• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hikmah Farm

Hikmah Farm adalah perusahaan yang kegiatannya dikontrol dan dijalankan oleh sebuah keluarga. Meskipun demikian, tidak semua karyawan Hikmah Farm merupakan anggota keluarga.

Partisipasi pihak keluarga sangatlah besar dalam manajemen perusahaan. Anggota keluarga menduduki jabatan sebagai direktur utama, direktur operasional, manajer pemasaran, manajer sumber daya manusia, manajer keuangan, manajer area, kepala kebun dan kepala gudang, sedangkan yang bukan anggota keluarga sebagian besar bekerja sebagai mandor, karyawan harian dan borongan.

Hikmah Farm mengalami kekosongan jabatan dalam struktur organisasi diantaranya direktur pemasaran, direktur keuangan, manager penelitian dan pengembangan, sehingga terjadi rangkap jabatan. Hal ini disebabkan oleh kurangnya sumber daya manusia pada tingkat manajerial. Selain itu, terjadi ketidakseimbangan antara jumlah mandor dengan jumlah yang karyawan harian lepas di salah satu kebun karena banyaknya karyawan yang berhenti bekerja di Hikmah Farm.

Perusahaan keluarga umumnya juga memiliki fleksibilitas dan kecepatan pengambilan keputusan yang tinggi karena perusahaan dikelola oleh manajer-manajer yang sekaligus menjadi pemilik. Partisipasi keluarga dalam perusahaan dapat memperkuat perusahaan tersebut karena biasanya anggota keluarga sangat loyal dan berdedikasi tinggi terhadap perusahaan milik keluarganya. Meskipun demikian, seringkali timbul masalah-masalah dalam mengatur perusahaan keluarga, terutama dalam hal pergantian kepemimpinan. Sering pula muncul benturan-benturan antara kepentingan keluarga dengan kepentingan perusahaan.

Produktivitas Kebun

Kebun-kebun di Hikmah Farm memiliki produktivitas yang berbeda-beda. Hal tersebut dipengaruhi beberapa faktor yaitu:

a. Kondisi lahan yang meliputi jenis tanah, kesuburan tanah, dan ketinggian tempat.

b. Faktor iklim meliputi suhu udara, curah hujan, dan kelembaban.

c. Faktor teknis budidaya untuk memanipulasi lahan yang kurang subur menjadi lahan yang subur.

d. Faktor varietas dan mutu bibit. Varietas unggul yang resisten terhadap hama dan penyakit menentukan keberhasilan usaha tani kentang. Mutu bibit meliputi ukuran dan kesehatan bibit.

e. Faktor serangan hama dan penyakit. Serangannya dapat mengakibatkan bagian-bagian tanaman menjadi busuk atau mati.

Pelaksanaan produksi kentang yang berkualitas dan produktivitas tinggi sangat membutuhkan kesungguhan dan disiplin yang tinggi dari semua pihak yang terkait terutama yang secara langsung menanganinya di lapangan.

Tabel 11. Produktivitas Tiap Kebun Berdasarkan Persamaan Generasi Kentang Granola G3 di Hikmah Farm

Kebun Luas

Lahan (ha)

Total Panen Kentang (kg) Produktivitas (ton/ha) Kentang

Konsumsi Bakal Bibit BS*

Ciarileu 2 17 442 15 048 699 16.59

Pasir Angin 3 16 302 37 126 813 18.08

Kiara Jeuntas 2 13 235 25 550 777.4 19.78

Gambung 2.5 22 420 20 368 1 240 17.61

Rata-rata Produktivitas 18.01 ton/ha

Sumber: Hasil Pengamatan *BS=Below Standard

Tabel 11 menunjukkan bahwa Kebun Kiara Jeuntas memiliki produktivitas tertinggi diantara kebun yang lain. Hal ini disebabkan oleh teknik budidaya yang dilaksanakan sudah baik seperti penggunaan bibit yang berkualitas baik, pelaksanaan pemeliharaan tepat waktu, penggunaan pupuk dan pestisida yang tepat. Kebun yang memiliki produktivitas paling rendah yaitu Kebun Ciarileu. Hal

ini disebabkan oleh penggunaan bibit yang kurang sehat karena terinfeksi seed borne disease sehingga produktivitas kentang di Kebun Ciarileu menjadi rendah. Sistem irigasi yang kurang terkontrol menjadi salah satu penyebab rendahnya produksi. Hal tersebut terlihat dari banyaknya umbi kentang yang busuk akibat tanah yang terlalu lembab karena genangan air di kebun.

Keempat kebun di atas memiliki produktivitas yang lebih tinggi dibandingkan dengan produktivitas nasional tahun 2009 yaitu sebesar 16.51ton/ha. Kebun Ciarileu dengan produktivitas terendah dari empat kebun di atas masih lebih tinggi produktivitasnya dari produktivitas nasional. Hal ini menunjukkan bahwa Hikmah Farm sudah cukup baik dalam melaksanakan kegiatan budidaya kentang.

Masalah produktivitas kentang yang utama di Hikmah Farm adalah serangan penyakit yang sangat tinggi akibat dari cuaca yang ekstrim yaitu hujan yang terus- menerus. Penyakit yang merugikan bagi pertanaman di Hikmah Farm diantaranya layu bakteri (Ralstonia solanacearum), busuk daun (Phytopthora infestans), dan penyakit kudis (Streptomyces scabies). Keadaan tersebut membuat pertanaman di Hikmah Farm mengalami kehilangan hasil dan penurunan produktivitas.

Masalah budidaya yang sering terjadi di Hikmah Farm yaitu pada saat penyiangan gulma yang tidak bersih, masih banyak akar dan umbi gulma yang tertinggal sehingga gulma dapat tumbuh kembali. Kerusakan mekanik p ada saat panen akibat kurangnya kehati- hatian pekerja saat membongkar bedengan sehingga banyak kehilangan hasil. Keterlambatan dalam melakukan pembumbunan dan pemupukan atau pembumbunan yang hanya sekali.

Alternatif untuk kembali meningkatkan produktivitas kentang adalah dengan rotasi tanaman yang bukan famili dari Solanaceae. Tanaman yang digunakan sebagai rotasi adalah wortel, jagung, kubis dan rumput gajah. Rotasi ini digunakan untuk memutus rantai penyakit yang ada di lapangan. Tanaman rotasi ini juga dapat menutupi kerugian dari pertanaman kentang yang kurang berhasil.

Penanganan untuk masalah teknik budidaya adalah dengan meningkatkan pengawasan dari manager area, kepala kebun, dan mandor. Pengarahan yang lebih

terarah bagi karyawan dapat mengurangi kesalahan karyawan dalam melakukan pekerjaan.

Good Agricultural Practices (GAP) dapat menjadi salah satu solusi yang baik dan inovatif bagi permasalahan produktivitas ini. GAP merupakan gabungan dari beberapa kegiatan yang akan menuju pada produktivitas tinggi dengan memperhatikan aspek-aspek budidaya dan ketenagakerjaan.

Ketenagakerjaan

Salah satu faktor yang mempengaruhi kinerja suatu perusahaan adalah ketenagakerjaan. Ukuran keberhasilan kinerja seseorang dapat dilihat melalui prestasi kerja yang diperolehnya.

Hikmah Farm belum memiliki standar prestasi kerja karyawan sampai sekarang, sehingga perusahaan tidak dapat menilai kesuksesan karyawan dalam mengerjakan suatu pekerjaan. Hikmah Farm tidak membuat standar prestasi kerja karyawan karena menilai bahwa kemampuan bekerja setiap orang berbeda-beda sehingga akan sulit membuat standar prestasi kerja.

Penetapan standar prestasi kerja karyawan sangat diperlukan oleh suatu perusahaan untuk melakukan penilaian hasil kerja. Hal-hal yang dapat dinilai yaitu kualitas dan kuantitas kerja karyawan, sikap, inisiatif dalam bekerja, dan kehadiran karyawan pada hari kerja.

Suatu perusahaan biasanya memberikan premi atau hadiah kepada karyawan yang telah bekerja dengan baik, melebihi dari apa yang distandarkan oleh perusahaan. Hal tersebut dilakukan untuk meningkatkan motivasi dan lebih semangat dalam bekerja bagi karyawan. Menurut Sari (2010) premi berpengaruh secara nyata terhadap kuantitas, kualitas dan kehadiran kerja.

Hikmah Farm belum melaksanakan kegiatan premi bagi karyawan-karyawannya sehingga keefektifan dan keefesienan dalam bekerja masih kurang. Hal ini menyebabkan Hikmah Farm mengalami kesulitan dalam memacu karyawan untuk bekerja lebih baik. Pendapatan karyawan yang masih dibawah upah minimun dan tidak adanya premi kerja di Hikmah Farm membuat karyawan lebih memilih bekerja di tempat lain seperti pabrik.

Usia karyawan yang bekerja di Hikmah Farm sangat beragam dari yang masih muda hingga yang sudah sangat tua. Tidak ada batasan usia karyawan yang jelas di Hikmah Farm. Data usia karyawan dapat dilihat pada Tabel 12.

Tabel 12. Usia Karyawan Hikmah Farm

Karyawan Usia (tahun)

Kebun 15-60

Gudang Hitam 30-60

Gudang Kuning 40-80

Gudang Ritel 30-60

Gudang Biru 30-50

Karyawan berusia muda lebih dipekerjakan di kebun karena tenaga masih kuat dan karyawan tua dipekerjakan di gudang dengan jenis pekerjaan yang tidak terlalu berat seperti sortasi kentang di gudang. Karyawan tua tetap d ipekerjakan oleh Hikmah Farm karena masalah ekonomi dari karyawan dan rasa kemanusiaan dari Hikmah Farm.

Hikmah Farm juga mengalami kekurangan sumberdaya manusia (SDM) pada tingkat manajerial. Jabatan dalam struktur organisasi masih banyak yang kosong akibat dari kurangnya SDM tersebut. Fakta yang terjadi di lapangan menunjukkan bahwa satu orang dapat mengisi beberapa posisi dalam struktur organisasi. Hal ini menjadikan aspek manajerial tidak efisien dalam pengerjaannya.

Hikmah Farm saat ini sedang dalam masa peralihan dari bentuk perusahaan keluarga menjadi perusahaan yang profesional. Berbagai perbaikan aturan akan dilakukan sehingga manajemen Hikmah Farm lebih efektif dan efisien. Pembatasan usia kerja karyawan, standar kerja perusahaan, dan premi kerja bagi karyawan akan diberlakukan. Hikmah Farm juga akan lebih terbuka untuk menerima karyawan tingkat manajerial d i luar keluarga.

Pengaruh Pe mbumbunan Te rhadap Tanaman Kentang

Perlakuan pembumbunan awal saat penanaman berpengaruh terhadap persentase tumbuh, tinggi tanaman, jumlah stolon per batang, dan bobot umbi hasil panen. Rekapitulasi hasil sidik ragam dan uji beda nyata pengaruh pembumbunan dapat dilihat pada Tabel 13 dan 14.

Tabel 13. Rekapitulasi Hasil Sidik Ragam Pengaruh Pembumbunan Awal terhadap Pertumbuhan Vegetatif Kentang

Peubah Waktu (HST) Perlakuan Koefisien Keragaman Persentase tumbuh (%) 14 tn 34.47 21 * 15.90 28 tn 5.11 Tinggi tanaman (cm) 28 ** 6.93 49 tn 4.91 56 tn 8.55 Jumlah stolon/batang 56 tn 15.91

Keterangan: (tn) Tidak berbeda nyata; (*) Berbeda nyata pada taraf 5%; (**) berbeda nyata pada taraf 1%.

Tabel 14. Pengaruh Pembumbunan Awal terhadap Pertumbuhan Vegetatif Kentang

Keterangan: angka yang diikuti huruf yang tidak sama pada baris yang sama berbeda nyata menurut uji beda nyata terkecil (BNT) pada taraf 5%

Pertumbuhan tanaman kentang terbagi menjadi tiga stadium yaitu stadium awal pertumbuhan, stadium pertumbuhan tertinggi, dan stadium penyempurnaan umbi (Sulaeman, 1997). Pertumbuhan awal tanaman sangat dipengaruhi oleh ketersediaan air, kesiapan tunas, dan gangguan hama dan penyakit tanaman. Perkembangan tunas yang prima akan membentuk organ tumbuh lainnya seperti batang, daun, stolon, dan umbi. Sejak bibit ditanam sampai muncul tunas ke permukaan tanah memerlukan waktu antara 10 sampai 14 HST.

Tabel 13 dan 14 menunjukkan bahwa perlakuan pembumbunan awal dengan tinggi bumbunan 10 cm, 15 cm, dan 20 cm berpengaruh nyata terhadap persentase tumbuh saat umur tanaman 21 HST. Tunas keluar menembus permukaan tanah lebih lama karena perlakuan pembumbunan tersebut dan umbi bibit yang digunakan berukuran kecil (S) sehingga energi yang diperlukan untuk menembus permukaan tanah lebih besar dibandingkan dengan umbi bibit yang berukuran

Peubah Waktu (HST) Pembumbunan Awal (cm)

10 15 20

Persentase tumbuh (%) 14 11.67 2.22 1.11

21 70.00a 58.89ab 39.44b

28 99.44 93.89 91.11

Tinggi tanaman (cm) 28 16.25a 12.44b 10.47b

49 58.45 58.77 56.22

56 61.68 64.01 61.39

besar. Bibit kentang berukuran S dapat dilihat pada Gambar 22. Menurut Sofiari (2009) umbi yang berukuran besar memiliki cadangan makanan lebih banyak dibandingkan dengan umbi yang berukuran kecil sehingga energi yang dimiliki lebih besar.

Hikmah Farm tidak memiliki standar tinggi pembumbunan awal saat penanaman. Perusahaaan ini biasanya melakukan pembumbunan awal tidak lebih dari 10 cm, kemudian dilakukan pembumbunan pemeliharaan sebanyak dua kali untuk menjaga kondisi bumbunan agar tidak turun. Tinggi bumbunan biasanya berbeda-beda tergantung karyawan yang melakukan pekerjaan tersebut.

Perlakuan pembumbunan berpengaruh sangat nyata terhadap tinggi tanaman saat 28 HST. Tinggi tanaman dihitung dari atas permukaan bumbunan hingga titik tumbuh tanaman. Tanaman akan lebih mudah menembus tinggi bumbunan yang tidak terlalu tinggi sehingga dapat lebih dahulu muncul ke atas permukaan tanah dan terus berkembang. Tanaman kentang yang sudah muncul ke permukaan akan tumbuh sangat cepat antara minggu kedua sampai minggu kelima (Asandhi et al., 1989). Pertumbuhan batang paling aktif kira-kira pada umur tanaman 25 hari sampai 30 hari setelah tunas muncul ke permukaan tanah. Satu hari bisa bertambah panjang kira-kira 3 cm. Memasuki minggu ketujuh pertumbuhan tinggi tanaman akan relatif konstan.

Gambar 22. Kentang Bibit berdasarkan Ukuran

Tabel 15. Rekapitulasi Hasil Sidik Ragam Pengaruh Pembumbunan Awal terhadap Hasil Panen Kentang

Bobot Umbi Kentang (kg)

Waktu (HST)

Perlakuan Koefisien Keragaman

ABC 97 tn 27.84

Ares 97 tn 18.28

Busuk 97 tn 15.91

Total 97 tn 6.60

Keterangan: (tn) Tidak berbeda nyata

Tabel 16. Pengaruh Pembumbunan Awal terhadap Hasil Panen Kentang

Bersamaan dengan munculnya tunas ke permukaan tanah, tumbuh pula stolon. Jumlah stolon yang terbentuk ditentukan oleh beberapa faktor diantaranya kedalaman penanaman, ukuran umbi bibit, kelembaban tanah, dan nutrisi. Pemberian air yang cukup saat pembentukan stolon akan menstimulasi tumbuhnya stolon yang banyak. Sebaliknya, pemberian air yang kurang pada awal masa pertumbuhan berakibat rendahnya jumlah umbi yang dihasilkan (Sofiari, 2009).

Tinggi bumbunan mempengaruhi jumlah dan ukuran umbi, semakin tinggi bumbunan tanah maka stolon yang tertimbun semakin banyak sehingga persaingan makanan semakin ketat sehingga ukuran umbi akan kecil-kecil namun jumlahnya banyak (Ummah, 2010). Pengaruh pembumbunan terhadap umbi kentang dapat dilihat pada Gambar 23. Pertumbuhan stolon mencapai jumlah terbanyak sekitar umur tanaman 25 hari setelah tunas muncul ke permukaan.

Tabel 14 dan 15 menunjukkan bahwa perlakuan pembumbunan tidak berpengaruh nyata terhadap bobot hasil panen. Jumlah umbi per tanaman berpengaruh terhadap bobot hasil. Semakin banyak umbi yang dihasilkan, semakin besar bobot umbi. Hal tersebut tidak mutlak karena apabila umbi yang dihasilkan berukuran kecil, maka bobotnya akan rendah. Hasil yang tinggi menjadi kurang berarti apabila umbi yang dihasilkan berukuran kecil, karena umbi berukuran kecil memiliki harga jual yang rendah untuk kentang konsumsi.

Bobot Umbi Kentang (kg) Waktu (HST) Pembumbunan Awal (cm) 10 15 20 ABC 97 6.03 7.62 8.33 Ares 97 15.13 15.88 16.82 Busuk 97 1.37 1.48 1.95 Total 97 22.53 24.98 27.13

Varietas yang mampu menghasilkan umbi berukuran besar, tetapi jumlahnya sedikit juga bermasalah dalam pengadaan pembibitan.

Tabel 17. Persentase Serangan Penyakit di Kebun Hikmah Farm

Kebun Serangan Layu Bakteri dan Busuk Daun

Gambung >40%

Ciarileu <10%

Pasir Angin <10%

Kiara Jeuntas <10%

Sumber: Hikmah Farm, 2011

Tabel 17 menunjukkan bahwa kondisi tanaman di Kebun Gambung paling banyak terserang penyakit dibandingkan kebun yang lain. Tanaman menjadi layu dan saat panen banyak sekali umbi yang busuk. Kondisi tanaman dan umbi dapat dilihat pada Gambar 24 dan 25. Hal ini terjadi karena curah hujan sangat tinggi sehingga keadaan tanah menjadi lembab. Tanah yang lembab tidak hanya merusak pertumbuhan akar, tetapi juga merusak kualitas tunas, memperbanyak tanaman yang terjangkit penyakit yang menjadi penyebab kebusukan kentang.

Gambar 24. Tanaman Kentang yang Terserang Layu Bakteri

Gambar 23. Pengaruh Pembumbunan terhadap Umbi Kentang

Gambar 25. Umbi Kentang yang Busuk

Dokumen terkait