• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

2. Deskripsi Implementasi Pembelajaran Kelompok Eksperimen

4.1.3 Hasil Uji Hipotesis Penelitian II

Hipotesis penelitian II adalah penerapan metode inkuiri berpengaruh terhadap kemampuan memahami pada mata pelajaran IPA siswa kelas V SD Sokowaten Baru Yogyakarta semester gasal tahun ajaran 2015/2016. Variabel dipendennya adalah kemampuan memahami, sedangkan variabel independennya adalah penerapan metode inkuiri. Instrumen pertanyaan yang digunakan untuk mengukur variabel dependen adalah 3 item soal uraian pada nomor 2, 3, serta 4 masing-masing item soal memuat aspek mencontohkan, mengklasifikasikan, merangkum, dan menjelaskan.

Bagian ini akan dipaparkan hasil analisis statistik yang secara keseluruhan menggunakan program komputer IBM SPSS Statistic 20 for Windows. Tingkat kepercayaan yang digunakan yaitu 95%. Analisis data dilakukan dengan menggunakan langkah-langkah sebagai berikut. 1) Uji normalitas distribusi data bertujuan untuk mengetahui apakah data terdistribusi dengan normal atau tidak, serta untuk menentukan jenis statistik yang akan digunakan. 2) Uji Perbedaan kemampuan awal bertujuan untuk mengetahui apakah kelompok kontrol dan

2.50 3.43 3.06 2.62 4.21 3.97 0.00 0.50 1.00 1.50 2.00 2.50 3.00 3.50 4.00 4.50

Pretest Posttest1 Posttest2

Perbandingan Rerata Pretest, Posttest I, dan Posttest II

69 kelompok eksperimen mempunyai kemampuan awal yang sama. 3) Uji signifikansi pengaruh perlakuan bertujuan untuk melihat perbedaan rerata selisih skor pretest ke posttest I pada kelompok kontrol dan eksperimen. 4) Uji besar pengaruh perlakuan bertujuan untuk mengetahui besarnya pengaruh penerapan perlakuan terhadap kemampuan memahami 5) Perhitungan persentase peningkatan rerata Pretest dan Posttest I bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat peningkatan skor yang signifikan dari pretest ke posttest I pada tiap kelompok. 6) Uji Signifikansi peningkatan rerata skor pretest ke posttest I bertujuan untuk mengetahui besar pengaruh penggunaan metode ceramah dan inkuiri. 7) Uji korelasi antara rerata skor pretest dan posttest I bertujuan untuk mengetahui korelasi atau hubungan antara rerata skor pretest ke posttest I pada kedua kelompok. 8) Uji retensi pengaruh perlakuan bertujuan untuk mengetahui apakah pengaruh perlakuan masih sekuat posttest I.

4.1.3.1 Uji Normalitas Distribusi Data

Uji normalitas distribusi data bertujuan untuk mengetahui apakah data terdistribusi dengan normal atau tidak serta untuk menentukan jenis uji statistik yang akan digunakan selanjutnya. Uji normalitas data kemampuan memahami dilakukan dengan menganalisis skor pretest, posttest I, posttest II, dan selisih pretest ke posttest I. Data berasal dari kelompok kontrol serta kelompok eksperimen. Data tersebut dianalisis dengan menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov pada program komputer SPSS 20 for Windows.

Pengambilan kesimpulan uji normalitas data diperoleh dengan menggunakan kriteria sebagai berikut. 1) Jika harga Sig. (2-tailed) > 0,05 maka data terdistribusi normal dan uji statistik selanjutnya adalah statistik parametrik. 2) Jika harga Sig. (2-tailed) < 0.05 maka data terdistribusi tidak normal dan uji statistik selanjutnya adalah uji statistik non parametrik. Hasil uji normalitas distribusi data kemampuan memahami baik dari kelompok kontrol ataupun kelompok eksperimen dapat dilihat pada tabel 4.12 berikut. (lihat Lampiran 4.5.2)

Tabel 4.12 Hasil Uji Normalitas Distribusi Data Kemampuan Memahami

Aspek Sig. (2-tailed) Keterangan

70

Posttest I memahami kelompok kontrol 0,155 Normal

Posttest II memahami kelompok kontrol 0,686 Normal

Rerata selisih skor pretest-posttest I memahami kelompok kontrol

0,322 Normal

Pretest memahami kelompok eksperimen 0,155 Normal

Posttest I memahami kelompok eksperimen

0,169 Normal

Posttest II memahami kelompok eksperimen

0,168 Normal

Rerata selisih skor pretest-posttest I memahami kelompok eksperimen

0,397 Normal

Data pada tabel 4.12 menunjukkan bahwa harga Sig. (2-tailed) > 0,05 pada semua aspek, sehingga distribusi data normal. Data yang dimaksud meliputi pretest, posttest I, posttest II, dan selisih pretest ke posttest I kemampuan memahami pada kelompok kontrol serta kelompok eksperimen. Analisis statistik yang digunakan selanjutnya adalah statistik parametrik. Analisis data jika dari kelompok yang berbeda menggunakan statistik parametrik Independent sampels t-test, sedangkan analisis data jika dari satu kelompok yang sama menggunakan Paired sampels t-test.

4.1.3.2 Uji Perbedaan Kemampuan Awal

Tujuan uji perbedaan kemampuan awal adalah untuk mengetahui apakah kelompok kontrol dan kelompok eksperimen memiliki kemampuan awal yang sama, sehingga kedua kelompok tersebut dapat dibandingkan. Uji perbedaan kemampuan awal dilakukan dengan menguji hasil pretest kelompok kontrol dan hasil pretest kelompok eksperimen.

Data kemampuan memahami pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen terdistribusi secara normal. Tahap selanjutnya yang dilakukan adalah menguji perbedaan rerata skor pretest menggunakan statistik parametrik Independent samples t-test. Sebelum melakukan analisis dengan menggunakan Independent samples t-test, dilakukan pemeriksaan homogenitas varians dengan melihat harga Sig. Levene’s test. Jika harga Sig. < 0,05 maka tidak terdapat homogenitas varians pada kedua data yang dibandingkan (Field, 2009: 150). Jika harga Sig. > 0,05 maka terdapat homogenitas varians pada kedua data yang dibandingkan. Berikut Tabel 4.13 menunjukkan hasil uji asumsi terhadap

71 homogenitas varians dengan Levene’s test tingkat kepercayaan 95%. (lihat Lampiran 4.6.2)

Tabel 4.13 Hasil Uji Asumsi Terhadap Homogenitas Varians

Uji Statistik F Sig. Keterangan

Levene’s test 0,083 0,774 Varians homogen

Berdasarkan hasil Levene’s test dengan tingkat kepercayaan 95% dapat disimpulkan bahwa terdapat homogenitas varians data pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen pada kemampuan memahami. Jika variansnya homogen, maka data uji statistik Indepentent samples t-test yang diambil adalah data pada baris pertama output SPSS (Field, 2009: 340).

Kriteria yang digunakan untuk menolak Hnull adalah jika Sig. (2-tailed) < 0,05 (Field, 2009: 53). Tingkat kepercayaan yang digunakan untuk uji perbedaan kemampuan awal pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen adalah dengan menggunakan tingkat kepercayaan 95%. Tabel 4.14 menunjukkan hasil uji perbedaan kemampuan awal dari kelompok kontrol dan kelompok eksperimen terhadap kemampuan memahami. (lihat Lampiran 4.6.2).

Tabel 4.14 Hasil Uji Perbedaan Kemampuan Awal Kemampuan Memahami

Uji Statistik Sig. (2-tailed) Keterangan

Independent samples t-test 0,690 Tidak ada perbedaan

Berdasarkan uji statisik Independent samples t-test menunjukkan bahwa rerata kelompok eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok kontrol. Hasil uji statistik Independent samples t-test kelompok eksperimen yaitu Mean (M) = 1,66; Standadt Deviation (SD) = 0,62; Standard Error Mean (SE) = 0,12; Jumlah sampel pada kelompok eksperimen (n) = 28; dan Degrees of freedom (df) = 53, sedangkan hasil skor kelompok kontrol yaitu Mean (M) = 1,59; Standard Deviation (SD) = 0,64; Standard Error Mean (SE) = 0,12; Jumlah sampel pada kelompok kontrol (n) = 27 ; dan Degrees of freedom (df) = 53. Analisis data dengan menggunakan Independent samples t-test dengan tingkat kepercayaan 95% diperoleh harga Sig. (2-tailed) adalah 0,690 dan harga test statistic for student’s t-test (t) = -0,401. Harga Sig. (2-tailed) > 0,05 maka Hnull diterima dan Hi

72 kemampuan memahami pada kelompok kontrol maupun eksperimen. Dapat disimpulkan bahwa kedua kelompok memiliki kemampuan awal yang sama pada kemampuan memahami.

4.1.3.3 Uji Signifikansi Pengaruh Perlakuan

Uji signifikansi pengaruh perlakuan bertujuan untuk melihat perbedaan rerata selisih skor pretest dan posttest I pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen, sehingga diketahui pengaruh penerapan metode inkuiri terhadap kemampuan memahami. Data rerata selisih skor pretest ke posttest I telah diuji normalitasnya dan hasilnya menunjukkan data tersebut terdistribusi dengan normal. Analisis selanjutnya menggunakan statistik parametrik Independent samples t-tes karena data yang dianalisis berasal dari kelompok yang berbeda yaitu kelompok kontrol dan kelompok eksperimen (Field, 2009: 326).

Perhitungan uji signifikansi pengaruh perlakuan dengan cara (O2 - O1) –

(O4 – O3) atau mengurangkan selisih pretest-posttest I kelompok eksperimen dengan selisih kelompok kontrol. Perhitungannya adalah (2,64-1,66) – (2,18-1,59) = 0,98-0,59 = 0,39. Hasil perhitungan menunjukkan nilai sebesar 0,39 (bernilai positif). Dapat disimpulkan bahwa metode inkuiri berpengaruh terhadap kemampuan memahami. Apakah perlakuan memberikan pengaruh secara signifikan atau tidak akan dianalisis dengan statistik berikut.

Sebelum melakukan uji statistik dengan Independent samples t-test untuk mengetahui signifikansi pengaruh perlakuan, perlu dilakukan uji asumsi terhadap homogenitas varians. Tabel 4.15 menunjukkan hasil uji asumsi terhadap homogenitas varians dengan Levene’s test tingkat kepercayaan 95%. (lihat Lampiran 4.7.2)

Tabel 4.15 Hasil Uji Asumsi Terhadap Homogenitas Varians

Uji Statistik F Sig. Keterangan

Levene’s test 0,935 0,338 Varians homogen

Jika Sig. < 0,05 maka tidak terdapat homogenitas varians pada kedua data yang dibandingkan (Field, 2009: 150). Jika harga Sig. > 0,05 maka terdapat homogenitas varians pada kedua data yang dibandingkan. Berdasarkan hasil uji

73 asumsi terhadap homogenitas varians tersebut dapat disimpulkan bahwa terdapat homogenitas varians pada kedua data yang dibandingkan yaitu kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Jika variansnya homogen, maka data uji statistik Indepentent samples t-test yang diambil adalah data pada baris pertama output SPSS (Field, 2009: 340). Kriteria yang digunakan untuk menolak Hnull adalah jika Sig. (2-tailed) < 0,05 (Field, 2009: 53). Tingkat kepercayaan yang digunakan adalah 95%. Tabel 4.16 menunjukkan hasil uji signifikansi pengaruh perlakuan pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen terhadap kemampuan memahami. (lihat Lampiran 4.7.2).

Tabel 4.16 Hasil Uji Signifikansi Pegaruh Perlakuan Kemampuan Memahami

Uji Statistik Sig. (2-tailed) Keterangan

Independent samples t-test 0,041 Ada perbedaan

Uji statistik Independent samples t-test menunjukkan bahwa rerata kelompok eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok kontrol. Hasil uji statistik Independent samples t-test kelompok eksperimen yaitu M = 0,98; SD = 0,79; SE = 0,15; n = 28 ; dan df = 51 sedangkan hasil skor kelompok kontrol yaitu M = 0,58; SD = 0,61; SE = 0,12; n = 27; df = 53. Analisis data dengan menggunakan Independent samples t-test dengan tingkat kepercayaan 95% diperoleh harga Sig. (2-tailed) sebesar 0,041 dan harga t = -2,091. Jika harga Sig. (2-tailed) < 0,05 maka Hnull ditolak dan Hi diterima, sehingga dapat diartikan terdapat perbedaan yang signifikan antara rerata selisih skor pretest ke posttest kemampuan memahami pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Kesimpulannya adalah penerapan metode inkuiri berpengaruh terhadap kemampuan memahami. Perbandingan rerata selisih skor pretest ke posttest I kemampuan memahami pada kelompok kontrol dan eksperimen dapat dilihat pada diagram berikut.

74 4.4 Diagram Rerata Selisih Skor Pretest ke Posttest I Kemampuan Memahami

4.1.3.4 Uji Besar Pengaruh Perlakuan

Uji besar pengaruh perlakuan (effect size) bertujuan untuk mengetahui besarnya pengaruh perlakuan terhadap kemampuan memahami. Data yang diperoleh terdistribusi dengan normal, maka menggunakan rumus koefisien korelasi Pearson (Field, 2009: 57). Penghitungan dilakukan dengan mengambil t dari uji besar pengaruh perlakuan dengan Independent samplest-test. Besar pengaruh penerapan metode inkuiri pada kelompok eksperimen terhadap kemampuan memahami adalah r = 0,28 atau 8% yang setara dengan efek menengah. Table 4.17 merupakan hasil penghitungan uji besar pengaruh perlakuan pada kemampuan memahami. (lihat Lampiran 4.8.2).

Tabel 4.17 Hasil Uji Besar Pengaruh Perlakuan pada Kemampuan Memahami Kelompok Kontrol dan Eksperimen

Variabel t t2 df r (effect size) R2 % Efek

Memahami -2,09 4,37 53 0,28 0,08 8 Menengah

4.1.3.5 Analisis Lebih Lanjut

1. Perhitungan Persentase Peningkatan Rerata Pretest ke Posttest

Perhitungan persentase peningkatan rerata pretest ke posttest bertujuan untuk mengetahui besarnya peningkatan skor dari pretest ke posttest I pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Rerata skor pretest dan posttest I

75 pada kelompok kontrol dan eksperimen dilakukan uji normalitas dengan menggunakan Kolmogorov-Smirnov dengan program komputer SPSS 20 for Windows, hasil yang diperoleh data terdistribusi secara normal.

Persentase peningkatan rerata skor pretest dan posttest I kelompok kontrol dan kelompok eksperimen dihitung dengan aplikasi Microsoft Office Excel 2013. Perhitungan tersebut bertujuan untuk mengetahui besarnya peningkatan skor pretest ke posttest I pada kedua kelompok.

Tabel 4.18 Hasil Uji Peningkatan Skor Pretest ke Posttest I Kemampuan Memahami Kelompok Kontrol

Variabel Pretest Posttest I Peningkatan (%)

Memahami 1,59 2,17 36,48

Kelompok Eksperimen

Variabel Pretest Posttest I Peningkatan (%)

Memahami 1,66 2,64 59,04

Tabel 4.18 menunjukkan bahwa ada perbedaan antara rerata skor pretest ke posttest I baik pada kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen. Selisih skor pretest-posttest I yang paling dominan pada kelompok kontrol lebih kecil dibandingkan kelompok eksperimen. Hal ini juga dapat dilihat pada grafik berikut ini.

4.5 Perbedaan Selisih Skor Pretest ke Posttest I Kemampuan Memahami

Gain score dengan frekuensi paling besar pada kelompok kontrol adalah 0, sedangkan pada kelompok eksperimen adalah 1. Hal ini menunjukkan bahwa

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 f Gain Kontrol Eksperimen

76 selisih skor pretest ke posttest I yang paling dominan pada kelompok kontrol lebih kecil dibandingkan kelompok eksperimen. Gain score yang digunakan untuk menghitung persentase siswa yang mendapat pengaruh perlakuan pada kedua

kelompok ≥ dari 1,38. Penerapan metode ceramah pada kelompok kontrol

memberikan pengaruh terhadap 11,11% dari seluruh siswa pada kelompok kontrol. Sedangkan penerapan metode inkuiri pada kelompok eksperimen memberikan pengaruh terhadap 25% dari seluruh siswa pada kelompok eksperimen.

2.Uji Signifikansi Peningkatan Rerata Pretest ke Posttest

Uji signifikansi peningkatan rerata pretest ke posttest bertujuan untuk mengetahui signifikansi peningkatan skor dari pretest ke posttest metode ceramah dan metode inkuiri terhadap kemampan memahami. Langkah yang pertama yaitu rerata skor pretest dan posttest I kelompok kontrol dan kelompok eksperimen diuji normalitasnya dengan menggunakan Kolmogorov-Smirnov dengan program komputer SPSS 20 for Windows. Data yang diperoleh data terdistribusi secara normal. Uji signifikansi peningkatan rerata skor pretest ke posttest I menggunakan statistik parametrik Paired samples t-test karena data yang diuji adalah data normal dan dalam kelompok yang sama (Field, 2009: 325). Penghitungan dilakukan dengan mengambil t dari uji signifikansi peningkatan skor pretest ke posttest I dengan Paired samples t-test. Tingkat kepercayaan yang digunakan dalam uji signifikansi peningkatan rerata skor pretest ke posttest I adalah 95%. Kriteria yang digunakan untuk menolak Hnull adalah jika harga Sig. (2-tailed) < 0,05 (Field, 2009: 53). Tabel 4.19 menunjukkan hasil uji signifikansi peningkatan rerata skor pretest ke posttest I pada kemampuan memahami. (lihat Lampiran 4.10.2)

Tabel 4.19 Hasil Uji Siginifikansi Peningkatan Skor Pretest ke Posttest I Kemampuan Memahami

Kelompok t t2 df r R2 % Efek

Kontrol 4,95 24,50 26 0,70 0,49 49 Besar

77 Uji statistik Paired samples t-test menunjukkan bahwa rerata kelompok eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok kontrol. Hasil uji statistik Paired samples t-test kelompok eksperimen yaitu M = 0,98; SD = 0,79; SE = 0,15; n = 28; dan df = 27, sedangkan hasil uji statistik Paired samples t-test kelompok kontrol yaitu M =0,58; SD = 0,61; SE = 0,12; n = 27; dan df = 26. Hasil uji peningkatan skor pretest ke posttest I kemampuan memahami pada kelompok kontrol menunjukkan harga Sig. (2-tailed) sebesar 0,000 (p < 0,05), maka Hnull

ditolak dan Hi diterima, sehingga ada perbedaan yang signifikan antara skor pretest dan posttest I kemampuan memahami pada kelompok kontrol. Kesimpulannya adalah terdapat peningkatan skor yang signifikan dari skor pretest ke posttest I kemampuan memahami pada kelompok kontrol.

Hasil uji peningkatan skor pretest ke posttest I untuk kemampuan memahami pada kelompok eksperimen menunjukkan harga Sig. (2-tailed) sebesar 0,000 (p < 0,05) maka Hnull ditolak dan Hi diterima, sehingga ada perbedaan yang signifikan antara skor pretest dan posttest I kemampuan memahami pada kelompok eksperimen. Kesimpulannya adalah terdapat peningkatan skor yang signifikan dari skor pretest ke posttest I kemampuan memahami pada kelompok ekperimen.

Penerapan metode inkuiri pada kelompok eksperimen memiliki pengaruh yang lebih besar dibandingkan dengan penggunaan metode ceramah pada kelompok kontrol terhadap kemampuan memahami. Besar pengaruh penggunaan metode ceramah pada kelompok kontrol adalah 0,70 atau 49% yang setara dengan efek besar dan besar pengaruh penggunaan metode inkuiri pada kelompok eksperimen terhadap kemampuan memahami adalah 0,79 atau 62% yang setara dengan efek besar.

3. Uji Korelasi antara Rerata Pretest dan Posttest

Uji korelasi antara rerata pretest dan posttest dilakukan untuk mengetahui korelasi atau hubungan antara rerata skor pretest dengan rerata skor posttest I baik pada kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen. Data skor rerata pretest dan skor rerata posttest I dilakukan uji normalitas data. Distribusi data normal,

78 maka menggunakan rumus koefisien korelasi Pearson untuk data normal (Field, 2009: 332). Hasil yang diperoleh atas uji normalitas menggunakan Kolmogorov-Smirnov pada program komputer SPSS 20 for Windows adalah data terdistribusi secara normal, sehingga analisis data yang digunakan adalah dengan Pearson Correlation. Tingkat kepercayaan yang digunakan dalam uji korelasi antara rerata pretest dan posttest I adalah 95%. Kriteria yang digunakan untuk menolak Hnull adalah jika harga Sig. (2-tailed) < 0,05 (Field, 2009: 53). Tabel 4.20 menunjukkan hasil uji korelasi antara rerata pretest dan posttest I pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. (lihat Lampiran 4.11.2).

Tabel 4.20 Hasil Uji Korelasi antara Rerata Pretest dan Posttest I Kemampuan Memahami

Kelompok Kontrol

Aspek Pearson Correlation Sig. (2-tailed) Keterangan

Pretest-posttest I 0,651 0,000 Positif dan signifikan

Kelompok Eksperimen

Aspek Pearson Correlation Sig. (2-tailed) Keterangan

Pretest- Posttest I 0,483 0,009 Positif dan signifikan

Hasil uji korelasi antara rerata skor pretest dan posttest I pada kelompok kontrol terhadap kemampuan memahami, Pearson Correlation menunjukkan 0,651 artinya Pearson Correlation bernilai positif. Pearson Correlation yang bernilai positif berarti semakin tinggi skor pretest, maka semakin tinggi skor posttest I. Hasil uji korelasi antara rerata skor pretest dan posttest I pada kelompok kontrol terhadap kemampuan memahami menunjukkan Sig. (2-tailed) 0,000 artinya bahwa harga Sig. (2-tailed) ˂ 0,05 atau (p ˂ 0,05). Dapat dikatakan bahwa Hnull ditolak dan Hi diterima, yang artinya ada perbedaan yang signifikan antara skor pretest dan posttest I pada kelompok kontrol terhadap kemampuan memahami. Kesimpulannya adalah ada korelasi yang positif dan signifikan antara pretest dan posttest I pada kelompok kontrol terhadap kemampuan memahami.

Hasil uji korelasi antara rerata skor pretest dan posttest I pada kelompok eksperimen terhadap kemampuan memahami, Pearson Correlation menunjukkan 0,483 artinya Pearson Correlation bernilai positif. Pearson Correlation yang bernilai positif berarti semakin tinggi skor pretest, maka semakin tinggi skor posttest I. Hasil uji korelasi rerata skor pretest ke posttest I pada kelompok

79 eksperimen terhadap kemampuan memahami menunjukkan Sig. (2-tailed) 0,009 artinya bahwa harga Sig. (2-tailed) ˂ 0,05 atau (p ˂ 0,05). Dapat dikatakan bahwa Hnull ditolak dan Hi diterima, yang artinya ada korelasi yang signifikan antara skor pretest dan posttest I pada kelompok eksperimen terhadap kemampuan memahami. Kesimpulannya adalah ada korelasi yang positif dan signifikan antara pretest dan posttest I pada kelompok eksperimen terhadap kemampuan memahami.

4. Uji Retensi Pengaruh Perlakuan

Uji retensi pengaruh perlakuan bertujuan untuk mengetahui apakah pengaruh perlakuan masih sekuat pada posttest I sesudah beberapa waktu dilakukan perlakuan baik pada kelompok kontrol maupun eksperimen. Posttest II dilaksanakan selang 2 minggu setelah pelaksanaan posttest I pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Instrumen yang digunakan dalam pelaksanaan posttest II sama dengan instrumen pretest dan posttest I. Sebelum melakukan uji retensi pengaruh perlakuan, tahap pertama yang harus dilakukan adalah melakukan uji normalitas distribusi data pada data skor posttest I dan posttest II. Uji normalitas data dilakukan dengan menggunakan Kolmogorov-Smirnov test dengan program komputer SPSS 20 for Windows. Hasil uji normalitas distribusi data menunjukkan bahwa data terdistribusi dengan normal, sehingga analisis yang digunakan untuk uji retensi pengaruh perlakuan adalah dengan statistik parametrik. Tabel 4.21 berikut menunjukkan hasil normalitas distribusi data Posttest II dengan Kolmogorov-Smirnov test (Lihat lampiran 4.5.2).

Tabel 4.21 Hasil Uji Normalitas Distibusi Data Posttest II Kemampuan Memahami

Aspek Sig. (2-tailed) Keterangan

Posttest II kelompok kontrol 0,686 Normal

Posttest II kelompok eksperimen 0,168 Normal

Uji retensi pengaruh perlakuan menggunakan statistik parametrik Paired samples t-test karena data yang diuji terdistribusi normal dan dalam kelompok yang sama (Field, 2009: 325). Kriteria yang digunakan untuk menolak Hnull adalah Sig. (2-tailed) < 0,05 (Field, 2009: 53). Tabel 4.22 merupakan hasil uji retensi pengaruh perlakuan kemampuan memahami. (lihat Lampiran 4.12.2.1).

80 Kelompok Kontrol Variabel Posttest I Posttest II Peningkatan (%) Sig. (2-tailed) Keterangan

Memahami 2,18 1,90 -12,84 0,001 Ada perbedaan

Kelompok Eksperimen Variabel Posttest I Posttest II Peningkatan (%) Sig. (2-tailed) Keterangan

Memahami 2,64 2,44 -7,58 0,000 Ada perbedaan

Hasil uji statistik Paired samples t-test menunjukkan bahwa rerata kelompok eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok kontrol. Hasil uji statistik Paired samples t-test pada kelompok eksperimen yaitu M = -0,21; SD = 0,17; SE = 0,03; t = -6,49; n = 28; dan df = 27, sedangkan hasil uji statistik Paired samples t-test kelompok kontrol yaitu M = -0,28; SD = 0,39; SE = 0,07; t = -3,72; n = 27; dan df = 26. Hasil uji retensi pengaruh perlakuan skor posttest I ke posttest II kemampuan memahami pada kelompok kontrol menunjukkan harga Sig. (2-tailed) sebesar 0,001 (p < 0,05), maka Hnull ditolak dan Hi diterima, jadi ada perbedaan yang signifikan antara skor Posttest I dan Posttest II kemampuan memahami pada kelompok kontrol. Kesimpulannya adalah terjadi penurunan skor yang signifikan dari skor posttest I ke posttest II kemampuan memahami pada kelompok kontrol. Sedangkan harga Sig. (2-tailed) kemampuan memahami pada kelompok eksperimen adalah 0,000 (p < 0,05), maka Hnull ditolak dan Hi diterima, jadi ada perbedaan yang signifikan antara posttest I dan posttest II kemampuan memahami pada kelompok eksperimen. Kesimpulannya adalah terjadi penurunan skor yang signifikan dari posttest I ke posttest II kemampuan memahami pada kelompok eksperimen.

Kelompok kontrol mengalami penurunan yang lebih besar dibandingkan kelompok eksperimen. Hal tersebut dapat dilihat dari persentase peningkatan pada kelompok kontrol sebesar -12,84%, sedangkan persentase peningkatan pada kelompok eksperimen sebesar -7,58%. Garfik di bawah ini menunjukkan peningkatan skor dari pretest, posttest I, dan posttest II kemampuan memahami pada kelompok kontrol dan eksperimen.

81 4.6 Grafik Pretest, Posttest I, dan Posttest II Kemampuan Memahami

Dokumen terkait