HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian 1. Deskripsi Prasiklus
3) Hasil Observasi
Tahap ketiga dari penelitian ini adalah tahap pengamatan atau observasi. Observasi dilakukan bersamaan dengan berlangsungnya tindakan. Observasi dilakukan oleh guru, peneliti dan bantuan teman sejawat yang bernama Setiyoko. Observasi dilakukan terhadap guru menggunakan observasi aktivitas guru di kelas dan lembar observasi siswa. Kegiatan observasi ini dilakukan baik sebelum, saat, maupun sesudah implementasi tindakan dala pembelajaran di kelas. Observasi dilakukan untuk memantau siswa dan guru dalam pembelajaran serta pengelolaan pembelajaran sesuai dengan perencanaan.
73
Adapun hasil observasi siswa pada saat proses pembelajaran IPS menggunakan metode Role Playing diperoleh dari hasil pengamatan yang dilakukan observer selama proses pembelajaran dengan mengisi lembar observasi siswa. Hasil yang diperoleh tersebut kemudian diakumulasi dan dimasukkan kedalam interval sehingga diperoleh hasil yang dapat dinyatakan dalam bentuk persentase (%) serta dinyatakan kedalam keterangan sangat baik, baik, cukup dan kurang. Adapun data hasil observasi siswa pada pembelajaran yang diperoleh dapat dilihat dalam tabel berikut ini.
Tabel 8
Hasil observasi siswa pada siklus I
Interval Aspek yang diamati Ket
TJ Ker Kea MP Par
31-40 - - - SB 21-30 27 28 25 25,5 24 B 11-20 - - - C ≥ 10 - - - K Jumlah 40 40 40 40 40 Persen tase 67,5% 70% 62,5% 63,75% 60%
Ket: SB: Sangat Baik; B: Baik; C: Cukup; K: Kurang. Aspek yang diamati :
TJ : Tanggung Jawab Ker : Kerjasama Kea : Keaktifan
MP : Mengajukan Pertanyaan Par : Partisipasi
Berdasarkan tabel hasil observasi siswa pascatindakan siklus I di atas, dapat diketahui bahwa pada aspek tanggung jawab mendapat skor 27 dari jumlah skor 40. Jika dipersentase 67,5% dengan keterangan baik. Aspek kerjasama mendapat skor 28 dari jumlah skor
74
40. Jika dipersentase 70% dengan keterangan baik. Aspek keaktifan mendapat skor 25 dari jumlah skor 40. Jika dipersentase 62,5% dengan keterangan baik. Aspek mengajukan pertanyaan mendapat skor 25,5 dari jumlah skor 40. Jika dipersentase 63,75% dengan keterangan baik. Aspek partisipasi mendapat skor 24 dari jumlah skor 40. Jika dipersentase 60% dengan keterangan baik.
Dari hasil pengamatan juga menunjukkan bahwa siswa mulai nampak menikmati proses pembelajaran dengan menggunakan metode
Role Playing. Dengan digunakannya metode ini keaktifan, pemahaman, dan respon siswa dalam mengikuti pembelajaran menjadi lebih optimal daripada menggunakan metode ceramah dan tanya jawab. Selain itu juga dengan digunakannya metode ini juga menciptakan kegiatan pembelajaran yang lebih efektif dan kondusif. Namun dalam pelaksanaannya, masih ada siswa yang malu-malu dalam mengikuti pembelajaran. Berdasarkan indikasi tersebut, dapat disimpulkan bahwa penggunaan metode Role Playing dapat meningkatkan hasil belajar IPS siswa kelas III materi jual beli. Dengan demikian, keberhasilan prosespun tercapai.
4) Refleksi
Pada penelitian tindakan kelas ini tahapan yang keempat adalah refleksi. Berdasarkan hasil observasi, kendala-kendala yang dialami siswa selama proses pembelajaran IPS adalah sebagai berikut: ada beberapa siswa yang belum memahami pembelajaran dengan
75
menggunakan metode Role Playing, siswa kurang terbuka dengan guru apabila menemui kesulitan, siswa kurang percaya diri pada saat bermain peran dan guru kurang komunikatif sehingga siswa masih kurang antusias dalam mengikuti pembelajaran. Kendala-kendala tersebut harus segera diatasi agar upaya meningkatkan hasil belajar IPS menggunakan metode Role Playing dapat sesuai dengan rencana.
Berdasarkan hasil pengamatan, hasil tes yang diperoleh serta hasil reflesi yang dilakukan, hasil yang diperoleh dirasa kurang maksimal. Maka dari itu disusun rencana perbaikan yang akan dilakukan pada siklus II. Rencana perbaikan tersebut dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 9
Hasil Refleksi Siklus I dan Rekomendasi Siklus II No Hasil Refleksi Siklus I Rekomendasi Siklus II 1 Guru kurang detail dalam
menjelaskan pembelajaran dengan metode Role Playing.
Guru menjelaskan secara detail tahapan metode Role Playing. 2 Siswa kurang terbuka bila
menemui kesulitan.
Melakukan pendekatan kepada siswa agar siswa mau terbuka mengenai kesulitannya.
3 Siswa kurang percaya diri saat bermain peran.
Menciptakan suasana
pembelajaran yang
menyenangkan.
4 Guru kurang komunikatif. Meningkatkan interaksi dan komunikasi dengan siswa.
Hasil belajar siswa pada siklus I mengalami peningkatan dibandingkan dengan hasil tes pratindakan. Namun penilaian tersebut dirasa belum baik oleh guru dan peneliti karena dalam kriteria
76
keberhasilan 75% dari jumlah yang mengikuti proses pembelajaran telah mencapai taraf keberhasilan minimal lebih atau sama dengan 72 belum tercapai. Oleh karena itu, peneliti dan guru sepakat mengadakan perbaikan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran IPS pada siklus II supaya mencapai kriteria keberhasilan yaitu 75% dari jumlah siswa yang mengikuti pembelajaran telah mencapai taraf keberhasilan minimal lebih dari atau sama dengan 72.
b. Pelaksanaan Tindakan Siklus II
Pelaksanaan siklus II dilakukan dua kali pertemuan yaitu pada tanggal 9 dan 10 Juni 2016 dengan wakti 2 jam pelajaran setiap 1 pertemuan (2x35 menit) dengan KD memahami kegiatan jual beli di lingkungan rumah dan sekolah. Indikator pada pertemuan 1 yaitu (8) menyabutkan hal-hal yang harus diperhatikan dalam membeli suatu barang, (9) menjelaskan perbedaan pasar tradisional dan pasar swalayan, (10) menjelaskan keuntungan dan kerugian jual beli di pasar tradisional. Sedangkan indikator pada pertemuan 2 yaitu (11) menjelaskan keuntungan dan kerugian jual beli di pasar swalayan, (12) menjelaskan dengan yang dimaksud barter, (13) menjelaskan kegiatan jual beli di sekolah.
1) Perencanaan
Berdasarkan hasil siklus I, perencanaan pada siklus II berpedoman pada hasil refleksi siklus I. Peneliti dan guru kelas III saling berdiskusi dalam merencanakan pembelajaran selanjutnya agar
77
hasil yang akan diperoleh pada siklus II meningkat. Sebelum melakukan tindakan, peneliti terlebih dahulu menyusun rencanaperbaikan pembelajarang yang akan dilakukan pada siklus II ini. Hasil perencanaan pada siklus II adalah sebagai berikut:
a) Peneliti dan guru berdiskusi untuk menyamakan persepsi sebagai bahan rumusan tindakan yang akan dilakukan pada siklus kedua. b) Peneliti dan guru sepakat untuk menciptakan suasana pembelajaan
yang santai dan menyenangkan.
c) Guru menjelaskan kembali secara detail tahapan metode Role Playing dengan menambah waktu dalan tiap-tiap tahap.
d) Peneliti dan guru sepakat untuk lebih melakukan pendekatan kepada siswa supaya mengetahui kesulitan yang dialami.
e) Guru dan peneliti meningkatkan interaksi dan komunikasi dengan siswa supaya siswa lebih mudah dalam menerima pelajaran.
f) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan arahan dari dosen pembimbing.
g) Menyusun dan mempersiapkan soal tes untuk siswa. Tes diberikan setiap akhir siklus. Soal tes disusun oleh peneliti sesuai dengan arahan dosen pembimbing.
h) Mempersiapkan sarana dan fasilitas yang akan digunakan pada tindakan siklus II.
i) Perbedaan siklus I dan siklus II adalah pada jumlah kelompok dan setting tempat bermain peran.
78 2) Tindakan Siklus II
Proses pelaksanaan tindakan pertemuan pertama siklus II dilaksanakan pada hari kamis tanggal 9 Juni 2016 mulai pukul 07.35 sampai 08.45 selama 2 jam pelajaran (2x35 menit). Sedangkan pada pertemuan kedua siklus I dilaksanakan pada hari jum‟at tanggal 10 Mei 2016 mulai pukul 09.10 sampai 10.20 selama 2 jam pelajaran (2x35 menit).
a) Pertemuan I
Pelaksanaan tindakan ini merupakan tindak lanjut, perbaikan, dan penyempurnaan proses pembelajaran dari tindakan sebelumnya. Tindakan pada siklus II di pertemuan I ini dilaksanakan pada hari kamis tanggal 9 Juni 2016 mulai pukul 07.35 sampai 08. 45 selama 2 jam pelajaran (2x35 menit).
Pelaksanaan bermain peran pada siklus II berbeda dengan siklus I. Pada siklus I permainan disetting seperti warung dan pasar sedangkan pada siklus II disetting seperti swalayan. Hal ini dilakukan atas persetujuan siswa.
Kegiatan Awal
a. Pada kegiatan awal guru membuka pelajaran dengan salam dan doa.
b. Guru melakukan presensi kelas dengan menanyakan tempat duduk siapa yang kosong dan menanyakan kabar.
79
c. Siswa menanggapi pertanyaan dari guru secara klasikal tentang perbedaan pasar tradisional dan pasar swalayan kemudian dikaitkan dengan materi yang akan dipelajari.
d. Siswa diberikan penjelasan mengenai tujuan pembelajaran dan manfaat yang akan dicapai setelah mempelajari materi yang akan dipelajari dalam pertemuan ini.
Kegiatan Inti
a. Tahap Pemanasan
Kegiatan pertama yang dilakukan guru pada adalah melakukan langkah pertama dalam langkah-langkah metode
Role Playing yaitu tahap pemanasan. Pada tahap ini guru melakukan tanya jawab dengan siswa mengenai materi jual beli pada indikator (8) menyabutkan hal-hal yang harus diperhatikan dalam membeli suatu barang, (9) menjelaskan perbedaan pasar tradisional dan pasar swalayan, (10) menjelaskan keuntungan dan kerugian jual beli di pasar tradisional. Kemudian siswa mendengarkan penjelasan dari guru mengenai materi tersebut. Guru juga menjalaskan secara detail langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan metode Role Playing yang akan dilakukan oleh siswa.
b. Tahap memilih siswa yang akan berperan
Tahap kedua yaitu tahap pemilihan siswa yang akan berperan. Guru membagi siswa menjadi 2 kelompok. Siswapun
80
bergabung dengan kelompoknya. Kelompok pertama terdiri dari 5 siswa dan kelompok kedua terdiri dari 5 siswa. Kelompok dipilih secara acak supaya berbeda dengan kelompok pada siklus I. Setiap kelompok memerankan peran supaya memahami materi.
c. Tahap menyiapkan penonton yanga akan mengobservasi
Pada tahap ketiga yaitu tahap menyiapkan penonton dan observer yang akan mengobservasi. Guru memberikan penjelasan kepada siswa yang menonton yaitu kelompok kedua. Siswa yang menjadi penonton mendapatkan penugasan untuk mengamati kelompok yang sedang bermain. Begitu juga nanti sebaliknya, jika kelompok kedua bermain peran maka kelompok pertama menjadi penonton. Siswa penonton juga mendapatkan LKS untuk dikerjakan pada waktu kelompok pertama sedang barmain peran. Siswa memahami maksud dan perintah guru sehingga tidak ada yang bertanya mengenai tugas sebagai penonton. Siswa yang menjadi penonton memperhatikan dengan seksama.
d. Tahap Mengatur Panggung
Pada tahap ini guru meminta siswa untuk berkumpul dengan kelompok masing-masing. Guru dan peneliti juga melakukan persiapan seperti mensetting tempat. Tempat akan disetting seperti swalayan (dapat dilihat pada lampiran 7 Gb 10).
81
Disiapkan dua buah meja untuk meletakkan media yang akan dipakai. Guru menata media dengan sedemikian rupa mirip seperti swalayan. Kemudian guru mengecek kesiapan siswa yang akan bermain dalam permainan yang pertama.
e. Tahap Permainan
Pada tahap permainan ini kelompok pertama memainkan peran yang sudah ditetapkan sebelumnya yaitu proses jual beli di swalayan. Permainan dilakukan dengan durasi 10 menit. Materi lebih dikonsentrasikan pada indikator menyebutkan hal-hal yang harus diperhatikan dalam membeli suatu barang. Satu siswa sebagai kasir dan 4 siswa sebagai pembeli. Pada tahap ini guru tidak memberikan batasan terhadap bagaimana siswa memainkan peran. Hal ini bertujuan agar pembelajaran terasa santai dan menyenangkan. Sedangkan siswa yang menjadi penonton memperhatikan dengan seksama sambil mengerjakan LKS secara bersama-sama.
f. Tahap Diskusi dan evaluasi
Tahap diskusi dan evaluasi ini dilakukan oleh guru dan siswa. Guru dan siswa berdiskusi mengenai jalannya penampilan pertama. Dalam berdiskusi guru lebih meningkatkan interaksi dan kosunikasi dengan siswa supaya terjadi keakraban antara guru dan siswa. Hal ini sangat berdampak positif karena siswa lebih aktif dalam berdiskusi. Siswa juga mulai percaya
82
diri dalam mengemukakan pendapat. Ini dapat dilihat dari banyaknya siswa yang mengemukakan pendapatnya pada saat tanya jawab (dapat dilihat pada lampiran 7 Gb 11). Guru juga membahas LKS yang dikerjakan siswa yang menjadi penonton. Guru juga melakukan evalusi mengenai jalannya permainan. Beberapa siswa memberikan komentar dan saran bagi kelompok yang maju. Guru membimbing diskusi dan evaluasi ini sehingga berjalan dengan lancar.
g. Tahap Permainan Berikutnya
Pada tahap ini, permaianan dilakukan oleh kelompok kedua. Guru meminta siswa kelompok kedua untuk bersiap-siap. Siswa kelompok kedua kemudian menyiapkan diri untuk bermain peran. Kelompok kedua diberi waktu untuk berperan selama 10 menit. Pada permainan kedua ini siswa memainkan peran dengan setting swalayan. Materi lebih dikonsentrasikan pada indikator perbedaan pasar tadisional dan pasar swalayan. Satu siswa sebagai penjaga kasir dan empat siswa sebagai pembeli (dapat dilihat pada lampiran 7 Gb 12). Siswa yang kelompok pertama memperhatikan jalannya penampilan dengan seksama sambil mengerjakan LKS secara bersama-sama.
h. Tahap diskusi lebih lanjut
Pada tahap ini siswa dan guru melakukan tanya jawab dan diskusi membahas LKS yang dikerjakan siswa yang menjadi
83
penonton. Guru melakukan diskusi dan evaluasi dengan tanya jawab. Siswa berpartisipasi aktif dalamberdiskusi dan mengevaluasi baik penampilan maupun jalannya cerita permainan peran. Ketika guru melakukan evaluasi banyak siswa yang mengomentari dan memberi saran. Guru juga berdiskusi dengan siswa mengenai runtutan cerita dari awal sampai akhir. Diskusi berjalan dengan baik. Guru memberikan pertanyaan kepada setiap siswa sebagai upaya untuk mengetahui kesulitan atau materi yang belum dipahami siswa.
i. Tahap Generalisasi
Pada tahap ini siswa dan guru menyamakan persepsi dari awal hingga akhir kemudian mengambil kesimpulan umum mengenai pembelajaran yang telah dilakukan. Guru melakukan generalisasi dengan bertanya jawab dengan siswa. Siswa nampak antusias dalam berdiskusi. Mereka aktif mengutarakan pendapat apabila diberi pertanyaan oleh guru. Materi yang telah diajarkan kemudian dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari siswa. Selanjutnya, siswa mengerjakan soal evaluasi yang dibagikan oleh guru. Setelah selesai kemudian dibahas bersama-sama.
Kegiatan Akhir
a. Kegiatan akhir dilakukan dengan tanya jawab mengenai kesimpulan tentang materi yang baru saja dipelajari.
84
b. Guru melakuakn refleksi dan memberikan tugas kepada siswa untuk melakukan proses jual beli di sekitar rumah dan memceritakannya pada pertemuan berikutnya.
c. Setelah selesai, pelajaran ditutup dan siswa bersiap untuk pulang. d. Sebelum pulang siswa dan guru berdoa terlebih dahulu kemudian
siswa pulang ke rumah masing-masing.
b) Pertemuan II
Pada pelaksanaan tindakan siklus II pertemuan kedua ini merupakan tidak lanjut, perbaikan dan penyempurnaan dari tindakan siklus II pertemuan pertama. Tindakan siklusII pertemuan kedua ini dilaksanakan pada hari jum‟at tanggal 10 Juni 2016 mulai pukul 09.10 sampai 10.20 selama 2 jam pelajaran (2x35 menit).
Kegiatan Awal
a. Pada kegiatan awal guru membuka pelajaran dengan salam dan doa.
b. Guru melakukan presensi kelas dengan meminta siswa melihat bangku yang kosong dan menanyakan kabar.
c. Siswa menjawab pertanyaan dari guru secara klasikal sebagai apersepsi tentang disebut apa kegiatan tukar menukar barang pada zaman dahulu kemudian dikaitkan dengan materi yang akan dipelajari.
85
d. Guru juga memberikan penjelasan mengenai tujuan pembelajaran dan manfaat yang akan dicapai setelah mempelajari materi yang akan dipelajari dalam pertemuan ini. Kegiatan Inti
a. Tahap Pemanasan
Kegiatan pertama yang dilakukan guru pada adalah melakukan langkah pertama dalam langkah-langkah metode Role Playing yaitu tahap pemanasan. Pada tahap ini guru melakukan tanya jawab dengan siswa mengenai materi jual beli yaitu pada indikator (11) menjelaskan keuntungan dan kerugian jual beli di pasar swalayan, (12) menjelaskan dengan yang dimaksud barter, (13) menjelaskan kegiatan jual beli di sekolah. Kemudian siswa mendengarkan penjelasan dari guru mengenai materi tersebut. Guru juga menjalaskan secara detail langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan metode Role Playing yang akan dilakukan oleh siswa.
b. Tahap memilih siswa yang akan berperan
Tahap kedua yaitu tahap pemilihan siswa yang akan berperan. Guru membagi siswa menjadi 2 kelompok. Siswapun bergabung dengan kelompoknya. Kelompok pertama terdiri dari 5 siswa dan kelompok kedua terdiri dari 5 siswa. Kelompok dibagi secara acak agar semua siswa dapat berbaur dengan temannya. Setiap kelompok memerankan peran supaya memahami materi.
86
c. Tahap menyiapkan penonton yang akan mengobservasi
Pada tahap ini guru memberikan penjelasan kepada siswa yang menonton. Siswa yang menjadi penonton adalah siswa yang belum tampil pada permainanpertama. Siswa yang menjadi penonton juga mendapatkan penugasan untuk mengamati kelompok yang sedang bermain. Siswa juga mendapatkan LKS untuk dikerjakan pada waktu kelompok pertama sedang barmain peran. Siswa memahami maksud dan perintah guru sehingga tidak ada yang bertanya mengenai tugas sebagai penonton. Siswa yang menjadi penonton memperhatikan dengan seksama. Guru membimbing pelaksanaan bermain peran agar berjalan dengan lancar.
d. Tahap Mengatur Panggung
Pada tahap ini guru meminta siswa untuk berkumpul dengan kelompok masing-masing. Guru dan peneliti kemudian menata tempat seperti yang sudah direncanakan. Permainan yang akan digunakan adalah barter sehingga tempat ditata sesuai dengan jaman dahulu. Guru kemudian mengecek kesiapan siswa yang akan bermain dalam permainan yang pertama.
e. Tahap Permainan
Pada tahap permainan ini guru meminta siswa yang telah ditunjuk untuk memainkan peran yang sudah ditetapkan. Pada permainan pertama siswa memainkan peran materi jual beli
87
dengan setting seperti di swalayan. Durasi permainan pada kelompok pertama adalah 10 menit. Materi lebih dikonsentrasikan pada indikator keuntungan berbelanja di pasar swalayan. Satu siswa sebagai kasir dan empat siswa sebagai pembeli (dapat dilihat pada lampiran 7 Gb 13). Pada tahap ini guru tidak memberikan batasan terhadap bagaimana siswa memainkan peran. Hal ini bertujuan agar pembelajaran terasa santai dan menyenangkan. Penampilan pertama berjalan dengan baik dan menyenangkan. Sedangkan siswa yang menjadi penonton diminta untuk memperhatikan dengan seksama sambil mengerjakan LKS secara bersama-sama.
f. Tahap Diskusi dan evaluasi
Dalam berdiskusi guru lebih meningkatkan interaksi dan komunikasi dengan siswa supaya terjadi keakraban antara guru dan siswa. Hasilnya pada saat guru berdiskusi dan melakukan tanya jawab mengenai bagaimana jalannya pemainan yang baru saja diperankan banyak siswa yang aktif menjawab. Diskusi berjalan dengan baik dan lancar. Guru melakukan evalusi mengenai jalannya permainan kelompok pertama melalui tanya jawab bersama siswa. Beberapa siswa memberikan komentar, kritik, dan saran bagi kelompok yang maju. Guru membimbing diskusi dan evaluasi ini sehingga berjalan dengan lancar. Guru
88
juga membahas LKS yang dikerjakan siswa yang menjadi penonton (dapat dilihat pada lampiran 7 Gb 14).
g. Tahap Permainan Berikutnya
Pada tahap ini, guru meminta siswa kelompok kedua untuk bersiap-siap. Para siswa kelompok kedua menyiapkan diri kemudian melakukan permainan. Permainan kedua ini dilakukan dengan durasi 10 menit. Pada permainan kedua siswa memainkan peran dengan setting swalayan. Materi lebih dikonsentrasikan pada indikator kerugian berbelanja dipasar swalayan. Satu siswa sebagai kasir dan empat siswa sebagai pembeli. Sedang siswa yang lain memperhatikan dengan seksama sambil mengerjakan LKS secara bersama-sama (dapat dilihat pada lampiran 7 Gb 15). h. Tahap diskusi lebih lanjut
Pada tahap ini siswa dan guru melakukan tanya jawab dan diskusi membahas LKS yang dikerjakan siswa yang menjadi penonton secara bersama-sama. Guru melakukan diskusi dan evaluasi mengenai jalannya penampilan yang baru saja diperankan oleh kelompok 1 dan kelompok 2 dengan tanya jawab. Siswa berpartisipasi aktif dalam berdiskusi dan mengevaluasi jalannya permainan peran. Siswa nampak percaya diri dan bersuara lantang dalam mengemukakan pendapatnya. Pada saau guru melakukan evaluasi mengenai jalannya permainan banyak siswa yang mengomentari serta memberikan saran. Guru
89
kemudian berdiskusi mengenai runtutan jalannya permainan dari awal sampai akhir. Siswa berani menyampaikan pendapat sehingga proses diskusi berjalan dengan baik. Siswa juga memahami jalannya cerita secara keseluruhan. Hal ini terbukti pada saat Guru memberikan pertanyaan kepada setiap siswa, semua siswa menjawab dengan benar pertanyaan mengenai urutan cerita permainan pertama maupum permainan kedua. i. Tahap Generalisasi
Pada tahap ini siswa dan guru menyamakan persepsi dari awal hingga akhir dan mengambil kesimpulan umum mengenai pembelajaran yang telah dilakukan. Guru melakukan generalisasi dengan bertanya jawab dengan siswa. Siswa sangat aktif dalam mengutarakan pendapat apabila diberi pertanyaan oleh guru. Siswa juga lebih percaya diri dan senang dalam mengikuti diskusi. Materi yang telah diajarkan kemudian dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari siswa. Selanjutnya, siswa mengerjakan soal siklus II yang dibagikan oleh guru (dapat dilihat pada lampiran 7 Gb 16). Setelah selesai kemudian dibahas bersama-sama.
Kegiatan Akhir
a. Kegiatan akhir dilakukan dengan tanya jawab mengenai kesimpulan tentang materi yang baru saja dipelajari.
b. Guru melakukan refleksi dan memberikan nasihat kepada siswa agar berhati-hati saat pulang kerumah.
90
c. Setelah selesai, pelajaran ditutup dan siswa bersiap untuk pulang. d. Sebelum pulang siswa dan guru berdoa terlebih dahulu kemudian
siswa pulang ke rumah masing-masing
Pada Akhir siklus II diadakan tes dengan mengerjakan soal dengan jumlah 20 soal. Tujuan dari diberikannya tes ini adalah agar siswa dapat mengasah kemampuan individu medeka dan menguji pemahaman materi sehingga pemahaman siswa yang diperoleh selama mengikuti proses pembelajaran semakin kuat. Apabila pemahaman siswa sudah kuat maka siswa tidak akan mengalami kesulitan dalam mengerjakan tes pada akhir siklus. Nilai yang diperoleh siswa pada akhir siklus II termasuk kedalam hasil belajar kognitif. Hasil belajar dapat dinyatakan dalam bentuk persentase (%), sehingga akan diperoleh persentase perolehan hasil belajar pascatindakan siklus II yang dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 10
Persentase Perolehan Hasil Belajar pada Siklus II No Nilai Frekuensi Persentase (%) Keterangan
1 100 1 10% Tuntas 2 95 3 30% Tuntas 3 90 2 20% Tuntas 4 85 2 20% Tuntas 5 75 1 10% Tuntas 6 70 1 10% Belum Tuntas Jumlah 10 100% Nilai Rata-Rata 88,0 Nilai Tertinggi 100 Nilai Terendah 70
Sumber: Nilai tes siklus II siswa kelas III SD Negeri Banjaran, Kokap, Kulon Progo.
91
Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa pada tes pascatindakan siklus II yang diikuti oleh 10 siswa hasilnya adalah 1 dari 10 siswa mendapatkan nilai 100, jika dipersentase 10% dengan keterangan tuntas, 3 dari 10 siswa mendapat nilai 95, jika dipersentase 30% dengan keterangan tuntas, 2 mendapat nilai 90, jika dipersentase 20% dengan keterangan tuntas, 2 siswa mendapat nilai 85, jika dipersentase 20% dengan keterangan tuntas, 1 siswa mendapat nilai 75, jika dipersentase 10% dengan keterangan tuntas. Sedangkan 1 dari 10 siswa mendapatkan nilai 70, jika dipersentase 10% dengan keterangan belum tuntas. Nilai rata-rata 88,0 dan nilai tertinggi adalah