• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI

6. Keunggulan Metode Inkuiri

Sanjaya (2006: 204) menyebutkan keunggulan-keunggulan jika metode inkuiri diterapkan dalam pembelajaran adalah sebagai berikut.

a. Metode inkuiri merupakan strategi pembelajaran yang menekankan pada pengembangan aspek kognitif, afektif, dan psikomotor secara seimbang, sehingga pembelajaran melalui metode ini dianggap lebih bermakna. b. Metode inkuiri dapat memberikan ruang kepada siswa untuk belajar sesuai

dengan gaya belajar mereka.

c. Metode inkuiri merupakan strategi yang dianggap sesuai dengan perkembangan psikologi belajar moderen yang menganggap belajar adalah proses perubahan tingkah laku berkat adanya pengalaman.

d. Keuntungan lain adalah metode ini dapat melayani kebutuhan siswa yang memiliki kemampuan di atas rata-rata.

2.1.1.4 Teori kognitif Bloom

Bloom (dalam Sudjana, 2006) menjelaskan hasil belajar dibagi menjadi tiga ranah yaitu kognitif, afektif, dan psikomotorik. Ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam aspek, yakni pengetahuan dan ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi. Ranah afektif berkenaan dengan sikap terdiri dari lima aspek, yakni penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian, organisasi, dan internalisasi. Ranah psikomotoris berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan kemampuan bertindak.

Penelitian ini fokus pada ranah kognitif dalam taksonomi Bloom. Dalam taksonomi Bloom yang telah direvisi, terdapat 6 level dalam proses kognitif yaitu

15 mengingat, memahami, mengaplikasi, menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta (Anderson & Krathwohl, 2010: 99-133).

1. Mengingat

Mengingat adalah mengambil pengetahuan yang dibutuhkan dari memori jangka panjang. Level ini merupakan level proses kognitif yang paling sederhana. Pengetahuan yang dibutuhkan meliputi pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, metakognitif, atau kombinasi dari beberapa pengetahuan ini. Kata kerja operasionalnya meliputi mengenali dan mengingat kembali.

2. Memahami

Memahami adalah mengkonstruksi makna dari pesan-pesan pembelajaran, baik yang bersifat lisan, tulisan ataupun grafis, yang disampaikan melalui pengajaran, buku, atau layar komputer. Siswa memahami ketika mereka menghubungkan pengetahuan baru dan pengetahuan lama mereka. Lebih tepatnya pengetahaun yang baru masuk dan dipadukan dengan skema-skema dan kerangka-kerangka kognitif yang telah ada. Kata kerja operasionalnya adalah menafsirkan, mencontohkan, mengklasifikasikan, merangkum, menyimpulkan, membandingkan dan menjelaskan.

3. Mengaplikasikan

Proses mengaplikasikan melibatkan penggunaan prosedur-prosedur tertentu untuk mengerjakan soal latihan atau menyelesaikan masalah. Mengaplikasikan berkaitan erat dengan pengetahuan prosedural. Kata kerja operasional kemampuan mengaplikasi tediri dari mengeksekusi dan mengimplementasikan.

4. Menganalisis

Proses menganalisis melibatkan proses memecah-mecah materi menjadi bagian-bagian kecil dan menentukan bagaimana hubungan antar bagian dan antar setiap bagian serta struktur keseluruhannya. Kata kerja operasional pada kemampuan menganalisis meliputi membedakan, mengorganisasi, dan mengatribusikan.

16 5. Mengevaluasi

Mengevaluasi didefinisikan sebagai proses membuat keputusan berdasarkan kriteria dan standar. Kata kerja operasionalnya adalah memeriksa dan mengkritik.

6. Mencipta

Mencipta melibatkan proses menyusun elemen-elemen menjadi sebuah keseluruhan yang koheren atau fungsional. Tujuan-tujuan yang diklasifikasikan dalam mencipta meminta siswa membuat produk baru dengan mengorganisasi sebuah elemen atau bagian menjadi suatu pola atau struktur yang tidak pernah ada sebelumnya. Kata kerja operasional kemampuan mencipta adalah merumuskan, merencanakan dan memproduksi. Peneliti membahas lebih mendalam mengenai kemampuan mengingat dan memahami, karena kedua kemampuan tersebut merupakan variabel dependen pada penelitian ini.

2.1.1.5 Kemampuan Mengingat

Mengingat adalah proses mengambil pengetahuan dari memori jangka panjang. Pegetahuan yang dibutuhkan meliputi pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, metakognitif atau kombinasi dari beberapa pengetahuan ini (Anderson & Krathwohl, 2010: 99).

Anderson & Krathwohl (2010: 103-105) menyebutkan kemampuan mengingat dibagi ke dalam dua aspek, yaitu mengenali dan mengingat kembali yang dijabarkan sebagai berikut.

1. Mengenali

Mengenali adalah proses mengambil pengetahuan yang dibutuhkan dari memori jangka panjang untuk membandingkannya dengan informasi yang baru saja diterima. Nama lain dari mengenali adalah mengidentifikasi.

2. Mengingat kembali

Proses mengingat kembali adalah mengambil pengetahuan yang dibutuhkan untuk mencari informasi dari memori jangka panjang dan membawa

17 informasi tersebut ke memori kerja untuk diproses. Nama lain dari mengingat kembali adalah mengambil.

2.1.1.6 Kemampuan Memahami

Siswa dikatakan memahami bila mereka dapat mengkonstruksi makna dari pesan-pesan pembelajaran, baik yang bersifat lisan, tulisan ataupun grafis, yang disampaikan melalui pengajaran, buku, atau layar komputer (Anderson & Krathwohl, 2010: 104-105). Kemampuan memahami siswa akan menghubungkan pengetahuan baru mereka dengan pengetahuan lama yang mereka miliki. Pengetahuan yang baru akan dipadukan dengan skema-skema kognitif yang sebelumnya telah ada. Anderson & Krathwohl (2010: 106-11) menyebutkan proses kognitif dalam kemampuan memahami yakni sebagai berikut.

1. Menafsirkan

Menafsirkan terjadi ketika siswa dapat mengubah informasi dari satu bentuk ke bentuk lain. Menafsirkan terjadi ketika siswa diberikan informasi dalam bentuk tertentu, kemudian siswa dapat mengubahnya menjadi bentuk lain. Nama lain dari menafsirkan adalah mengklarifikasi, memparafrasakan, mempresentasikan,dan menerjemahkan.

2. Mencontohkan

Proses kognitif mencontohkan terjadi saat siswa memberikan contoh tentang konsep atau prinsip umum. Mencontohkan dimulai dengan konsep atau prinsip umum dan mengharuskan siswa menemukan contoh tertentu. Nama lain mencotohkan adalah mengilustrasikan dan memberi contoh.

3. Mengklasifikasikan

Mengklasifikasikan melibatkan proses mendeteksi ciri-ciri atau pola-pola yang sesuai dengan contoh dan konsep atau prinsip tersebut. Mengklasifikasikan merupakan proses kognitif yang melengkapi proses mencontohkan. Nama lain dari mengklasifikasikan adalah mengkategorikan dan mengelompokkan.

4. Merangkum

Proses kognitif merangkum terjadi ketika siswa mengemukakan satu kalimat yang merepresentasikan informasi yang diterima atau mengabstraksikan

18 sebuah tema. Merangkum melibatkan proses membuat sebuah ringkasan informasi, dan proses mengabstraksikan ringkasannya. Nama lain dari merangkum adalah mengabstraksi dan menggeneralisasi.

5. Menyimpulkan

Proses kognitif menyimpulkan menyertakan proses menemukan pola dalam sejumlah contoh. Proses menyimpulkan melibatkan proses kognitif membandingkan seluruh contohnya. Menyimpulkan berpusat pada penarikan pola informasi yang diberikan. Nama lain menyimpulkan adalah menyarikan, mengekstraporasi, menginterpolasi, memprediksi.

6. Membandingkan

Proses kognitif membandingkan melibatkan proses mendeteksi persamaan dan perbedaan antara kedua atau lebih objek, peristiwa, ide, masalah, atau situasi. Nama lain dari membandingkan adalah mengkontraskan, memetakan, dan mencocokan.

7. Menjelaskan

Proses kognitif menjelaskan berlangsung ketika siswa dapat membuat dan menggunakan model sebab-akibat dalam sebuah sistem. Model ini dapat diturunkan dari teori atau didasarkan pada hasil penelitian atau pengalaman. Nama lain dari menjelaskan adalah membuat model.

2.1.1.7 Hakikat IPA

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) atau sains dalam arti sempit sebagai disiplin ilmu dari physical sciences dan life sciences (Samatowa, 2011: 1). Sains sebagai suatu deretan konsep serta skema konseptual yang berhubungan satu sama lain, dan yang tumbuh sebagai hasil eksperimentasi dan observasi, serta berguna untuk diamati dan dieksperimentasi lebih lanjut (Samatowa, 2011: 1). Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan usaha manusia dalam memahami alam semesta melalui pengamatan yang tepat pada sasaran, serta menggunakan prosedur, dan dijelaskan dengan penalaran sehingga mendapatkan suatu kesimpulan (Susanto, 2013: 167). Berdasarkan pendapat beberapa ahli dapat disimpulkan bahwa Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan cabang disiplin

19 ilmu yang mempelajari alam semesta yang dapat dilakukan dengan pengamatan atau eksperimen.

Hakikat Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yaitu 1) pengetahuan alam sudah jelas artinya adalah pengetahuan tentang alam semesta dengan segala isinya, 2) perlunya IPA diajarkan di Sekolah Dasar (Samatowa, 2011: 2-4). Penerapan mata pelajaran IPA pada jenjang Sekolah Dasar dapat melatih siswa untuk berpikir kritis dan berlatih untuk memecahkan masalah. Samatowa (2011: 4) menyebutkan ada empat alasan Ilmu Pengetahuan Alam perlu diajarkan di Sekolah Dasar yakni : (a) Ilmu Pengetahuan Alam sangat bermanfaat bagi suatu bangsa, (b) Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) melatih siswa untuk berpikir kritis, apabila Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) diajarkan dengan metode yang tepat misalnya

“menemukan sendiri” pada saat siswa dihadapkan pada suatu masalah maka siswa

akan berusaha menyelidiki untuk memecahkan masalah tersebut, (c) apabila Ilmu Pengetahuan Alam diajarkan dengan percobaan maka siswa tidak sekedar menghafal akan tetapi memahami, dan (d) mata pelajaran ini berpotensi membentuk kepribadian anak secara keseluruhan. Metode inkuiri dianggap sebagai metode yang peling tepat dalam pembelajran IPA (Susanto, 2013: 172).

2.1.1.8 Perubahan Sifat Benda

Standar kompetensi dalam penelitian ini adalah “4. Memahami hubungan

antara sifat bahan dengan penyusunnya dan perubahan sifat benda sebagai hasil

suatu proses”, dan kompetensi dasar dalam penelitian ini adalah “4.2

Menyimpulkan hasil penyelidikan tentang perubahan sifat benda, baik sementara

maupun tetap”. Materi yang digunakan dalam penelitian adalah perubahan sifat

benda. Materi yang dibahas yakni sifat benda, faktor perubahan sifat benda (pembakaran, pembusukan, pemanasan, perkaratan, dan pendinginan), serta perubahan sifat benda secara tetap dan sementara.

20 2.1 Bagan Materi Pembelajaran

Dokumen terkait