• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II. DASAR TEORI

2.10. Sistem pemanasan mesin sepeda motor…

Pemanasan mesin motor memiliki beberapa manfaat yaitu dapat mencegah terjadinya keausan pada komponen mesin, mengurangi kebocoran kompresi, dan menghemat bahan bakar. Pemanasan akan membantu mencegah keausan mesin karena

memberi kesempatan pada oli untuk bergerak dari panci oli dan masuk kembali ke bagian-bagian mesin yang perlu dilumasi. Para desainer sengaja menciptakan celah yang secara otomatis akan berkurang (menjadi presisi) ketika komponen-komponen itu terkena suhu panas. Mesin sepeda motor disarankan supaya dipanaskan terlebih dahulu selama kurang lebih 2 menit sebelum sepeda motor dijalankan. Pemanasan mesin sepeda motor tidak dianjurkan terlalu lama karena akan membuat pipa knalpot menjadi kuning dan menimbulkan kerak yang dapat menyumbat aliran pembuangan gas karbondioksida.

23

PERANCANGAN PENELITIAN

3.1 Proses kerja Sistem

Sistem ini mampu mengendalikan pemanasan mesin, alarm, dan pelacakan sepeda motor dengan menggunakan telepon selular (mobile phone). Pemilik kendaraan mengirim SMS (Short Message Service) ke mobile phone server yang telah dipasang pada sepeda motor, kemudian pesan diteruskan ke mikrokontroler AtMega 8535. Sistem pada mesin motor akan bekerja sesuai dengan informasi yang dikirim hanya oleh mobile phone user.

Sistem ini memiliki fungsi dan peranan sebagai berikut : 1. Pemanasan mesin motor secara otomatis.

Sistem ini berfungsi memanaskan mesin kendaraan sebelum dipakai berjalan tanpa harus memutar kunci kontak ke posisi ON. Jika dikirim karakter ‘MESIN HEAT’, maka mesin motor dipanaskan selama selang waktu 2 menit.

2. Alarm kunci kontak

Sebagai antisipasi jika ada yang memutar kunci kontak selama alarm pada kondisi ON, maka alarm akan berbunyi, mesin tidak dapat dihidupkan, dan mobile phone server akan mengirim informasi keamanan via SMS ke mobile phone user.

3. Alarm sensor PIR AMN12111

Sensor passive infrared dapat mendeteksi adanya gerakan manusia. Alarm akan berbunyi ketika terdeteksi adanya gerakan tangan manusia di sekitar stang sepeda motor.

4. Sistem pelacakan lokasi sepeda motor dengan layanan LBS

Sistem pelacakan sepeda motor berfungsi untuk mengetahui lokasi sepeda motor ketika terjadi tindakan pencurian. Pada kondisi ini, mobile phone server akan mengirim SMS ke mobile phone user berupa lokasi sepeda motor berdasarkan lokasi BTS terdekat.

5. Menghidupkan dan mematikan mesin sepeda motor

Jika user mengirim SMS dengan karakter ‘MESIN ON’, maka mesin motor akan hidup. Jika user mengirim SMS dengan karakter ‘MESIN OFF’, maka mesin motor akan mati.

6. Kunci rahasia menggunakan password

Pengendalian menggunakan SMS memiliki kelemahan yaitu tidak dapat bekerja di daerah yang tidak terjangkau sinyal operator selular. Hal ini diantisipasi dengan cara memasukan kode rahasia menggunakan keypad 4x4 oleh user untuk mengaktifkan mode normal.

Diagram blok sistem keamanan dan pengendalian sepeda motor secara lebih lengkap ditunjukkan oleh Gambar 3.1.

Gambar 3.1. Diagram Blok Sistem Keamanan dan Pengendalian Sepeda Motor

3.2 Perancangan Rangkaian Komunikasi Serial

Komunikasi antara mobile phone dengan sistem minimum membutuhkan IC MAX232 sebagai pengubah level tegangan karena adanya perbedaan level tegangan antara mobile phone dengan sistem minimum. IC MAX232 mempunyai 2 receivers yang berfungsi sebagai pengubah level tegangan dari level RS232 ke level Transistor Transistor Logic (TTL) dan mempunyai 2 driver yang berfungsi mengubah level tegangan dari level TTL ke level RS232.

Pada konektor mobile phone tidak semua pin terhubung ke mikrokontroler, tetapi hanya pin nomor 2(ground), 3 (Rx/data in), dan 4(Tx/data out). Untuk mengubah level tegangan dari mobile phone ke mikrokontroler maka pin keluaran dihubungkan dengan ICMAX232 seperti pada Tabel 3.1.

Sensor Posisi

Tabel 3.1 Konfigurasi Pin IC Max232 dengan Mobile Phone dan Mikrokontroler Mikrokontroler IC Max232

Tx [Pin D.1] T1 in [Pin 11]

Rx [Pin D.0] R1 out [Pin 12]

Mobile Phone

Tx/Data out [Pin 4] T1 out [Pin 14]

Rx/Data in [Pin 3] R1 in [Pin 13]

Kapasitor yang digunakan pada rangkaian IC Max232 sebesar 1 µF dengan tegangan 16 Volt pada beberapa kaki pin yaitu pada pin 1 (+) dengan pin 3 ), pin 4 (+) dengan pin 5 (-), pin 2 (+) dengan pin 16 (-). Untuk pin 6, karena bertegangan -10 Volt maka terhubung dengan kaki kapasitor (-) dan Ground (+). Penggunaan nilai kapasitor disesuaikan dengan datasheet IC MAX232. IC ini memerlukan tegangan masukan sebesar +5 Volt.

Gambar 3.2 Rangkaian IC MAX232 dengan Mikrokontroler dan Mobile Phone

3.3 Perancangan Rangkaian Pengendali Alarm

Rangkaian pengendali alarm dapat dibagi menjadi dua yaitu menggunakan sensor kunci kontak dan sensor PIR. Kedua sensor tersebut akan memberi masukan ke mikrokontroler AtMega8535 untuk membunyikan alarm yang berupa klakson dan mengirim SMS berupa informasi lokasi sepeda motor ke mobile phone user.

3.3.1 Rangkaian Pengendali Alarm Menggunakan Sensor Kunci Kontak

Sensor kunci kontak bekerja ketika terjadi kasus pencurian dengan modus memutar kunci kontak. Gambar 3.3 menunjukkan rangkaian pengendali alarm sensor kunci kontak yang menghubungkan socket kunci kontak dan sistem kelistrikan motor. Mikrokontroler akan mendeteksi keluaran dari rangkaian pengendali sensor kunci kontak. Pada mode normal, jika kunci kontak dihidupkan, maka akan mengalir arus dari aki 12V menuju kelistrikan motor. Sedangkan ketika user mengaktifkan mode ‘ALARM’, maka arus dari aki 12V akan mengalir menuju rangkaian pengendali alarm dan memberi input data untuk mikrokontroler.

Gambar 3.3. Sistem Kelistrikan Alarm Kunci Kontak Sepeda Motor

Gambar 3.4 menunjukkan prinsip kerja dari rangkaian pengendali alarm sensor kunci kontak yang menggunakan relay DC 12V/5 pole untuk memutus dan menyambung hubungan listrik. Ketika user mengaktifkan rangkaian pengendali alarm, maka mikrokontroler akan memberi perintah aktif sehingga port B1 memiliki tegangan 5V yang membuat transistor 2N2222 dalam kondisi saturasi. Selanjutnya, kumparan magnetik pada relay akan bereaksi sehingga menghubungkan pin pada kelistrikan motor dengan pin pada mikrokontroler. Kondisi ini membuat rangkaian pengendali alarm sensor kunci kontak mampu mendeteksi adanya tanda bahaya. Jika ada yang memutar kunci kontak saat alarm dalam kondisi aktif, maka arus akan mengalir menuju rangkaian pengendali alarm sensor kunci kontak dan memberi masukan tegangan sebesar 5V untuk port B2 pada

mikrokontroler. Sinyal tegangan masukan ini yang akan diproses oleh mikro untuk membunyikan klakson dan mengirim

Gambar 3.4. Rangkaian

Gambar 3.4 memperlihatkan p alarm sensor kunci kontak.

400Ω sehingga dengan menggunakan persamaan 2.6 sebagai berikut :

ICsat

Transistor 2N2222 memiliki

persamaan 2.5, nilai arus basis minimum klakson dan mengirim SMS ke mobile phone user.

. Rangkaian Pengendali Alarm Sensor Kunci Kontak

Gambar 3.4 memperlihatkan perancangan perangkat keras rangkaian

ak. Sumber tegangan relay 12V dan nilai resitansi relay sebesar engan menggunakan persamaan 2.6 diperoleh nilai arus kolektor

A

port mikrokontroler diketahui sebesar 5V sebagai nilai tegangan besarnya nilai resistor basis maksimum (RB) dapat dihitung berdasarkan

Sinyal tegangan masukan ini yang akan diproses oleh mikrokontroler

Alarm Sensor Kunci Kontak

erancangan perangkat keras rangkaian pengendali dan nilai resitansi relay sebesar nilai arus kolektor saturasi

sehingga berdasarkan diperoleh dengan perhitungan sebagai

sebesar 5V sebagai nilai tegangan ihitung berdasarkan

Nilai RB dipilih sebesar 10k dengan pertimbangan agar lebih mudah diperoleh di pasaran dan agar arus basis (Ib) yang dihasilkan lebih besar dari batas minimumnya[13]. Oleh karena itu, nilai arus basis yang diperoleh dengan persamaan 2.3 sebagai berikut :

A V x

IB V 4.3 10 4 10000

7 . 0

5

Ω =

= −

Penambahan rangkaian regulator tegangan untuk menyesuaikan tegangan aki motor 12V dengan tegangan mikrokontroler. Pembahasan tentang perancangan regulator tegangan IC 7805 ada di bab 3.4.

3.3.2 Rangkaian Pengendali Alarm Menggunakan Sensor PIR

Sensor AMN12111 akan menghasilkan output high saat terdeteksi adanya gerakan manusia dalam jangkauan maksimum 2 meter dan output low saat tidak terdeteksi adanya gerakan manusia. Oleh karena itu, jika diaplikasikan sebagai alarm sepeda motor, maka dibatasi jarak jangkauan untuk mengurangi tingkat sensitivitas alarm dengan cara memberi kertas pelindung pada sensor sehingga yang terdeteksi hanya pancaran infrared dalam jangkauan maksimum 15cm. Sensor akan diletakkan di stang kemudi kendaraan sepeda motor dan jika terdeteksi ada gerakan manusia disekitar sensor, maka alarm akan berbunyi secara otomatis.

Sumber tegangan sensor sebesar 5V. Output dari sensor akan dihubungkan dengan PortD.2 pada mikrokontroler. Prinsip kerja dari rangkaian sensor ini adalah ketika terdeteksi adanya gerakan manusia, maka output sensor akan menghasilkan tegangan sebesar 4.5V. Mikrokontroler akan mengolah data input pada PortD.2 dan mengaktifkan alarm. Rangkaian untuk sensor AMN12111 ditunjukkan oleh Gambar 3.5.

Gambar 3.5. Rangkaian Sensor PIR

3.3.3 Perancangan Rangkaian Sirine Klakson

Mikrokontroler AtMega8535 akan memproses seluruh sensor sistem keamanan.

Oleh karena itu, sistem keamanan membutuhkan suatu tanda alarm berupa bunyi sirene yang dapat dikendalikan oleh mikrokontroler. Sistem kerja sirene klakson yaitu akan aktif saat ada input masukan dari mikrokontroler yang membuat transistor 2N2222 menjadi saturasi sehingga relay akan mengaktifkan klakson. Gambar 3.6 menunjukkan rangkaian sirine klakson. Perhitungan nilai resistor seperti pada sub bab 3.3.1.

Gambar 3.6. Rangkaian Sirene Klakson

3.4 Perancangan Regulator Tegangan IC 7805

Sistem kelistrikan sepeda motor memperoleh sumber tegangan dari aki 12V, sedangkan sumber tegangan mikrokontroler hanya membutuhkan tegangan sebesar 5V.

Oleh karena itu, regulator tegangan digunakan untuk mengubah tegangan 12V menjadi 5V.

Regulator tegangan dalam perancangan menggunakan IC 7805 yang menghasilkan tegangan keluaran sebesar 5V dan membutuhkan tegangan masukan minimum IC7805 yaitu sebesar 7,3V. Nilai kapasitor C1 dan C2 disesuaikan dengan datasheet yaitu sebesar 0,33uF dan 0,1uF. Gambar 3.7 menunjukkan rangkaian regulator tegangan.

Gambar 3.7. Rangkaian Regulator Tegangan

3.5 Perancangan Keypad 4x4

Keypad 4x4 berfungsi untuk mencegah terjadinya error sistem pengendalian dan keamanan sepeda motor ketika berada di lokasi yang tidak terjangkau sinyal operator.

User akan memasukan password melalui keypad 4x4. Jika password benar, maka sepeda motor dapat diaktifkan seperti kondisi normal. Mikrokontroler AtMega8535 akan menggunakan port C untuk mengendalikan masukan keypad 4x4. Gambar 3.8 menunjukkan konfigurasi port C untuk keypad. Tabel 3.2 menunjukkan kombinasi masukan nilai port C untuk setiap karakter pada keypad 4x4.

Gambar 3.8. Konfigurasi Keypad 4x4 Tabel 3.2. Kombinasi Keypad 4x4 Karakter PortC.0

Kolom1

PortC.1 Kolom2

PortC.2 Kolom3

PortC.3 Kolom4

PortC.4 Baris1

PortC.5 Baris2

PortC.6 Baris3

PortC.7 Baris4

1 1 0 0 0 1 0 0 0

2 0 1 0 0 1 0 0 0

3 0 0 1 0 1 0 0 0

COR 0 0 0 1 1 0 0 0

4 1 0 0 0 0 1 0 0

5 0 1 0 0 0 1 0 0

6 0 0 1 0 0 1 0 0

MEN 0 0 0 1 0 1 0 0

7 1 0 0 0 0 0 1 0

8 0 1 0 0 0 0 1 0

9 0 0 1 0 0 0 1 0

0 0 0 1 0 0 1 0

CAN 1 0 0 0 0 0 0 1

0 0 1 0 0 0 0 0 1

ENT 0 0 1 0 0 0 0 1

0 0 0 1 0 0 0 1

3.6 Sistem Minimum Mikrokontroler AtMega8535

Rangkaian sistem minimum berfungsi menjalankankan mikrokontroler AtMega8535 yang telah diprogram untuk pengendalian sistem pada sepeda motor.

Mikrokontroler AtMega 8535 mengolah data input yang berasal dari sensor kunci kontak, sensor AMN1211, keypad 4x4 dan mobile phone server Nokia 3330. Mikrokontroler membutuhkan sistem minimum yang terdiri dari rangkaian eksternal, yaitu resistor pullup, rangkaian osilator, dan rangkaian reset.

Mikrokontroler ATmega 8535 sudah memiliki rangkaian osilator internal (On Chip Osilator) yang dapat digunakan sebagai sumber clock bagi CPU. Untuk dapat menggunakan osilator internal, harus ditambahkan sebuah kristal dan dua buah kapasitor pada pin XTAL 1 dan pin XTAL 2. Rangkaian osilator pada perancangan ini menggunakan kristal 12 MHz dan dua buah kapasitor 22 pF seperti yang ditunjukkan oleh Gambar 3.9.

Gambar 3.9. Rangkaian Oscilator AtMega8535

Selain itu, tersedia juga fasilitas reset yang bertujuan untuk memaksa proses kerja pada mikrokontroler diulang dari awal. Bila tombol reset ditekan, maka pin RESET akan mendapat input logika rendah, sehingga mikrokontroler akan mengulang proses eksekusi program dari awal. Gambar 3.10 menunjukkan rangkaian reset untuk AtMega8535.

Gambar 3.10. Rangkaian Reset AtMega8535

Resistor dan kapasitor digunakan untuk memperoleh waktu pengosongan kapasitor.

Waktu pengosongan kapasitor minimum sesuai dengan datasheet yaitu sebesar 2uS. Oleh karena itu, jika menggunakan kapasitor 10nF, maka nilai resistor minimum dapat dihitung dengan persamaan 2.1 sebagai berikut :

R = nF uS 10

2 = 200Ω

Untuk memperoleh waktu pengosongan kapasitor lebih dari 2uS, maka nilai resistor harus lebih besar dari 200Ω. Oleh karena itu, resistor yang digunakan sebesar 4700 Ω sehingga diperoleh waktu pengosongan kapasitor sebesar 47uS.

Secara keseluruhan gambar rangkaian minimum sistem mikrokontroler AtMega 8535 secara lengkap ditunjukkan oleh Gambar 3.11.

Gambar 3.11. Rangkaian Sistem Minimum AtMega8535

Tabel 3.3. Penggunaan port-port pada Mikrokontroler

No Nama PORT Keterangan

1 PORTB.0 Klakson

2 PORTB.2 – PORTB.3 Sensor Posisi Kunci Kontak 3 PORTC.0 – PORTC.7 Keypad 4x4

4 PORTD.0 – PORTD.1 IC MAX232

5 PORTD.2 Sensor AMN12111

6 PORTD.5 Mesin Sepeda Motor

3.7 Perancangan Perangkat Lunak

Perangkat lunak diperlukan sebagai protokol antara mobile phone dengan mikrokontroler. Mikrokontroler dalam proses pengenalan SMS dari dan ke mobile phone menggunakan protokol PDU (Protocol Data Unit). Hal ini berarti mikrokontroler harus mengikuti protokol PDU pada device seluler yaitu Nokia 3330. Sistem komunikasi antara

mobile phone server dengan mikrokontroler terjadi dua arah yaitu receive dan transmit (deliver dan submit). Pengiriman pesan atau SMS Submit dari mobile phone server ke mobile phone user menggunakan jalur serial (serial port) dari mikrokontroler. Program dirancang menggunakan bahasa program C pada mikrokontroler.

Diagram alir utama ditunjukkan oleh Gambar 3.12. Program utama menunjukkan proses mikrokontroler secara keseluruhan. Setelah start, program melakukan inisialisasi terhadap port-port mikrokontroler yang digunakan untuk proses pengendalian alat dan pengiriman data serial. Jika tidak ada SMS yang masuk, maka keypad dapat digunakan untuk mengaktifkan mode normal. Jika ada SMS yang masuk, maka mikrokontroler akan menerjemahkan format PDU SMS untuk melakukan pengontrolan mesin, pelacakan lokasi, dan sistem alarm sepeda motor.

Gambar 3.12. Diagram alir utama

3.7.1 Program Pengecekan SMS

Pada perancangan sistem ini, SMS yang bisa dikontrol hanyalah SMS yang berasal dari nomor operator user dan isi dari perintah kontrol juga telah ditentukan serta diatur di dalam program mikrokontroler. Jadi apabila ada SMS baru yang bukan berasal dari nomor operator user, maka nomor dan isi SMS akan langsung dihapus. Jika isi bukan salah satu dari perintah kontrol, maka akan diabaikan meskipun berasal dari nomor operator yang sudah ditentukan sebelumnya . Informasi SMS baru ini akan diolah oleh mikrokontroler

untuk mengontrol sistem pada mesin sepeda motor. Gambar 3.13 menunjukkan diagram alir subroutine pengecekan SMS oleh mikrokontroler.

Gambar 3.13. Diagram Alir Subroutine Pengecekan SMS

3.7.2 Program Keypad

Jika tidak ada SMS baru, maka mikrokontroler akan mengecek ada tidaknya tombol keypad yang diaktifkan. Ketika terdeteksi ada tombol keypad yang diaktifkan, maka selanjutnya dilakukan pengecekan kode sandi. Jika kode sandi benar, maka mode normal akan diaktifkan. Mode normal yaitu menjalankan sepeda motor secara normal tanpa dipengaruhi oleh sistem pengendalian dan keamanan melalui mobile phone. Gambar 3.14.

menunjukkan diagram alir program keypad.

Gambar 3.14. Diagram Alir Subroutine Mode Keypad

3.7.3 Program Pengontrolan Sepeda Motor

Jika pengecekan nomor SIM CARD user benar, maka mikrokontroler akan mengeksekusi isi SMS dari mobile phone user. Perintah yang akan dicek yaitu menghidupkan, mematikan, dan memanaskan mesin sepeda motor. Diagram alir dari proses pengontrolan secara lebih jelas ditunjukkan oleh Gambar 3.15.

Pemanasan mesin motor selama 2 menit membutuhkan timer(waktu) pada program.

Pada perancangan menggunakan timer1 dengan mode CTC (Clear Timer on Compare match) dan nilai prescaler yang digunakan yaitu 1024. Register pencacah TCNT0 akan mencacah naik (counting-up) hingga mencapai TOP (nilai TCNT0 sama dengan nilai OCR0 yang kita tentukan) kemudian TCNT0 nol lagi yang akan otomatis mengeset flag OCF0 dan membangkitkan interupsi timer/counter1 compare match.

Untuk mendapatkan waktu selama 1 menit dilakukan dengan perhitungan berdasarkan persamaan 2.2 sebagai berikut :

OCR1A =

1024 1000000

x 60 = 58593,75 (58593)

Untuk mendapatkan waktu selama 2 menit, penulisan dalam program OCR1A=58593 dan dilakukan proses pengulangan timer sebanyak dua kali.

Gambar 3.15. Diagram Alir Subroutine Pengontrolan Sepeda Motor

3.7.4 Program Pelacakan Lokasi Mobile Phone

Sistem pelacakan nomor mobile phone menggunakan layanan LBS (Location Based Service) dengan metode Basic Positioning Cell Identification. Indosat menyediakan fasilitas pelacakan nomor mobile phone pelanggan berdasarkan lokasi BTS. Pengiriman SMS untuk pelacakan dilakukan oleh user dan informasi lokasi akan dikirim oleh operator ke mobile phone yang bersangkutan.

Oleh karena itu, pada perancangan sistem pelacakan akan memberi perintah mobile phone server pada sepeda motor untuk mengirim sebuah perintah pelacakan ke operator Indosat.

Setelah mobile phone server menerima SMS balasan berupa lokasi sepeda motor, maka mikrokontroler akan memberi perintah untuk mengirim isi SMS lokasi sepeda motor dari mobile phone server ke mobile phone user. Gambar 3.16 menunjukkan diagram alir program pelacakan sepeda motor.

Prosedur pelacakan sepeda motor oleh mobile phone server sebagai berikut :

1. Pengiriman panggilan ke nomor *123#.

2. Menunggu balasan SMS dari operator.

3. Memilih pilihan “6.Fitur” lalu OK.

4. Menunggu balasan SMS dari operator.

5. Memilih pilihan “6.Location Info” lalu OK 6. Menunggu balasan SMS dari operator.

7. Memilih pilihan “3.Lokasiku” lalu OK.

8. Menunggu SMS berupa informasi lokasi mobile phone server dari nomor 9111.

9. Mengirim SMS lokasi mobile phone server ke mobile phone user.

Pelacakan Lokasi oleh

Gambar 3.16. Diagram Alir Subroutine Pelacakan Sepeda Motor

3.7.5 Program Sistem Alarm Sepeda Motor

Ketika isi SMS adalah mengaktifkan sistem alarm, maka mikrokontroler akan mengaktifkan sensor kunci kontak dan AMN12111. Program mikrokontroler untuk sensor menggunakan interupsi yaitu interupsi0 (INT0) pada sensor AMN12111 dan interupsi2 (INT2) pada sensor kunci kontak. Hal ini bertujuan untuk mengaktifkan alarm secara cepat ketika terdeteksi adanya tanda bahaya. Diagram alir sistem alarm sepeda motor seperti ditunjukkan pada Gambar 3.17.

Gambar 3.17. Diagram Alir Subroutine Sistem Alarm

Sistem keamanan mendeteksi adanya tanda bahaya baik dari sensor kunci kontak maupun sensor AMN12111, sehingga mikrokontroler akan memberi perintah untuk mematikan mesin motor, mengirim pesan SMS “BAHAYA” oleh mobile phone server ke mobile phone user, dan mengaktifkan klakson. Klakson akan tetap berbunyi sampai terdeteksi ada pesan SMS “Aman” dari mobile phone user.

40

HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini membahas mengenai hasil pengamatan dari sistem keamanan dan pengendalian sepeda motor menggunakan mobile phone. Hasil pengamatan berupa data primer dan data sekunder. Data primer terdiri dari kesesuaian perintah SMS terhadap pengendalian mesin motor, sistem keamanan, pelacakan lokasi sepeda motor dan password via keypad. Data sekunder yaitu data pengujian rangkaian pengendalian mesin motor dan jarak jangkauan sensor PIR. Data-data yang diperoleh menunjukkan tingkat keberhasilan sistem.

4.1 Hasil Implementasi Alat

Perangkat sistem keamanan dan pengendalian sepeda motor menggunakan mobile phone Siemens C55, mikrokontroler ATmega 8535, rangkaian pengendali mesin motor dan rangkaian pengendali alarm. Gambar 4.1 menunjukkan hasil implementasi sistem keamanan dan pengendalian sepeda motor.

Gambar 4.1 Hasil Implementasi Sistem Keamanan dan Pengendalian Sepeda Motor Sistem ini bekerja sesuai dengan perintah SMS yang diberikan oleh mobile phone user ke mobile phone server. Nomor mobile phone user yang mengendalikan sepeda motor hanya satu nomor yaitu 085664645592. Mikrokontroler menyimpan database nomor mobile phone user sehingga nomor mobile phone lain tidak dapat mengendalikan sepeda motor. Hal ini bertujuan untuk menjaga keamanan sistem dari gangguan nomor mobile phone yang lain.

Mikrokontroler mengolah data SMS pada mobile phone server untuk mengendalikan mesin motor. Karakter SMS yang dikirimkan untuk mengendalikan mesin sepeda motor ditunjukkan oleh Tabel 4.1.

Tabel 4.1. Karakter SMS Pengendalian Sepeda Motor

No Perintah Pengendalian Karakter SMS

1 Menghidupkan mesin motor MESIN ON 2 Mematikan mesin motor MESIN OFF 3 Memanaskan mesin motor MESIN HEAT

4 Mengaktifkan alarm ALARM ON

5 Menonaktifkan alarm ALARM OFF

6 Pelacakan lokasi *123#

4.1.1 Mobile Phone Server

Sistem keamanan dan pengendalian sepeda motor tidak menggunakan mobile phone Nokia 3330 sesuai dengan perancangan awal. Hal ini dikarenakan mobile phone Nokia 3330 memiliki nilai baudrate yang terlalu besar yaitu sebesar 115200bps. Pengujian nilai baudrate dilakukan dengan mengirimkan data dari mikrokontroler ATmega8535 ke komputer dengan mengubah-ubah nilai baudrate. Tabel 4.2 menunjukkan data hasil pengujian komunikasi serial antara mikrokontroler ATmega8535 dan komputer.

Tabel 4.2. Hasil Pengujian Komunikasi Serial Antara Mikrokontroler ATmega8535 dan Komputer

No Baudrate(bps) Informasi Terkirim

1 4800 Baik

2 9600 Baik

3 14400 Baik

4 19200 Baik

5 38400 Baik

6 56000 Kurang baik

7 115200 Kurang baik

Hasil data pengujian komunikasi serial antara komputer dan mikrokontroler menunjukkan bahwa semakin tinggi nilai baudrate yang digunakan maka error yang terjadi akan semakin besar.

Selain itu, dilakukan juga uji coba komunikasi serial antara mikrokontroller ATmega8535 dengan mikrokontroller ATmega8535. Pengujian dilakukan dengan mengirimkan data dari mikrokontroler ATmega8535 ke mikrokontroler ATmega8535 yang lain. Pengiriman data menggunakan keypad 4x4. Led sebagai indikator adanya data yang telah diterima oleh mikrokontroler ATmega8535. Pengujian komunikasi serial menggunakan beberapa nilai baudrate yang berbeda-beda. Data hasil pengujian ditunjukkan oleh Tabel 4.3.

Tabel 4.3. Hasil Pengujian Komunikasi Serial Antara Mikrokontroler ATmega8535 dan Mikrokontroler ATmega8535

No Baudrate(bps) Informasi Terkirim

1 4800 Baik

2 9600 Baik

3 14400 Baik

4 19200 Baik

5 38400 Baik

6 56000 Baik

7 115200 Kurang baik

Komunikasi serial dengan error yang semakin besar mengakibatkan kegagalan dalam pengiriman dan penerimaan informasi. Nilai error dipengaruhi oleh nilai kristal dan baudrate. Secara teoritis mikrokontroler ATmega 8535 sudah mampu melakukan komunikasi serial dengan baudrate sebesar 115200bps. Namun, pengujian komunikasi serial memberikan kesimpulan bahwa mikrokontroler ATmega8535 belum mampu melakukan komunikasi serial dengan baudrate sebesar 115200bps. Oleh karena itu, solusi yang diperoleh untuk memecahkan masalah ini yaitu mengganti mobile phone Nokia 3330 dengan mobile phone yang memiliki nilai baudarate kurang dari sama dengan 19200bps.

Oleh karena itu, sistem keamanan dan pengendalian sepeda motor menggunakan mobile phone Siemens C55 yang memiliki baudrate sebesar 19200bps. Gambar 4.2 menunjukkan gambar mobile phone server Siemens C55.

Gambar 4.2 Mobile phone Siemens C55

Mobile phone Siemens C55 menggunakan AT Command dan mode PDU[15].

Beberapa contoh perintah AT-Command untuk mobile phone Siemens sebagai berikut : a. AT+CMGL = <nilai>

Perintah ini berfungsi untuk membaca sebuah SMS dalam memori tempat penyimpanan (SIM card atau handphone/modem). Beberapa nilai yang dapat diberikan untuk perintah ini adalah sebagai berikut :

1. AT+CMGL=0 : SMS baru

2. AT+CMGL=1 : SMS Inbox (yang sudah terbaca)

3. AT+CMGL=2 : SMS Draft (belum terkirim)

4. AT+CMGL=3 : SMS Outbox (terkirim)

5. AT+CMGL=4 : Seluruh SMS (semua yang ada di Inbox, Outbox, Draft) b. AT+CMGS = <byte>

Perintah ini berfungsi untuk mengirim sebuah SMS. Jumlah pasangan karakter data PDU (byte) yang ingin dikirimkan ditulis dalam bentuk decimal dan diakhiri dengan karakter CTR-Z.

c. AT+CMGD = <indeks>

Perintah ini berfungsi untuk menghapus SMS yang disimpan didalam memori tempat penyimpanan (SIM card atau mobile phone).

4.1.2 Komunikasi Serial

Rangkaian komunikasi serial IC MAX232 memiliki kendala yaitu belum bisa

Rangkaian komunikasi serial IC MAX232 memiliki kendala yaitu belum bisa

Dokumen terkait