D. Koefisien Determinasi
2. Hasil Uji t
Uji t pada penelitian ini dilakukan untuk menunjukkan apakah
variabel independen atau bebas yang terdiri dari tingkat strukur
kepemilikan publik, ukuran dewan komisaris, profitabilitas, dan ukuran
perusahaan mempunyai pengaruh secara parsial terhadap Pengungkapan
Risiko perusahaan Property dan Real Estate yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode 2010-2014, dengan angka
signifikansi (ɑ) sebesar 0,05. Berikut ini adalah tabel hasil Uji t dari penelitian ini:
90
Tabel 4.11 Hasil Uji t
Sumber : Output SPSS yang diolah
Hasil dari penelitian ini dapat dilihat pada tabel hasil uji t di
atas. Adapun hasil penelitian tersebut adalah sebagai berikut:
1) Strukur Kepemilikan Publik
Hasil perhitungan uji secara parsial variabel strukur
kepemilikan saham publik dengan menggunakan uji satu arah
(1-tailed) diperoleh nilai thitung sebesar (1,565) dengan nilai signifikansi sebesar 0,119 yang berarti nilai Sig. variabel strukur
kepemilikan saham publik lebih besar dari 0,05, maka dapat
disimpulkan strukur kepemilikan saham publik tidak berpengaruh
terhadap Pengungkapan Risiko. Maka hipotesis pertama ditolak
(Ha ditolak dan H0 diterima)
Berdasarkan perbandingan dari hasil penelitian yang
dilakukan oleh peneliti sebelumnya, beberapa peneliti juga
menemukan hubungan tidak signifikan. Penelitian yang dilakukan
Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients T Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) -,189 ,110 -1,728 ,086 SK ,042 ,027 ,108 1,565 ,119 UDK ,004 ,003 ,090 1,298 ,196 NPM -,018 ,009 -,126 -1,955 ,052 SIZE ,070 ,009 ,529 7,408 ,000
91 oleh Sudarmaji dan Sularto (2007), dalam penelitian tersebut
menemukan bahwa tipe struktur kepemilikan publik perusahaan
tidak berpengaruh terhadap luas voluntary disclosure pada laporan tahunan perusahaan. Dalam penelitian tersebut diungkapkan
kepemilikan saham publik adalah kepemilikan saham yang dimiliki
oleh masyarakat dengan besaran di bawah 5% sehingga tidak
mampu mempengaruhi pengungkapan risiko perusahaan.
Linsley (2006) juga menemukan variabel Struktur
Kepemilikan saham publik tidak berpengaruh terhadap
Pengungkapan Risiko karena pemilikan saham publik sebagian
besar hanya bersifat spekulan dan tidak terlalu memperhatikan
perusahaan secara mendalam seperti halnya pemilik manajerial atau
institusional.
Hasil penelitian ini juga didukung Nasser (2015) yang
menemukan bahwa struktur kepemilikan tidak berpengaruh
terhadap pengungkapan risiko pada Institusi Islam di UAE.
2) Ukuran Dewan Komisaris
Hasil perhitungan uji secara parsial variabel Ukuran Dewan
Komisaris dengan menggunakan uji satu arah (1-tailed) diperoleh nilai thitung sebesar (1,298) dengan nilai signifikansi sebesar 0,196
karena nilai Sig. variabel ukuran dewan komisarislebih besar dari
0,05, maka dapat disimpulkan ukuran dewan komisaris tidak
92 ditolak (Ha ditolak dan H0 diterima).
Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian sebelumnya
yang dilakukan oleh Elzahar dan Hussainey (2012). Penelitian
tersebut menemukan bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan
antara ukuran dewan komisaris terhadap pengungkapan risiko
dalam laporan keuangan interim.
Sejalan dengan penelitiaan (Nasser 2015) Dewan komisaris
tidak menuntut banyak tidaknya Pengungkapan Risiko yang
dilakukan oleh perusahaan. Karena pengawasan yang dilakukan
oleh dewan komisaris lebih bersifat menyeluruh terhadap kinerja
perusahaan tidak hanya sebatas terhadap pengungkapan risiko saja.
3) Profitabilitas
Hasil perhitungan uji secara parsial variabel Profitabilitas
dengan menggunakan uji satu arah (1-tailed) diperoleh nilai t hitung sebesar (-1,955) dengan nilai signifikansi sebesar 0,052. Karena
nilai Sig. Variabel profitabilitas lebih besar dari 0,05, maka dapat
disimpulkan profitabilitas tidak berpengaruh terhadap
Pengungkapan Risiko. Maka hipotesis ketiga ditolak (Ha ditolak dan H0 diterima).
Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian sebelumnya
yang dilakukan oleh Sudarmadji dan Sularto (2007) yang
menemukan bahwa profitabilitas tidak berpengaruh signifikan
93 profitabilitas, perusahaaan dituntut untuk memberikan informasi
yang lengkap terhadap risiko risiko bahkan jika perusahaan tidak
mengalami profit atau merugi, perusahan tetap di tuntut untuk
mengungkapkan risiko standard. Sehingga besar kacilnya
profitabilitas tidak berpengaruh terhadap pengungkapn risiko.
Moumen (2015) juga menemukan bahwa profitabilitas tidak
berpengaruh pada penngungkapan risiko di Perusahaan besar
Finlandia, hal ini karena semua perusahaan besar selalu
memberikan informasi yang lengkap atas semua risiko yang ada.
4) Ukuran Perusahaan
Hasil perhitungan uji secara parsial variabel ukuran
perusahaan dengan menggunakan uji satu arah (1-tailed) diperoleh
nilai t hitung sebesar (7,408) dengan nilai signifikansi sebesar
0,000. Karena nilaiSig. variabel ukuran perusahaan lebih kecil dari
0,05, maka dapat disimpulkan ukuran perusahaan berpengaruh
terhadap Pengungkapan Risiko. Maka hipotesis keempat diterima
(Ha diterima dan H0 ditolak).
Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian sebelumnya
yang dilakukan oleh Amran et al (2009) dalam Fathimiyah (2014) menemukan hubungan positif antara ukuran perusahaan dengan
pengungkapan risiko. Perusahaan besar memiliki sumber daya yang
lebih besar untuk membiayai penyediaan informasi bagi pihak
94 memberikan informasi bagi pihak eksternal perusahaan, sehingga
tidak membutuhkan biaya yang lebih besar untuk melakukan
pengungkapan secara menyeluruh. Perusahaan kecil tidak
mempunyai informasi yang siap saji seperti perusahaan besar, hal
ini mengakibatkan perusahaan kecil memerlukan biaya yang cukup
besar untuk mempunyai informasi selengkap perusahaan besar.
Ukuran perusahaan memiliki pengaruh terhadap
pengungkapan risiko. Perusahaan besar akan mengungkapkan
risiko lebih banyak dibandingkan dengan perusahaan kecil. Agency theory menyatakan bahwa perusahaan besar memiliki biaya keagenan yang lebih besar daripada perusahaan kecil (Jensen dan
Meckling, 1976 dalam Almilia dan Retrinasari, 2007). Perusahaan
besar mungkin akan mengungkapkan informasi yang lebih luas
dibanding perusahaan kecil sebagai upaya untuk mengurangi biaya
keagenan tersebut.
Menurut Meek, Roberts dan Gray (dalam Fitriani, 2001)
perusahaan besar mempunyai kemampuan untuk merekrut
karyawan yang ahli, serta adanya tuntutan dari pemegang saham
dan analisis, sehingga perusahaan besar memiliki insentif untuk
95 Perusahaan kecil umumnya mempunyai persaingan ketat
dengan perusahaan yang lain, karena jumlah perusahaan kecil lebih
banyak di bandingkan jumlah perusahaan besar. Mengungkapkan
terlalu banyak tentang jati dirinya kepada pihak eksternal dapat
membahayakan posisinya dalam persaingan sehingga perusahaan
kecil cenderung tidak melakukan pengungkapan selengkap
perusahaan besar (Singhvi dan Desai,1971 ; Buzby,1975 dalam
Amilia dan Retrinasari, 2007).