• Tidak ada hasil yang ditemukan

Aspek Teknis

Kegiatan budidaya yang dilakukan di Hikmah Farm yaitu, persiapan la han, persiapan bibit, penanaman, pemeliharaan (pemupukan, pengairan, pembumbunan, pengendalian HPT), panen, dan pasca panen.

Persiapan Lahan

a. Pengolahan Lahan

Pengolahan lahan merupakan salah satu kegiatan awal dalam bercocok tanam kentang. Lahan untuk bertanam kentang harus diolah sebelum tanam, baik lahan yang baru dibuka atau lahan yang telah produktif. Lahan harus bersih dari semak dan sisa-sisa akar tanaman sebelumnya. Pengolahan tanah dapat memutuskan atau memusnahkan siklus hidup hama/penyakit dalam tanah, dan melancarkan sirkulasi udara dalam tanah. Hikmah Farm mengolah lahan produksi menggunakan dua cara yaitu ngalaci dan sistem cangkul.

Ngalaci adalah cara mengolah lahan untuk menanam kentang bekas pertanaman jagung atau kubis. Bedengan bekas jagung atau kubis memiliki ukuran panjang dan lebar yang sama dengan bedengan untuk menanam kentang, sehingga tidak perlu membuat bedeng baru. Mengolah tanah dengan ngalaci lebih

cepat dan hemat biaya dibandingkan sistem cangkul. Sistem cangkul merupakan cara mengolah lahan bekas lahan tanaman kentang. Lahan bekas kentang biasanya sudah hancur dan rata setelah kegiatan panen, sehingga perlu membuat bedengan baru.

Pengolahan lahan di screen house dilakukan menggunakan traktor. Sisa-sisa dedaunan dan gulma dibenamkan ke dalam tanah. Tanah yang sudah remah kemudian ditaburi pestisida (Basamid) untuk mengendalikan nematoda, serangga, dan penyakit, kemudian tanah ditutup dengan mulsa plastik hitam kurang lebih selama satu minggu, lalu mulsa dibuka dan tanah dicangkul kembali agar gas yang berasal dari pestisida dapat menguap. Pemasangan mulsa menjaga kestabilan suhu tanah dan mempertahankan kelembaban tanah (Hamdani, 2009). Tanah tersebut baru dapat ditanami setelah dua minggu kemudian.

Pengolahan di lahan datar lebih praktis menggunakan traktor, sedangkan di lahan berbukit menggunakan cangkul. Persiapan lahan untuk tanaman kentang pada lahan miring, diantaranya pengolahan tanah menurut kontur dan yang lebih aman adalah dengan pembuatan teras.

b. Pembuatan Bedengan

Bedengan merupakan gundukan tanah yang sengaja dibuat oleh petani untuk menanam sayuran dengan lebar dan tinggi tertentu. Bedengan tersebut dipisahkan dengan saluran drainase yang berguna untuk aliran air agar kelembaban tanah bedeng tetap terjaga. Akar tanaman kentang sangat peka terhadap genangan air sehingga mudah busuk atau terganggu pertumbuhannya.

Pembuatan bedeng di Hikmah Farm dilakukan dengan cara yang berbeda-beda. Tahap pembuatan bedeng bekas lahan jagung atau kubis, mula- mula membersihkan gulma-gulma yang ada pada bedeng dan di sekitarnya. Gulma-gulma dan brangkasan jagung atau kubis yang masih tertinggal di lahan tersebut kemudian dibenamkan diantara bedeng yang sudah dibentuk seperti parit, lalu menutupnya menggunakan tanah dengan meninggikan tanah hingga membentuk seperti bedengan. Melalui pembenaman sisa-sisa tanaman tersebut dapat diperoleh tanah dengan kegemburan tanah yang baik (Williams et al., 1993).

Tahap pembuatan bedeng bekas lahan kentang mula- mula tanah dicangkul kembali agar tanah menjadi remah dan gembur. Setelah itu, dilakukan pembuatan

bedeng baru dengan ukuran panjang 5-6 m, lebar 75-76 cm, dan jarak antar bedeng dibuat seukuran dengan lebar cangkul yaitu sekitar 25 cm.

Keadaan kebun di Hikmah Farm sebagian besar merupakan lahan berbukit dan lahan tidak dibuat terasering, karena lahan merupakan lahan sewa milik perkebunan teh. Ada pula kebun yang lahannya berbukit dan dibuat teras, yaitu Kebun Cikole. Kebun tersebut merupakan tanah milik perusahaan sehingga lahannya dapat dibuat teras-teras untuk mencegah erosi.

Pembuatan bedengan pada lahan yang datar dibuat lurus dan teratur baik panjang maupun jarak antar bedengan, sedangkan pada lahan tera sering dibuat sesuai dengan kondisi lahan dengan memperhitungkan kemudahan karyawan saat aplikasi pestisida dan irigasi. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan bedengan, yaitu kedalaman, arah, dan panjang bedengan (Sulaeman

et al., 1997).

Persiapan Bahan Tanam

Langkah awal dalam kegiatan budidaya kentang adalah persiapan kentang bibit. Bibit yang berkualiatas baik dapat berproduksi tinggi dan memberikan keuntungan besar. Kriteria umbi bibit yang baik adalah umbi dari tanaman yang sehat, yaitu tanaman yang tidak terserang hama dan penyakit, pertumbuhannya baik dan berukuran seragam.

Varietas kentang yang digunakan di Hikmah Farm yaitu 75% Granola, 20 % Nadia, dan 5% lain- lain. Produksi kentang bibit G0 diperoleh dari bahan tanam yang berasal dari kultur jaringan. Bahan tanam dipotong menjadi beberapa bagian (stek) untuk selanjutnya ditanam pada media arang sekam. Arang sekam bersifat porous, ringan, dan dapat menahan air. Jarak tanam yang digunakan adalah 5 cm x 5 cm. Kegiatan penanaman bahan tanam kentang (stek) dapat dilihat pada Gambar 3. Bahan tanam berupa kultur jaringan diperoleh dari hasil kerjasama antara Hikmah Farm dengan Balitsa dan IPB. Bahan tanam kentang varietas Granola diperoleh dari Balitsa, sedangkan varietas Nadia diperoleh dari IPB.

Penyiapan stek harus dilakukan dalam keadaan bersih. Tangan dan alat-alat seperti gunting harus disemprotkan terlebih dahulu dengan alkohol agar steril. Stek dilakukan dengan memotong 2-3 buku, kemudian ditanam. Arang sekam

yang digunakan dalam setiap penanaman stek haruslah arang sekam yang baru, bukan arang sekam bekas pertanaman sebelumnya. Tanaman yang sudah berusia tiga minggu, dapat dilakukan penyetekan kembali sebanyak lima kali untuk kegiatan penanaman berikutnya.

Kegiatan penanaman hasil stek dilakukan di green house. Green house

dapat menghindari terpaan air hujan yang dapat merusak tanaman, menghindari lahan dari kondisi yang becek, mengurangi intensitas cahaya yang masuk sehingga daun tidak terbakar pada saat terik, dan mengurangi serangan hama dan penyakit tanaman. Penanaman G0 dilakukan di screen house.

Screen house terbuat dari kasa yang dapat memecah bulir air apabila terjadi hujan sehingga air tidak langsung mengenai tanaman dan mengurangi serangan hama dan penyakit tanaman. Penanaman bibit G1 hingga G4 d ilakukan dengan menanam di lapangan. Satu bedeng ditanami satu baris bibit, jumlah bibit dalam satu bedeng tergantung ukuran bibit dan jarak tanam yang dipakai. Tempat pembibitan dapat dilihat pada Gambar 4, 5, dan 6.

Gambar 3. Penanaman Bahan Tanam Kentang (stek)

Gambar 4. Pembibitan Kentang G0 di Green House

Gambar 5. Pembibitan Kentang G1 di Screen House

Gambar 6. Pembibitan Kentang G2-G4 di Lapangan

Hikmah Farm merupakan perusahaan penangkar kentang bibit. Tanaman kentang yang akan dibibitkan harus sehat dan bebas serangan penyakit, oleh karena itu harus dilakukan rogueing. Rogueing merupakan kegiatan menyingkirkan tanaman tipe simpang (off type) dari lahan. Tujuannya untuk menjaga kemurnian kentang bibit. Kentang bibit yang diproduksi Hikmah Farm adalah kentang bibit bersertifikat, untuk memperoleh sertifikasi tersebut harus dilakukan pemeriksaan oleh BPSBTPH.

Pemeriksaan oleh BPSBTPH

Penangkar (Hikmah Farm) mengajukan permohonan kepada BPSBTPH Provinsi Jawa Barat. BPSBTPH akan melaksanakan pemeriksaan pendahuluan, pemeriksaan lapangan, dan pemeriksaan umbi (calon bibit) di gudang.

Pemeriksaan pendahuluan dilakukan sebelum tanam. Hal- hal yang diperiksa yaitu keterangan benih/label, lokasi penangkaran, isolasi lahan, rotasi tanaman dan keberadaan Nematoda Sista Kuning. Pengawas memeriksa lahan dan benih sumber yang akan ditanam serta mencocokannya dengan permohonan.

Pemeriksaan pertanaman/lapangan dilakukan sebanyak tiga kali, yaitu pemeriksaan pertama pada umur tanaman 30-40 hari, pemeriksaan kedua pada umur tanaman 40-50 hari, dan pemeriksaan ketiga 50-70 hari. Kegiatan pemeriksaan di lapangan dapat dilihat pada Gambar 7. Hal- hal yang diperiksa adalah isolasi lahan, virus, layu bakteri, Nematoda Sista Kuning, busuk daun dan penyakit lainnya, pengelolaan lapang. Pengawas memeriksa setiap lapangan dan

setiap unit penangkaran dengan cara memeriksa lebih dari 1000 tanaman contoh dari setiap unit penangkaran. Kriteria lulus pemeriksaan di lapangan dan di gudang dapat dilihat pada Tabel 4 dan 5.

Tabel 4. Standar Toleransi Pemeriksaan Lapangan untuk Sertifikasi Kentang Bibit No Faktor Benih Penjenis/ G1 Benih Dasar/ G2 Benih Pokok/ G3 Benih Sebar/ G4 1 Isolasi (min) - 10 m 10 m 10 m 2 Virus (max) 0.0 % 0.1 % 0.5 % 2.0 % 3 Layu Bakteri (max) 0.1 % 0.5 % 1.0 % 1.0 % 4 Busuk daun dan penyakit lain (max) 2.0 % 10.0 % 10.0 % 10.0 %

5 Nematoda sista kuning 0.0 % 0.0 % 0.0 % 0.0 %

6 Campuran varietas lain (max) 0.0 % 0.0 % 0.1 % 0.5 % Sumber: BPSBTPH, 2011

Tabel 5. Standar Toleransi Pemeriksaan Umbi Kentang di Gudang untuk Sertifikasi Kentang Bibit

No Faktor Benih Penjenis/ G1 Benih Dasar/ G2 Benih Pokok/ G3 Benih Sebar/ G4 1 Busuk cokelat dan busuk lunak (ma x) 0.0 % 0.3 % 0.5 % 0.5 % 2 Kudis, powdery scab, kudis lak, hawa r daun (ma x) 0.5 % 3.0 % 5.0 % 5.0 % 3 Busuk kering (ma x) 0.1 % 1.0 % 3.0 % 3.0 % 4 Kerusakan oleh penggerek u mbi (ma x) 0.5 % 3.0 % 5.0 % 5.0 % 5 Ne matoda bintil aka r (ma x) 0.5 % 3.0 % 5.0 % 5.0 % 6 Ne matoda Sista Kuning 0.0 % 0.0 % 0.0 % 0.0 % 7 Ca mpuran varietas lain (ma x) 0.0 % 0.0 % 0.1 % 0.5 % 8 Kerusakan mekan is, serangga, hewan kecil (ma x) 0.5 % 3.0 % 5.0 % 5.0 %

Sumber: BPSBTPH, 2011

Pemeriksaan umbi di gudang dilaksanakan oleh BPSBTPH setelah panen, sortasi, dan pembuatan kelompok umbi, tetapi sebelum pengemasan dan pengiriman. Hal- hal yang diperiksa yaitu konfirmasi kelulusan pemeriksaan lapangan, hama dan penyakit yang distandarkan, kerusakan mekanis dan serangga, campuran varietas lain. Pengawas akan memeriksa lebih dari 1000 butir secara acak dari setiap kelompok/lot umbi satu lot umbi maksimal 20 ton.

Pengawas akan menyampaikan hasil pemeriksaan lapangan dan gudang apabila pemeriksaan sudah selesai. Jika penangkar setuju dengan keputusan

tersebut, penangkar harus menandatangani catatan hasil pemeriksaan. Apabila tidak lulus pemeriksaan maka penangkar dapat meminta pemeriksaan ulang hanya satu kali. Pemeriksaan ulang dilakukan satu minggu setelah pemeriksaan sebelumnya. Jika pemeriksaan lulus maka BPSBTPH akan mengeluarkan sertifikat sesuai dengan standar mutu yang ditetapkan. Kentang bibit bersertifikat yang dipasarkan harus diberi label pada setiap kemasanya. Label yang terpasang harus sudah dilegalisasi oleh BPSBTPH Jawa Barat.

Penanaman

a. Pemberian Pupuk Dasar

Pupuk dasar adalah pupuk yang diberikan sebelum penanaman dilakukan. Pupuk dasar terdiri atas pupuk organik (pupuk kandang atau kompos) dan pupuk anorganik. Pupuk kandang yang digunakan harus yang sudah matang, dengan ciri yaitu pupuk berwarna gelap, jika dipegang terasa dingin, jika dibolak-balik dengan cangkul tidak ada asap yang me ngepul, dan apabila dikepal tidak menggumpal (Sulaeman et al., 1997). Pupuk kandang yang belum matang, mengeluarkan suhu panas yang berasal dari pupuk sehingga dapat menyebabkan kematian tanaman, selain itu mengandung banyak penyakit yang membahayakan bagi tanaman.

Pupuk kandang yang sering digunakan adalah kotoran sapi, ayam, dan kambing dengan dosis 16 ton/ha sampai 20 ton/ha. Tujuan penggunaan pupuk kandang adalah untuk memperbaiki struktur tanah, menambah bahan organik, dan mengikat unsur hara. Pupuk anorganik diberikan juga untuk memenuhi unsur hara makro yang diperlukan terutama N, P, dan K. Dosis hara yang diberikan pada tanaman kentang di Hikmah Farm yaitu 100-150 kg/ha N, 250 kg/ha P2O5, dan 200 kg/ha K2O.

Pupuk diberikan dengan dua cara yaitu pupuk disebar di larikan dan diletakkan diantara bibit dalam larikan. Pemberian pupuk kandang dan pupuk anorganik yang dilakukan oleh Hikmah Farm yaitu dengan cara disebar di larikan. Kegiatan pemupukan dapat dilihat pada Gambar 8. Mula- mula Pupuk Hayati Emas (PHE) disebar di larikan sebanyak kurang lebih satu genggam, selanjutnya pupuk kandang disebar kurang lebih dua ember tiap larikan dan pupuk kimia

sekitar dua sampai tiga genggam tiap larikannya. Setiap larikan yang sudah diberi pupuk tersebut, selanjutya ditimbun dengan tanah setebal kurang lebih 5-6 cm. Hal tersebut dilakukan agar bibit kentang tidak tersentuh pupuk secara langsung sehingga umbi kentang tidak membusuk.

Pupuk Hayati Emas (PHE) adalah pupuk hayati yang memiliki kemampuan untuk menambah populasi bakteri dan jamur dalam tanah. Jenis bakteri yang terkandung dalam PHE adalah Azospirillum lipoverum, Azotobacter beijerinckii,

dan Aeromonas punctata. Jenis jamur yang terkandung yaitu Aspergillus niger. Manfaat PHE yaitu dapat mengikat N2 dari udara, meningkatkan jumlah hara yang dapat diserap oleh akar, dan meningkatkan ketersediaan hara dalam tanah. Dosis PHE yang diberikan yaitu sekitar 200 kg/ha.

b. Penanaman Bibit

Hal-hal yang berpengaruh selama kegiatan penanaman adalah pengaturan waktu tanam, pengaturan jarak tanam, dan cara penanaman. Waktu tanam berpengaruh terhadap produktivitas kentang. Masa tanam yang tepat untuk tanaman kentang adalah musim kemarau, tepatnya pada akhir musim hujan. Tanaman kentang menyukai iklim kering, tetapi pada masa awal pertumbuhan diperlukan air yang cukup banyak (Higashiyama, 1994). Penanaman dapat dilakukan pada musim hujan, namun perlu diimbangi dengan penanganan yang lebih intensif, seperti penyemprotan pestisida, penyiangan dan pembumbunan lebih sering, pembuatan selokan lebih dalam.

a b

Gambar 8. Aplikasi Pemupukan

Upaya untuk mengatur lingkungan sebagai akibat terjadinya kompetisi tanaman dapat dilakukan dengan mengatur jarak tanam, dimana jarak tanam akan mempengaruhi persaingan dalam hal penggunaan air dan hara sehingga akan mempengaruhi hasil umbi (Sutapradja, 2008). Jarak tanam penanaman kentang di Hikmah Farm tergantung ukuran umbi yang diinginkan. Jarak tanam yang rapat akan menghasilkan umbi berukuran kecil dan jumlahnya banyak, sedangkan jarak tanam renggang akan menghasilkan umbi yang besar tetapi jumlahnya sedikit. Jarak tanam juga mempengaruhi jumlah bibit (knol) yang diperlukan tiap hektarnya. Data dapat dilihat pada Lampiran 5.

Penanaman kentang di Hikmah Farm dilakukan dengan dua cara, yaitu menanam langsung di larikan dan pada lubang tanam yang dibuat dengan cara ditugal. Bibit yang ditanam adalah umbi yang sudah bertunas sekitar 2-3 cm. Bibit ditanam berjajar teratur satu arah dengan tunas menghadap ke atas, kemudian bibit ditutup dengan tanah hingga membentuk bumbunan.

Penanaman bibit G0 dilakukan dengan sistem tugal, karena ukuran bibit yang sangat kecil/sebesar kelereng. Ukuran bedeng untuk menanam bibit G0 lebih besar dibandingkan dengan ukuran bedeng untuk menanam bibit G1 sampai G4. Bibit ditanam sebanyak empat baris dalam se tiap bedengnya, dengan jarak tanam 30 cm x 20 cm. Setiap bedeng diberi ajir dan tali rafia yang diletakkan di samping kanan dan kiri tanaman, untuk mencegah terjadinya rebah karena ukuran tanaman yang relatif lebih kecil.

Pemeliharaan Tanaman

a. Pemupukan Susulan

Pemupukan susulan dilakukan bersamaan dengan pembumbunan pertama atau nyemped saat umur tanaman kentang sekitar 30 HST. Pupuk yang digunakan yaitu phonska sebanyak 250 kg/ha. Pemupukan dilakukan dengan dua cara, yaitu pupuk disebar di larikan dan pupuk diletakkan diantara bibit dalam larikan. Pupuk disebar dilarikan sebanyak satu genggang tangan tiap larikan. Pupuk tersebut disebar sebelum dilakukan pembumbunan. Tanah yang sudah disebar oleh pupuk, digunakan untuk membuat bumbunan.

b. Pengendalian Gulma

Gulma yang banyak tumbuh di kebun Hikmah Farm yaitu Cyperus rotundus. Penyiangan gulma dilakukan dengan cara manual yaitu mencabut gulma menggunakan tangan dan cangkul. Cangkul digunakan untuk menggemburkan tanah sekaligus untuk mengangkat perakaran gulma sehingga memudahkan saat mencabut gulma dengan tangan. Penyiangan dilakukan setelah terlihat adanya pertumbuhan rumput atau saat gulma masih muda. Kegiatan penyiangan gulma harus hati-hati jangan sampai menggangu sistem perakaran kentang atau hingga terjadi luka pada akar karena dapat mempermudah terjadinya penularan penyakit dari tanah.

c. Rogueing

Rogueing adalah kegiatan untuk membuang tanaman yang tidak dikehendaki dari kebun pembibitan kentang, bertujuan untuk menjaga kemurnian

Gambar 11. Penyiangan Gulma dengan (a) Tangan (b) Cangkul

kentang bibit. Hal-hal yang tidak dikehendaki dalam kegiatan pembibitan kentang adalah campuran varietas lain, tanaman abnormal, tanaman sakit, tanaman terserang virus, dan tanaman penggangu (Sulaeman et al., 1997).

Kegiatan rogueing hanya dilakukan dalam produksi kentang bibit (G0-G4) dan tidak dilakukan dalam kegiatan produksi kentang konsumsi (G5). Rogueing

dilakukan sebanyak dua kali, yaitu saat tanaman kentang berumur 30 HST dan 40 HST. Pelaksanaan rogueing bisa dilakukan secara sendirian atau beberapa orang. Rogueing merupakan salah satu kunci keberhasilan dari pembibitan kentang di lapangan, jika rogueing tidak dilakukan dengan baik dan benar, maka kegiatan pembibitan kentang sangat sulit untuk berhasil dengan baik.

d. Pengairan

Air merupakan faktor penting dalam kehidupan tanaman. Fungsi air untuk melarutkan unsur-unsur hara dalam tanah dan mengangkutnya ke seluruh bagian tanaman, selain itu untuk mengatur kelembaban dan temperatur tanah.

Sistem pengairan di Hikmah Farm yaitu tadah hujan, irigasi sprinkler dan irigasi alur (furrow). Kebun produksi kentang di Hikmah Farm sebagian besar pengairannya menggunakan sistem tadah hujan dengan jadwal penanaman pada musim hujan.

Hikmah Farm menerapkan sistem irigasi sprinkler di Kebun Cikole dan

green house karena lahan tersebut milik Hikmah Farm dan sumber air tidak jauh dari kebun. Jenis sprinkler yang digunakan yaitu sistem permanen dengan jaringan pipa dan sprinklernya ditempatkan secara permanen pada lahan.

Gambar 12. Tanaman Kentang yang Sehat

Gambar 13. Tanaman Kentang yang Terserang Busuk Daun

Penyiraman tanaman kentang di green house dilakukan setiap hari tiga kali pada pagi, siang, dan sore dengan durasi penyiraman 15 menit. Alat yang digunakan untuk mengatur penentuan waktu dan lamanya penyiraman yaitu irrigation controler. Sistem irigasi sprinkler di kebun hanya dilakukan saat musim kemarau. Sistem irigasi alur (furrow) dilakukan dengan mengalirkan air ke saluran-saluran air diantara bedengan saat musim kemarau. Sumber air berasal dari selokan di sekitar bedengan yang kemudian dibendung terlebih dahulu sebelum dialirkan saluran air diantara bedengan sehingga air menggenang 2/3 dari tinggi bedengan.

e. Pengendalian Hama dan Penyakit Tanaman

Hikmah Farm menerapkan aplikasi pestisida preventif dan kuratif. Aplikasi preventif adalah aplikasi pestisida yang dilakukan sebelum ada serangan hama dan penyakit dengan tujuan untuk melindungi tanaman, sedangkan aplikasi kuratif dilakukan setelah ada serangan dengan tujuan untuk menghentikan serangan atau menurunkan populasi hama/penyakit.

Alat yang digunakan untuk menyemprotan hama dan penyakit adalah power sprayer yang berbahan bakar bensin dengan panjang selang antara 100 hingga 250 meter tergantung jarak sumber airnya. Beberapa macam pestisida dilarutkan dalam drum berkapasitas 200 liter, satu hektar biasanya menghabiskan dua hingga empat drum.

Penyemprotan dimulai saat tanaman berumur ± 14 HST menggunakan pestisida yang disesuaikan dengan hama dan penyakit yang menyerang. Kegiatan pengendalian hama dan penyakit dilihat pada Gambar 15.

a b

Gambar 14. Sistem Irigasi di Hikmah Farm (a) Sprinkler (b) Furrow

Jenis fungisida yang biasa digunakan adalah rotanil, ridomil, revus, dan lain- lain. Jenis insektisida yang biasa digunakan adalah Imidor, Rampage, Fury, dan lain- lain. Jenis herbisida yang biasa digunakan adalah Gramoxon dan jenis perekat yang digunakan adalah Apsa.

Penyemprotan pestisida dilakukan dua sampai tiga hari sekali saat musim hujan, sedangkan saat musim kemarau empat sampai lima hari sekali. Fungsida lebih banyak digunakan saat musim hujan karena tanaman kentang lebih banyak terserang penyakit daripada terserang hama, sedangkan insektida lebih banyak digunakan saat musim kemarau karena tanaman lebih banyak terserang hama.

Tabel 6. Pestisida untuk Tanaman Kentang yang digunakan di Kebun Pasir Angin

Tanaman Merk Dagang Dosis/200L

Sangat muda Apsa 50 cc Imidor 250 cc Revus 125 cc Rotanil 400 gr Muda Apsa 50 cc Imidor 250 cc Revus 125 cc Rotanil 400 gr Tua Apsa 50 cc Imidor 250 cc Revus 125 cc Rotanil 400 gr

Sumber: Hikmah Farm, 2011

Setiap pestisida memiliki cara kerja yang berbeda-beda, yaitu secara sistemik, non sistemik atau kontak dan sistemik lokal. Pestisida sistemik diserap oleh organ-organ tanaman dan ditranslokasikan ke bagian tanaman lainnya. Pestisida non sistemik tidak dapat diserap oleh jaringan tanaman, tetapi hanya menempel dibagian luar tanaman tempat pestisida disemprotkan. Pestisida sistemik lokal dapat diserap oleh jaringan tanaman tetapi tidak ditranslokasikan ke bagian tanaman lainnya. Pengendalian hama dan penyakit pada musim hujan lebih sering menggunakan jenis pestisida sistemik karena mampu menghambat infeksi penyakit yang sudah masuk ke dalam jaringan tanaman, dapat diserap oleh tanaman dan masuk ke seluruh bagian tanaman, dan pestisida yang sudah diserap tidak tercuci oleh hujan sehingga aplikasi tidak terlalu sering (Djojosumarto, 2008).

Beberapa hama dan penyakit yang menyerang tanaman kentang di kebun Hikmah Farm, yaitu:

 Ulat Tanah (Agrotis ipsilon)

Ulat ini berwarna abu-abu atau hitam dan biasanya menyerang tanaman yang baru muncul ke permukaan tanah. Pengendaliannya dengan membersihkan sisa-sisa tanaman yang menjadi sarang ulat tersebut.

 Ulat Grayak (Spodoptera)

Hama ini merupakan larva dari ngengat yang menyerang dedaunan. Pemberantasannya dapat dilakukan dengan memangkas daun yang tertempeli telur atau menyemprotkan insektisida.

 Orong-orong (Gryllotalpa hirsuta)

Hama ini lebih sering menyerang umbi kentang pada saat musim kemarau. Penggunaan pupuk kandang yang sudah matang dapat mengurangi hama orong-orong.

 Kutu Daun (Myzus persicae)

Hama ini menginfeksi daun lalu menghisap cairannya sehingga daun berkerut atau keriting. Pengendaliannya dapat dilakukan dengan memangkas daun yang terserang hama tersebut.

 Busuk Daun (Phytophthora infestans)

Penyakit busuk daun disebabkan oleh cendawan Phytophthora infestans

yang umumnya terjadi bila kondisi lingkungan dingin, berkabut, lembab, atau musim hujan. Daun berbercak kelabu kekuningan dan bentuknya tidak teratur dan pada sisi bawah daun terdapat beludru berwarna putih kelabu. Cara pengendaliannya yaitu dengan menggunakan bibit kentang yang tidak berpenyakit, dikendalikan dengan fungsida, dan sebaiknya tidak menanam kentang pada musim hujan.

 Penyakit Mozaik (Potato virus)

Tanaman yang terserang virus mozaik memiliki gejala bercak-bercak kuning pada daun, tepi daun bergelombang/keriting, dan pertumbuhan tanaman menjadi kerdil. Cara pengendaliannya yaitu dengan mencabut, membuang dan

Dokumen terkait