BAB VI HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1.2 Hasil Penelitian Siklus I
4.1.2.2 Hasil Nontes Siklus I
Hasil penelitian nontes pada siklus I ini diperoleh dari hasil observasi, jurnal,
dan wawancara. Hasil penelitian nontes ini secara lengkapnya akan dijelaskan
pada uraian berikut.
Dalam pembelajaran menceritakan kembali cerita anak dengan teknik story
telling menggunakan media flash card pada siklus I ini, untuk mengetahui
mengetahui tingkah laku siswa dilakukan observasi. Observasi dilakukan oleh
peneliti dan juga dibantu oleh guru sebagai observator. Hal ini dilakukan agar
hasil observasi dapat lebih baik karena segala tindakan yang dilakukan oleh
siswa dapat terpantau oleh observer. Berikut akan dipaparkan tabel hasil
obervasi pada siklus I.
Tabel 11 Hasil Observasi Siklus I
No
Aspek yang Diamati
Frekuensi
%
1.
2.
Sikap:
Perhatian siswa penuh terhadap penjelasan guru.
Keaktifan
a. siswa dalam kegiatan tanya jawab b. siswa dalam membuat ringkasan dan
membuat media
c. siswa dan mengajukan pertanyaan seputar cerita yang didengar dan membuat catatan.
Antusias/Semangat
39
11
35
12
90,69%
25,58%
81,39%
27,90%
3.
a. siswa dalam membaca cerita anak b. siswa dalam menyimak cerita
c. siswa dalam bercerita di dalam kelompok
d. siswa dalam bercerita di depan kelas.
39
33
30
9
90,69%
76,74%
69,76%
20,93%
Pemerolehan data tersebut dilakukan dengan cara memberikan tanda cek (√) pada setiap aspek yang diamati sesuai dengan perilaku siswa selama pembelajaran. Aspek pertama, yaitu perhatian siswa penuh terhadap penjelasan guru dilihat pada siswa berjumlah 39 siswa atau sebesar 90,69%. Aspek kedua adalah keaktifan siswa. Keaktifan siswa dalam kegiatan tanya jawab dilihat pada siswa sejumlah 11 siswa atau sebesar 25,58%, keaktifan siswa dalam membuat ringkasan dan membuat media terlihat pada 35 siswa atau 81,39%. Sementara itu, aspek keaktifan siswa dalam mengajukan pertanyaan seputar cerita yang didengar dan membuat catatan hanya mencapai persentase rendah yaitu 27,97% atau hanya 12 siswa. Aspek ketiga, yaitu antusias siswa dalam membaca cerita anak dilihat pada 39 siswa atau 90,69%, antusias siswa dalam menyimak cerita dan mencapai 76,74% atau 33 siswa, antusias siswa dalam bercerita di dalam kelompok juga terlihat pada 30 siswa atau 69,76%. Senada dengan hal tersebut, aspekantusias siswa dalam bercerita di depan kelas hanya 9 siswa atau 20,93%.Data di atas menunjukkan bahwa masih kurangnya kesungguhan siswa dalam pembelajaran menceritakan kembali cerita anak menggunakan teknik story telling dengan media flash card. Hal ini dimungkinkan siswa belum pernah mengalami pembelajaran dengan teknik dan media tersebut sehingga siswa masih
kebingungan. Selain itu, dimungkinkan juga dalam penyampaian materi, peneliti masih belum bisa menguasi keadaan kelas. Untuk memperjelas data hasil observasi pada siklus I, berikut ini akan disajikan gambar mengenai kondisi dan tingkah laku siswa selama pembelajaran.
Pada awal pertemuan, kegiatan pertama yang dilakukan adalah menjelaskan mengenai tujuan yang akan dicapai dalam pembelajaran. Hal ini dimaksudkan agar siswa paham mengenai kegiatan yang dilakukan. Kemudian, guru menjelaskan mengenai materi awal tentang cerita anak. Kegiatan di awali dengan tanya jawab mengenai materi cerita anak, meliputi pengertian cerita anak dan unsur-unsur intrinsik cerita anak. Kegiatan ini dapat dilihat pada gambar berikut.
Gambar 2 Kegiatan pada saat Guru Menerangkan Materi
Berdasarkan gambar tersebut dapat dilihat kegiatan siswa selama guru menjelaskan materi tentang unsur-unsur intrinsik cerita anak. Siswa terlihat antusias saat mendengarkan penjelasan peneliti, meskipun beberapa siswa yang kurang antuas dalam mendengarkan materi. Hal ini terbukti dengan siswa masih asik berbicara sendiri di belakang serta ada siswa yang bermalas-malasan. Sementara itu,
saat terjadi interaksi tanya jawab mengenai materi tersebut hanya beberapa siswa yang aktif menjawab dan mengajukan pertanyaan kepada guru.
Penggunaan teknik story telling dengan media flash card pada kegiatan menceritakan kembali cerita anak ini terdiri atas beberapa tahapan, yaitu (1) mengelompokkan siswa dalam beberapa kelompok, (2) siswa mendapatkan teks cerita anak dan beberapa kartu gambar, (3) siswa membaca dan mencermati cerita anak yang diberikan, (4) siswa melengkapi kartu gambar dengan ringkasan cerita, (5) siswa bercerita, bertanya jawab, dan membuat catatan dalam kelompok, (6) siswa bercerita di depan kelas. Kegiatan tersebut akan dipaparkan dalam gambar dan beberapa penjelasan berikut ini.
Gambar 3 Kegiatan Siswa saat Dikelompokkan dan Guru Memberikan Contoh Media
Berdasarkan gambar 3 terlihat siswa bersemangat untuk melakukan kegiatan pembelajaran secara kelompok. Siswa dikelompokkan menjadi beberapa kelompok yang terdiri atas 3-4 siswa. Siswa juga terlihat tertarik ikut dalam pembelajaran dengan adanya pembagian cerita yang berbeda dan adanya kartu
gambar sebagai medianya. Hal ini dikarenakan, siswa belum pernah melakukan pembelajaran seperti itu.
Gambar 4 Kegiatan Siswa saat Membaca
Berdaraskan gambar no 4 terlihat siswa bersemangat untuk membaca cerita yang diberikan oleh guru. Dengan gaya membaca yang berbeda-beda, siswa berusaha untuk memahami cerita yang dibaca. Meskipun demikian, masih ada beberapa siswa yang kurang bersemangat dalam membaca.
Gambar 5 Kegiatan Siswa saat Membuat Ringkasan dan Melengkapi Gambar
Berdasarkan gambar 5 siswa terlihat bersemangat untuk melengkapi gambar dengan ringkasan cerita. Akan tetapi, banyak siswa yang merasa
kebingungan untuk membuat ringkasan. Beberapa siswa ada yang bertanya kepada teman mengenai cara meringkas, bahkan ada yang melihat dan mencontoh pekerjaan teman dari kelompok lain.
Gambar 6 Kegiatan Siswa pada saat Bercerita di dalam Kelompok
Berdasarkan gambar 6 siswa terlihat bersemangat saat bercerita di depan teman sekelompok. Sementara itu, siswa juga mulai berinteraksi dalam kelompok melalui kegiatan tanya jawab. Dalam kenyataannya, hanya 2 kelompok yang melakukan kegiatan tersebut. Dengan demikian, kegiatan tanya jawab di kelompok belum mampu diaktifkan sehingga kegiatan pencatatan pun belum mampu dilakukan. Hal ini dikarenakan siswa belum memahami tugas yang diberikan peneliti serta siswa masih sibuk menghafalkan cerita yang dibaca.
Gambar 7 Kegiatan Siswa pada saat Bercerita di Depan Kelas
Gambar 7 merupakan kegiatan siswa saat menceritakan kembali cerita anak dengan media flash card. Pada saat kegiatan tersebut siswa masih merasa malu dan sulit untuk bercerita di depan kelas. Siswa kurang antusias untuk bercerita di depan kelas sehingga hanya beberapa siswa yang bercerita di depan kelas tanpa ditunjuk oleh peneliti.
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa ada siswa yang serius mengerjakan tugas baik secara individu maupun dalam kelompok, tetapi kurang berani untuk bercerita di depan kelas. Selain itu, ada siswa yang kurang sesius untuk mengerjakan tugas individu maupun kelompok, tetapi memiliki keberanian tinggi untuk bercerita di depan kelas meskipun hasilnya kurang baik.
Setelah kegiatan menceritakan kembali cerita anak, kegiatan akhir dalam pertemuan ini adalah pembagian jurnal untuk memperoleh data nontes selajutnya. Jurnal dan dibagikan kepada seluruh siswa. Pada awalnya, siswa merasa kebingungan dalam pengisian jurnal. Hal ini cukup wajar karena kegiatan ini merupakan hal baru bagi siswa dan cukup membuat penasaran. Namun demikian,
siswa tampak antusias ingin segera mendapatkan lembar tersebut dan ingin segera mengisinya. Setelah semua siswa mendapatkan bagiannya, siswa segera mengisi jurnal dengan situasi yang tenang setelah guru menjelaskan cara pengisiannya. Kegiatan pengisian jurnal siswa tersebut dapat dilihat pada gambar berikut.
Tujuan diadakan jurnal siswa ini untuk mengetahui tanggapan siswa mengenai pembelajaran yang telah dilakukan. Jurnal siswa meliputi empat pertanyaan, yaitu 1) perasaan siswa selama mengikuti pembelajaran menceritakan kembali cerita anak yang dibaca pada hari ini, 2) tanggapan mengenai pembelajaran menceritakan kembali dengan teknik story telling dan menggunakan media flash card, 3) kesan terhadap gaya pembelajaran yang dilakukan guru pada hari ini, 4) saran anda mengenai pembelajaran menceritakan kembali cerita anak yang dibaca pada hari ini.
Hasil pengisian jurnal menunjukkan bahwa perasaan siswa selama mengikuti pembelajaran menceritakan kembali cerita anak pada hari ini, sebagian siswa yaitu 9 siswa menyatakan senang sekali atau 20,93%, sedangkan siswa yang menyatakan senang ada 25 siswa atau 58,14%. Hal ini dikarenakan pembelajaran tersebut menyajikan beberapa cerita dan siswa dikelompok-kelompokan sehingga siswa tidak merasa bosan. Meskipun demikian, masih ada 9 siswa yang merasa bosan dalam pembelajaran ini dikarenakan mereka tidak suka membaca dan tidak terbiasa bercerita di depan banyak.
Tanggapan mengenai pembelajaran menceritakan kembali dengan teknik story
telling dan menggunakan media flash card, sebagian siswa siswa merasa
bahwa pembelajaran tersebut bagus dan menyenangkan karena mudah
dimengerti dan mampu menambah wawasan. Hal ini dibuktikan dengan
pernyataan 23 siswa atau 53,49% yang menganggap pembelajaran tersebut
bagus dan menyenangkan. Sementara itu, 5 siswa atau 11,62% menyatakan
pembelajaran tersebut biasa-biasa saja, dan sisanya 15 siswa atau 34,88%
merasa bingung. Hal ini dikarenakan mereka belum terbiasa dengan
pembelajaran tersebut dan belum memahami penjelasan guru.
Kesan yang diperoleh siswa selama mengikuti pembelajaran menceritakan
kembali cerita anak cukup mengesankan, sebagian besar siswa menyatakan
senang selama mengikuti pembelajaran menceritakan kembali cerita anak
menggunakan teknik story telling dengan menggunakan media flash card.
Pembelajaran tersebut memberikan banyak manfaat dan pengalaman baru
yang bermakna bagi siswa sehingga siswa merasa senang dan menikmati
pembelajaran yang diberikan oleh guru. Hal ini terbukti, sebanyak 26 siswa
atau 60,47% menyatakan senang terhadap pembelajaran. Sebanyak 7 siswa
atau 16,28% merasa pembelajaran yang dilakukan cukup baik, sedangkan 10
siswa atau 23,75% merasa pembelajaran yang dilakukan tidak membosankan.
Pertanyaan keempat mengenai saran dalam pembelajaran menceritakan
kembali cerita anak menggunakan teknik story telling menggunakan media
flash card, sebanyak 20 siswa atau 46,51% merasa senang dengan
pembelajaran yang dilakukan serta mereka menyarankan agar pembelajaran
tersebut ditingkatkan. Sebanyak 8 siswa atau 18,60% menyarankan agar
peneliti lebih tegas dalam menghadapi siswa yang tidak memperhatikan
pelajaran, sedangkan 15 siswa atau 34,88% menyarankan kepada siswa agar
bercerita dengan suara lantang dan diusahakan tidak membaca.
Selain jurnal siswa, data nontes berupa jurnal diperoleh dari jurnal peneliti
yang berisi segala hal yang dirasakan peneliti selama proses pembelajaran
berlangsung. Adapun hal-hal yang menjadi objek sasaran jurnal guru ini
adalah 1) minat siswa dalam mengikuti pembelajaran menceritakan kembali
cerita anak menggunakan teknik story telling dengan media flash card; 2)
respon siswa dalam mengikuti pembelajaran menceritakan kembali cerita
anak menggunakan teknik story telling dengan media flash card; 3) keaktifan
siswa dalam pembelajaran menceritakan kembali cerita anak menggunakan
teknik story telling dengan media flash card; 4) sikap dan perilaku siswa pada
saat pembelajaran menceritakan kembali cerita anak menggunakan teknik
story telling dengan media flash card; dan 5) situasi atau suasana kelas ketika
pembelajaran menceritakan kembali cerita anak menggunakan teknik story
telling dengan media flash card berlangsung.
Berdasarkan objek sasaran yang diamati dan dirasakan peneliti saat
menjalankan pembelajaran yang tertuang dalam jurnal, dapat dijelaskan bahwa
guru belum puas terhadap proses pembelajaran karena ada beberapa siswa
yang belum sepenuhnya mengikuti pembelajaran menceritakan kembali cerita
anak dengan penuh konsentrasi. Meskipun demikian, guru merasa berhasil
memberikan yang terbaik pada siswa. Siswa merespon positif dan cukup
antusias dalam mengikuti pembelajaran karena siswa merasa penasaran dan
cenderung ingin tahu. Selain itu, siswa terlihat aktif dalam mengikuti seluruh
rangkaian kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru, meski masih
terlihat satu atau dua siswa yang asyik berbicara dan bermain sendiri.
Situasi dan suasana kelas ketika pembelajaran menceritakan kembali cerita
anak menggunakan teknik story telling dengan media flash card cukup tenang
dan berlangsung dengan baik, meskipun masih ada beberapa siswa yang
membuat suasana kelas menjadi ramai. Akan tetapi, secara keseluruhan siswa
sudah mengikuti seluruh rangkaian pembelajaran menceritakan kembali cerita
anak dengan baik.
Data nontes yang diperoleh peneliti juga berasal dari wawancara yang dilakukan terhadap beberapa responden. Wawancara yang dilakukan oleh peneliti pada siklus I difokuskan pada tiga orang yaitu satu siswa yang memperoleh nilai tinggi (responden I), satu siswa yang memperoleh nilai rendah (responden II), dan satu siswa yang mempunyai respon kurang terhadap pembelajaran (responden III). Pada wawancara siklus I mengungkap 5 butir pertanyaan, yaitu (1) apakah selama ini anda berminat dengan pembelajaran menceritakan kembali cerita anak; (2) apakah anda senang mengikuti pembelajaran menceritakan kembali cerita anak menggunakan teknik story telling dengan media flash card; (3) apakah anda menyukai cerita anak yang disajikan oleh peneliti; (4) apakah pembelajaran dengan metode dan media yang dipakai peneliti membuat anda termotivasi dan terbantu dalam menceritakan kembali cerita anak; dan (5) kesulitan apa yang anda hadapi ketika menceritakan kembali cerita anak pada pembelajaran ini.