• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

J. Kesulitan Penelitian

2. Hasil kuisioner dan wawancara responden mengenai

Pada bagian ini, peneliti akan membahas mengenai penggunaan sediaan sachet serbuk oral oleh responden berdasarkan hasil penelitian yang didapatkan dari pengisian kuisioner dan wawancara langsung. Penggunaan sachet serbuk oral oleh reponden akan dinilai dari kuisioner yang diisi, melalui pernyataan-pernyataan pada kuisioner yang mencakup 3 aspek perilaku kesehatan yaitu aspek pengetahuan, sikap dan tindakan. Pada masing-masing aspek perilaku terdapat 10 pernyataan dan 2 jenis pernyataan yaitu unfavourable dan favourable. Perbedaan kedua jenis pernyataan tersebut akan digambarkan dengan warna yang berbeda pada grafik yang menunjukkan hasil kuisioner yaitu warna kuning untuk pernyataanunfavourable,sedangkan pernyataan favourableberwarna biru. Selain membahas hasil dari masing-masing aspek perilaku, peneliti juga akan mencantumkan pendapat yang merupakan hasil wawancaralangsung terhadap responden.

a. Aspek pengetahuan

Pada hasil kuisioner di bawah ini, dilihat dari tiap pernyataan kuisioner yang diisi oleh 48 responden, tidak ada pernyataan yang mutlak dijawab benar atau salah oleh 48 responden. Artinya dari tiap pernyataan, ada yang dijawab benar dan salah. Hal ini ditunjukkan pada persentase jawaban benar atau salah dari masing-masing pernyataan tidak ada yang 100% menjawab benar atau salah. Gambar dibawah ini merupakan hasil dari pengisian kuisioner oleh responden :

Gambar 13. Persentase Hasil Kuisioner untuk Aspek Pengatahuan oleh Responden Penelitian Evaluasi Ketersediaan dan Penggunaan Sediaan Sachet

Serbuk Oral pada Pengunjung Apotek Pelengkap KF RSUP Dr. Sardjito Pada pernyataan pertama, beberapa pemahaman responden yang menjawab benar dari hasil wawancara adalah jenis obat yang harus digunakan sampai habis adalah antibiotik dan obat yang pada petunjuk dokter disebutkan harus diminum sampai habis, sedangkan untuk obat yang digunakan untuk mengobati gejala atau penyakit tertentu misalnya penurun panas dan mengobati gejala flu dan batuk digunakan seperlunya yang berarti penggunaan obat tidak harus habis atau dapat dihentikan jika telah sembuh.

Persentase responden lainnya menyatakan bahwa semua jenis obat harus digunakan sampai habis. Hal ini menunjukkan bahwa masih kurangnya pengetahuan responden untuk membedakan aturan penggunaan jenis obat yang harus digunakan sampai habis seperti antibiotik dan dapat dihentikkan jika gejala atau penyakit telah sembuh. Melihat hasil penelitian ini, maka dibutuhkan peran apoteker dalam memberi informasi penggunaan jenis obat seperti antibiotik dan jenis obat lainnya terkait aturan pakainya sehingga dapat membantu meningkatkan pengetahuan pengunjung apotek dalam melakukan pengobatan yang tepat. Oleh karena itu, pengetahuan responden akan pernyataan semua jenis obat harus digunakan sampai habis tergolong cukup baik.

Pemahaman responden mengenai pernyataan penggunaan obat dengan benar akan mempengaruhi kesembuhan penyakit, menunjukkan bahwa responden memperhatikan penggunaan obat yang benar selama sakit untuk memperoleh kesembuhan penyakit. Pendapat responden lainnya adalah kesembuhan penyakit tidak selalu dipengaruhi oleh cara penggunaan obat yang benar tetapi dipengaruhi oleh faktor sugesti dari diri sendiri dan tergantung dari kecocokan masing-masing pasien dengan obat yang digunakan. Artinya walaupun penggunaan obat sudah dilakukan secara benar, tetapi tidak memberikan hasil yang diinginkan sehingga responden menganggap obat yang digunakan tidak cocok dan harus dihentikkan penggunaannya serta memutuskan untuk memilih obat lain. Dilihat dari alasan tersebut menunjukkan responden kurang taat dalam menggunakan obat secara benar karena yang diutamakan adalah memperoleh kesembuhan dalam waktu singkat tanpa memperhatikan aturan pakai obat secara teratur dan benar.

Terkait tempat penyimpanan sediaan sachet serbuk oral, sebagian besar responden yang mengetahui dengan benar penyimpanan sediaan sachet serbuk oral yaitu harus disimpan di suhu kamar dan tempat yang kering. Beberapa tempat penyimpanan obat yang dipilih oleh responden antara lain kulkas atau lemari es, almari, di atas meja, di lemari kaca bagian atas, lemari makan, toples, kotak obat, rak, tempat obat yang ada didalam kulkas, di dalam kantong dan digantung pada dinding rumah. Alasan responden memilih tempat penyimpanan seperti yang telah disebutkan adalah menghindari udara lembab yang dapat merusak serbuk obat, mudah untuk dijangkau, dan terlindung dari cahaya.

Responden lainnya memberikan pernyataan bahwa tidak pernah menyimpan obat sachet serbuk karena setelah membeli obat di apotek responden langsung meminum obat tersebut mengingat jumlah yang dibeli 1 sachet dan aturan pakainya hanya untuk sekali pakai 1 sachet. Selain itu ada juga responden yang menyatakan tidak mengetahui dengan pasti penyimpanan pada suhu berapa untuk suhu kamar dan sejuk, sehingga terkadang responden ragu dan takut untuk menyimpan sisa serbuk obat.

Suhu penyimpanan sejuk menurut Farmakope Indonesia IV pada suhu 8°-15°C, bila perlu disimpan dalam lemari pendingin dan suhu kamar antara 15°-30°C (Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan RI,1995). Oleh karena itu, peran apoteker sangat dibutuhkan untuk meningkatkan pengetahuan pengunjung apotek dengan cara memberikan informasi mengenai suhu dan tempat penyimpanan obat yang benar.

Pada hasil kuisioner no. 4 dapat dilihat kecilnya persentase responden yang menjawab benar dibandingkan dengan persentase pernyataan lainnya yaitu kurang dri 40% dan tergolong kurang baik. Hasil ini menunjukkan masalah yang dihadapi responden yaitu kurangnya pengetahuan akan penggunaan sachet serbuk oral untuk digunakan lebih dari 1 kali untuk 1 sachet dalam kondisi tertentu. Dimaksud dengan kondisi tertentu adalah untuk kelompok usia balita dan anak-anak. Sebagian besar responden mengetahui bahwa pemakaian sachet serbuk oral tidak boleh lebih dari 1 kali untuk kondisi tertentu.

Dari hasil wawancara, alasan yang dinyatakan oleh responden yang memilih jawaban salah antara lain belum pernah menggunakan sachet serbuk lebih dari 1 kali karena kurangnya pengetahuan akan adanya sediaan sachet serbuk oral yang untuk 1 sachet dapat dipakai berkali-kali, kebanyakan sediaan sachet serbuk oral yang dijumpai di pasaran termasuk kelompok suplemen makanan yang penggunaannya hanya ditujukkan untuk orang dewasa yang aturan pakainya 1 kali pakai 1 sachet, dan jika sachet telah dibuka harus langsung digunakan sampai habis karena kalau disimpan dapat merusak serbuk obat yang kontak langsung dengan udara luar.

Hasil penelitian untuk pernyataan no. 4 menunjukkan masih banyak responden yang belum mengetahui berbagai jenis obat dalam sediaan sachet serbuk oral yang dapat digunakan oleh anak-anak sehingga mereka menganggap bahwa sediaan sachet serbuk oral yang dijumpai di pasaran hanya suplemen makanan yang penggunaannya ditujukkan khusus untuk usia dewasa.

Alasan responden yang tidak memilih penggunaan air minum bersih untuk melarutkan serbuk obat adalah berdasarkan pengalaman pernah menggunakan sediaan sachet serbuk oral khusus kelompok suplemen makanan dengan tidak dilarutkan dengan air minum bersih tetapi digunakan bersamaan buah pisang.

Selain memperhatikan penggunaan dan aturan pakai sachet serbuk oral, sebelum menggunakan sediaan sachet serbuk oral juga harus memperhatikan sifat fisik dari sediaan meskipun belum kadaluwarsa. Pada gambar di atas, sebagian besar responden menyatakan harus selalu memperhatikan sebelum menggunakan karena terkadang tanggal kadaluwarsa tidak menjamin obat tersebut masih dapat digunakan. Selain itu, dapat dipengaruhi oleh tempat penyimpanan yang tidak sesuai misalnya disimpan di tempat yang udaranya lembab bisa menyebabkan bentuk serbuk menjadi menggumpal yang membuktikan bahwa obat tersebut tidak aman untuk digunakan. Alasan lain yang dinyatakan yaitu hanya dengan memperhatikan tanggal kadaluwarsa sudah cukup mewakili. Artinya jika suatu produk yang belum melewati tanggal kadaluwarsa sehingga produk tersebut aman untuk digunakan. Selain itu, ada juga yang menyatakan dengan membeli obat di apotek berarti mereka meyakini semua obat yang dijual belum kadaluwarsa dan aman.

Masalah kebersihan adalah hal yang penting dalam penggunaan sachet serbuk oral. Dari hasil wawancara, dinyatakan bahwa kebersihan yang perlu dijaga terkait penggunaan sachet serbuk oral adalah air minum yang digunakan untuk melarutkan, kebersihan tangan, dan wadah atau gelas yang digunakan untuk melarutkan serbuk oral untuk diminum.

Hasil jawaban kuisioner untuk aspek pengetahuan ditunjukkan pada rata-rata responden yang menjawab benar untuk semua pernyataan adalah lebih dari 75% responden. Hasil ini menunjukkan responden memiliki pengetahuan yang baik tentang penggunaan sachet serbuk oral.

b. Aspek sikap

Dalam aspek sikap terdapat 10 pernyataan pada kuisioner yang merupakan respon evaluative responden dari pengetahuan yang diyakini kebenarannya mengenai penggunaan sediaan sachet serbuk oral. Hasil pengisian kuisioner oleh responden dapat dilihat pada gambar di bawah ini:

Gambar 14. Persentase Hasil Kuisioner untuk Aspek Sikap oleh Responden Penelitian Evaluasi Ketersediaan dan Penggunaan Sediaan Sachet Serbuk Oral

pada Pengunjung Apotek Pelengkap KF RSUP Dr. Sardjito

Hasil jawaban kuisioner di atas, menunjukkan masalah dalam aspek sikap yang dihadapi oleh responden dalam merespon pengetahuan yang diyakini benar terlihat pada pernyataan no. 14 dan dan no. 20, yang ditunjukkan dengan

persentase jawaban benar lebih kecil dibandingkan persentase jawaban benar untuk pernyataan lainnya.

Hasil Pernyataan pada no. 14 yang menjawab benar, hampir sama dengan hasil pernyataan no. 4 pada aspek pengetahuan yang menjawab benar mengenai penggunaan 1 sachet serbuk oral untuk digunakan lebih dari 1 kali. Hasil ini menunjukkan bahwa pengetahuan dan sikap responden akan penggunaan sachet serbuk oral yaitu 1 sachet serbuk oral tidak boleh digunakan lebih dari 1 kali pakai atau setelah dibuka tidak dapat digunakan lagi, walaupun sachet serbuk oral belum lewat tanggal kadaluwarsa. Dengan kata lain sebagian besar responden lainnya mengetahui dan menyakini bahwa 1 sachet serbuk oral hanya untuk 1 kali penggunaan. Hasil jawaban akan pernyataan no.14 yang kurang dari 40% menunjukkan sikap responden terhadap penggunaan sachet serbuk oral tidak boleh digunakan lebih dari 1 kali pakai tergolong kurang baik.

Menurut beberapa responden yang sering ditanyakan kepada petugas apotek adalah mengenai penggunaan dan aturan pakai, tetapi responden lainnya menyatakan bahwa tidak perlu bertanya kepada petugas apotek jika kurang jelas mengenai penggunaan sediaan sachet serbuk oral karena petugas apotek belum tentu merupakan seorang apoteker, tidak harus bertanya kepada petugas apotek karena adanya petunjuk yang terdapat pada kemasan sehingga dapat dibaca sendiri oleh pengunjung apotek, serta tidak mengetahui tugas dan peran apoteker di apotek.

Alasan yang beragam dari responden yang diantaranya merupakan pengalaman responden mengenai sumber informasi obat yang dipilih oleh

responden yaitu petugas apotek atau apoteker bukanlah satu-satunya sumber informasi obat yang terpilih karena pemahaman responden yang dapat dipilih sebagai sumber informasi obat selain apoteker adalah tenaga kesehatan lain misalnya dokter, bidan, perawat dan mantri. Selain itu, responden juga menyatakan bahwa tidak mengetahui siapa dan apa peran apoteker karena tidak pernah menjumpai apoteker di apotek padahal pada papan nama apotek tertera nama Apoteker Pengelola Apotek tersebut, merasa lebih yakin jika mendapatkan informasi obat karena informasi yang diberikan oleh apoteker dirasakan kurang lengkap dan kurang meyakinkan serta tugas dan peran apoteker yang dipahami oleh responden hanya mengambil dan menyerahkan obat yang telah diresepkan oleh dokter.

Pada hasil wawancara, ada responden yang menyatakan bahwa penggunaan air teh untuk melarutkan adalah tepat, tetapi penggunaan air kopi adalah tidak tepat. Pernyataan ini disesuaikan dengan pengalaman responden saat menggunakan sediaan sachet serbuk oral yaitu dilarutkan dengan air teh. Responden meyakini bahwa sikap yang dilakukan adalah benar karena sepengetahuan responden, penggunaan air teh bersamaan dengan obat tidak memberikan efek yang merugikan.

Kebersihan dalam penggunaan sachet serbuk oral yang telah dibahas pada aspek pengetahuan pada pernyataan no. 10 menunjukkan sebagian besar responden mengetahui bahwa kebersihan adalah hal yang penting, tetapi dari beberapa alasan yang dikemukakan oleh responden menyatakan tidak adanya hubungan antara perlu mencuci tangan terlebih dahulu sebelum menggunakan

sediaan sachet serbuk oral. Alasannya adalah tidak adanya kontak langsung antara tangan responden dengan sebuk oral yang dikemas dalam sachet. Responden merasa kebersihan adalah penting hanya pada gelas sebagai wadah untuk melarutkan dan air minum yang digunakan harus matang dan bersih.

Penggunaan sachet serbuk oral terkait banyaknya air yang digunakan untuk melarutkan tidak harus sama dengan yang tercantum pada kemasan. Alasan responden karena hanya dengan memperkirakan banyaknya air yang akan digunakan untuk melarutkan dirasakan sudah sesuai dengan aturan pakai dan tidak memiliki gelas yang dilengkapi alat pengukur sehingga menjadi suatu kesulitan jika harus diukur terlebih dahulu untuk mendapatkan jumlah air yang tepat sama dengan yang tercantum pada kemasan.

Dari hasil rata-rata jawaban benar responden pada aspek sikap yaitu 76% menunjukkan sikap responden terhadap penggunaan sediaan sachet serbuk oral dapat dikatakan baik karena jawabannya lebih dari 75%.

c. Aspek tindakan

Gambar 15. Persentase Hasil Kuisioner untuk Aspek Tindakan oleh Responden Penelitian Evaluasi Ketersediaan dan Penggunaan Sediaan Sachet

Pernyataan yang ada pada aspek tindakan bertujuan untuk menilai penggunaan sachet serbuk oral responden terdapat 10 pernyataan pada kuisioner. Tindakan responden untuk selalu memperhatikan tangggal kadaluwarsa sebelum menggunakan sachet serbuk oral menurut responden merupakan hal yang perlu diperhatikan karena penggunakan obat yang sudah melewati tanggal kadaluwarsa dapat menghasilkan efek yang merugikan sehingga dapat mengganggu kesehatan responden.

Responden juga memilih untuk tetap memperhatikan informasi penggunaan yang tercantum pada sachet dengan tujuan untuk menghindari penyalahgunaan sachet serbuk oral dan membantu mengingatkan kembali aturan pakai bagi responden yang sering melupakan aturan pakai.

Beberapa responden menyatakan tidak menggunakan atau lebih memilih untuk segera membuang serbuk yang menggumpal karena menunjukkan ketidakstabilan obat dengan adanya udara lembab.

Dilihat dari rata-rata persentase jawaban benar untuk aspek tindakan yaitu 83,5% maka menunjukkan bahwa hasil ini dikatakan baik karena lebih dai 75% responden yang menjawab benar.

Gambar 16.Persentase Hasil Kuisioner untuk Setiap Aspek oleh Responden Penelitian Evaluasi Ketersediaan dan Penggunaan Sediaan Sachet Serbuk

Oral pada Pengunjung Apotek Pelengkap KF RSUP Dr. Sardjito Persentase rata-rata jawaban kuisioner responden yang benar dari setiap aspek dapat dilihat pada gambar di atas. Pada ketiga aspek perilaku responden yang memiliki persentase terendah yaitu pada aspek sikap, yang menunjukkan rendahnya respon evaluatif terhadap pengetahuan mengenai penggunaan sachet serbuk oral yang diyakini benar oleh responden. Aspek tindakan memiliki persentase terbesar yang menunjukkan hal-hal yang dilakukan oleh responden terkait penggunaan sachet serbuk oral tinggi. Secara keseluruhan dari hasil kuisioner untuk melihat perilaku penggunaan sachet serbuk oral yaitu total rata-rata responden yang dikatakan baik karena lebih dari 75% responden menunjukkan penggunaan sachet serbuk dilakukan dengan benar.

C. Profil Informasi yang Diberikan oleh Apoteker kepada Pengunjung Apotek Pelengkap KF RSUP Dr. Sardjito Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui profil informasi yang diberikan oleh apoteker kepada pengunjung Apotek Pelengkap KF RSUP Dr. Sardjito. Di Apotek Pelengkap KF RSUP Dr. Sardjito terdapat 3 apoteker yang bertugas. Ketiga apoteker ini bertugas di 5 loket yang dimiliki oleh Apotek Pelengkap KF RSUP Dr. Sardjito sesuai jadwal yang telah ditentukkan secara bergantian.

Penelitian ini dilakukan dengan melakukan wawancara terstruktur terhadap ketiga apoteker sesuai jadwal kerjanya. Profil informasi yang diberikan oleh apoteker dibahas menjadi 5 bagian, yaitu:

Dokumen terkait