• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Responden I

A.1. Hasil Observasi

A.1.i. Observasi di Lingkungan Rumah

Pengambilan data pertama dilakukan di rumah responden. Untuk memberikan pemahaman yang jelas mengenai tempat pengambilan data, peneliti akan menggambarkan bagaimana kondisi lingkungan rumah informan tersebut. Rumah informan berbentuk sebuah rumah besar tingkat bertingkat dengan desain tahun 90an dengan ukuran 9x20 meter. Rumah ini dibatasi dengan pagar berwarna perak dan cat tembok senada yang sudah terlihat agak kusam. Saat peneliti datang ke rumah

informan pada waktu malam hari, tampak bahwa lampu keseluruhan terlihat mati. Di sebelah kanan dan kiri terdapat rumah kecil terbuat dari papan berwarna hijau muda, sedangkan di sebelah kanan terdapat rumah dengan ukuran yang hampir sama dengan rumah informan dan berdinding keramik dengan pagar,

Ketika peneliti masuk ke gerbang, tempat yang pertama dilihat adalah teras rumah. Peneliti melewati teras rumah yang tidak terlalu besar, dengan lantai keramik yang model lama, tidak ada terlihat perabot apa-apa di teras rumah. Pintu rumah informan memiliki tinggi sekitar dua meter berwarna coklat tua. Kemudian informan mengajak peneliti mengikutinya berjalan lewat samping kanan teras dan berhenti pada sebuah pintu. Sepanjang berjalan mengikuti responden, terlihat ada 3 jendela yang dilewati untuk menuju pintu tersebut. Informan mengatakan bahwa orang tua informan dan saudara-saudaranya sedang tidak ada di rumah, Mereka sedang berpergian selama beberapa hari ke kampung untuk acara keluarga, informan sendiri tidak ikut serta pergi dengan alasan harus bekerja.

Informan kemudian memberikan sekumpulan kunci yang diambil dari tasnya kepada peneliti, menunjukkan dua buah kunci yang diperlukan untuk membuka pintu yang ada di hadapan peneliti, Satu kunci berukuran lebih kecil untuk membuka pembatas pintu yang bagian luar serta kunci kedua yang ukurannya lebih besar untuk membuka pintu tersebut, Informan meminta tolong peneliti untuk membukakan pintu tersebut karena informan ingin mengangkat kain jemurannya

yang ada di samping kanan rumah. Pintu tersebut berwarna coklat tua, dan dilapisi dengan pembatas pintu besi berwarna oranye.

Peneliti pun masuk terlebih dahulu ke dalam rumah, dan menyalakan lampu ruangan tersebut dengan menekan stop contact di sisi sebelah kiri pintu tersebut yang tingginya seleher peneliti. Saat lampu telah menyala, peneliti memasuki ruangan tersebut dan terlihat di sebelah kanan peneliti terdapat sebuah meja makan berbentuk elips di sisi sebelah kanan dengan tiga kursi makan yang terbuat dari kayu. Di atas meja terdapat sebuah dispenser berwarna putih lengkap dengan gallon air yang masih tersisa setengah. Tampak juga ada enam buah gelas kaca merek Duraleks berwarna coklat tersusun di atas baki di samping kiri dispenser tersebut.

Di sisi sebelah kiri peneliti ada sebuah cermin berbingkai kayu berwarna oranye dengan ukuran 30x40cm tergantung. Peneliti kemudian berjalan lagi ke dalam ruangan tersebut dan melihat ada sebuah televisi berwarna hitam dengan ukuran 40 inci di sudut kiri ruangan. Televisi tersebut terletak pada sebuah lemari kecil setinggi 70cm yang berwarna hitam yang tertutup kaca berwarna hitam juga. Di hadapan televisi tersebut terbentang karpet bulu berwarna dominan coklat susu. Di sudut kanan ruangan tersebut terdapat sebuah wastafel berwarna biru dan cermin berbentuk persegi di dinding. Di sekitar saluran pembuangan wastafel terdapat banyak debu dan aliran airnya tidak keluar dari pipa air di wastafel tersebut.

Peneliti kemudian berjalan ke sisi kiri melewati sebuah pintu yang menuju ke ruangan tamu. Peneliti melewati tiga pintu kamar tidur yang berhadapan, dua di sebelah kiri dan satu di sebelah kanan. Pertama kali masuk ke ruangan tamu, lampu ruangan masih mati. Peneliti kemudian mencari saklar lampu dan menemukannya di sisi kanan pintu kamar. Setelah ruangan terlihat terang, tampak ada beberapa bingkai foto di sebelah kiri dengan ukuran sedang yang didalamnya ada foto keluarga besar responden. Foto-foto tersebut adalah foto-foto yang diambil ketika informan masih anak-anak terlihat dari ukuran tubuhnya yang masih kecil.

Di dalam ruangan tamu tersebut, terdapat sofa berwarna merah maroon

dengan sebuah meja kayu berwarna hitam. Informan kemudian mengajak peneliti untuk memulai wawancara sambil duduk di sofa.

IV.A.1.ii . Observasi Selama Wawancara

1. Wawancara pertama

Wawancara pertama dilakukan di ruang tamu rumah responden. Peneliti sudah membuat janji sebelumnya pada hari itu. Akan tetapi, pada waktu yang ditentukan informan belum dapat diwawancarai karena harus menggantikan partner kerjanya untuk mengajar private. Oleh karena itu, informan meminta peneliti untuk menemaninya mengajar privat terlebih dahulu kemudian wawancara akan dilakukan. Oleh karena itu, waktu wawancara pun akhirnya dimulai pada pukul 20.10 WIB di

ruang tamu rumah responden. Kondisi ruangan saat itu cukup temaram, cukup nyaman untuk melakukan wawancara karena tidak ada anggota keluarga lain di rumah informan karena sedang berpergian ke luar kota.

Posisi duduk peneliti dengan informan saling berhadapan, agar memudahkan peneliti dan responen saling berinteraksi dan tatap muka. Saat wawancara berlangsung, informan mengenakan gaun batik berwarna dominan ungu dan merah dengan cardigan tangan pendek berwarna hitam terbuat dari kain wol. Informan masih memakai pakaian yang sama dengan pertama kali peneliti bertemu pada hari tersebut. Basa-basi dilakukan selama kurang lebih 15 menit sambil memakan snack ringan yang dibawa peneliti. Setelah berbasa-basi sebentar, maka wawancara dilakukan. Jauh sebelum wawancara berlangsung, peneliti beberapa kali mengunjungi informan untuk membangun rapport.

2. Wawancara kedua

Wawancara kedua dilakukan di taman USU, dekat kantor biro rektor. Sebelumnya peneliti sudah membuat janji jam 8 pagi pada hari tersebut di perpustakaan pusat USU, setelah basa-basi sekitar 10 menit informan menceritakan bahwa dia mendapat tugas dadakan untuk mengantar formulir pendaftaran teman satu tim nya dalam suatu organisasi ke kantor biro rector USU. Oleh karena itu, wawancara tidak dapat dilakukan pada waktu tersebut, peneliti berinisiatif untuk

melakukan wawancara setelah menemani informan mengantar berkas tersebut dan informan menyetujuinya. Pukul 14.25 WIB wawancara pun dilakukan. Informan menggunakan pakaian formal dengan menggunakan kemeja berwarna abu-abu dan rok hitam model A selutut. Rambut informan diikat kucir kuda dan memakai sepatu coklat karet. Wawancara kemudian dimulai dengan meminta persetujuan dari responden.

3. Wawancara ketiga

Wawancara ketiga dilakukan di kampus tempat kuliah responden. Dua hari sebelumnya, peneliti sudah membuat janji dengan informan dan informan yang menentukan waktu dan tempatnya. Pada hari tersebut, setelah menghubungi informan bahwa peneliti sudah berada di kawasan kampus responden, maka informan memberi petunjuk kepada peneliti untuk masuk ke sebuah ruangan di samping mushola kampus tersebut. Dari kejauhan peneliti melihat ada banyak orang yang keluar amsuk ruangan tersebut, dan kebanyakan di antara mereka adalah pria. Peneliti kemudian memberanikan diri melangkah masuk ke dalam ruangan tersebut.

Informan tampak duduk di meja terdepan saat peneliti memasuki ruangan. Berdasarkan informasi dari responden, peneliti mengetahui bahwa ruangan yang berukuran 4x6 meter itu dulunya adalah sebuah ruang kelas, akan tetapi karena sudah lama tidak digunakan karena kondisinya yang memang sudah agak tua maka

dijadikan kantin, informan juga mengatakan bahwa dari 4 kantin yang ada di kawasan kampusnya, kantin ini adalah kantin yang menyediakan makanan dan minuman dengan harga yang lebih murah dibanding dengan yang lainnya. Hal ini terbukti dengan banyaknya mahasiswa yang terlihat dalam ruangan tersebut, ada sekitar 40 orang di ruangan tersebut dengan berbagai kegiatannya. Terlihat di sela-sela banyak orang yang lalu lalang memesan makanan, ada sekelompok mahasiswa yang sedang bernyanyi dengan ditemani alunan gitar di sudut kanan ruangan.

Kondisi pada siang tersebut menjadi semakin panas ditambah banyaknya kepulan asap rokok di ruangan tersebut. Informan mempersilahkan satu tempat duduk kepada peneliti sambil menunggunya menghabiskan semangkok soto dengan nasinya yang tinggal sedikit. Peneliti juga diperkenalkan dengan beberapa teman informan yang pada saat itu sedang duduk bersama-sama di meja tersebut. Sambil menunggu, peneliti berkenalan dan berbasa-basi tentang keadaan perkuliahan mereka di kampus. Teman-teman informan banyak bercerita tentang perkuliahan mereka dan tampak santai bercerita dengan peneliti.

Kemudian, setelah selesai menghabiskan makan siangnya, informan pamit izin untuk meninggalkan teman-temannya yang ada di meja tersebut untuk melakukan wawancara. Informan sendiri juga sepertinya tersadar dengan kondisi yang tidak efektif untuk melakuka wawancara di ruangan tersebut.

Informan mengajak peneliti keluar ruangan untuk mencari tempat yang lebih nyaman, tidak ribut, dan tidak terlalu banyak orang yang akan lalu-lalang. Akhirnya, informan membawa peneliti untuk duduk di sebuah bangku kayu yang menempel pada sebuah pohon yang agak rimbun tidak jauh dari kantin tersebut. Di bawah pohon tersebut, terasa lebih nyaman dan tidak terlalu gerah. Informan dan peneliti duduk berdampingan. Pada hari tersebut, informan tampak anggun menggunakan kemeja putih yang dibalut blazer merah hati yang panjangnya sepergelangan tangan dan dengan rok hitam selutut, ditambah dengan sepatu pansus coklat dan rambut yang diikat setengah.

Sebelum memulai wawancara informan menceritakan bahwa ia sedang sibuk mengurus penyusunan berkas-berkas untuk pengajuan siding skripsinya, dan menceritakan sukacitanya juga karena dalam bulan tersebut ia akan siding skripsi. Peneliti pun turut bersukacita atas pencapaian dari informan dan juga menyemangati responden. Kemudian wawancara pun dilaksanakan, informan tampak menjawab pertanyaan-pertanyaan peneliti tanpa adanya kesulitan yang berarti.

4. Wawancara keempat

Wawancara keempat dilakukan di kampus responden. Peneliti sudah membuat janji sehari sebelumnya, informan yang menentukan waktu dan tempatnya. Janji wawancara dilakukan pada pukul 08.00 WIB. Akan tetapi, wawancara akhirnya baru

dapat dilakukan pada pukul 11.26 WIB. Hal ini terjadi karena banyaknya kegiatan dari informan selama di kampus seperti, sarapan pagi di kantin menunggu dosen pembimbing informan untuk meminta tanda tangan, memfotocopy berkas-berkas responden, dan menunggu informan rapat kecil-kecilan dengan adik-adik juniornya di perpustakaan kampus.

Pada waktu tersebut terlihat wajah informan tampak letih, dan setelah mengkonfirmasikan ternyata informan dalam seminggu tersebut memang kurang tidur karena merevisi tugas akhirnya yang ingin diserahkan pada hari tersebut. Informan pada hari tersebut menggunakan kemeja putih lengan pendek dan celana kain berwarna hitam. Informan tampak membawa dua buah tas, satu tas di sandang di sebelah kanan, dan satunya lagi di pegang dengan tangan kirinya, sambil mengapit sebuah botol besar air mineral ukuran 1,5 liter.

Melihat begitu banyaknya barang bawaan responden, peneliti pun berinisiatif untuk membawa sebagian barang tersebut dengan meminta tas kain yang dipegang responden. Informan tampak senang dan mengucapkan terima kasih pada peneliti. Kemudian peneliti dan informan mencari tempat yang agak sepi di sekitar taman tersebut, dan memulai wawancara. Informan tampak terbuka dengan menjawab pertanyaan dari peneliti. Informan sesekali melihat handphonenya ketika peneliti mewawancarai responden.

Wawancara kelima sekaligus menjadi wawancara terakhir dilakukan di rumah responden, tepatnya di ruang tamu rumah responden. Wawancara kali ini dilakukan di malam hari. Informan menggunakan kaus putih dengan masing-masing tepi lengan bajunya berwarna biru tua, dan ada sebuah kantong di sebelah kanan kaos tersebut. Informan juga menggunakan sebuah legging berpola kotak-kotak berwarna dominan hitam dan abu-abu, rambut diikat satu. Peneliti membantu informan melipat pakaian-pakaian sambil memulai percakapan-percakapan tentang kondisi informan selama peneliti tidak bertemu dengannya. Kondisi rumah informan saat itu sepi, hanya ada informan dan peneliti.

Informan pun mengajak peneliti untuk membantunya melipat kain-kain yang telah diangkatnya dari jemuran. Kemudian, peneliti pun meminta kesediaan untuk memulai wawancara, informan pun mengambil posisi duduk di depan peneliti.

Dalam wawancara kali ini, peneliti mengulasi kembali mengenai proses pembelian dan setelah pembelian produk-produk yang dialami oleh responden. Informan pun menceritakan kembali hal-hal yang dialaminya. Wawancara tersebut pun berakhir, peneliti bersalaman dengan informan sebagai tanda wawancara pada hari itu telah selesai. Peneliti juga tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada informan atas kesediaan waktu untuk wawancara.

Dokumen terkait