• Tidak ada hasil yang ditemukan

N Kolmogorov

Smirnov Z

Asymp. Sig.

(2-tailed)

351 1,235 0,095

Sumber : Data yang diolah 2016 Uji Heterokedastisitas

Dalam penelitian ini uji heterokedastisitas dilakukan dengan metode Glejser.

Hasil perhitungan metode Glejser menunjukkan semua variabel independen memiliki angka signifikan > 0,05. Berdasarkan hal tersebut, dapat disimpulkan bahwa model regresi tidak mengandung heterokedastisitas.

Tabel 4. Hasil Uji Heterokedastisitas Variabel Sig

ROA 0,475

CR 0,905

DER 0,26

CFO 0,587

Firm size 0,287 Sumber : Data yang diolah 2016 Uji Autokorelasi

Nilai Durbin-Watson sebesar 1,869 terletak diantara nilai dU (1,847) dan 4-dU (2,153) yang merupakan daerah bebas autokorelasi. Hal ini berarti data penelitian tidak mengandung gejala autokorelasi.

Tabel 5. Hasil Uji Autokorelasi

Model Durbin-Watson

1 1,869

Sumber : Data yang diolah 2016 Uji Multikolinearitas

Berdasarkan hasil uji Multikolinearitas, menunjukkan tidak ada variabel independen yang memiliki nilai tolerance kurang dari 0,10. Hasil perhitungan nilai Variance Inflation Factor (VIF) menunjukkan tidak ada variabel independen yang memiliki nilai VIF lebih dari 10. Berdasarkan nilai tolerance dan nilai VIF variabel independen, dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi Multikolinearitas.

Tabel 6. Hasil Uji Multikolonieritas

a. Hipotesis satu yaitu peran moderasi arus kas operasi antara profitabilitas, likuiditas, leverage terhadap return saham.

Tabel 7. Hasil Uji Hipotesis 1

Model signifikansi 0,702. Karena profitabilitas signifikansi > 0,05, maka model regresi tidak dapat digunakan untuk memprediksi Return Saham (Ri) atau dapat dikatakan bahwa ROA, CR, DER, CFO dan Moderasi CFO secara bersama-sama

tidak berpengaruh terhadap Return Saham (Ri). Dari variabel yang dimasukkan dalam model regresi yang tampak pada tabel 7, tidak ada satupun yang berpengaruh secara signifikan terhadap Return Saham (Ri). Variabel ROA memberikan koefisien parameter 0,348 dengan tingkat signifikansi 0,559, variabel CR memberikan koefisien parameter -0,009 dengan tingkat signifikan 0,738, variabel DER memberikan koefisien parameter -0,078 dengan tingkat signifikan 0,484, dan variabel CFO memberikan koefisien parameter 9,935 dengan tingkat signifikan 0,255. Sedangkan variabel Moderasi CFO yang memiliki koefisien parameter -6,861 ternyata tidak signifikan, karena nilai Sig. 0,694> 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa H0 diterima. Artinya arus kas operasi tidak mampu memoderasi pengaruh antara profitabilitas, likuiditas dan leverage terhadap return saham.

Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Fan dan Muhammad (2008), Yocelyn dan Christiawan (2012), serta Prasetyaningrum (2014) yang menemukan bahwa arus kas dari aktivitas operasi tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap return saham. Hasil ini terjadi diduga karena : a. Menurut Yocelyn dan Christiawan (2012) investor tidak melihat pelaporan perubahan arus kas dari aktivitas operasi sebagai informasi yang dapat digunakan untuk pengambilan keputusan investasi, namun lebih memperhatikan informasi laba akuntansi dalam pengambilan keputusan investasinya. Menurut Sutriani (2014) faktor diluar perusahaan mempengaruhi kinerja perusahan contohnya nilai tukar.

b. Menurut Fan dan Muhammad (2008) informasi akan arus kas operasi perusahaan memberikan dampak yang signifikan pada pengumuman laba terhadap harga saham pada window yang singkat yaitu sekitar tiga hari setelah pengumuman. Pada jangka panjang seperti dengan memakai data tahunan, informasi akan arus kas operasi perusahaan tidak berdampak signifikan pada harga saham perusahaan.

c. Menurut Prasetyaningrum (2014) investor bereaksi setelah mengetahui kinerja keuangan perusahaan karena informasi mengenai profitabilitas memiliki kandungan informasi yang digunakan untuk menilai harga saham sehingga hendaknya manajer perusahaan mempertimbangkan waktu yang tepat dalam pengumuman laba karena berdampak kepada return saham perusahaan.

d. Peneliti menduga bahwa investor perlu memperhatikan faktor lain seperti kinerja perusahaaan, nilai perusahaan yang mempengaruhi return saham karena arus kas operasi ternyata tidak menjadi faktor yang mampu membuat return yang didapatkan menjadi tinggi dengan kinerja yang baik perusahaan akan mampu menghasilkan laba yang baik yang berakibat pada kenaikan return saham.

Hasil Uji Hipotesis 2

b. hipotesis satu yaitu peran moderasi ukuran perusahaan antara profitabilitas, likuiditas, leverage terhadap return saham.

Tabel 8. Hasil Uji Hipotesis 2

MODERASI Firm size 1,043 0,809

R Square 0,008

F 0,563

Sig 0,728

Sumber : Data yang diolah 2016

Berdasarkan tabel 8 dapat dilihat F hitung sebesar 0,563 dengan tingkat signifikansi 0,728. Karena profitabilitas signifikansi > 0,05, maka model regresi tidak dapat digunakan untuk memprediksi Return Saham (Ri) atau dapat dikatakan bahwa ROA, CR, DER, Firm size dan Moderasi Firm size secara bersama-sama tidak berpengaruh terhadap Return Saham (Ri). Dari variabel yang dimasukkan dalam model regresi yang tampak pada tabel 8, tidak ada satupun yang berpengaruh secara signifikan terhadap Return Saham (Ri). Variabel ROA memberikan koefisien parameter 0,413 dengan tingkat signifikansi 0,568, variabel CR memberikan koefisien parameter -0,009 dengan tingkat signifikan 0,754, variabel DER memberikan koefisien parameter -0,092 dengan tingkat signifikan 0,533, dan variabel Size memberikan koefisien parameter -1,812 dengan tingkat signifikan 0,300. Sedangkan variabel Moderasi Firm size yang memiliki koefisien parameter 1,043 ternyata tidak signifikan, karena nilai Sig. 0,809> 0,05, sehingga

dapat disimpulkan bahwa H0 diterima. Artinya ukuran perusahaan tidak mampu memoderasi pengaruh antara profitabilitas, likuiditas dan leverage terhadap return saham.

Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian Bagnoli et al (2010) yang menyatakan bahwa ukuran perusahaan memperkuat pengaruh terhadap return saham. Namun hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan

Prasetyaningrum (2014) juga menemukan bahwa ukuran perusahaan bukanlah variabel moderasi yang memperkuat pengaruh terhadap return saham. Hal ini diindikasi karena :

a. Investor beranggapan bahwa perusahaan yang besar tidak selamanya dapat memberikan tingkat return yang besar begitu juga sebaliknya, perusahaan kecil tidak menutup kemungkinan dapat memberikan tingkat return yang tinggi bagi investor. Artinya bahwa investor tidak mempertimbangkan size dalam keputusan investasi saham.

b. Peneliti menduga bahwa suatu perusahaan dengan ukuran yang besar maupun yang kecil tidak selamanya memberikan tingkat return yang diharapkan, maka investor perlu melihat faktor lain seperti nilai perusahaan dan kinerja perusahaan.

Melihat suatu kinerja perusahaan yang terus bertumbuh maka akan membuat perusahaan menghasilkan laba yang tinggi yang berakibat pada meningkatnya return.

PENUTUP

Dokumen terkait