• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penyebaran Informasi Obat dan Makanan melalui Talkshow “Badan POM Sahabat Ibu”

Dalam dokumen SAMBUTAN KEPALA BADAN POM RI (Halaman 59-66)

XI. Optimalisasi Pemberdayaan Mitra Kerja dan Masyarakat

5. Penyebaran Informasi Obat dan Makanan melalui Talkshow “Badan POM Sahabat Ibu”

Dalam rangka penyuluhan kepada para ibu, Badan POM melakukan talkshow “Badan POM Sahabat Ibu”. Hingga triwulan II tahun 2014 telah diselenggarakan 9 kali talkshow yaitu:

Badan POM RI | Report To The Nation Triwulan II Tahun 2014 54

23 Januari 2014, talkshow “Badan POM Sahabat Ibu” dengan tema “Amankah Kosmetik Yang Anda Gunakan?”, dengan peserta Ibu-Ibu Dharma Wanita Kementerian Pemuda dan Olah Raga

11 Maret 2014, talkshow “Badan POM Sahabat Ibu” dengan tema “Waspada Obat dan Makanan Ilegal”, dengan peserta ibu-ibu pengajian, pengurus PKK dan Puskesmas Bantar Kalong Tasikmalaya.

13 Maret 2014, talkshow “Badan POM Sahabat Ibu” dengan tema “Waspada Obat dan Makanan Ilegal”, dengan peserta ibu-ibu pengajian, pengurus PKK dan Puskesmas di Kabupaten Garut

Badan POM RI | Report To The Nation Triwulan II Tahun 2014 55 6. Layanan Pengaduan Konsumen dan Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE)

Sejak diluncurkannya contact center HALO BPOM 500533 pada bulan Februari 2014 lalu, Badan POM telah melaksanakan layanan pengaduan dan informasi konsumen secara terpadu agar memudahkan konsumen untuk menghubungi Badan POM. Sampai dengan triwulan II tahun 2014 total interaksi adalah 1.923, terdiri dari 1.795 layanan informasi, 121 layanan pengaduan, dan 7 layanan informasi keracunan. Komoditi yang sering ditanyakan adalah mengenai pangan sebanyak 639 layanan (33,23%), kosmetika sebanyak 380 layanan (19,76%), dan obat tradisional sebanyak 137 layanan (9,00%). Sisanya menanyakan tentang komoditi obat, suplemen 20 Maret 2014, talkshow “Badan POM Sahabat

Ibu” dengan tema “Stop, Supaya Terhindar dari Obat Palsu”, dengan peserta Pengurus dan Anggota Solidaritas Istri Kabinet Indonesia Bersatu (SIKIP)

24 Juni 2014, “Keamanan Pangan Siap Saji”, narasumber Kepala Balai Besar POM di Jakarta, dengan peserta 70 orang Dharma Wanita dan Pegawai Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak

Badan POM RI | Report To The Nation Triwulan II Tahun 2014 56

makanan, bahan berbahaya, NAPZA, perbekalan kesehatan rumah tangga, alat kesehatan, dan informasi umum lainnya.

Pertanyaan yang diajukan sebanyak 1.200 (62,40%) merupakan pertanyaan mengenai aspek legalitas, terutama terkait proses sertifikasi, proses pendaftaran, dan produk terdaftar.

Hingga saat ini, telepon masih menjadi sarana komunikasi yang paling diandalkan oleh masyarakat untuk menyampaikan pengaduan atau memperoleh informasi dalam waktu singkat. Masyarakat yang menghubungi Contact Center sebagian besar melalui telepon sebanyak 1.473 (76,60%), email sebanyak 263 (13,68%), dan SMS sebanyak 186 (9,67%).

Berdasarkan jenis profesi, masyarakat yang menghubungi Contact Center paling banyak dari kalangan karyawan yaitu 1.270 (66,04%), pelaku usaha 238 (12,38%), ibu rumah tangga 126 (6,55%), pelajar/mahasiswa 120 (6,24%), dan masyarakat umum lainnya.

Adapun layanan melalui Unit Layanan Pengaduan Konsumen (ULPK), Sentra Keracunan Nasional (SIKer Nas) dan Pusat Informasi Obat Nasional (PIO Nas) saat ini masih dilakukan.

Sampai dengan triwulan II tahun 2014, Badan POM melalui Unit Layanan Pengaduan Konsumen (ULPK) yang ada di Pusat dan 31 Balai Besar/Balai POM seluruh Indonesia telah melaksanakan 7.271 layanan pengaduan dan informasi konsumen mengenai obat dan makanan yang terdiri dari 501 layanan (6,89%) bersifat pengaduan dan 6.770 layanan (93,11%) bersifat informasi.

Pengaduan dan informasi konsumen yang diterima paling banyak mendatangi kantor ULPK Badan POM dan Balai Besar/Balai POM sebanyak 5.130 layanan ( 70,55%), melalui telepon sebanyak 1.402 layanan (19,28%), lainnya email, pesan singkat (SMS), surat , fax, atau secara langsung.

Badan POM RI | Report To The Nation Triwulan II Tahun 2014 57 Jenis pengaduan dan informasi konsumen terbanyak adalah mengenai produk pangan (makanan/minuman) sebesar 3.486 layanan (47,94%). Menurut kelompok informasi produk, terbanyak adalah mengenai legalitas produk obat dan makanan (57,30%) antara lain tentang proses pendaftaran, sertifikasi produk, produk terdaftar, inspeksi, public warning, dan periklanan. Masyarakat yang paling banyak mengadu/menanyakan informasi tentang obat dan makanan adalah dari kalangan karyawan yaitu sebanyak 2.746 (37,77)%, pelaku usaha sebanyak 1.516 (20,85%), pelajar/mahasiswa sebanyak 966 (13,29%), kalangan ibu rumah tangga sebanyak 392 (5,39%) dan masyarakat umum lainnya.

Adapun pertanyaan melalui SIKer Nas sampai dengan triwulan II tahun 2014 berjumlah 26 pertanyaan dengan kategori penanya yang paling banyak adalah karyawan dan pelajar/mahasiswa. PIO Nas menerima 179 pertanyaan dengan kategori pertanyaan mengenai obat sebanyak 73 (40,8%) dan pangan (20,7%). Paling banyak penanya adalah karyawan swasta 93(52%) dan tenaga kesehatan 26 (14,5%)

Selain itu Badan POM melalui Pusat Informasi Obat dan Makanan juga telah menerbitkan 3 edisi buletin InfoPOM yaitu edisi Januari-Februari, Maret-April dan Mei-Juni. Buletin tersebut telah disebar kepada stakeholder Badan POM seperti Fakultas Farmasi seluruh Indonesia, Ikatan Apoteker Indonesia, rumah sakit, puskesmas, perpustakaan daerah, instansi profesi lain, jejaring PIO Nas dan jejaring perpustakaan Badan POM.

Edisi Januari-Februari Edisi Maret-April Edisi Mei-Juni

Badan POM RI | Report To The Nation Triwulan II Tahun 2014 58

Edukasi Konsumen Obat dan Makanan “Satu Tindakan untuk Masa Depan”

Badan POM mempunyai program unggulan yang telah dicanangkan sejak 2013 yaitu Gerakan Nasional Waspada Obat dan Makanan Ilegal (GN WOMI) dan merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan kepedulian dan kewaspadaan masyarakat terhadap Obat dan Makanan Ilegal. Salah satu implementasinya adalah memberdayakan masyarakat dengan memberi edukasi dan informasi sehingga bisa menjadi konsumen yang cerdas.

Sebagai konsumen yang cerdas diharapkan masyarakat mampu melindungi dirinya sendiri dari Obat dan Makanan yang illegal dan berbahaya terhadap kesehatan. Telah dilaksanakan kegiatan Edukasi Konsumen Obat dan Makanan “Satu Tindakan untuk Masa Depan” sebagai wadah untuk mengembangkan strategi komunikasi dan edukasi.

Kegiatan tersebut telah dilaksanakan di 4 wilayah di Kabupaten Bekasi – Jawa Barat, yaitu Desa Sukaraya, Kecamatan Karang Bahagia; Desa Sukadarma, Kecamatan Sukatani; Desa Wanasari, Kecamatan Cibitung; dan Desa Sukarapih, Kecamatan Tambelang.

Kegiatan dilaksanakan dalam bentuk :

• Penyuluhan dan Diskusi Interaktif seputar obat dan makanan dengan narasumber Kepala Biro Hukum &

Hubungan Masyarakat Badan POM didampingi oleh narasumber mitra Badan POM Ibu drg. Putih Sari (Anggota Komisi IX) serta narasumber setempat (pejabat Kelurahan dan Kecamatan);

Badan POM RI | Report To The Nation Triwulan II Tahun 2014 59

• Penyebarluasan brosur dan leaflet tentang ULPK serta informasi Obat dan Makanan;

• Pameran mini produk obat dan makanan yang mengandung bahan berbahaya dan yang sudah diberitakan pada Public Warning;

• Demo Test Kit Uji Materi Cepat oleh Tim ULPK Badan POM, yaitu pengujian terhadap pangan yang diperoleh ada dari hasil sampling ke beberapa pedagang di sekitar lokasi pelaksanaan kegiatan edukasi ini.

Untuk menilai efektivitas penyelenggaraan Edukasi Konsumen ini telah dilakukan evaluasi dengan memberikan Kuesioner kepada peserta kegiatan. Hasil evaluasi adalah sebagai berikut :

- 58% peserta menyatakan setuju dan 1% tidak setuju bahwa informasi mengenai hal-hal yang diungkapkan dalam kegiatan jelas dan mudah diperoleh;

- 45% peserta menyatakan sangat setuju dan 3% tidak setuju bahwa kegiatan ini mempunyai informasi yang penting;

- 58% peserta menyatakan setuju dan 1% tidak setuju bahwa pengemasan kegiatan menarik, singkat, padat, dan tidak bertele-tele;

- 50% peserta menyatakan setuju dan 5% tidak setuju untuk mengikuti kegiatan ini lagi apabila diselenggarakan di lain waktu;

- 60% peserta sangat tertarik dan antusias dan 1% tidak setuju terhadap kegiatan ini;

- 46% peserta menyatakan setuju dan 3% tidak setuju bahwa materi pembantu yang disediakan sudah cukup lengkap;

- Sebagian besar peserta menyatakan setuju bahwa penyampaian materi menarik dan tidak membosankan; petugas pelayanan memberikan penjelasan yang mudah dipahami, jelas dan terperinci; petugas pelayanan cekatan dan aktif membantu peserta, bersifat ramah, dan berpenampilan yang pantas/sesuai dan secara keseluruhan peserta merasa puas terhadap kinerja petugas pelayanan dalam kegiatan edukasi konsumen ini.

Badan POM RI | Report To The Nation Triwulan II Tahun 2014 60

Dalam dokumen SAMBUTAN KEPALA BADAN POM RI (Halaman 59-66)