baik yaitu kurang dari 10m.
2.6 Passive Infra Red (PIR) AMN12111
Sensor AMN12111 adalah sensor PIR (Passive Infrared) terkecil di dunia yang telah dilengkapi dengan lensa fresnel serta mempunyai output digital. Sensor PIR ini bekerja dengan menangkap energi panas yang dihasilkan dari pancaran sinar inframerah pasif yang dimiliki setiap benda dengan suhu benda diatas nol mutlak. Beberapa makhluk hidup seperti anjing, kucing, dan manusia memiliki suhu kira-kira 32 derajat celcius serta merupakan suhu panas yang khas pada lingkungan. Hal inilah yang membuat sensor PIR mampu mendeteksi perubahan radiasi inframerah ketika ada pergerakan manusia yang memiliki suhu yang berbeda dengan lingkungannya[12].
Sensor AMN12111 merupakan sensor yang diproduksi oleh Panasonic dan memiliki jangkauan deteksi maksimal 2 meter. Keluaran dari sensor ini sudah dalam bentuk digital yaitu akan berlogika high jika ada gerakan manusia yang terdeteksi dan berlogika low jika tidak ada gerakan dari manusia.
Sensor AMN12111 memiliki tiga buah pin yaitu Vdd, Gnd, dan Output seperti yang ditunjukkan oleh Gambar 2.5. Sensor AMN12111 bekerja pada tegangan Vdd sebesar 5V dan akan menghasilkan nilai tegangan output sebesar 4.5V ketika mendeteksi gerakan manusia.
Sensor AMN12111 memiliki kelebihan sebagai berikut :
a. Sensor dengan ukuran kecil yang mampu mendeteksi pergerakan manusia.
b. Memiliki amplifier sehingga keluaran sensor lebih mudah dibaca.
c. Tidak terpengaruh oleh gangguan peralatan elektronis lainnya.
d. Konsumsi arus kecil yaitu sebesar 46uA.
Gambar 2.5. Hardware pada AMN12111[12]
2.7 Transistor sebagai saklar[13]
Untuk dapat menggunakan transistor sebagai saklar maka transistor dikonfigurasi sehingga bekerja di daerah cut-off dan saturasi. Perubahan ini dapat digunakan untuk mengaktifkan relay atau sebagai masukan bagi mikrokontroler. Transistor yang berada dalam keadaan saturasi seperti sebuah saklar yang tertutup sedangkan transistor saat cutoff seperti sebuah saklar yang terbuka. Perhitungan besarnya arus basis pada konfigurasi Gambar 2.6 adalah sebagai berikut :
dapat dihitung dengan persamaan berikut :
Sehingga diperoleh juga persamaan untuk IBmin sebagai berikut : β saturasi dapat diperoleh dengan persamaan sebagai berikut :
Rc ICsat =Vcc
(2.6)
RB
RC Vcc
Vin VB
Gambar 2.6 Konfigurasi transistor sebagai saklar
2.8 Keypad 4x4
Keypad 4x4 memiliki konfigurasi tombol-tombol yang tersusun secara matrik 4x4 sehingga hanya dibutuhkan 4 pin masukan dan 4 pin keluaran dengan 16 variasi keadaan.
Antarmuka keypad 4x4 pada program dilakukan dengan sistem scanning. Gambar 2.7 menunjukkan skema data keypad dari baris dan kolom yang akan diproses oleh mikrokontroler[8].
Gambar 2.7. Keypad 4x4[8]
2.9 Sistem Kelistrikan Sepeda Motor Honda[14]
Sistem kelistrikan pada sepeda motor Honda terdiri dari : a. Sistem pengisian
Aki 12V pada sepeda motor digunakan untuk menjalankan motor starter (starter elektrik), klakson, lampu, dan komponen kontrol lainnya. Aki membutuhkan sumber arus
Aki 12V pada sepeda motor digunakan untuk menjalankan motor starter (starter elektrik), klakson, lampu, dan komponen kontrol lainnya. Aki membutuhkan sumber arus