PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE DAN KARAKTERISTIK PERUSAHAAN TERHADAP PENGUNGKAPAN RISIKO
(Pada Perusahaan Property dan Real Estate Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2014)
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Syarat - Syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh: Rifqi Rif’an Fauzi NIM: 1112082000056
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
ii
PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE DAN KARAKTERISTIK PERUSAHAAN TERHADAP PENGUNGKAPAN RISIKO
(Pada Perusahaan Property dan Real Estate Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2014)
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh: Rifqi Rif’an Fauzi NIM: 1112082000056
Di Bawah Bimbingan
Pembimbing I Pembimbing II
Dr. Yahya Hamja, MM Putriesti Mandasari Sp, M.Si NIP. 19490602 197803 1 001 NIP. 19840608 201101 2 010
JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
iii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF
Hari ini Selasa, 7 Agustus 2012 telah dilakukan Ujian Komprehensif atas mahasiswa:
1. Nama : Rifqi Rif’an Fauzi
2. NIM : 1112082000056
3. Jurusan : Akuntansi
4. Judul Skripsi :“Pengaruh Corporate Governance dan Karakteristik Perusahaan Terhadap Pengungkapan Risiko ( Pada Perusahaan Property dan Real Estate yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2014”
Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang bersangkutan selama proses ujian komprehensif, maka diputuskan bahwa mahasiswa tersebut dinyatakan lulus dan diberi kesempatan untuk melanjutkan ke tahap Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 9 Agustus 2012
1. Herni Ali HT. SE., MM ( _____________________ )
NIDN. 0422125902 Ketua
2. Rahmawati, SE., MM ( _____________________ )
NIP. 19770814 200604 2 003 Sekretaris
3. Erika Amelia, SE., M.Si. ( _____________________ )
iv
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Rifqi Rif’an Fauzi
No. Induk Mahasiswa : 1112082000056
Fakultas : Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Jurusan : Akuntansi
Dengan ini menyatakan bahwa dalam penulisan skripsi ini, saya:
1. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan dan mempertanggungjawabkan
2. Tidak melakukan plagiat terhadap naskah karya orang lain
3. Tidak menggunakan karya orang lain tanpa menyebutkan sumber asli atau tanpa izin pemilik karya
4. Tidak melakukan pemanipulasian dan pemalsuan data
5. Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu bertanggungjawab atas karya ini
Jikalau dikemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya, dan telah melalui pembuktian yang dapat dipertanggungjawabkan, ternyata memang ditemukan bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan di atas, maka saya siap untuk dikenai sanksi berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.
Ciputat, 27 November 2015 Yang Menyatakan,
v
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI
Hari ini Selasa, 22 Maret 2016 telah dilakukan Ujian Skripsi atas mahasiswa:
1. Nama : Rifqi Rif’an Fauzi
2. NIM : 1112082000056
3. Jurusan : Akuntansi
4.
Judul Skripsi :“Pengaruh Corporate Governance dan Karakteristik Perusahaan Terhadap Pengungkapan Risiko ( Pada Perusahaan Property dan Real Estate yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2014”Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang bersangkutan selama proses ujian Skripsi, maka diputuskan bahwa mahasiswa tersebut dinyatakan lulus dan skripsi ini diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 22 Maret 2016
1. Yessi Fitri, SE.,M.Si.,Ak.,CA ( _____________________ )
NIP. 19760924 200604 2 002 Ketua
2. Putriesti Mandasari,SP.,M.Si. ( _____________________ )
NIP. 19840608 201101 2 010 Sekretaris
3. Dr, Yahya Hamja, MM ( _____________________ )
NIP. 19490602 197803 1 001 Pembimbing I
4. Putriesti Mandasari, SP., M.Si. ( _____________________ )
NIP. 19840608 201101 2 010 Pembimbing II
5. Dr. Rini.,Ak.,CA. ( _____________________ )
vi
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I. IDENTITAS PRIBADI
1. Nama : Rifqi Rif’an Fauzi
2. Tempat, Tanggal Lahir : Nganjuk, 13 Januari 1993
3. Alamat : Dsn Panjen, Ds Cengkok, Kec Ngronggot, Kab
Nganjuk, Jawa Timur. Kode Pos 64395
4. Telepon : 089602498495
5. Email : rifqirifanfauzi@rocketmail.com
rifqirifanfauzi44@gmail.com
II. PENDIDIKAN
1. MIN Nanggungan Prambon Nganjuk Tahun 2001-2006
2. MTsN Tanjung Tani Prambon Nganjuk Tahun 2006-2009
3. SMA Darul ‘Ulum 2 Unggulan BPPT RSBI Jombang Tahun 2009-2012
4. S1 Ekonomi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2012-2016
III. PENGALAMAN ORGANISASI
1. Koordiantor Tim Soal SSO (Science and Social Olimpyads) X SMA Darul
Ulum 2, Event Nasional (2010)
2. Ketua Umum Ikatan Keluarga Besar Ponpes Darul Ulum (IKAPPDAR)
Jombang (2010-2011)
vii
4. Ketua Asrama Ponpes AL-Ghozali Darul Ulum Jombang (2010-2011)
5. Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis sebagai
Departemen Kemahasiswaan (2013-2014)
6. Himpunan Mahasiswa Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis
sebagai Koordinator Kemahasiswaan (2014-2015)
7. President Bidikmisi UIN Jakarta (2014 – 2015)
8. Sekretaris Jendral Lingkar Bidikmisi Nasional (LINKDIKSI) PTAIN
(2015-2016)
9. Ketua Ikatan Mahasiswa Darul Ulum Jabodetabek (2015-2016)
10. PMII (Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia) Komisariat Fakultas
Ekonomi dan Bisnis sebagai Ketua Umum (2015-2016)
IV. LATAR BELAKANG KELUARGA
1. Ayah : Samsul Hadi
Tempat, Tanggal Lahir : Banyuwangi, 25 Januari 1965
2. Ibu : Khusnul Kotimah
Tempat, Tanggal Lahir : Nganjuk, 23 Maret 1970
3. Alamat : Dsn Panjen, Ds Cengkok, Kec Ngronggot,
viii
Hai orang-orang beriman apabila dikatakan kepadamu: "Berlapang-lapanglah dalam majlis", maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan (Q.S Al – Mujadallah : 11)
Skripsi Ini Ku Persembahkan Untuk :
Allah SWT
Kedua Orang Tuaku
Adikku Tersayang
Adinda Siti Mamluatus Sa’adah
ix
THE INFLUENCE OF CORPORATE GOVERNANCE AND FIRM
CHARACTERISTIC AGAINST RISK DISCLOSURE
ABSTRACT
This research aimed to get empirical evidence about the influence of corporate governance (public ownership structure, board size of comissioner) and firm characteristic (profitability level, firm size) against
Risk Disclosure at the company’s annual report.
This research uses purposive sampling in sample selection. The sample in this research are 34 of 50 property and real estate firms which are listed in IDX(Indonesian Stock Excange)from 2010 until 2014. Stakeholder theory and agency theory are used to explain the relation beetwen variables. Risk disclosure in this research using content analysis is based upon on identifying sentences risk disclosure in the annual report. The Statistical method used to examine hypothesis is multiple linear regression analysis.
The result of this research find that firm size influence the risk disclosure, while public ownership structure, board size of commisioer and profitability level does not influence act of risk disclosure. This research is able to provide knowledge for investors to determine the factors that influence the company’s risk disclosure.
x
PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE DAN KARAKTERISTIK PERUSAHAAN TERHADAP PENGUNGKAPAN RISIKO
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh bukti empiris mengenai pengaruh corporate governance (struktur kepemilikan saham publik, ukuran dewan komisaris) dan karakteristik perusahaan (profitabilitas, ukuran perusahaan) terhadap pengungkapan risiko pada laporan tahunan perusahaan.
Penelitian ini menggunakan purposive sampling dalam melakukan pemilihan sampel. Sebanyak 34 dari 50 perusahaan property dan real estate
yang terdaftar di BEI (Bursa Efek Indonesia) pada tahun 2010 sampai 2014 dijadikan sebagai sampel dalam penelitian ini. Teori stakeholder dan
agency theory digunakan untuk menjelaskan hubungan antar variabel. Pengungkapan risiko dalam penelitian ini menggunakan content analysis
didasarkan pada pengindentifikasian kalimat-kalimat pengungkapan risiko dalam laporan tahunan. Metode statistik yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah analisis regresi linear berganda.
Hasil penelitian ini menemukan ukuran perusahaan memiliki pengaruh terhadap pengungkapan risiko perusahaan, sedangkan struktur kepemilikan saham publik, ukuran dewan komisaris dan profitabilitas tidak memiliki pengaruh terhadap pengungkapan risiko. Penelitian ini mampu memberikan pengetahuan bagi para investor untuk mengetahui pengaruh
corporate governance dan karakteristik perusahaan terhadap pengungkapan risiko.
Kata kunci : Risiko, pengungkapan risiko, manajemen risiko,
corporate governance, karakteristik perusahaan, teori
xi
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah S.W.T yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul
“PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE DAN KARAKTERISTIK PERUSAHAAN TERHADAP PENGUNGKAPAN RISIKO ”. Penyusunan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi sebagian syarat-syarat guna mencapai gelar Sarjana Ekonomi di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Pada kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini terutama kepada:
1. Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya, Nabi Muhammad SAW yang menjadi inspirasi dalam perjalanan hidup ini.
2. Kedua orang tua saya, Samsul Hadi dan Khusnul Kotimah tersayang yang telah memberikan semangat serta doa yang tiada henti-hentinya kepada penulis. You Are every Thing, Love You.
3. Keluarga yang telah menyemangati dan memberikan banyak dukungan dalam menyelesaikan skripsi ini, terkhusus untuk Adik ku Hasna Fauziana semoga bisa meraih apa seperti yang Mas mu ini raih.
4. Spesial Thanks to Adinda Siti Mamluatus Sa’adah terimakasih atas dukungannya selama ini. Terimakasih telah menemani perjalanan hidup selama ini.
5. Keluarga Besar di Nganjuk, Alm. Pak Sapuan, dan Mak Ngariyah, serta Pak Poh No dan Bek Rom.
6. Keluarga Besar di Banyuwangi, Pak Lasemo, Mak Tarmijah, Mas Ari dan Mbak Mila, Mbak Tim dan Mas Nani, Mbak Is dan Mas Fran, Mbak Iin dan Mas ardi dan semua sepupu-sepupuku yang imut-imut.
7. Keluarga Besar di Jakarta, Mbak Rom dan Mas Anas, Mbak Um dan Mas
Su’ud, Mbak Ut dan Mas Baha, terimakasih sudah membimbingku untuk
xii
8. Teruntuk Kyai dan Pendiri Ponpes Darul Ulum Jombang atas doa dan ilmunya yang telah diberikan kepada saya. Teruntuk Bu Nurul Alfiyah, SE, Mpd dan Pak Budi, SPd, berkat bimbingan dan arahan beliau lah saya mampu menyelesaikan progam Sarjana Akuntansi.
9. Bapak Dr. Arief Mufraini, Lc, MA selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
10. Ibu Yessi Fitri, SE, Ak, M.Si selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
11. Bapak Hepi Prayudiawan, SE, Ak, MM selaku Sekretaris Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
12. Bapak Dr. Yahya Hamja, MM selaku dosen Pembimbing Skripsi I yang telah bersedia memberikan waktunya yang sangat berharga untuk membimbing penulis selama menyusun skripsi.
13. Ibu Putriesti Mandasari, Sp, M.Si selaku dosen Pembimbing Skripsi II yang telah bersedia meluangkan waktu, memberikan pengarahan dan bimbingan dalam penulisan skripsi ini.
14. Sahabat-sahabat di Nganjuk temen seperjuangan SUPER 8, Rukhi, Zusna,
Septi, Beti, Anwar, Uma, Imro’ dan Alm Faizin.
15. Sahabat-sahabat Fosil PMII Komfeis yang tidak bisa disebutkan satu persatu. Makasih banyak bimbingan dan pengalamannya.
16. Angkatan 2012 Seperjuangan di PMII sahabat Sekum Jaty, Bendum Bram, Rahmi, kak Ve, Hakim, Ajay, Sofyan, Adit Kiting, Bama, Dimas, Galih, Komeng, Irvan, Ichi, Ncang Amir, Bani, Adit ndut, Nida, Tuti, Lulu, Elsa, Tomi, Albab, Ari, Rafi, Hafizah, dan semuanya maaf kalo ada kelewat.. See You on Top Gaes.
17. Sahabat-Sahabat ade kelas yang rese, boy Hilyatun, Barjun, Botel, Zekha, Yoga, Alfi, Pay, Ayu, Yuni, Ali, Dhanti, BA, Rizki jamed, Tias, Puspa, Zuhdi semoga cepet nyusul yaa,,,,
xiii
19. Akuntansi 2012 kelas B, Galih, Dita, Yudhi, Kia, Fadil, Mayeda, Fajar, Diena, Jian, Randi, Dara, Ida, Fitri, Farid, Hery, Ilman, Seren, Dwi, Rita, Latul, Vivi, Annisa, dan Rifai, terimakasih atas waktunya selama ini, atas kekompakan kelas kita, see you on top gaes.., .
20. Keluarga besar akuntansi 2012 Kalian yang terbaik dan kita buktikan kualitas Alumni akuntansi UIN Syarif Hidayatullah..
21. Seluruh staf pengajar dan karyawan Universitas Islam Negeri yang telah memberikan bantuan kepada penulis.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki penulis. Oleh karena itu, penulis mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik yang membangun dari berbagai pihak.
Jakarta, 22 Maret 2016
xiv
DAFTAR ISI
Halaman Judul ... i
Lembar Pengesahan Skripsi ... ii
Lembar Pengesahan Uji Komprehensif ... iii
Lembar Pernyataan Keaslian Karya Ilmiah ... iv
Lembar Pengesahan Ujian Skripsi ... v
Daftar Riwayat Hidup ... vi
Motto dan Persembahan ... viii
Abstract ... ix
Abstrak ... x
Kata Pengantar ... xi
Daftar Isi ... xiv
Daftar Tabel ... ..xviii
Daftar Gambar ... ....xix
Daftar Lampiran ... .. xx
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Perumusan Masalah ... 14
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 15
1. Tujuan Penelitian ... 15
xv
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 17
A. Tinjauan Literatur ... 17
1. Teori Agency ... 17
2. Teori Stakeholder ... 21
3. Laporan Keuangan ... 24
4. Manajemen Risiko ... 34
5. Pengungkapan Risiko ... 37
6. Corporate Governance ... 43
6.1 Struktur Kepemilikan Publik ... 43
6.2 Ukuran Dewan Komisaris... 44
7. Profitabilitas ... 45
8. Ukuran Perusahaan ... 46
B. Hipotesis dan Keterkaitan Antar Variabel ... 47
1. Struktur Kepemilikan dengan Pengungkapan Risiko ... 47
2. Ukuran Dewan Komisaris dengan Pengungkapan Risiko 48 3. Profitabilitas dengan Pengungkapan Risiko ... 49
4. Ukuran Perusahaan dengan Pengungkapan Risiko ... 51
C. Penelitian Terdahulu ... 53
D. Kerangka Pemikiran ... 57
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 58
A. Ruang Lingkup Penelitian ... 58
B. Metode Penentuan Sampel ... 58
xvi
D. Metode Pengumpulan Data ... 60
E. Operasionalisasi Variabel ... 51
1. Variabel Dependen ... 60
a. Struktur Kepemilikan Publik (X1) ... 60
b. Ukuran Dewan Komisaris (X2) ... 61
c. Profitabilias (X3) ... 61
d. Ukuran Perusahaan ... 62
2. Variabel Independen ... 62
F. Metode Analisis Data ... 64
1. Statistik Deskriptif ... 64
2. Uji Asumsi Klasik ... 65
3. Uji Hipotesis ... 68
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN ... 71
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitan ... 71
B. Deskriptif Statistik Data Penelitian ... 72
C. Uji Asumsi Klasik ... 74
1. Hasil Uji Normalitas ... 74
2. Hasil Uji Multikolinieritas ... 76
3. Hasil Uji Heterokedastisitas ... 78
4. Hasil Uji Autokorelasi ... 80
D. Koefisien Determinasi ... 82
E. Hasil Analisis Regresi Berganda ... 83
xvii
2. Hasil Uji t ... 84
3. Hasil Persamaan Regresi ... 89
BAB V PENUTUP ... 92
A. Kesimpulan ... 92
B. Saran ... 93
C. Kontribusi Penelitian ... 94
D. Keterbatasan Penelitian ... 94
Daftar Pustaka ... 95
xviii
DAFTAR TABEL
No. Keterangan ` Halaman
2.1 Peraturan Pengungkapan Risiko di Dunia ... 39
2.2 Peruaturan Pengungkapan Risiko di Indonesia ... 41
2.3 Hasil-Hasil Penelitian Sebelumnya ... 54
3.1 Tabel Operasionalisasi Variabel ... 63
4.1 Data Sampel Penelitian ... 71
4.2 Hasil Uji Data Deskripsi Variabel Dependen dan Independen .. 72
4.3 Hasil Uji Kolmogorov Smirnov ... 76
4.4 Hasil Uji Multikolinieritas ... 77
4.5 Hasil Uji Rank Spearman ... 79
4.6 Hasil Uji Durbin Watson ... 80
4.7 Tabel Durbin Watson ... 81
4.8 Hasil Uji Run T Test... 82
4.9 Hasil Uji Koefisisen Determinasi ... 82
4.10 Hasil Uji F ... 83
4.11 Hasil Uji t ... 85
xix
DAFTAR GAMBAR
No. Keterangan Halaman
2.1 Skema Kerangka Pemikiran ... 57
4.1 Grafik Histogram………... 74
4.2 Grafik Normal P Plot ... 75
xx
DAFTAR LAMPIRAN
No. Keterangan Halaman
1 Daftar Purposive Sampling ... 100
2 Daftar Sampel Penelitian ... 104
3 Tabel Pengungkapan Risiko ... 105
4 Hasil Input Data ... 111
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pertumbuhan jumlah penduduk menyebabkan kebutuhan tempat tinggal,
perkantoran, pusat perbelanjaan, taman hiburan, dan kebutuhan akan sektor
property dan real estate lainnya juga mengalami kenaikan. Selain itu, harga tanah
tidaklah ditentukan oleh pasar, tetapi oleh orang yang memiliki tanah. Akhir-akhir
ini property dan real estate tumbuh dengan pesat. Hal ini dapat dilihat dari
banyaknya pembangunan rumah dan toko (ruko), apartemen, pusat perbelanjaan,
pusat perkantoran, dan perumahan.
Maraknya pembangunan ini menandakan bahwa terdapat pasar yang cukup
besar bagi sektor property dan real estate di Indonesia. Hal ini merupakan informasi
yang positif bagi para investor, yang kemudian meresponnya dengan membeli
saham perusahaan property dan real estate di pasar modal.
Terlepas semakin pesatnya pertumbuhan pasar bisnis property dan real estate.
Tentunya disana akan selalu ada Risiko. Semakin besar risiko semakin besar pula
pengembalian yang diperoleh. Risiko dapat diartikan sebagai kemungkinan
terjadinya kejadian yang menyebabkan kerugian (Kountur, 2006). Namun,
bagaimana reaksi perusahaan dalam menghadapi risiko yang ada merupakan suatu
2 Reaksi perusahaan terhadap risiko tersebut dapat berupa menghindari,
mencegah, mengurangi, atau mengalihkan risiko ke pihak lain. Namun demikian,
mengelola risiko merupakan salah satu cara yang baik dalam menghadapi risiko.
Menghadapi risiko yang ada, perusahaan harus memiliki kemampuan
dalam mengelola risiko dengan baik agar mengurangi kerugian. Salah satu tindakan
dalam mengelola risiko adalah melakukan manajemen risiko. Menurut Kountur
(2006) manajemen risiko yang baik dapat memberikan manfaat bagi perusahaan
yaitu diantaranya mencegah terjadinya risiko dan mengurangi akibat yang
ditimbulkannya yaitu kerugian. Salah satu aspek penting dalam perusahaan yang
melakukan manajemen risiko adalah pengungkapan risiko.
Pengungkapan risiko merupakan bagian dari perusahaan dalam melakukan
manajemen risiko. Perubahan dalam lingkungan bisnis saat ini membuat
perusahaan-perusahaan lebih mengandalkan pada instrumen-instrumen keuangan
dan transaksi-transaksi internasional yang meningkatkan pentingnya
pengungkapan risiko perusahaan, khususnya pada perusahaan-perusahaan non
keuangan (Dobler, 2008). Perusahaan-perusahaan berusaha untuk memenuhi
kebutuhan dari pengguna informasi akuntansi untuk mengungkapan informasi
secara lebih mengenai risiko-risiko yang berbeda yang dihadapi dan keberlanjutan
operasionalnya. Pengguna informasi akuntansi tersebut dalam hal ini adalah
perusahaan, investor, kreditur dan lain-lain. Menurut ICAEW 1997, dalam
Abraham dan Cox, 2007 informasi mengenai risiko dapat memberikan manfaat
bagi pengguna informasi akuntansi. Bagi perusahaan, informasi mengenai risiko
3 pedoman mengenai alur bisnis di masa mendatang. Bagi investor, informasi
mengenai risiko dapat membantu dalam menentukan profil risiko perusahaan,
estimasi nilai pasar dan ketepatan perkiraan harga sekuritas. Selanjutnya, bagi
kreditur, informasi mengenai risiko dapat membantu dalam menentukan keputusan
kredit yang diberikan kepada perusahaan.
Menurut Solomon et al 2000. (dalam Elzahar dan Hussainey, 2012)
menunjukkan permintaan yang kuat terhadap peningkatan pengungkapan risiko
dari investor untuk meningkatkan keputusan investasi mereka. Pengungkapan
risiko membantu investor dalam proses pengambilan keputusan investasi dengan
mengevaluasi informasi yang diungkapkan oleh suatu perusahaan dalam halnya
membangun tingkatan-tingkatan risiko yang dihadapinya. Selanjutnya, Cabedo
dan Tirado (2004) menyatakan bahwa keputusan-keputusan investor tersebut akan
diambil berdasarkan pertimbangan atas pengembalian yang diharapkan dan risiko.
Pengungkapan risiko akan mendorong perusahaan untuk melakukan
manajemen risiko yang baik, berikut dalam peningkatan terhadap akuntabilitas
dari pertanggungjawaban manajemen (stewardship), perlindungan investor dan
manfaat pelaporan keuangan (ICAEW, 1997 dalam Elzahar dan Hussainey, 2012).
Hal ini akan membantu pengguna laporan keuangan untuk mengidentifikasi
masalah (atau peluang) manajerial yang potensial dan menilai keefektifan dalam
menghadapi isu-isu tersebut (Lajili dan Zeghal, 2005). Namun, di lain pihak,
perusahaan juga memperoleh manfaat dari pengungkapan risiko yaitu dapat
mengurangi kemungkinan mengalami kegagalan keuangan (Beretta dan Bozzolan,
4 Pengungkapan manajemen risiko di beberapa negara telah diteliti untuk
mengetahui sejauh mana pengungkapan manajemen risiko. Penelitian yang
dilakukan Lajili dan Zegal (2005) dengan memeriksa laporan tahunan perusahaan
Kanada mengungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan hanya ada 82.46 %
pengungkapan manajemen risiko, ditemukan pula bahwa risiko keuangan
merupakan risiko yang paling sering diungkapkan oleh perusahaan dan yang
termasuk diantaranya berkaitan dengan risiko dalam mata uang asing.
Penelitian yang dilakukan oleh Barreta dan Bonzzolan (2004) meneliti
mengenai kualitas pengungkapan risiko di bursa efek Italia dengan menggunakan
sampel 85 perusahaan yang terdaftar dalam Bursa Efek Italia, di dalam
penelitian ini di temukan bahwa perusahaan-perusahaan umumnya menghindari
mengungkapkan dampak dari risiko bagi perusahaan dan juga pengaruh dari
risiko bagi perusahaan baik berpengaruh secara positif maupun negatif.
Penelitian lainnya oleh Linsley dan Shrives (2005) yang menemukan sebanyak
6168 jumlah kalimat pengungkapan risiko di perusahaan United Kingdom,
penelitian ini mengungkapkan bahwa risiko keuangan adalah jenis yang
paling sering ditemukan dalam sampel pengungkapan diikuti dengan risiko
strategis dan risiko integritas. Penelitian yang dilakukan Amran et al (2009)
meneliti mengenai pengungkapan manajemen risiko dalam annual report
perusahaan di Malaysia, menemukan hubungan signifikan antara ukuran
5 Penelitian tentang pengungkapan manajemen risiko di Indonesia masih
terbatas pada karakteristik pengungkapan risiko secara umum. Beberapa
penelitian tentang pengungkapan risiko di Indonesia hanya membahas praktik
pengungkapan secara umum seperti penelitian yang dilakukan oleh Retno
Angraini (2006) yang melakukan penelitian tentang pengungkapan informasi
sosial dan faktor-faktor yang mempengaruhi pengungkapan informasi sosial
dalam laporan, Anggraini menemukan variabel kepemilikan manajemen,
financial leverage, biaya politis, profitabilitas berpengaruh secara signifikan
terhadap pengungkapan informasi sosial dalam laporan keuangan tahunan.
Almilia dan Retrinasari (2007) melakukan penelitian tentang analisis pengaruh
karakteristik perusahaan terhadap kelengkapan pengungkapan dalam laporan
tahunan perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEJ, Almilia menemukan rasio
leverage, rasio likuiditas, dan ukuran perusahaan dengan kelengkapan
pengungkapan wajib berpengaruh signifikan terhadap karakteristik perusahaan
terhadap kelengkapan pengungkapan dalam laporan tahunan manufaktur yang
terdaftar di BEJ. Sudarmadji dan Sularto (2007) meneliti tentang pengaruh ukuran
perusahaan, profitabilitas, leverage dan tipe kepemilikkan perusahaan terhadap
luas voluntary disclosure laporan tahunan perusahaan dan menemukan bahwa
ukuran perusahaan, profitabilitas, leverage dan tipe kepemilikan perusahaan tidak
6 Kurangnya penelitian mengenai pengungkapan manajemen risiko di
Indonesia dan tingginya permintaan tentang pengungkapan manajemen risiko oleh
investor dan pemegang saham membuat penelitian mengenai manajemen risiko
ini menarik untuk diteliti di Indonesia. Pengungkapan manajemen risiko yang
akan diteliti adalah pengungkapan risiko pada laporan tahunan.
Penelitian ini mengacu pada penelitian yang dilakukan oleh Amran et al
(2009) dengan menggunakan objek sampel yang diambil perusahaan-perusahaan
propery dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Dampak krisis keuangan global pada tahun 2008 mengakibatkan para
investor dan kreditor berhati-hati dalam menanamkan modalnya pada suatu
perusahaan demi mengantisipasi risiko yang akan terjadi (Ginting, 2010). Sebelum
melakukan investasi, investor akan menelaah secara teliti laporan keuangan yang
dimiliki oleh suatu perusahaan untuk mengetahui kelangsungan hidup perusahaan
tersebut. Sebelum menanamkan dananya pada suatu perusahaan publik, investor
akan menilai bagaimana manajemen perusahaan melakukan pengungkapan yang
lebih luas mengenai kinerja perusahaan secara keseluruhan dalam laporan
keuangan untuk meyakinkan dirinya bahwa mereka mempercayakan dananya pada
keputusan investasi yang tepat. Dasar pengambilan keputusan bagi para investor,
kreditor dan pengguna informasi lainnya adalah informasi yang disajikan harus
7 Hal ini sesuai dengan tujuan laporan keuangan menurut Standar Akuntansi
Keuangan yaitu menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja
perusahaan yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan
keuangan dalam membuat keputusan-keputusan ekonomi serta menunjukkan
pertanggung jawaban (Stewardship) manajemen atas penggunaan sumber-sumber
daya yang dipercayakan kepada mereka.
Pengungkapan dalam laporan tahunan merupakan sumber informasi untuk
pengambilan keputusan investasi (Susilo, 2008). Untuk itu dalam hal ini para
investor dituntut untuk lebih kritis dalam menilai suatu laporan keuangan dan
mengambil keputusan, karena kegiatan investasi merupakan suatu kegiatan yang
mengandung risiko dan ketidakpastian.
Pengungkapan (disclosure) didefinisi-kan sebagai penyediaan sejumlah
informasi yang dibutuhkan untuk pengoperasian optimal pasar modal secara efisien
(Hendriksen, 1998). Secara konseptual pengungkapan merupakan bagian integral
dari pelaporan keuangan (Suwardjono, 2005). Secara teknis, pengungkapan
merupakan langkah akhir dalam proses akuntansi yaitu penyajian informasi dalam
bentuk seperangkat penuh statemen keuangan. Disclosure yang luas dibutuhkan
oleh para pengguna informasi khususnya investor dan kreditor, namun tidak
semua informasi perusahaan diungkapkan secara detail dan transparan.
Evans (2003) dalam Soewardjono (2005) mengidentifikasi tiga tingkat
pengungkapan, yaitu memadai (adequate disclosure), wajar atau etis (fair or ethical
disclosure), dan penuh (full disclosure). Tingkat ini mempunyai implikasi terhadap
8 tingkatan minimum yang harus dipenuhi agar laporan keuangan secara
keseluruhan tidak menyesatkan untuk pengambilan keputusan yang terarah.
Tingkat wajar atau etis (fair or ethical disclosure) adalah tingkat yang harus
dicapai agar semua pihak mendapat perlakuan atau pelayanan informasional yang
sama. Tingkat penuh (full disclosure) menuntut penyajian secara penuh semua
informasi yang berpaut dengan pengambilan keputusan yang terarah. Informasi
yang penyajian rincian terlalu banyak justru akan mengaburkan informasi yang
signifikan dan menimbulkan kontroversi, sehingga laporan keuangan menjadi sulit
untuk dipahami, oleh karena itu pengungkapan yang tepat mengenai informasi
yang penting bagi para investor dan pihak lainnya hendaknya bersifat cukup,
wajar dan lengkap.
Ada banyak faktor yang dapat mempengaruhi tingkat kelengkapan
pengungkapan laporan keuangan perusahaan. Diantaranya adalah tingkat
likuiditas, tingkat leverage, umur perusahaan, ukuran perusahaan, tingkat
profitabilitas, porsi saham public, operating profit margin, return on equity dan
status modal perusahaan (Binsar dan Lusy, 2004). Dalam penelitian ini yang akan
dibahas adalah Corporate Governance dan Karakteristik Perusahaan. Karena dalam
2 tema tersebut mempunyai variabel - variabel yang tidak konsisten terhadap hasil
9 Pengungkapan risiko merupakan salah satu bentuk dalam penerapan
mekanisme corporate governance. Corporate governance adalah seperangkat
hubungan diantara manajemen, direksi, dewan komisaris, investor dan stakeholders
yang mengatur dan mengarahkan kegiatan perusahaan (Choi dan Meek, 2011).
Pengungkapan risiko mendorong terwujudnya good corporate governance
yang diperlukan untuk menjaga kelangsungan hidup perusahaan. Good corporate
governance dilakukan melalui pengelolaan yang didasarkan pada asas transparansi,
akuntabilitas, responsibilitas, independensi serta kewajaran dan kesetaraan (Choi
dan Meek, 2011). Perkembangan penelitian saat ini telah menimbulkan ketertarikan
diantara para peneliti untuk meneliti praktik pengungkapan perusahaan di bidang
pertanggungjawaban sosial dan lingkungan.
Karakteristik yang mungkin berpengaruh dan ditambahkan penelitian ini
adalah tingkat profitabilitas, hal ini didasarkan pada penelitian yang dilakukan oleh
Aljifri dan Hussainey (2007) yang menemukan hubungan yang positif antara
tingkat profitabilitas dengan luas pengungkapan informasi forward-looking dalam
laporan tahunan perusahaan di UAE. Semakin tinggi profit margin maka akan
semakin tinggi pengungkapannya (Almilia dan Retrinasari, 2007). Profit margin
yang tinggi akan mendorong para manajer untuk memberikan informasi yang lebih
terinci, sebab mereka ingin meyakinkan investor terhadap profitabilitas perusahaan
dan kompensasi terhadap manajemen (Shingvi dan Desai, 1971 dalam Almilia dan
10 Ukuran perusahaan disini diartikan secara harfiah, yaitu seberapa besar suatu
perusahaan yang ditunjukkan oleh total aktiva, jumlah penjualan, rata-rata total
penjualan dan rata-rata aktiva. Ukuran perusahaan dipandang penting karena
semakin besar ukuran suatu perusahaan, maka “daya jual” sebuah perusahaan
akan lebih baik. Para stakeholder akan menganggap perusahaan besar akan lebih
tahan dari badai finansial. Perusahaan yang berukuran lebih besar cenderung
memiliki publik demand akan informasi yang lebih tinggi dibanding dengan
perusahaan yang berukuran lebih kecil (Irawan 2006). Karena para stakeholder
mengharapkan pos-pos yang ada selengkap mungkin ditampilkan.
Terdapat beberapa parameter yang dapat digunakan untuk menentukan
ukuran perusahaan, seperti banyaknya jumlah pegawai yang digunakan
perusahaan untuk melakukan aktivitas operasi perusahaan, nilai
penjualan/pendapatan yang diperoleh perusahaan dan jumlah aktiva yang dimiliki
perusahaan. Perusahaan besar yang mempunyai sumber daya yang besar akan
melakukan pengungkapan yang lebih luas dan akan mampu membiayai
penyediaaan informasi yang diperlukan pihak internal sekaligus untuk pihak
eksternal. Sehingga tidak memerlukan tambahan biaya lagi untuk melakukan
pengungkapan yang lebih luas. Dengan demikian perusahaan besar mempunyai
biaya produksi informasi yang lebih rendah dari perusahaan kecil.
Pengaruh ukuran perusahaan dengan luas pengungkapan dijelaskan
melalui hubungan agensi Jensen dan Meckling (1976). Dalam hubungan keagenan
yang terjadi antara principle dan agency telah membebani manajer untuk
11 daya yang dikelola perusahaan, maka semakin besar pula aktivitas suatu usaha
bisnis tersebut. Perusahaan yang berukuran besar akan mengungkapkan informasi
yang lebih banyak dibanding perusahaan kecil sebagai upaya mengurangi biaya
keagenan (Jensen dan Meckling, 1976) dalam (Benardi, dkk 2009). Dalam
penelitian ini digunakan total aktiva sebagai proksi ukuran perusahaan, karena
nilai total aktiva yang disajikan secara historis dapat mencerminkan ukuran
perusahaan, dan perusahaan besar seperti perusahan manufaktur akan mendapat
lebih banyak perhatian dari investor.
Oliviera, et al (2011) menilai praktik pengungkapan risiko dalam laporan
tahunan perusahaan di Portugal tahun 2005 pada sektor non keuangan. Oliviera, et
al (2011) menemukan bahwa ukuran perusahaan, sensitivitas lingkungan dan
leverage berpengaruh positif terhadap pengungkapan risiko.
Sejalan dengan Abraham dan Cox (2007), jumlah komisaris independen juga
berpengaruh positif terhadap pengungkapan risiko dalam penelitian yang
dilakukan oleh Oliviera, et al (2011).
Penelitian sebelumnya yang kebanyakan berfokus pada laporan tahunan
seperti penelitian yang dilakukan oleh Linsley dan Shrives (2006); Hassan
(2009); Amran, et al (2009); menghasilkan temuan-temuan yang berbeda
mengenai pengaruhnya terhadap pengungkapan risiko. Misalnya, pada penelitian
Linsley dan Shrives (2006) menghasilkan hubungan yang signifikan antara
ukuran perusahaan dan tingkat risiko lingkungan dengan luas pengungkapan
risiko. Berbeda dengan Linsley dan Shrives (2006), Hassan (2009) yang menguji
12 tingkat risiko di UEA dengan tingkat pengungkapan risiko menemukan hubungan
signifikan antara tingkat risiko dan jenis industri dengan pengungkapan risiko,
namun tidak menemukan hubungan yang signifikan pada ukuran perusahaan.
Sebaliknya, Amran, et al (2009) yang meneliti pengungkapan manajemen risiko
dalam laporan tahunan perusahaan di Malaysia hanya ukuran perusahaan yang
signifikan.
Penelitian mengenai pengungkapan risiko telah dilakukan oleh Taures
(2011) yang meneliti karakteristik perusahaan pada laporan tahunan perusahaan
nonkeuangan di Indonesia. Taures (2011) menemukan bahwa ukuran perusahaan
dan jenis industri secara signifikan berhubungan dengan pengungkapan risiko.
Selanjutnya, Anisa (2012) yang meneliti faktor-faktor yang mempengaruhi
pengungkapan manajemen risiko menemukan bahwa ukuran perusahaan dan
tingkat leverage berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan risiko. Hal ini
berbeda dengan temuan yang dihasilkan oleh Taures (2011), dimana jenis industri
signifikan terhadap pengungkapan risiko.
Taures (2011) dan Anisa (2012) merupakan penelitian yang mereplikasi
penelitian yang dilakukan oleh Amran, et al (2009). Perbedaan penelitian dari
kedua replikasi tersebut adalah salah satunya terletak pada penambahan dan
atau pengurangan dari variabel penelitian dari Amran, et al (2009). Misalnya,
Taures (2011) yang menambahkan variabel profitabilitas, sedangkan Anisa
(2012) selain menambahkan variabel profitabilitas juga mengganti variabel
diversifikasi produk dan diversifikasi pasar dengan variabel struktur kepemilikan
13 Berdasarkan dari penelitian sebelumnya masih perlu diteliti lebih lanjut
mengenai beberapa faktor yang mempengaruhi Pengunkapan Risiko, mengingat
masih minimnya pengungkapan risiko pada sebuah perusahan, disisi lain juga
masih minimnya faktor-faktor yang mempengaruhi Pengungkapan Risiko pada
perusahaan property dan real estate. Terlebih lagi akhir - akhir ini semakin
meningkatnya pasar bagi bisnis property dan real estate, yang juga menuntut
pengungkapan risiko pada Laporan Tahunan perusahaan untuk mengurangi
asymetri informasi perusahaan.
Maka dari itu peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul
“Pengaruh Corporate Governance dan Karakteristik Perusahaan Terhadap Pengungkapan Risiko”. Studi empiris pada perusahaan Property dan Real Estate
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia 2010-2014.
Penelitian ini merupakan adaptasi dari penelitian sebelumnya yang dilakukan
oleh Dirk (2011). Mengenai “Investigating Pengungkapan Risiko Practices in the European Insurance Industry”. Adapun perbedaan dari penelitian ini dibandingkan
penelitian sebelumnya adalah sebagai berikut:
1. Variable independen
Penelitian sebelumnya menggunakan karakteristik perusahaan seperti
ukuran perusahaan, risiko, profitability, stuktur kepemilikan, cross-listing,
home country, dan type of insurance sold. Sedangkan penelitian ini dengan
menambah Corprate Governance, dan meniadakan variable home country,
cross-listing dan type of insurance sold.
14 Sample penelitian kali ini adalah perusahaan Property dan Real Estate
sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Dirk (2011) adalah perusahaan
Asuransi.
3. Periode Penelitian
Periode Penelitian yang digunakan tahun sebelumnya lima tahun yaitu
pada tahun tahun 2005 sampai dengan tahun 2009, sedangkan penelitian yang
akan dilakukan peneliti kali ini lima tahun yaitu pada tahun 2010 sampai
dengan 2014.
B. Perumusan Masalah
Penelitian ini meneliti bagaimana pengaruh Corporate governance pada
pengungkapan risiko, Corporate governance sendiri memakai 2 unsur sebagai
proksi yaitu Struktur Kepemilkan Publik dan Ukuran Dewan Komisaris. Selain itu,
Karakteristik perusahaan yang mungkin mempengaruhi praktik pengungkapan
risiko di Indonesia antara lain, tingkat profitabilitas dan ukuran perusahaan, maka
masalah-masalah di dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Apakah Struktur Kepemilikan Publik perusahaan memiliki pengaruh
terhadap Pengungkapan Risiko perusahaan?
2. Apakah Ukuran Dewan Komisaris memiliki pengaruh terhadap
Pengungkapan Risiko perusahaan?
3. Apakah Profitabilitas memiliki pengaruh terhadap pengungkapan risiko
perusahaan?
4. Apakah Ukuran Perusahaan memiliki pengaruh dengan pengungkapan risiko
15 5. Menganalisis dan memperoleh bukti empiris mengenai Struktur
Kepemilikan Publik, Ukuran Dewan Komisaris, Profitabilitas dan Ukuran
Perusahaan secara simultan memiliki pengaruh dengan pengungkapan
risiko.
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian
Dari perumusan permasalahan di atas tujuan yang ingin dicapai dalam
penelitian ini adalah:
1. Menganalisis dan memperoleh bukti empiris mengenai pengaruh
antara Struktur Kepemilikan Publik dengan pengungkapan risiko
perusahaan.
2. Menganalisis dan memperoleh bukti empiris mengenai pengaruh
antara Ukuran Dewan Komisaris, dengan pengungkapan risiko
perusahaan.
3. Menganalisis dan memperoleh bukti empiris mengenai pengaruh
antara tingkat Profitabiitas dengan pengungkapan risiko perusahaan.
4. Menganalisis dan memperoleh bukti empiris mengenai pengaruh
antara ukuran perusahaan dengan pengungkapan risiko perusahaan.
5. Menganalisis dan memperoleh bukti empiris mengenai Struktur
Kepemilikan Publik, Ukuran Dewan Komisaris, Profitabilitas dan
Ukuran Perusahaan secara simultan memiliki pengaruh dengan
16
2. Manfaat Penelitian
1. Bagi Akademisi
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan dalam
pengembangan ilmu ekonomi, khususnya bidang akuntansi. Selain itu
penelitian ini juga diharapakan dapat memberikan ide dan gagasan untuk
penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan pengungkapan risiko
2. Bagi Investor
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada investor
maupun kreditor untuk pengambilan keputusan investasi dan kredit
kepada perusahaan yang memiliki pelaporan risiko.
3. Bagi Manajemen Perusahaan
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan pemahaman
tentang pengungkapan risiko untuk membantu memperbaiki praktik
17
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Literatur 1. Teori Agency
Agency theory menjelaskan bahwa organisasi merupakan
jaringan hubungan kontraktual antara manajer (agent) dengan pemilik,
kreditur dan pihak lain (principal). Di dalam teori ini, agen diasumsikan
sebagai individu yang rasional, memiliki kepentingan pribadi dan
berusaha untuk memaksimumkan kepentingan pribadinya. Manajer
sebagai agen bertanggung jawab untuk mengoptimalkan keuntungan
para pemilik (principal), namun di sisi lain manajer juga mempunyai
kepentingan memaksimumkan kesejahteraan mereka sehingga ada
kemungkinan besar agen tidak selalu bertindak demi kepentingan
terbaik principal (Jensen dan Meckling,1976).
Agency Theory dibangun berdasarkan hubungan yang terjadi
dalamhubungan keagenan (agency relationship). Jensen dan Meckling
(1976) mendefinisikan agency relationship sebagai
“a contract under which one or more persons (the principal(s))
engage another person (the agent) to perform some service on their behalf which involves delegating some decision making authority to the
18 Hubungan keagenan merupakan hubungan yang timbul dari
adanyaperjanjian oleh satu orang atau lebih, dimana principal mengikat
pihak lain (agen) untuk melaksanakan kegiatan demi kepentingan
principal. Agen juga diberikan kewenangan oleh principal dalam hal
pengambilan keputusan demi terpenuhinya kepentingan principal
tersebut. Namun, hubungan ini tidak selamanya berjalan dengan baik.
Ketidakselarasan ini tercipta karena adanya perbedaan kepentingan
antara pihak principal yang menginginkan tingkat pengembalian atas
investasi yang telah dilakukan (return on investment), sedangkan pihak
manajemen ingin memaksimalkan kompensasi yang bisa diperoleh dari
perusahaan sesuai dengan kontrak.
Dalam lingkup organisasi, teori keagenan menjelaskan
munculnya ketidakseimbangan informasi (asimetri informasi) dan
konflik kepentingan. Asimetri informasi adalah kondisi dimana pihak
principal tidak memperoleh informasi yang sama banyak dengan
informasi yang dimiliki oleh pihak agen. Kedua hal tersebut akan
menimbulkan konflik yang disebut dengan agency problem. Dalam
agency problem, dikenal adanya conflict of interest yang dapat dibagi
menjadi dua bagian, yaitu moral hazard dan adverse selection. Jensen
dan Meckling (1976) menyatakan permasalahan tersebut adalah:
1. Moral Hazard, yaitu permasalahan yang muncul jika agen tidak
19 2. Adverse selection, yaitu suatu keadaan dimana principal tidak dapat
mengetahui apakah suatu keputusan yang diambil oleh agen
didasarkan pada informasi yang telah diperolehnya, atau terjadi
sebagai kelalaian dalam tugas. Konflik ini membutuhkan agency
cost untuk mengatasinya. Agency cost digunakan sebagai
mekanisme monitoring dan bonding terhadap perilaku agent.
Namun, keberadaan agency cost yang terlalu tinggi akan
mengakibatkan perusahaan tidak bisa maksimal dalam efisiensi
anggaran. Sehingga perlu dibentuk suatu mekanisme untuk
menyelaraskan kepentingan-kepentingan yang ada. Contoh dari
mekanisme-mekanisme tersebut adalah pemberian insentif dan
kompensasi yang menarik bagi manajemen yang memungkinkan
berkurangnya konflik dan pemberlakuan peraturan-peraturan oleh
dewan komisaris (Fama andJensen, 1983).
Teori keagenan dapat digunakan sebagai dasar pemahaman
dalam praktik pengungkapan risiko. Manajer sebagai pihak agen,
memiliki informasi perusahaan yang lebih banyak dan lebih akurat,
dibandingkan dengan stakeholder. Informasi tersebut mencakup
seluruh kondisi perusahaan, termasuk kondisi-kondisi yang mungkin
akan dihadapi perusahaan di masa datang. Pemegang saham, kreditur
dan stakeholder lainnya memerlukan informasi-informasi tersebut
untuk dijadikan dasar pengambilan keputusan yang akan dilakukan.
20 maka keputusan yang diambil bias berdampak buruk dan merugikan
berbagai pihak. Manajer seharusnya menjamin ketersediaan informasi
yang relevan dan lengkap mengenai risiko yang dihadapi perusahaan,
salah satunya dengan menggunakan mekanisme pengungkapan.
Kesimpulannya, pengungkapan risiko yang baik akan mengurangi
terjadinya asimetri informasi antara pihak agen dan principal (Belkoui
2000).
Dalam menjalankan perusahaan manajer juga dapat dimonitor
oleh para pemegang saham. Tetapi pada kenyataannya tidak semua
tindakan manajer dapat dimonitor oleh pemegang saham karena
kompleknya aktifitas perusahaan serta semakin besarnya ukuran
perusahaan. Menurut Slamet Haryono (2005) terdapat tiga macam
biaya dalam teori agency yaitu :
1). Biaya monitoring yang dikeluarkan oleh principal untuk
mengawasi aktifitas dan perilaku manajer antara lain membayar
auditor untuk mengaudit laporan keuangan dan premi asuransi
untuk melindungi assetperusahaan.
2). Biaya bonding yang ditanggung manajer untuk memberikan
jaminan kepada pemilik bahwa manajer tidak melakukan
tindakan yang merugikan perusahaan.
3). Residual loss adalah biaya yang ditanggung oleh principal untuk
mempengaruhi keputusan manajer supaya meningkatkan
21
2. Teori Stakeholder
Dalam teori stakeholder menjelaskan bahwa perusahaan tidak
hanya beroperasi untuk pencapaian tujuannya saja tetapi harus
memberikan manfaat bagi para stakeholdernya (lukviarman, 2005).
Stakeholder yang dimaksud adalah pemegang saham, kreditur,
konsumen, supplier, pemerintah, masyarakat dan pihak lainnya yang
ikut serta dalam proses pencapaian tujuan perusahaan. Dengan kata lain
kemakmuran suatu perusahaan sangat bergantung kepada dukungan
dari para stakeholdernya.
Stakeholder merupakan pemangku kepentingan di dalam sebuah
perusahaan yang sangat berpengaruh terhadap pencapai tujuan suatu
perusahaan. Menurut Clarkson (1994), terdapat dua golongan
stakeholder yaitu stakeholder sukarela dan stakeholder non-sukarela.
Stakeholder sukarela adalah suatu kelompok atau individu yang
menanggung suatu jenis risiko karena mereka telah melakukan
investasi di dalam suatu perusahaan, sedangkan stakeholder
non-sukarela adalah suatu kelompok atau individu yang mengalami risiko
akibat kegiatan perusahaan tersebut. Dengan kata lain stakeholder
adalah pihak yang mempengaruhi atau akan dipengaruhi oleh
22 Perusahaan bukanlah entitas yang hanya beroperasi untuk
kepentingannya sendiri, dan untuk mendapatkan dukungan dari
stakeholder perusahaan harus memberikan manfaat bagi para
stakeholdernya. Definisi stakeholder menurut Freeman dan McVea
(2001) adalah setiap kelompok atau individu yang dapat mempengaruhi
atau dipengaruhi oleh pencapaian tujuan organisasi. Perusahaan harus
menjaga hubungan dengan stakeholdernya dengan mengakomodasi
keinginan dan kebutuhan stakeholder, terutama stakeholder yang
mempunyai kekuatan terhadap ketersediaan sumber daya yang
digunakan untuk aktivitas operasional perusahaan, misal tenaga kerja,
pasar atas produk perusahaan dan lain-lain (Chariri dan Ghozali, 2007).
Salah satu strategi untuk menjaga hubungan dengan para stakeholder
perusahaan adalah dengan melaksanakan pengungkapan risiko.
Pengungkapan risiko oleh perusahaan sangat berguna bagi para
stakeholder untuk pengambilan keputusan dalam menanamkan saham.
Pengungkapan risiko juga merupakan salah satu cara perusahaan untuk
berkomunikasi dengan para stakeholdernya. Melalui pengungkapan
risiko, perusahaan dapat memberikan informasi khususnya informasi
mengenai risiko yang terjadi di perusahaan. Dengan mengungkapkan
informasi risiko secara lebih mendalam dan luas menunjukkan bahwa
perusahaan berusaha untuk memuaskan kebutuhan akan informasi yang
23 Menurut Institute of Chartered Accountants in England and
Wales (ICAEW) (2002) tidak ada standar khusus yang mengatur
tentang bagaimana pengukuran risiko yang dilakukan oleh perusahaan.
Perusahaan yang berskala besar cenderung lebih banyak dalam
melakukan pengungkapan risiko di bandingkan perusahaan berskala
kecil. Semakin banyak suatu perusahaan dalam mengungkapkan risiko
yang dimilikinya maka semakin ia mempunyai kemampuan untuk
menghindari risiko tersebut. Menurut Amran et al (2009)
pengungkapan risiko perusahaan diantaranya:
1. Risiko keuangan merupakan risiko yang berkaitan dengan instrumen
keuangan perusahaan seperti risiko pasar, kredit, likuiditas, serta
tingkat bunga atas arus kas.
2. Risiko operasi merupakan risiko yang berkaitan dengan kepuasan
pelanggan, pengembangan produk, pencarian sumber daya,
kegagalan produk, dan lingkungan.
3. Risiko kekuasaan merupakan risiko yang berkaitan dengan
sumberdaya manusia dan kinerja para karyawan.
4. Risiko tekhnologi dan pengolahan informasi merupakan risiko yang
berkaitan dengan akses, ketersediaan, dan infrastruktur tekhnologi
dan informasi yang dimiliki perusahaan.
5. Risiko integritas merupakan risiko yang berkaitan dengan
24 6. Risiko strategi merupakan risiko yang berkaitan dengan pengamatan
lingkungan, industri, portofolio bisnis, pesaing, peraturan, politik
dan kekuasaan.
Semua informasi mengenai pengungkapan risiko dalam laporan
tahunan perusahaan akan sangat membantu dan dibutuhkan
stakeholders dalam pengambilan keputusan. Menurut Amran et al
(2009), laporan tahunan yang dibuat oleh perusahaan diharapkan
menunjukkan informasi yang berguna bagi para stakeholder dalam
pengambilan keputusan.
3. Laporan Keuangan
Menurut PSAK No.1 Paragraf ke 7 (Revisi 2009), “Laporan
Keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan
kinerja keuangan suatu entitas”.
Laporan keuangan adalah laporan yang berisi informasi
keuangan sebuah organisasi. Laporan keuangan yang diterbitkan oleh
perusahaan merupakan hasil proses akuntansi yang dimaksudkan
sebagai sarana mengkomunikasikan informasi keuangan terutama
kepada pihak eksternal. Laporan keuangan terdiri dari:
a. Laporan Laba Rugi Komprehensif
1) Definisi
Laporan laba rugi komprehensif adalah laporan keuangan
yang disajikan oleh suatu entitas mengenai seluruh pos pendapatan
25 Laporan laba rugi (income statement) adalah suatu laporan
yang menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan
keuntungan dalam suatu periode akuntansi atau satu tahun. Secara
umum laporan laba rugi terdiri dari dua unsur pendapatan dan unsur
beban usaha. Pendapatan usaha dikurangi dengan beban usaha akan
menghasilkan laba usaha (Rudianto, 2009).
Lebih lanjut menurut Rudianto (2009), pendapatan adalah
kenaikan kekayaan perusahaan akibat penjualan produk
perusahaan dalam rangka menjalankan kegiatan usaha normal.
Beban usaha adalah pengorbanan ekonomis yang dilakukan
perusahaan untuk memperoleh barang dan jasa yang digunakan di
dalam usaha normal perusahaan dan bermanfaat pada suatu periode
tertentu. Beban usaha terdiri dari berbagai beban yang berbeda
antara satu perusahaan dengan yang lainnya: seperti beban gaji,
beban transportasi, beban listrik dan telepon, dan sebagainya.
Dalam Bazley dkk. (2010) dijelaskan:
An income statement is a financial statement that summarizes the
result of a company’s operations (i.e., net income) for a period
of time (generally a one-year or one-quarter accounting
26 Berdasarkan uraian di atas, laporan laba rugi adalah laporan
keuangan yang merangkum hasil operasi perusahaan untuk satu
periode akuntansi. Yang termasuk di dalam laporan laba rugi antara
lain: pembelian, produksi, penjualan, pelayanan, dan kegiatan
pengadministrasian.
2) Pos-pos Laporan Laba Rugi
Laporan laba rugi komprehensif, sekurang-kurangnya
mencakup penyajian jumlah pos-pos berikut selama suatu periode
(IAI, 2011: 01.29):
a) Pendapatan.
b) Biaya keuangan.
c) Bagian laba rugi dari entitas asosiasi dan joint ventures yang
dicatat dengan menggunakan metode ekuitas.
d) Beban pajak.
e) Suatu jumlah tunggal yang mencakup total dari:
(i) Laba rugi setelah pajak dari operasi yang dihentikan.
(ii) Keuntungan atau kerugian setelah pajak yang diakui
dengan pengukuran nilai wajar dikurangi biaya untuk
menjual atau dari pelepasan aset atau kelompok yang
dilepaskan dalam rangka operasi yang dihentikan.
27 g) Setiap komponen dari pendapatan komprehensif lain yang
diklasifikasikan sesuai dengan sifat (selain jumlah dalam huruf
(h)).
h) Bagian pendapatan komprehensif lain dari entitas asosiasi dan
joint ventures yang dicatat dengan menggunakan metode ekuitas.
i) Total laba rugi komprehensif.
Menurut Bazley dkk. (2010:58-59), terdapat empat unsur di
dalam laporan laba rugi, yaitu:
a) Revenue are inflows of assets of a company or settlement of its liabilities (or a combination of both) during a period from delivering or producing good, rendering services, or other
activities that are the company’s on going or major central
operations. Revenues increase the equity of a company. b) Expenses are outflows of assets of accompany or
incurrences of liabilities (or a combination of both) during a period from delivering or producing good, rendering services, or carrying out other activities that are the company’s on going or major central operations. Expenses decrease the equity of accompany.
c) Gains are increases in the equity of a company from peripheral or incidental transactions, and from all other events and circumstances during a period, except those that result from revenues or investments by owners.
d) Losses are decreases in the equity of company from peripheral or incidental transactions, and from all other events and circumstances during a period, except those that result from revenues or investments by owners.
b. Laporan Perubahan Ekuitas atau Laba Ditahan
Laporan perubahan ekuitas adalah laporan keuangan yang
menyajikan perubahan ekuitas yang menunjukkan total laba rugi
komprehensif selama suatu periode, pengaruh penerapan retrospektif
28 antara jumlah tercatat pada awal dan akhir periode, secara terpisah
mengungkapkan masing-masing perubahan (IAI, 2011).
Menurut Wild dan Winston (2011) dijelaskan bahwa:
The statement of retained earnings explains changes in retained earnings from net income (or loss) and from any dividens. The statement of retained earnings reports information about how retained earnings changes over the reporting period. This statement shows beginning retained earnings, even that increase it (net income), and even that decrease it (dividens and net loss). Ending retained earnings is computed in this statement and is carried over and reported on the balance sheet.
Berdasarkan uraian tersebut, pernyataan laba ditahan merupakan
perubahan laba ditahan yang berasal dari laba bersih/rugi dan dari
dividen selama periode pelaporan. Akhir atau total dari laba ditahan
dihitung dalam pernyataan ini dan dilaporkan pada neraca.
c. Laporan Posisi Keuangan
Laporan posisi keuangan adalah suatu daftar yang menunjukkan
posisi sumber daya yang dimiliki perusahaan, serta informasi dari mana
sumber daya tersebut diperoleh. Secara umum laporan posisi keuangan
dibagi ke dalam 2 sisi, yaitu sisi aktiva dan sisi pasiva. Sisi aktiva
merupakan daftar kekayaan yang dimiliki perusahaan pada suatu saat
tertentu. Sedangkan sisi pasiva merupakan sumber dari mana harta
kekayaan tersebut diperoleh. Sumber kekayaan tersebut terdiri dari 2
kelompok besar, yaitu hutang dan modal. Karena itu jumlah aktiva dan
pasiva harus selalu samadan seimbang (balance) (Rudianto, 2009).
29 describes a company’s financial position (types and amounts of assets,
liabilities, and equity) at the point in time.
Informasi keuangan pada laporan posisi keuangan minimal berisi
(IAI, 2009):
1) Aset tetap.
2) Properti investasi.
3) Aset tidak berwujud.
4) Aset keuangan (tidak termasuk jumlah yang disajikan pada (5),
(8) dan (9).
5) Investasi dengan menggunakan metode ekuitas.
6) Aset biolojik.
7) Persediaan.
8) Piutang dagang dan piutang lainnya.
9) Kas dan setara kas.
10) Total aset yang diklasifikasikan sebagai aset yang dimiliki untuk
dijual dan aset yang termasuk dalam kelompok lepasan yang
diklasifikasikan sebagai yang dimiliki untuk dijual sesuai dengan
PSAK 58.
11) Utang dagang dan terutang lainnya.
12) Kewajiban diestimasi.
13) Liabilitas keuangan (tidak termasuk jumlah yang disajikan dalam
30 14) Liabilitas dan aset untuk pajak kini sebagaimana didefinisikan
dalam PSAK 46.
15) Liabilitas dan aset pajak tangguhan, sebagaimana didefinisikan
dalam PSAK 46.
16) Liabilitas yang termasuk dalam kelompok yang dilepaskan yang
diklasifikasikan sebagai yang dimiliki untuk dijual sesuai dengan
PSAK 58.
17) Kepentingan non-pengendali, disajikan sebagai bagian dari
ekuitas.
18) Modal saham dan cadangan yang dapat diatribusikan kepada
pemilik entitas induk.
d. Laporan Arus Kas
Laporan arus kas (statement of cash flows) adalah suatu laporan
yang menunjukkan aliran uang yang diterima dan digunakan perusahaan
di dalam suatu periode akuntansi beserta sumber- sumbernya (Rudianto,
2009).
Sedangkan menurut Bazley (2010) dijelaskan:
31 Berdasarkan penjelasan di atas, sebuah laporan arus
kasadalahlaporan keuangan yang merangkum arus kas masuk dan keluar
sebuah perusahaan untuk jangka waktu tertentu (biasanya satu tahun).
Ada tigaunsurlaporan arus kas: 1) arus kas dari aktivitas operasi, 2) arus
kas dari aktivitas investasi, dan 3) arus kas dari aktivitas pendanaan.
e. Catatan atas Laporan Keuangan
Catatan atas laporan keuangan adalah laporan yang berisi
informasi tambahan atas apa yang disajikan dalam laporan posisi
keuangan, laporan pendapatan komprehensif, laporan laba rugi terpisah
(jika disajikan), laporan perubahan ekuitas dan laporan arus kas. Catatan
atas laporan keuangan memberikan penjelasan atau rincian dari pos-pos
yang disajikan dalam laporan keuangan tersebut dan informasi
mengenai pos-pos yang tidak memenuhi kriteria pengakuan dalam
laporan keuangan (IAI, 2011:01.3).
Menurut PSAK No.1 Paragraf ke 7 (Revisi 2009), “tujuan
laporan keuangan adalah memberikan informasi mengenai posisi
keuangan, kinerja keuangan dan arus kas entitas yang bermanfaat bagi
sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam pembuatan keputusan
ekonomi”. Laporan keuangan juga menunjukkan hasil
pertanggungjawaban manajemen atas penggunaan sumber daya yang
dipercayakan kepada mereka. Menurut PSAK No.1 Paragraf ke 7
32 laporan keuangan menyajikan informasi mengenai entitas yang
meliputi: asset, liabilitas, ekuitas, pendapatan dan beban termasuk
keuntungan dan kerugian, kontribusi dari dan distribusi kepada pemilik
dalam kapasitasnya sebagai pemilik dan arus kas”. Informasi tersebut,
beserta informasi lainnya yang terdapat dalam catatan atas laporan
keuangan, membantu pengguna laporan dalam memprediksi arus kas
masa depan dan khususnya, dalam hal waktu dan kepastian
diperolehnya kas dan setara kas.
Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari suatu proses
pencatatan yang merupakan suatu ringkasan dari transaksi-transaksi
keuangan buku bersangkutan.
Menurut SFAC Nomor 1 tentang Objectives of Financial
Reporting by Business Enterprises, tujuan laporan keuangan untuk
organisasi pencari laba adalah adalah:
1) Memberikan informasi yang berguna bagi investor, kreditor, dan
pemakai lainnya dalam membuat keputusan secara rasional
mengenai investasi, kredit, dan lainnya.
2) Memberikan informasi untuk membantu investor atau calon investor
dan kreditor serta pemakai lainnya dalam menentukan jumlah,
waktu, dan prospek penerimaan kas dari dividen atau bunga dan juga
penerimaan dari penjualan, piutang, atau saham, dan pinjaman yang
33 3) Memberikan informasi tentang sumber daya (aktiva) perusahaan,
klaim atas aktiva, dan pengaruh transaksi, peristiwa, dan keadaan
lain terhadap aktiva dan kewajiban.
4) Memberikan informasi tentang kinerja keuangan perusahaan selama
satu periode.
5) Memberikan informasi tentang bagaimana perusahaan mendapatkan
dan membelanjakan kas, tentang pinjaman dan pengembaliannya,
tentang transaksi yang mempengaruhi modal, termasuk dividen dan
pembayaran lainnya kepada pemilik, dan tentang faktor-faktor yang
mempengaruhi likuiditas dan solvabilitas perusahaan.
6) Memberikan informasi tentang bagaimana manajemen perusahaan
mempertanggungjawabkan pengelolaan perusahaan kepada pemilik
atas penggunaan sumber daya (aktiva) yang telah dipercayakan
kepadanya.
7) Memberikan informasi yang berguna bagi manajer dan direksi
dalam proses pengambilan keputusan untuk kepentingan pemilik
perusahaan.
Berdasarkan tujuan laporan keuangan diatas dapat disimpulkan
bahwa dengan memperoleh laporan keuangan suatu perusahaan, dapat
diketahui kondisi keuangan perusahaan tersebut secara menyeluruh.
Kemudian, laporan keuangan tidak hanya sekadar cukup dibaca saja,