• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN LITERATUR DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS Return Saham

Menurut Yocelyn dan Christiawan (2012) return saham merupakan pendapatan yang berhak diperoleh investor karena menginvestasikan dananya.

Seorang investor yang rasional akan sangat memperhatikan pengembalian saham karena return saham merupakan salah satu indikator untuk mengetahui keberhasilan suatu investasi.

Profitabilitas

Rasio profitabilitas merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dari aktivitas normal bisnisnya (Hery, 2015:226). Dalam penelitian ini menggunakan rasio ROA, yang mengukur seberapa besar laba bersih yang diperoleh dari seluruh kekayaan (aktiva) yang dimiliki perusahaan. Rasio ROA yang positif menunjukkan bahwa dari total aktiva yang digunakan untuk operasi mampu memberikan laba perusahaan.

Likuiditas

Rasio likuiditas adalah rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban atau membayar utang jangka pendeknya (Hery, 2015:175). Likuiditas diukur menggunakan Current ratio yang menggambarkan seberapa besar jumlah ketersediaan aset lancar yang dimiliki perusahaan dibandingkan dengan total kewajiban lancar (Hery, 2015:178)

Leverage

Rasio solvabilitas atau rasio leverage merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur sejauh mana aset perusahaan dibiayai dengan utang (Hery, 2015:190). Dengan kata lain, rasio solvabilitas atau rasio leverage merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur seberapa besar beban utang yang harus ditanggung perusahaan dalam rangka pemenuhan aset.

Arus Kas Operasi

Menurut Ginting (2012), arus kas operasi (operating cash flow) meliputi kas yang dihasilkan dan dikeluarkanyang masuk dalam determinasi penentuan laba bersih Arus kas dari aktivitas operasi merupakan indikator yang menentukan apakah dari operasinya perusahaan dapat menghasilkan kas yang dapat digunakan untuk melunasi pinjaman, memelihara kemampuan operasi perusahaan, membayar deviden dan melakukan investasi baru tanpa mengandalkan sumber pendanaan dari luar. Nilai arus kas operasi dilihat dari pengurangan semua pendapatan operasional dikurangi dengan pengeluaran operasional perusahaan.

Ukuran Perusahaan

Menurut Patow et al (2015) ukuran perusahaan merupakan atau besarnya aset yang dimiliki perusahaan. Dari Aset yang dimiliki perusahaan menggambarkan hak dan kewajiban serta permodalan perusahaan. Besar kecilnya

perusahaan dapat diukur dengan total aktiva/besar harta perusahaan dengan menggunakan perhitungan logaritma natural total aktiva (Sa’adah dan Kadarusman, 2014).

Profitabilitas dan Return Saham

Menurut Sutriani (2014) profitabilitas yang tinggi merupakan suatu keberhasilan perusahaan dalam memperoleh laba serta menunjukan kinerja perusahaan yang baik. Dalam penelitian ini menggunakan ROA yang mengukur seberapa besar laba bersih yang dihasilkan dari aktiva perusahaan. Semakin tinggi ROA maka tingkat dividen dan return saham yang diterima pemegang saham akan meningkat. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan perusahaan dalam mengelola aktiva yang dimiliki untuk menghasilkan keuntungan mempunyai daya tarik dan mampu mempengaruhi investor untuk membeli saham perusahaan yang mengakibatkan harga saham perusahaan meningkat (Sutriani, 2014). Harga saham yang meningkat akan membuat return saham yang diterima oleh pemegang saham juga meningkat.

Likuiditas dan Return Saham

Menurut Yani dan Emrinaldi (2014) salah satu indikator penilaian terhadap kinerja keuangan perusahaan adalah rasio likuiditas, semakin baik rasio likuiditas suatu perusahaan akan semakin baik pula kemampuan perusahaan tersebut dalam menghasilkan laba. Current ratio dikatakan sebagai rasio likuiditas dan menunjukkan kemampuan perusahaan untuk membiayai kewajiban jangka

pendek dan membiayai kegiatan operasionalnya, jika perusahaan dapat membiayai kegiatan operasionalnya dengan baik maka investor akan lebih tertarik dan percaya kepada perusahaan (Yulianti dan Sujana, 2014). Ketertarikan dan kepercayaan investor tersebut berimbas pada kenaikan harga saham dan akan berakibat pada naiknya return saham.

Leverage dan Return Saham

Rasio leverage ini digunakan untuk mengukur perusahaan dalam memenuhi seluruh kewajibannya. Apabila perusahaan memperoleh penghasilan lebih dari dana yang dipinjamnya dibandingkan dengan bunga yang harus dibayarkan kepada kreditur, maka kelebihan tersebut akan memperbesar pengembalian/imbas hasil (return) bagi pemilik (Hery, 2015:191). Kelebihan pengembalian yang diterima pemilik dapat memperbesar deviden yang diterima oleh investor. Menurut Sutriani (2014) penggunaan hutang yang semakin tinggi, yang dicerminkan oleh DER (Debt to Equity Ratio) yang semakin besar pada perolehan laba sebelum bunga dan pajak yang sama akan menghasilkan laba per saham yang lebih besar dan Jika laba per saham meningkat, maka akan berdampak pada meningkatnya return saham, sehingga secara teoritis DER berpengaruh positif terhadap return saham.

Peran Arus Kas Operasi dalam Memoderasi Profitabilitas, Likuiditas, Leverage terhadap Return Saham.

Laba akuntansi yang berkualitas adalah laba yang memiliki sedikit atau tidaknya mengandung gangguan dan dapat mencerminkan kinerja keuangan perusahaan yang sesungguhnya (Yocelyn dan Christiawan, 2012). Laba rentan terhadap manipulasi laba, karena dalam menjalankan bisnisnya manajemen bukan menjadi pemilik perusahaan. Menurut Prasetyaningrum (2014) pemisahan kepemilikan ini akan menimbulkan konflik dalam pengendalian dan pelaksanaan pengelolaan perusahaan yang menyebabkan para manajer bertindak tidak sesuai dengan keinginana pemilik, maka perlunya informasi lain selain laba yang dapat digunakan sebagai dasar menilai harga saham perusahaan, salah satu informasi tersebut adalah arus kas.

Hal tersebut tidak akan terjadi dengan kas, para pembaca laporan keuangan akan mendapat manfaat dengan mengetahui penyebab perbedaan antara laba bersih dan arus kas bersih dari kegiatan operasi, kemudian mereka dapat menilai reliabilitas angka laba itu. Kandungan informasi laporan arus kas dapat diukur dengan menggunakan kekuatan hubungan antara arus kas dengan harga atau return saham (Prasetyaningrum, 2014). Informasi arus kas akan dikatakan mempunyai makna apabila dengan dipublikasikan laporan arus kas menyebabkan investor bereaksi melakukan pembelian atau penjualan saham yang selanjutnya tercermin dalam harga saham dan returnsaham, berarti laporan arus kas mempunyai kandungan informasi (Yocelyn dan Christiawan

,2012). Peningkatan harga saham yang terjadi pada akhirnya akan meningkatkan return saham.

Likuiditas merupakan tingkat kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Ulupi (2005) tingkat likuiditas yang tinggi menunjukkan bahwa para investor bisa mendapatkan tingkat pengembalian atas saham yang ditanam lebih tinggi jika perusahaan mampu memenuhi kewajiban jangka pendeknya semakin tinggi. arus kas juga digunakan oleh kreditur dan investor dalam menilai tingkat likuiditas, yang artinya tingkat likuiditas perusahaan juga menjadi salah satu yang diperhatikan oleh investor dalam mempertimbangkan pengambilan keputusan berinvestasi (Hery, 2015:103).

Sutriani (2014) menunjukkan bahwa Debt to equity ratio yang tinggi mempunyai dampak positif terhadap return saham karena ketika perusahaan memperoleh pinjaman hutang yang banyak maka perusahaan memperoleh tambahan dana yang bisa digunakan untuk biaya operasional perusahaan.

Kegiatan operasional perusahaan menjadi lebih baik dan menghasilkan laba yang tinggi, namun laba yang dihasilkan oleh prerusahaan rentang rerhadap manipulasi laba yang dilakukan manajemen perusahaan. Menurut Daniati dan Suharini (2006) perlu adanya informasi lain selain laba yang dapat digunakan sebagai dasar menilai harga saham perusahaan, salah satu informasi tersebut adalah informasi arus kas.

Menurut Daniati dan Suhairi (2006) Aktivitas operasi adalah aktivitas penghasil utama pendapatan perusahaan (principal revenue activities) dan

aktivitas lain yang bukan merupakan aktivitas investasi dan pendanaan umumnya berasal dari transaksi dan peristiwa lain yang mempengaruhi penetapan laba atau rugi bersih. Selain itu juga merupakan indikator yang menentukan apakah dari operasi perusahaan dapat menghasilkan kas yang cukup untuk melunasi pinjaman, memelihara kemampuan operasi perusahaan, membayar dividen dan melakukan investasi baru tanpa mengandalkan pada sumber pendanaan dari luar ( Daniati dan Suhairi, 2006).

Trinawati dan Wahidahwati (2013) menemukan bahwa perubahan arus kas dari aktivitas operasi mempunyai pengaruh yang positif terhadap return saham.

Peningkatan arus kas dapat mempengaruhi peningkatan harga saham dan berakibat pula pada peningkatan return saham.

Fan dan Muhammad (2008) mengungkapkan bahwa penelitian mengenai arus kas dalam kaitannya dengan pengungkapan laba memberikan hasil yang tidak konklusif. Beberapa riset sebelumnya menunjukkan bahwa di USA informasi akan laba akan mempengaruhi harga saham perusahaan di mana investor akan mempertimbangkan juga pengungkapan tentang arus kas perusahaan, informasi akan arus kas perusahaan lebih direaksi oleh pasar saham jika dibanding dengan informasi angka laba.

Campbell et al. (2009) mengungkapkan bahwa hubungan antara arus kas dan return perusahaan menjadi perhatian dari beberapa peneliti positif di USA.

Keberadaan informasi laba dan arus kas dipandang oleh pemakai informasi sebagai suatu hal yang saling melengkapi guna mengevaluasi kinerja

perusahaan secara keseluruhan (Yocelyn dan Christiawan, 2012). Perusahaan dengan kondisi kas yang baik memiliki kesempatan pertumbuhan yang lebih baik, meskipun laba accrual kecil namun apabila informasi akan arus kas perusahaan baik maka pasar akan memberikan reaksi yang positif (Prasetyaningrum, 2014).

Dari beberapa penelitian diatas dapat dikatakan bahwa informasi laba, likuiditas dan leverage tidak menjadi informasi yang tunggal dalam menilai tingkat return saham perusahaan, sehingga diperlukannya informasi lain yang dapat memperkuat hubungan antara laba, likuiditas, leverage dengan return saham yaitu arus kas terutama arus kas operasi dalam menilai kinerja operasional perusahaan. Berdasarkan penelitian diatas maka penulis berpendapat bahwa arus kas operasi dapat menjadi variabel yang dapat memperkuat hubungan antara laba, likuiditas dan leverage perusahaan terhadap return saham.

H1 : Arus kas operasi memoderasi pengaruh antara profitabilitas, likuiditas dan leverage terhadap return saham.

Peran Ukuran Perusahaan dalam memoderasi Profitabilitas, Likuiditas dan Leverage terhadap Return Saham.

Menurut Daniati dan Suhairi (2006) jika perusahaan memiliki total aset yang besar menunjukkan bahwa perusahaan telah mencapai tahap kedewasaan (maturity) dimana dalam tahap ini arus kas perusahaan sudah positif dan di anggap memiliki prospek yang baik dalam jangka waktu yang relatif lama, selain itu juga mencerminkan bahwa perusahaan relatif lebih stabil dan lebih mampu

menghasilkan laba dibanding perusahaan dengan total aset kecil, sehingga ukuran perusahaan dapat menentukan besarnya laba yang dapat dihasilkan perusahaan.

Prasetyaningrum (2014) perusahaan yang besar lebih memiliki kepastian usaha sehingga ketepatan prediksi tentang laba perusahaan dimasa depan tinggi, deviden yang dibagikan bagi pemegang saham pun tinggi. Hal ini menyebabkan saham perusahaan tetap menarik bagi investor dan akhirnya saham tersebut mampu bertahan pada harga yang tinggi secara relatif, sehingga dapat dikatakan bahwa ukuran perusahaan dapat berpengaruh terhadap return saham (Sa’adah dan Kadarusman, 2014).

Orientanti (2014) menemukan bahwa ukuran perusahaan dapat mendukung pendanaan melalui hutang yang berguna untuk meningkatkan nilai perusahaan. Hal tersebut dikarenakan kemudahan dalam fleksibilitas dan aksesibilitas dalam mendapatkan dana melalui pasar modal. Ukuran perusahaan yang dicerminkan dengan total aset dapat memberikan kepercayaan kepada kreditor akan kemampuan perusahaan dalam melunasi pokok hutang dan bunganya. Selain itu, informasi mengenai kondisi internal perusahaan juga akan lebih mudah diperoleh. Keadaan perusahaan yang tidak menentu dapat mempengaruhi keberlangsungan perusahaan dalam menjalankan bisnisnya, besar kecilnya perusahaan akan mempengaruhi kemampuan dalam menanggung risiko yang mungkin timbul akibat berbagai situasi yang dihadapi perusahaan berkaitan dengan operasinya (Ismail, 2004:52 dalam adiwiratama 2012). Perusahaan yang besar dapat melakukan pengembangan dengan cepat sehingga, biasanya

perusahaan yang besar mempunyai kemampuan lebih baik dalam menghadapi risiko dan mengembangkan operasi perusahaan (Jogiyanto, 2000:254).

Sa’adah dan Kadarusman (2014) Semakin besar aktiva maka semakin banyak modal yang ditanam, semakin banyak penjualan maka semakin banyak pula perputaran uang dan semakin besar pula ia dikenal di dalam masyarakat, hal ini terjadi karena saham pada perusahaan besar sering diperdagangankan dari pada perusahaan yang kecil dan dividen yang dibagikan kepada pemegang saham pun semakin besar.

Bagnoli et al (2010) berpendapat jika analisis dihadapkan pada pilihan rekomendasi dari dua saham yang sama profitable, maka analisis akan memasukan faktor lain sebelum memberikan rekomendasinya, Salah satu faktor tersebut adalah ukuran perusahaan yang akan mempengaruhi keputusan analisis selain dari laba perusahaan.

Sutriani (2014) bependapat bahwa faktor makro merupakan faktor yang berada diluar perusahaan, tetapi mempunyai pengaruh terhadap kenaikan ataupun penurunan kinerja perusahaan. Dapat dikatakan bahwa selain faktor fundamental faktor diluar perusahaan perlu diperhatikan dalam melakukan investasi.

Menurut Pantow et al (2015) semakin besar ukuran suatu perusahaan maka perusahaan dianggap semakin mudah untuk mendapatkan sumber pendanaan bagi operasional perusahaan. Kegiatan operasional perusahaan menjadi lancar dan tingkat likuiditas perusahaan tinggi. Semakin baik dan semakin banyaknya sumber dana yang diperoleh, maka akan mendukung

operasional perusahaan secara maksimum, sehingga akan meningkatkan harga saham dari perusahaan. Investor yang suka menghindari risiko akan memiliki kecenderungan untuk berinvestasi pada perusahaan yang besar dari pada perusahaan yang kecil (Prasetyaningrum, 2014).

Berdasarkan pada beberapa penelitian diatas, ukuran perusahaan akan direaksi positif oleh pasar karena dianggap ukuran perusahaan yang besar memiliki prospek pertumbuhan yang baik dan dapat menghasilkan laba yang tinggi dari total aktiva yang dimiliki oleh perusahaan, dan juga memiliki tingkat likuiditas yang tinggi yang membuat investor tertarik untuk melakukan investasi.

Berdasarkan penelitian diatas maka penulis berpendapat bahwa ukuran perusahaan dapat menjadi variabel yang dapat memperkuat hubungan antara laba, likuiditas dan leverage perusahaan terhadap return saham.

H2 : Ukuran perusahaan memoderasi pengaruh antara profitabilitas, likuiditas dan leverage terhadap return saham.

Berdasarkan penjelasan variabel independen terhadap varibel dependen diatas, maka model penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut:

H1

H2

Gambar 1. Model Penelitian Profitabilitas

Likuiditas

Ukuran Perusahaan Leverage

Arus Kas Operasi

Return Saham

METODE PENELITIAN

Dokumen terkait