• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hasil Operasi Pengawasan Keamanan dan Mutu Produk Pangan

Dalam dokumen SAMBUTAN KEPALA BADAN POM RI (Halaman 35-43)

Penilaian pre-market terhadap keamanan dan mutu pangan olahan yang telah dilakukan sampai dengan triwulan II tahun 2014 melalui loket pendaftaran (pelayanan secara manual) adalah 769 persetujuan pendaftaran pangan olahan dari 1.707 permohonan, dengan rincian 447 persetujuan untuk produk dalam negeri (MD) dan 322 produk luar negeri (ML).

Jumlah penolakan pendaftaran pangan olahan secara manual sebanyak 6 produk dalam dan luar negeri. Apabila dibandingkan dengan triwulan II tahun 2013 (y-o-y), jumlah berkas yang masuk melalui loket pendaftaran (pelayanan secara manual) mengalami penurunan sebesar 26,20%.

Badan POM RI | Report To The Nation Triwulan II Tahun 2014 30

Gambar 22. Profil Penilaian pre-market Produk Pangan Melalui Loket Pendaftaran (pelayanan secara manual) s/d Triwulan II 2014 (y-o-y )

Hasil penilaian pendaftaran pangan olahan melalui aplikasi e-registration sebanyak 5.001 persetujuan pendaftaran pangan olahan dari 8.153 permohonan pendaftaran, terdiri dari 2.769 persetujuan untuk produk dalam negeri (MD) dan 2.232 produk luar negeri (ML).

Apabila dibandingkan dengan triwulan II tahun 2013 (y-o-y), terjadi peningkatan jumlah pendaftaran pangan olahan melalui aplikasi e-registration sebesar 23,57%.

Penyelesaian penilaian pendaftaran pangan olahan yang tepat waktu untuk pendaftaran melalui pelayanan manual dan e-registration adalah 79,09%

TW II 2013 TW II 2014 Jumlah Keputusan

yang Diterbitkan 2.285 769

Jumlah Berkas yang

Masuk 2.313 1.707

Berkas disetujui (MD) 57,33% 58,13%

Berkas disetujui (ML) 42,67% 41,87%

57,33% 58,13%

42,67% 41,87%

0,00%

15,00%

30,00%

45,00%

60,00%

75,00%

1.000 2.000 3.000 4.000 5.000

Jumlah Berkas yang Disetujui

Jumlah Berkas

Badan POM RI | Report To The Nation Triwulan II Tahun 2014 31

Pengajuan variasi (perubahan data) melalui loket pendaftaran (pelayanan secara manual) yang disetujui sebanyak 1.287 produk dari 1.567 permohonan variasi termasuk jumlah notifikasi variasi (perubahan data) minor manual yang disetujui sebanyak 324 keputusan. Pengajuan variasi melalui aplikasi e-registration sebanyak 815 produk dari 919 permohonan variasi termasuk persetujuan notifikasi variasi (perubahan data) minor elektronik sebanyak 276 keputusan.

Gambar 23. Profil Penilaian pre-market Produk Pangan Melalui Aplikasi E-Registration s/d Triwulan II 2014 (y-o-y )

TW II 2013 TW II 2014 Jumlah Keputusan yang

Diterbitkan 3.685 5.001

Jumlah Berkas yang

Masuk 6.598 8.153

Berkas disetujui (MD) 50,94% 55,37%

Berkas disetujui (ML) 49,06% 44,63%

50,94%

55,37%

49,06%

44,63%

0,00%

10,00%

20,00%

30,00%

40,00%

50,00%

60,00%

2.000 4.000 6.000 8.000 10.000 12.000 14.000

Jumlah Persetujuan

Jumlah Berkas

Badan POM RI | Report To The Nation Triwulan II Tahun 2014 32

Pengawasan paska pemasaran (post-market) melalui sampling dan pengujian laboratorium terhadap 2.226 sampel makanan yang beredar dengan hasil 283 (12,71%) sampel tidak memenuhi syarat (TMS) mutu dan keamanan. Untuk produk MD dan ML ditindaklanjuti oleh Badan POM, sedangkan untuk produk Industri Rumah Tangga Pangan (IRTP) ditindaklanjuti oleh Dinas Kesehatan setempat. Apabila dibandingkan dengan triwulan II tahun 2013 (y-o-y), terjadi penurunan sampel makanan yang TMS sebesar 3,14% dari 4.434 sampel yang diuji.

Gambar 24. Profil Sampling dan Pengujian Pangan s/d Triwulan II 2014 (y-o-y )

Hasil pengawasan garam beryodium. Sampai dengan triwulan II tahun 2014 sebanyak 262 sampel Memenuhi Syarat (MS) dan 70 sampel Tidak Memenuhi Syarat (TMS).

TW II 2013 TW II 2014

Jumlah 4.434 2.226

MS 86,87% 87,29%

TMS 13,13% 12,71%

86,87%

87,29%

13,13% 12,71%

0,00%

20,00%

40,00%

60,00%

80,00%

100,00%

1.000 2.000 3.000 4.000 5.000

Hasil Uji

Jumlah Sampel yang Diuji

Badan POM RI | Report To The Nation Triwulan II Tahun 2014 33

Hasil pengawasan Pangan Jajanan Anak Sekolah (PJAS), Sampai dengan triwulan II tahun 2014 telah dilakukan sampling PJAS sebanyak 4.875 sampel dari 856 Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah dengan rincian 3.324 sampel (68,18%) memenuhi syarat dan 1.551 sampel (31,82%) tidak memenuhi syarat.

Gambar 25. Tren Hasil Pengawasan PJAS Tahun 2009 – s/d Triwulan II 2014

Dalam Pengawasan Bahan Berbahaya yang Disalahgunakan dalam Pangan telah diupayakan peningkatan kepatuhan pengelola sarana distribusi bahan berbahaya untuk menyalurkan bahan berbahaya sesuai ketentuan dengan inisiasi penerbitan Peraturan Bersama Menteri Dalam Negeri dan Kepala Badan POM No. 43 dan No. 2 Tahun 2013 tentang Pengawasan Bahan Berbahaya yang Disalahgunakan dalam Pangan. Dengan peraturan tersebut, kewenangan petugas pengawas terhadap akses data pendistribusian bahan berbahaya terbuka dari hulu ke hilir. Dengan demikian, diharapkan simpul-simpul kebocoran distribusi bahan berbahaya yang bermuara di sarana pangan dapat terdeteksi dan penanganan masalah dilakukan di sisi hulu. Lebih lanjut, mapping sarana distribusi bahan berbahaya di tiap daerah yang selama ini tidak tersedia juga dapat terealisasi.

4.875

2014 2013 2012 2011 2010 2009

Total Sampel MS TMS

Badan POM RI | Report To The Nation Triwulan II Tahun 2014 34

Sebagai tahap awal implementasi dari peraturan bersama tersebut, pada tahun 2014 telah dilakukan penerbitan SK Tim Pengawas Terpadu Bahan Berbahaya di tingkat pusat dan pelaksanaan pengawasan bahan berbahaya oleh Tim Pengawas Terpadu Pusat di 2 (dua) provinsi yang ditemukan sebagai sumber peredaran bahan berbahaya ilegal.

Badan POM telah menyampaikan sejumlah rekomendasi terkait hasil pengawasan, dan salah satu outputnya adalah penerbitan Surat Peringatan ke sarana yang bermasalah oleh Kementerian Perdagangan. Di samping itu, mengingat pelaksana utama dari peraturan bersama ini adalah pemerintah daerah, maka telah dilakukan penyusunan draft pedoman pelaksanaan peraturan bersama sebagai panduan bagi pemerintah daerah.

Pengawasan Kemasan Pangan yang dilakukan Badan POM mencakup kemasan untuk mengemas pangan terdaftar dan kemasan yang berfungsi sebagai wadah pangan, seperti peralatan makan-minum. Dengan target utama peralatan makan-minum melamin yang telah wajib SNI. Hingga triwulan II tahun 2014, dari 30 sampel yang disampling sejumlah 16 (53,3%) sampel tidak memenuhi syarat kesehatan. Data ini seperti temuan di tahun 2013 sehingga telah dilakukan koordinasi dengan Kementerian Perindustrian selaku instansi pembina industri untuk melakukan pengawasan bersama langsung ke industri kemasan. Di samping itu, juga telah diinisiasi uji kolaborasi antara laboratorium Badan POM dan laboratorium dari LS Pro yang ditunjuk untuk mengawal penerbitan SNI Wajib, sehingga tindak lanjut hasil pengawasan dapat dilakukan secara komprehensif dalam rangka melindungi kesehatan masyarakat, namun tetap mendukung produktivitas produksi dalam negeri.

Pemeriksaan terhadap pemenuhan Cara Produksi Pangan yang Baik (CPPB) dilakukan terhadap 1.340 sarana produksi yang terdiri dari : 454 industri makanan MD dengan hasil 235 (51,76%) sarana produksi MD tidak memenuhi ketentuan (TMK) dan 886 industri rumah tangga (IRT) dengan hasil 266 (30%) IRTP TMK. Apabila dibandingkan dengan triwulan II tahun 2013 (y-o-y), terjadi peningkatan industri makanan MD yang TMK sebesar 15,94%, sedangkan IRT yang TMK mengalami penurunan sebesar 20,33%.

Badan POM RI | Report To The Nation Triwulan II Tahun 2014 35 Gambar 26. Profil Pemeriksaan Sarana Produksi MD s/d Triwulan II 2014 (y-o-y )

Gambar 27. Profil Pemeriksaan Sarana Produksi IRTP s/d Triwulan II 2014 (y-o-y )

Badan POM RI | Report To The Nation Triwulan II Tahun 2014 36

Gambar 28. Profil Pemeriksaan Sarana Distribusi Pangan s/d Triwulan II 2014 (y-o-y )

Pemeriksaan terhadap 1.293 sarana distribusi makanan dengan hasil 403 (31,17%) sarana tidak memenuhi ketentuan (TMK) dengan rincian 67 sarana menjual pangan rusak, 72 sarana menjual pangan kadaluarsa, 30 sarana menjual produk yang TMK label, 83 sarana menjual pangan tanpa ijin edar dan 128 sarana melakukan pelanggaran lain.

Pada satu sarana bisa terjadi lebih dari satu pelanggaran. Apabila dibandingkan dengan triwulan II tahun 2013 (y-o-y), maka terjadi penurunan sarana distribusi makanan yang TMK sebesar 12,63%.

TW II 2013 TW II 2014

Jumlah sarana 3.019 1.293

MK 64,33% 68,83%

TMK 35,67% 31,17%

64,33%

68,83%

35,67%

31,17%

0,00%

10,00%

20,00%

30,00%

40,00%

50,00%

60,00%

70,00%

80,00%

500 1.000 1.500 2.000 2.500 3.000 3.500

Hasil Pemeriksaan

Jumlah Sarana

Badan POM RI | Report To The Nation Triwulan II Tahun 2014 37

Badan POM telah mengeluarkan 18.163 surat keterangan impor (SKI) untuk 47.434 item produk dan 6.031 surat keterangan ekspor (SKE) untuk 11.488 jenis produk. Apabila dibandingan dengan periode yang sama tahun 2013 (y-o-y), terjadi peningkatan jumlah SKI dan SKE yang dikeluarkan sebesar 9,55% untuk SKI dan 13,26% untuk SKE.

Badan POM telah menerbitkan surat persetujuan pencantuman logo/ tulisan HALAL pada label untuk produk 3.115 dari 223 perusahaan pangan. Surat persetujuan ini diberikan kepada produsen yang telah memiliki Sertifikat Halal dari Majelis Ulama Indonesia dan telah menerapkan Cara Produksi Pangan yang Baik. Apabila dibandingan dengan triwulan II tahun 2013 (y-o-y), terjadi penurunan jumlah persetujuan pencantuman logo/

tulisan HALAL sebesar 12,20% untuk perusahaan dan peningkatan 0,10% untuk produk.

Dari pengawasan terhadap 548 label khusus produk pangan halal, menunjukkan 215 (39,23%) label Tidak Memenuhi Ketentuan (TMK).

Untuk melindungi masyarakat dari informasi yang tidak benar dan menyesatkan, Badan POM melakukan pengawasan terhadap label produk pangan yang beredar serta pengawasan iklan pangan baik di media cetak, elektronik maupun luar ruang. Hingga triwulan II tahun 2014telah dilakukan pengawasan terhadap 1.091 label produk pangan, dengan hasil 185 (16,95%) label pangan yang TMK. Pengawasan iklan dilakukan terhadap 785 iklan pangan, dengan hasil 178 (22,67%) iklan TMK. Apabila dibandingkan dengan triwulan II tahun 2013 (y-o-y), terjadi penurunan label produk pangan yang TMK sebesar 5,54% dan iklan yang TMK sebesar 50,99%.

VII. Hasil Investigasi Awal dan Penyidikan Kasus Tindak Pidana di Bidang Obat dan

Dalam dokumen SAMBUTAN KEPALA BADAN POM RI (Halaman 35-43)