• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III. RANCANGAN PENELITIAN

3.5. Perancangan Keypad 4x4…

Keypad 4x4 berfungsi untuk mencegah terjadinya error sistem pengendalian dan keamanan sepeda motor ketika berada di lokasi yang tidak terjangkau sinyal operator.

User akan memasukan password melalui keypad 4x4. Jika password benar, maka sepeda motor dapat diaktifkan seperti kondisi normal. Mikrokontroler AtMega8535 akan menggunakan port C untuk mengendalikan masukan keypad 4x4. Gambar 3.8 menunjukkan konfigurasi port C untuk keypad. Tabel 3.2 menunjukkan kombinasi masukan nilai port C untuk setiap karakter pada keypad 4x4.

Gambar 3.8. Konfigurasi Keypad 4x4 Tabel 3.2. Kombinasi Keypad 4x4 Karakter PortC.0

Kolom1

PortC.1 Kolom2

PortC.2 Kolom3

PortC.3 Kolom4

PortC.4 Baris1

PortC.5 Baris2

PortC.6 Baris3

PortC.7 Baris4

1 1 0 0 0 1 0 0 0

2 0 1 0 0 1 0 0 0

3 0 0 1 0 1 0 0 0

COR 0 0 0 1 1 0 0 0

4 1 0 0 0 0 1 0 0

5 0 1 0 0 0 1 0 0

6 0 0 1 0 0 1 0 0

MEN 0 0 0 1 0 1 0 0

7 1 0 0 0 0 0 1 0

8 0 1 0 0 0 0 1 0

9 0 0 1 0 0 0 1 0

0 0 0 1 0 0 1 0

CAN 1 0 0 0 0 0 0 1

0 0 1 0 0 0 0 0 1

ENT 0 0 1 0 0 0 0 1

0 0 0 1 0 0 0 1

3.6 Sistem Minimum Mikrokontroler AtMega8535

Rangkaian sistem minimum berfungsi menjalankankan mikrokontroler AtMega8535 yang telah diprogram untuk pengendalian sistem pada sepeda motor.

Mikrokontroler AtMega 8535 mengolah data input yang berasal dari sensor kunci kontak, sensor AMN1211, keypad 4x4 dan mobile phone server Nokia 3330. Mikrokontroler membutuhkan sistem minimum yang terdiri dari rangkaian eksternal, yaitu resistor pullup, rangkaian osilator, dan rangkaian reset.

Mikrokontroler ATmega 8535 sudah memiliki rangkaian osilator internal (On Chip Osilator) yang dapat digunakan sebagai sumber clock bagi CPU. Untuk dapat menggunakan osilator internal, harus ditambahkan sebuah kristal dan dua buah kapasitor pada pin XTAL 1 dan pin XTAL 2. Rangkaian osilator pada perancangan ini menggunakan kristal 12 MHz dan dua buah kapasitor 22 pF seperti yang ditunjukkan oleh Gambar 3.9.

Gambar 3.9. Rangkaian Oscilator AtMega8535

Selain itu, tersedia juga fasilitas reset yang bertujuan untuk memaksa proses kerja pada mikrokontroler diulang dari awal. Bila tombol reset ditekan, maka pin RESET akan mendapat input logika rendah, sehingga mikrokontroler akan mengulang proses eksekusi program dari awal. Gambar 3.10 menunjukkan rangkaian reset untuk AtMega8535.

Gambar 3.10. Rangkaian Reset AtMega8535

Resistor dan kapasitor digunakan untuk memperoleh waktu pengosongan kapasitor.

Waktu pengosongan kapasitor minimum sesuai dengan datasheet yaitu sebesar 2uS. Oleh karena itu, jika menggunakan kapasitor 10nF, maka nilai resistor minimum dapat dihitung dengan persamaan 2.1 sebagai berikut :

R = nF uS 10

2 = 200Ω

Untuk memperoleh waktu pengosongan kapasitor lebih dari 2uS, maka nilai resistor harus lebih besar dari 200Ω. Oleh karena itu, resistor yang digunakan sebesar 4700 Ω sehingga diperoleh waktu pengosongan kapasitor sebesar 47uS.

Secara keseluruhan gambar rangkaian minimum sistem mikrokontroler AtMega 8535 secara lengkap ditunjukkan oleh Gambar 3.11.

Gambar 3.11. Rangkaian Sistem Minimum AtMega8535

Tabel 3.3. Penggunaan port-port pada Mikrokontroler

No Nama PORT Keterangan

1 PORTB.0 Klakson

2 PORTB.2 – PORTB.3 Sensor Posisi Kunci Kontak 3 PORTC.0 – PORTC.7 Keypad 4x4

4 PORTD.0 – PORTD.1 IC MAX232

5 PORTD.2 Sensor AMN12111

6 PORTD.5 Mesin Sepeda Motor

3.7 Perancangan Perangkat Lunak

Perangkat lunak diperlukan sebagai protokol antara mobile phone dengan mikrokontroler. Mikrokontroler dalam proses pengenalan SMS dari dan ke mobile phone menggunakan protokol PDU (Protocol Data Unit). Hal ini berarti mikrokontroler harus mengikuti protokol PDU pada device seluler yaitu Nokia 3330. Sistem komunikasi antara

mobile phone server dengan mikrokontroler terjadi dua arah yaitu receive dan transmit (deliver dan submit). Pengiriman pesan atau SMS Submit dari mobile phone server ke mobile phone user menggunakan jalur serial (serial port) dari mikrokontroler. Program dirancang menggunakan bahasa program C pada mikrokontroler.

Diagram alir utama ditunjukkan oleh Gambar 3.12. Program utama menunjukkan proses mikrokontroler secara keseluruhan. Setelah start, program melakukan inisialisasi terhadap port-port mikrokontroler yang digunakan untuk proses pengendalian alat dan pengiriman data serial. Jika tidak ada SMS yang masuk, maka keypad dapat digunakan untuk mengaktifkan mode normal. Jika ada SMS yang masuk, maka mikrokontroler akan menerjemahkan format PDU SMS untuk melakukan pengontrolan mesin, pelacakan lokasi, dan sistem alarm sepeda motor.

Gambar 3.12. Diagram alir utama

3.7.1 Program Pengecekan SMS

Pada perancangan sistem ini, SMS yang bisa dikontrol hanyalah SMS yang berasal dari nomor operator user dan isi dari perintah kontrol juga telah ditentukan serta diatur di dalam program mikrokontroler. Jadi apabila ada SMS baru yang bukan berasal dari nomor operator user, maka nomor dan isi SMS akan langsung dihapus. Jika isi bukan salah satu dari perintah kontrol, maka akan diabaikan meskipun berasal dari nomor operator yang sudah ditentukan sebelumnya . Informasi SMS baru ini akan diolah oleh mikrokontroler

untuk mengontrol sistem pada mesin sepeda motor. Gambar 3.13 menunjukkan diagram alir subroutine pengecekan SMS oleh mikrokontroler.

Gambar 3.13. Diagram Alir Subroutine Pengecekan SMS

3.7.2 Program Keypad

Jika tidak ada SMS baru, maka mikrokontroler akan mengecek ada tidaknya tombol keypad yang diaktifkan. Ketika terdeteksi ada tombol keypad yang diaktifkan, maka selanjutnya dilakukan pengecekan kode sandi. Jika kode sandi benar, maka mode normal akan diaktifkan. Mode normal yaitu menjalankan sepeda motor secara normal tanpa dipengaruhi oleh sistem pengendalian dan keamanan melalui mobile phone. Gambar 3.14.

menunjukkan diagram alir program keypad.

Gambar 3.14. Diagram Alir Subroutine Mode Keypad

3.7.3 Program Pengontrolan Sepeda Motor

Jika pengecekan nomor SIM CARD user benar, maka mikrokontroler akan mengeksekusi isi SMS dari mobile phone user. Perintah yang akan dicek yaitu menghidupkan, mematikan, dan memanaskan mesin sepeda motor. Diagram alir dari proses pengontrolan secara lebih jelas ditunjukkan oleh Gambar 3.15.

Pemanasan mesin motor selama 2 menit membutuhkan timer(waktu) pada program.

Pada perancangan menggunakan timer1 dengan mode CTC (Clear Timer on Compare match) dan nilai prescaler yang digunakan yaitu 1024. Register pencacah TCNT0 akan mencacah naik (counting-up) hingga mencapai TOP (nilai TCNT0 sama dengan nilai OCR0 yang kita tentukan) kemudian TCNT0 nol lagi yang akan otomatis mengeset flag OCF0 dan membangkitkan interupsi timer/counter1 compare match.

Untuk mendapatkan waktu selama 1 menit dilakukan dengan perhitungan berdasarkan persamaan 2.2 sebagai berikut :

OCR1A =

1024 1000000

x 60 = 58593,75 (58593)

Untuk mendapatkan waktu selama 2 menit, penulisan dalam program OCR1A=58593 dan dilakukan proses pengulangan timer sebanyak dua kali.

Gambar 3.15. Diagram Alir Subroutine Pengontrolan Sepeda Motor

3.7.4 Program Pelacakan Lokasi Mobile Phone

Sistem pelacakan nomor mobile phone menggunakan layanan LBS (Location Based Service) dengan metode Basic Positioning Cell Identification. Indosat menyediakan fasilitas pelacakan nomor mobile phone pelanggan berdasarkan lokasi BTS. Pengiriman SMS untuk pelacakan dilakukan oleh user dan informasi lokasi akan dikirim oleh operator ke mobile phone yang bersangkutan.

Oleh karena itu, pada perancangan sistem pelacakan akan memberi perintah mobile phone server pada sepeda motor untuk mengirim sebuah perintah pelacakan ke operator Indosat.

Setelah mobile phone server menerima SMS balasan berupa lokasi sepeda motor, maka mikrokontroler akan memberi perintah untuk mengirim isi SMS lokasi sepeda motor dari mobile phone server ke mobile phone user. Gambar 3.16 menunjukkan diagram alir program pelacakan sepeda motor.

Prosedur pelacakan sepeda motor oleh mobile phone server sebagai berikut :

1. Pengiriman panggilan ke nomor *123#.

2. Menunggu balasan SMS dari operator.

3. Memilih pilihan “6.Fitur” lalu OK.

4. Menunggu balasan SMS dari operator.

5. Memilih pilihan “6.Location Info” lalu OK 6. Menunggu balasan SMS dari operator.

7. Memilih pilihan “3.Lokasiku” lalu OK.

8. Menunggu SMS berupa informasi lokasi mobile phone server dari nomor 9111.

9. Mengirim SMS lokasi mobile phone server ke mobile phone user.

Pelacakan Lokasi oleh

Gambar 3.16. Diagram Alir Subroutine Pelacakan Sepeda Motor

3.7.5 Program Sistem Alarm Sepeda Motor

Ketika isi SMS adalah mengaktifkan sistem alarm, maka mikrokontroler akan mengaktifkan sensor kunci kontak dan AMN12111. Program mikrokontroler untuk sensor menggunakan interupsi yaitu interupsi0 (INT0) pada sensor AMN12111 dan interupsi2 (INT2) pada sensor kunci kontak. Hal ini bertujuan untuk mengaktifkan alarm secara cepat ketika terdeteksi adanya tanda bahaya. Diagram alir sistem alarm sepeda motor seperti ditunjukkan pada Gambar 3.17.

Gambar 3.17. Diagram Alir Subroutine Sistem Alarm

Sistem keamanan mendeteksi adanya tanda bahaya baik dari sensor kunci kontak maupun sensor AMN12111, sehingga mikrokontroler akan memberi perintah untuk mematikan mesin motor, mengirim pesan SMS “BAHAYA” oleh mobile phone server ke mobile phone user, dan mengaktifkan klakson. Klakson akan tetap berbunyi sampai terdeteksi ada pesan SMS “Aman” dari mobile phone user.

40

HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini membahas mengenai hasil pengamatan dari sistem keamanan dan pengendalian sepeda motor menggunakan mobile phone. Hasil pengamatan berupa data primer dan data sekunder. Data primer terdiri dari kesesuaian perintah SMS terhadap pengendalian mesin motor, sistem keamanan, pelacakan lokasi sepeda motor dan password via keypad. Data sekunder yaitu data pengujian rangkaian pengendalian mesin motor dan jarak jangkauan sensor PIR. Data-data yang diperoleh menunjukkan tingkat keberhasilan sistem.

4.1 Hasil Implementasi Alat

Perangkat sistem keamanan dan pengendalian sepeda motor menggunakan mobile phone Siemens C55, mikrokontroler ATmega 8535, rangkaian pengendali mesin motor dan rangkaian pengendali alarm. Gambar 4.1 menunjukkan hasil implementasi sistem keamanan dan pengendalian sepeda motor.

Gambar 4.1 Hasil Implementasi Sistem Keamanan dan Pengendalian Sepeda Motor Sistem ini bekerja sesuai dengan perintah SMS yang diberikan oleh mobile phone user ke mobile phone server. Nomor mobile phone user yang mengendalikan sepeda motor hanya satu nomor yaitu 085664645592. Mikrokontroler menyimpan database nomor mobile phone user sehingga nomor mobile phone lain tidak dapat mengendalikan sepeda motor. Hal ini bertujuan untuk menjaga keamanan sistem dari gangguan nomor mobile phone yang lain.

Mikrokontroler mengolah data SMS pada mobile phone server untuk mengendalikan mesin motor. Karakter SMS yang dikirimkan untuk mengendalikan mesin sepeda motor ditunjukkan oleh Tabel 4.1.

Tabel 4.1. Karakter SMS Pengendalian Sepeda Motor

No Perintah Pengendalian Karakter SMS

1 Menghidupkan mesin motor MESIN ON 2 Mematikan mesin motor MESIN OFF 3 Memanaskan mesin motor MESIN HEAT

4 Mengaktifkan alarm ALARM ON

5 Menonaktifkan alarm ALARM OFF

6 Pelacakan lokasi *123#

4.1.1 Mobile Phone Server

Sistem keamanan dan pengendalian sepeda motor tidak menggunakan mobile phone Nokia 3330 sesuai dengan perancangan awal. Hal ini dikarenakan mobile phone Nokia 3330 memiliki nilai baudrate yang terlalu besar yaitu sebesar 115200bps. Pengujian nilai baudrate dilakukan dengan mengirimkan data dari mikrokontroler ATmega8535 ke komputer dengan mengubah-ubah nilai baudrate. Tabel 4.2 menunjukkan data hasil pengujian komunikasi serial antara mikrokontroler ATmega8535 dan komputer.

Tabel 4.2. Hasil Pengujian Komunikasi Serial Antara Mikrokontroler ATmega8535 dan Komputer

No Baudrate(bps) Informasi Terkirim

1 4800 Baik

2 9600 Baik

3 14400 Baik

4 19200 Baik

5 38400 Baik

6 56000 Kurang baik

7 115200 Kurang baik

Hasil data pengujian komunikasi serial antara komputer dan mikrokontroler menunjukkan bahwa semakin tinggi nilai baudrate yang digunakan maka error yang terjadi akan semakin besar.

Selain itu, dilakukan juga uji coba komunikasi serial antara mikrokontroller ATmega8535 dengan mikrokontroller ATmega8535. Pengujian dilakukan dengan mengirimkan data dari mikrokontroler ATmega8535 ke mikrokontroler ATmega8535 yang lain. Pengiriman data menggunakan keypad 4x4. Led sebagai indikator adanya data yang telah diterima oleh mikrokontroler ATmega8535. Pengujian komunikasi serial menggunakan beberapa nilai baudrate yang berbeda-beda. Data hasil pengujian ditunjukkan oleh Tabel 4.3.

Tabel 4.3. Hasil Pengujian Komunikasi Serial Antara Mikrokontroler ATmega8535 dan Mikrokontroler ATmega8535

No Baudrate(bps) Informasi Terkirim

1 4800 Baik

2 9600 Baik

3 14400 Baik

4 19200 Baik

5 38400 Baik

6 56000 Baik

7 115200 Kurang baik

Komunikasi serial dengan error yang semakin besar mengakibatkan kegagalan dalam pengiriman dan penerimaan informasi. Nilai error dipengaruhi oleh nilai kristal dan baudrate. Secara teoritis mikrokontroler ATmega 8535 sudah mampu melakukan komunikasi serial dengan baudrate sebesar 115200bps. Namun, pengujian komunikasi serial memberikan kesimpulan bahwa mikrokontroler ATmega8535 belum mampu melakukan komunikasi serial dengan baudrate sebesar 115200bps. Oleh karena itu, solusi yang diperoleh untuk memecahkan masalah ini yaitu mengganti mobile phone Nokia 3330 dengan mobile phone yang memiliki nilai baudarate kurang dari sama dengan 19200bps.

Oleh karena itu, sistem keamanan dan pengendalian sepeda motor menggunakan mobile phone Siemens C55 yang memiliki baudrate sebesar 19200bps. Gambar 4.2 menunjukkan gambar mobile phone server Siemens C55.

Gambar 4.2 Mobile phone Siemens C55

Mobile phone Siemens C55 menggunakan AT Command dan mode PDU[15].

Beberapa contoh perintah AT-Command untuk mobile phone Siemens sebagai berikut : a. AT+CMGL = <nilai>

Perintah ini berfungsi untuk membaca sebuah SMS dalam memori tempat penyimpanan (SIM card atau handphone/modem). Beberapa nilai yang dapat diberikan untuk perintah ini adalah sebagai berikut :

1. AT+CMGL=0 : SMS baru

2. AT+CMGL=1 : SMS Inbox (yang sudah terbaca)

3. AT+CMGL=2 : SMS Draft (belum terkirim)

4. AT+CMGL=3 : SMS Outbox (terkirim)

5. AT+CMGL=4 : Seluruh SMS (semua yang ada di Inbox, Outbox, Draft) b. AT+CMGS = <byte>

Perintah ini berfungsi untuk mengirim sebuah SMS. Jumlah pasangan karakter data PDU (byte) yang ingin dikirimkan ditulis dalam bentuk decimal dan diakhiri dengan karakter CTR-Z.

c. AT+CMGD = <indeks>

Perintah ini berfungsi untuk menghapus SMS yang disimpan didalam memori tempat penyimpanan (SIM card atau mobile phone).

4.1.2 Komunikasi Serial

Rangkaian komunikasi serial IC MAX232 memiliki kendala yaitu belum bisa melakukan komunikasi dengan baik antara mobile phone dengan mikrokontroler. Hal ini disebabkan karena setiap proses pengiriman data serial menggunakan RS232 pada mobile

phone membutuhkan sebuah Data Terminal Ready (DTR) dan Request to Send (RTS) yang terdapat pada port serial komputer. Tabel 4.4 menunjukkan hasil data pengamatan komunikasi serial RS232.

Tabel 4.4. Hasil Data Pengamatan Komunikasi Serial RS232

No Komunikasi Serial Hasil

1 Mobile phone dan Komputer (Menggunakan DTR dan RTS)

Mampu melakukan

pengiriman dan penerimaan data dengan baik.

2 Mobile phone dan Mikrokontroler (Tanpa menggunakan DTR dan RTS)

Belum mampu melakukan pengiriman dan penerimaan data dengan baik.

Hasil data pengamatan menunjukkan bahwa komunikasi serial antara komputer dengan mobile phone menggunakan IC Max232 tidak mengalami masalah karena pada port serial komputer sudah ada pengaturan DTR dan RTS. Namun, komunikasi antara mikrokontroler dan mobile phone tidak memiliki pengaturan DTR dan RTS sehingga komunikasi tidak berjalan dengan baik. Oleh karena itu, komunikasi serial antara mikrokontroler dan mobile phone menggunakan perangkat keras yang lain yaitu driver mobile phone.

Driver mobile phone terdiri dari 1 buah diode zener dan 1 buah resistor. Tegangan masukan zener harus lebih besar daripada tegangan dadal diode zener tersebut. Jika tegangan masukan dibawah tegangan zener, maka tidak akan terjadi penstabilan tegangan.

Rangkaian driver mobile phone membutuhkan tegangan masukan sebesar 5V (level TTL dari mikrokontroler), sedangkan mobile phone bekerja pada tegangan 3,6-3,7V. Oleh karena itu, rangkaian ini menggunakan diode zener 3,6 volt sehingga diperoleh tegangan keluaran driver yang sama dengan tegangan masukan mobile phone sebesar 3,6-3,7V. Nilai resistor pembatas arus menggunakan rumus sebagai berikut :

R1 = (Vin-Vz)/Iz

Tegangan mikrokontroler (Vin) yaitu sebesar 5V. Tegangan dioda (Vz) harus sama dengan tegangan masukan mobile phone sebesar 3,6V. Datasheet mikrokontroler menunjukan bahwa arus maksimum yang akan melalui dioda (Iz) adalah 20mA. Hasil perhitungan nilai resistor pembatas arus sebagai berikut :

R1 = (5volt-3,6volt)/20mA R1 = 70 ohm

Resistor 70 ohm merupakan resistor yang jarang ada di pasaran. Oleh karena itu, rangkaian driver mobile phone menggunakan nilai resistor 100ohm yang akan memberi perubahan nilai arus(Iz) sebagai berikut :

Iz = (5volt-3,6volt)/100ohm = 14mA

Nilai arus (Iz) tersebut masih dapat ditoleransi karena nilai arus maksimal sebesar 20mA. Jadi, nilai R1 dapat dipilih 100 ohm sesuai dengan keberadaan resistor yang ada di pasaran. Gambar 4.3 menunjukkan rangkaian driver mobile phone.

Gambar 4.3. Rangkaian Driver Mobile Phone

Tabel 4.5. Hasil Pengukuran Tegangan Driver Mobile Phone

No Nama Nilai Tegangan(V)

1 Pin RX Mikrokontroler 2.8V

2 Pin TX Mikrokontroler 4.8V

3 Pin RX Mobile phone 3.6V

4 Pin TX Mobile phone 2.8V

Hasil pengukuran tegangan pada rangkaian driver mobile phone ditunjukkan oleh Tabel 4.5. Hasil pengujian memperlihatkan bahwa rangkaian driver mobile phone telah dapat bekerja sesuai dengan perancangan. Nilai tegangan mikrokontroler sebesar 5V diregulasi menjadi sebesar 3,6V , sehingga data komunikasi serial mampu diterima oleh mobile phone.

4.1.3 Rangkaian Pengendali Mesin Motor

Rangkaian pengendali mesin motor dirancang supaya mampu menghidupkan, memanaskan dan mematikan mesin motor. Rangkaian pengendali mesin motor terdiri dari

rangkaian pengendali kelistrikan motor, starter dan CDI. Implementasi sesuai perancangan awal tidak berhasil karena tidak ada rangkaian pengendali untuk CDI. Rangkaian CDI berfungsi untuk mematikan mesin motor. Mesin motor tidak dapat dimatikan hanya dengan mengoffkan kelistrikan motor, tetapi juga harus memutuskan hubungan CDI.

Gambar 4.4 menunjukkan rangkaian pengendali untuk CDI.

Gambar 4.4. Rangkaian Pengendali CDI

Perhitungan nilai komponen pada rangkaian pengendali CDI seperti pada sub bab 3.3.1.

Pada rangkaian CDI jika portD.5 diberi logika high, maka CDI akan diofffkan dan begitu juga sebaliknya. Gambar 4.5 menunjukkan rangkaian pengendali mesin sepeda motor.

Gambar 4.5 Rangkaian Pengendali Mesin Sepeda Motor

4.1.4 Rangkaian Pengendali Alarm

Rangkaian pengendali alarm terdiri dari rangkaian sirine klakson, sensor PIR dan kunci kontak. Sensor PIR mampu mendeteksi manusia dan diletakkan di stang sepeda motor. Gambar 4.6 menunjukkan sensor PIR.Jika sensor PIR mendeteksi adanya manusia disekitar stang sepeda motor, maka sensor mengirim sinyal logika high ke mikrokontroler.

Sinyal ini akan diproses oleh mikrokontroler untuk membunyikan klakson sebanyak satu kali.

Gambar 4.6 Sensor PIR

Sensor kunci kontak mendeteksi pembobolan kunci kontak secara paksa. Jika sensor kunci kontak mendeteksi adanya pembobolan kunci kontak, maka klakson sepeda motor akan berbunyi dan mobile phone mengirim SMS “BAHAYA” ke mobile phone user.

Rangkaian sensor kunci kontak ditunjukkan oleh Gambar 4.7 dan rangkaian sirine klakson ditunjukkan oleh Gambar 4.8.

Gambar 4.7 Rangkaian Sensor Kunci kontak

Gambar 4.8 Rangkaian Sirine klakson

4.2 Hasil Data Pengujian dan Pembahasan

Data primer berupa kesesuaian perintah SMS untuk mengendalikan sepeda motor, sistem keamanan, lokasi sepeda motor, dan pengujian password via keypad. Beberapa data sekunder yaitu data pengujian rangkaian pengendalian mesin motor dan jarak jangkauan sensor PIR.

4.2.1 Pengujian SMS Pengendalian Sepeda Motor

Pengujian SMS pengendalian sepeda motor bertujuan untuk mengetahui apakah perintah SMS yang dikirim oleh user mampu menghidupkan, mematikan dan memanaskan

mesin sepeda motor. Tabel 4.6 menunjukkan hasil data pengujian untuk perintah pengendalian mesin sepeda motor via SMS.

Tabel 4.6 Data Pengujian Perintah Pengendalian Mesin Sepeda Motor via SMS No Nomor Mobile

phone

Karakter SMS Hasil Keterangan

1 085664645592 MESIN ON Mesin motor hidup Format benar 2 085664645592 MESIN OFF Mesin motor mati Format benar 3 085664645592 MESIN HEAT Mesin motor hidup

selama 2 menit

Format benar 4 085664645592 MESIN ONON Perintah diabaikan Format salah 5 085664645592 MESIN DEAD Perintah diabaikan Format salah

6 08175462621 MESIN ON Perintah diabaikan Nomor Mobile phone tidak dikenal

7 081904015245 MESIN OFF Perintah diabaikan Nomor Mobile phone tidak dikenal

8 085668406767 MESIN HEAT Perintah diabaikan Nomor Mobile phone tidak dikenal

9 085668406767 MESIN OF Perintah diabaikan Nomor Mobile phone tidak dikenal dan format salah

SMS pengendalian sepeda motor hanya dapat dilakukan menggunakan nomor mobile phone user yang sudah tersimpan di dalam memori mikrokontroler yaitu 085664645592. Karakter SMS yang dikirim oleh user untuk mengendalikan sepeda motor harus sesuai dengan karakter yang telah ditentukan oleh mikrokontroler. Hasil pengujian memberikan kesimpulan bahwa pengendalian mesin sepeda motor via SMS telah dapat bekerja sesuai dengan deskripsi sistem.

4.2.2 Pengujian SMS Keamanan Sepeda Motor

Pengujian SMS keamanan sepeda motor bertujuan untuk mengetahui apakah user mampu mengaktifkan sistem keamanan sepeda motor via SMS dengan karakter ‘ALARM ON’ dan ‘ALARM OFF’. Tabel 4.7 menunjukkan hasil data pengujian pengiriman SMS keamanan sepeda motor.

Tabel 4.7 Data Pengujian Pengiriman SMS Keamanan No Nomor Mobile

phone

Karakter SMS Hasil Keterangan

1 085664645592 ALARM ON Mode Safety aktif Format benar 2 085664645592 ALARM OFF Mode Safety tidak

aktif

Format benar

3 085664645592 ALARM OON Perintah diabaikan Format salah

4 081904015245 MESIN ON Perintah diabaikan Nomor Mobile phone tidak dikenal

5 085668406767 MESIN DEAD Perintah diabaikan Nomor Mobile phone tidak dikenal dan format salah

Pengiriman SMS ‘ALARM ON’ oleh user akan mengaktifkan mode safety. Jika user mengaktifkan mode safety, maka mikrokontroler akan mengaktifkan sensor PIR dan kunci kontak. Data pengujian sensor PIR dan kunci kontak ditunjukkan oleh Tabel 4.8.

Tabel 4.8 Data Pengujian Sensor PIR dan Kunci Kontak No Sensor PIR mendeteksi

pergerakan manusia

1 Tidak Tidak Tidak berbunyi Tidak mengirim

SMS

Hasil data pengujian memberikan kesimpulan bahwa user telah mampu mengaktifkan sistem keamanan via SMS sesuai dengan perancangan sistem.

4.2.3 Pengujian Pelacakan Lokasi Sepeda Motor

Data pengujian lokasi dilakukan di kota Yogyakarta. Hasil data pengujian lokasi sepeda motor ditunjukkan oleh Tabel 4.9.

Tabel 4.9. Data Pengujian Lokasi Sepeda Motor No Lokasi Sepeda Motor

berdasarkan posisi sebenarnya

Lokasi sepeda motor berdasarkan SMS yang

diterima 1 Universitas Sanata Dharma,

Paingan

Ngemplak,DIY 2 Universitas Sanata Dharma,

Mrican

Mlati, DIY 3 Ambarukmo Plaza Jogjakarta, DIY

4 SMKN 1 Wirobrajan, Yogyakarta

Yogkarta,Wirobrajan

5 Alun-alun Kidul, Kraton DIY Suryodiningratan (Mantrijeron), Yogyakarta 6 Kebun Binatang Gembiraloka Jogjakarta, DIY 7 Bandara Udara Adi Sucipto,

Yogyakarta

Piyungan, DIY 8 Pom Bensin Babarsari Piyungan, DIY

9 Kantor Pos Pusat Wirobrajan, Yogyakarta 10 RS Panti Rapih, DIY Jogjakarta, DIY

Pengujian lokasi sepeda motor menggunakan fasilitas LBS. Prosedur pelacakan sepeda motor seperti pada sub bab 3.7.4. User mengirim SMS ke *123# untuk mengetahui lokasi sepeda motor. Layanan ini membantu user untuk mengetahui lokasi sepeda motor ketika terjadi tindakan pencurian. Sistem ini mampu melacak lokasi sepeda motor di seluruh daerah yang memiliki BTS.

Hasil pelacakan lokasi sepeda motor hanya mampu menunjukkan nama kota lokasi sepeda motor. Selain itu, pelacakan berdasarkan letak BTS juga membutuhkan banyak BTS. Semakin banyak BTS maka lokasi pelacakan akan semakin akurat. Beberapa daerah pelacakan lokasi sepeda motor mampu menunjukkan hasil yang lebih akurat seperti lokasi sepeda motor di SMKN 1 Wirobrajan.

Hasil pengujian lokasi sepeda motor menunjukkan bahwa user telah dapat melakukan pelacakan sepeda motor menggunakan layanan LBS, tetapi hasil pelacakan lokasi sepeda motor masih kurang akurat.

4.2.4 Pengujian Mode Normal Via Keypad

Mode normal berfungsi untuk menjalankan sepeda motor secara normal tanpa

Mode normal berfungsi untuk menjalankan sepeda motor secara normal tanpa

Dokumen terkait