Disparitas Spasial Regional di Timor-Leste
Disparitas merupakan gambaran kondisi kesenjangan antara daerah yang satu dengan daerah yang lain. Kondisi yang tidak seimbang tersebut dapat disebabkan oleh berbagai alasan diantaranya pendapatan per kapita, infrastruktur yang ada di suatu daerah, penyebaran penduduk yang tidak merata, perbedaan spasial (spatialdiversity) serta ketimpangan sosial ekonomi.
Dari segi fasilitas, Dili merupakan distrik yang memiliki fasilitas publik serta aksesibilitas tinggi dibandingkan dengan distrik lain. Kondisi disparitas di wilayah Timor-Leste dapat dilihat dari hasil perhitungan skalogram. Analisis skalogram merupakan salah satu analisis untuk mengetahui pemusatan fasilitas dalam suatu wilayah. Dengan melakukan identifikasi fasilitas-fasilitas kunci yang terdapat ditiap distrik, dapat ditentukan hirarki distrik berdasarkan tingkat pemusatan fasilitas, yaitu hirarki 1 hingga hirarki 3. Status hirarki suatu distrik sekaligus mencirikan tingkat perkembangan distrik tersebut, untuk menentukan rangking distrik di Timor-Leste.
Distrik-distrik yang ada di Timor-Leste diasumsikan dalam tipologi sebagai wilayah nodal, dimana pusat atau hinterland suatu distrik dapat ditentukan berdasarkan jumlah serta jumlah jenis sarana dan prasarana yang ada. Distrik yang mempunyai jumlah dan jenis fasilitas yang secara relatif paling lengkap akan mempunyai hirarki yang lebih tinggi. Sebaliknya jika satu distrik mempunyai jumlah dan jenis fasilitas dengan kuantitas yang rendah merupakan distrik hinterland dari distrik lainnya.
Hirarki 1 merupakan wilayah dengan tingkat perkembangan paling maju. Wilayah ini dicirikan oleh indeks per wilayah paling tinggi dan ditentukan oleh jumlah ketersediaan sarana dan prasarana yang cukup memadai terutama sarana pendidikan (sekolah SD, SMP, SMA, Perguruan Tinggi), sarana kesehatan (rumah sakit umum, puskesmas, klinik, pusat kesehatan), sarana perekonomian (pasar dan toko/supermarket), sarana transportasi (motor, sepeda, mobil), infrastruktur
(kantor pos, terminal, gereja, bandara, dan kadin). Selain itu, wilayah yang termasuk hirarki 1 adalah wilayah yang memiliki jarak terhadap pusat pelayanan relatif dekat sehingga untuk mengakses ke pusat pelayanan tersebut menjadi lebih mudah.
Jarak distrik terhadap pusat-pusat pelayanan lebih jauh dibandingkan dengan jarak dari hirarki 1 ke pusat-pusat pelayanan. Distrik yang termasuk pada hirarki 2 masyarakatnya memiliki tingkat kehidupan relatif kurang maju dibandingkan dengan masyarakat yang berada di distrik hirarki 1.
Hirarki 3 termasuk wilayah dengan tingkat perkembangan rendah. Hirarki 3 ditunjukkan oleh tingkat sarana dan prasarana yang tersedia di wilayah tersebut relatif sangat kurang. Jarak distrik terhadap pusat-pusat pelayanan relatif jauh sehingga untuk mengakses pusat-pusat pelayanan relatif lebih sulit dibanding dengan distrik yang ada pada hirarki 1 dan hirarki 2.
Disparitas Spasial berdasarkan Skalogram 1
Tabel 4 menunjukkan hirarki dari 12 distrik yang ada di Timor-Leste berdasarkan analisis skalogram-1 menggunakan peubah 4 jenis fasilitas (sekolah, rumah sakit, bank dan pasar). Distrik yang termasuk pada hirarki 1 adalah Dili dan Baucau. Dua distrik tersebut memiliki kesamaan yang cukup signifikan yaitu memiliki penduduk yang terbanyak dan fasilitas yang lengkap dengan jumlah yang cukup tinggi. Hal ini dapat dilihat dari jumlah nilai indeks ( paling tinggi yaitu 8,9. Tertinggi kedua adalah Baucau dengan jumlah nilai indeks 7,81.
Tabel 4 Hirarki Distrik berdasarkan hasil analisis skalogram 1
Distrik variabel A jumlah indeks perwilaya h ( Ran king Hi rar ki Penduduk Sekolah Rumah sakit Bank Pasar
Dili 266236 1.61 0.06 3.46 3.82 8.96 1 1 Baucau 116934 3.45 3.09 0.00 1.27 7.81 2 1 Covalima 62303 0.99 2.31 0.00 1.70 5.01 3 2 Bobonaro 96271 2.42 0.84 0.00 1.27 4.53 4 2 Viqueque 72797 1.29 1.67 0.00 0.85 3.81 5 2 Ermera 124687 2.02 0.84 0.00 0.85 3.70 6 2 Liquica 67831 0.64 1.93 0.00 0.00 2.57 7 3 Manatuto 45098 0.47 0.32 0.00 1.27 2.06 8 3 Ainaro 63121 0.79 0.45 0.00 0.43 1.66 9 3 Manufahi 51904 0.41 0.32 0.00 0.43 1.16 10 3 Aileu 47643 0.50 0.00 0.00 0.43 0.92 11 3 Lautem 65475 0.00 0.32 0.00 0.43 0.75 12 3 Jumlah 1080300 14.59 12.15 3.46 12.75 42.94 78 28
Sumber: Data diolah, 2016
Dili dan Baucau memiliki fasilitas umum lebih banyak, sehingga menjadi lokasi aglomerasi bagi perusahaan dan rumah tangga yang serta distrik lain sekitarnya. Fenomena ini sesuai dengan teori Alonso (Capello, 2007), yang menjelaskan bahwa kota digambarkan mempunyai karakterisik keruangan yang seragam/homogen dan dilengkapi dengan infrastruktur yang sama. Dapat dilihat pada Tabel 4 bahwa jumlah fasilitas pendidikan dan kesehatan lebih besar di
Baucau. Pendidikan teknik (sekolah kejuruan) dan pendidikan tinggi (universitas) berkualitas yang dikelola para missionari Katolik juga terdapat di Baucau.
Wilayah yang termasuk hirarki 2 adalah Bobonaro, Covalima, Ermera, dan Viqueque. Hirarki 2 merupakan wilayah dengan tingkat perkembangan sedang. Hirarki 2 ditunjukkan oleh jumlah sarana dan prasarana yang tersedia di wilayah tersebut lebih sedikit dibandingkan dari hirarki 1. Distrik yang termasuk hirarki 3 adalah Aileu, Ainaro, Liquica, Lautem, Manufahi, dan Manatuto. Lautem merupakan distrik dengan fasilitas paling minim, seperti ditunjukkan oleh indeks hirarki yang nilainya paling rendah diantara 12 distrik di Timor-Leste. Hasil analisis skalogram 1 secara spasial seperti ditunjukkan pada Gambar 12.
Gambar 12 Peta hirarki skalogram 1
Sumber: Data diolah, 2016
Gambar 12 menunjukkan distribusi spasial hirarki dari 12 distrik di Timor- Leste berdasarkan analisis skalogram 1. Penyebaran ke-3 hirarki (hirarki 1;2 dan 3) di wilayah Timor Leste belum merata karena dari 12 distrik yang diteliti hanya ada dua distrik (16,7%) yang termasuk pada hirarki 1. Sebagian besar distrik (50%) berada di hirarki 3, dan 33,3% masuk kategori hirarki 2.
Disparitas Spasial berdasarkan Skalogram 2
Analisis skalogram 2 menggunakan 20 peubah fasilitas yaitu 20 peubah yaitu sekolah (termasuk sekolah dasar, sekolah menengah, sekolah lanjutan), rumah sakit (termasuk community health center, health post, sisca, privat clinic), bank, pelabuhan, telepon, radio, televisi, total asset rumahtangga, vehicle motor, motor, sepeda, tractor, rice husker, rice mill, kantor pos, terminal, gereja, pasar (termasuk toko/supermarket), bandara dan kadin. Hirarki distrik-distrik di Timor Leste berdasarkan hasil analisis skalogram 2 dapat dilihat pada Tabel 5.
Tabel 5 Hirarki Distrik berdasarkan hasil analisis skalogram 2.
Distrik Jumlah indeks perwilayah Ranking hirarki
Dili 506.09 1 1 Lautem 413.39 2 2 Covalima 401.67 3 2 Baucau 397.78 4 2 Bobonaro 387.93 5 2 Viqueque 385.04 6 2 Manufahi 372.21 7 3 Liquica 361.88 8 3 Manatuto 345.12 9 3 Ermera 339.71 10 3 Ainaro 328.21 11 3 Aileu 325.84 12 3
Sumber: Data diolah, 2016
Hasil analisis skalogram 2 menggunakan 20 fasilitas. Seperti ditunjukkan pada Tabel 5, distrik yang masuk hirarki 1 hanya Dili. Dili merupakan ibukota Timor Leste dan juga sebagai pusat kota serta pusat bisnis bagi distrik lain yang memiliki fasilitas terlengkap dengan jumlah yang memadai untuk melayani penduduknya. Fasilitas komunikasi, radio dan televisi, dimiliki oleh semua rumah tangga di Dili. Bahkan fasilitas telepon dimiliki oleh semua penduduk Dili. Perumahan di Dili juga dilengkapi dengan asset rumah tangga yang lengkap, sehingga mendukung nilai indeks wilayah Dili sebagai distrik tertinggi diantara 12 distrik yang dianalisis.
Distrik yang termasuk pada hirarki 2 ada lima meliputi Lautem, Covalima, Baucau, Bobonaro, dan Viqueque. Kelima distrik tersebut memiliki karakteristik wilayah yang homogen. Lautem memiliki urutan ranking ke-2 karena memiliki jumlah fasilitas sebanyak 18 dari 20 fasilitas yang dimasukkan dalam analisis skalogram, atau sebanyak 88.8%. Covalima memiliki urutan ke-3 dengan indeks wilayah sebesar 401,67. Covalima merupakan daerah datar yang luas, cocok untuk pertanian. Lahan pertanian di Covalima memiliki tingkat kesuburan yang tinggi. Kegiatan pertanian di Covalima didukung dengan fasilitas pengolahan lahan dan pengolahan hasil pertanian seperti traktor, rice husker, rice mill. Covalima sebagai distrik yang paling dekat (perbatasan) dengan Indonesia (yaitu Provinsi NTT) memiliki fasilitas airport/bandara, untuk mendukung mobilisasi barang dan orang yang relatif tinggi. Distrik lainnya yaitu Baucau, Bobonaro dan Viqueque memiliki karakteristik yang sama secara geografis dan interaksi spasialnya.
Distrik yang masuk dalam hirarki 3 ada enam meliputi Manufahi, Liquica, Manatuto, Ermera, Ainaro dan Aileu. Fasilitas yang dimiliki oleh keenam distrik tersebut relatif kurang lengkap dibandingkan dengan distrik lain. Demikian juga fasilitas transportasi, pada umumnya belum memadai ditambah dengan jarak ke pusat pelayanan dan pusat-pusat kegiatan yang relatif jauh. Ermera merupakan distrik yang memiliki jumlah penduduk tertinggi diantara distrik lain pada hirarki 3. Jumlah penduduk yang tinggi di Ermera tidak diikuti oleh penyediaan fasilitas yang mencukupi. Hasil analisis skalogram 2, secara spasial seperti ditunjukkan pada Gambar 13.
Gambar 13 Peta wilayah skalogram 2
Sumber: Data diolah, 2016
Disparitas Spasial berdasarkan Skalogram 3 dan Skalogram 4
Untuk lebih menguatkan hasil analisis disparitas, disamping analisis skalogram 1 dan skalogram 2, juga dianalisis skalogram dengan komposisi peubah yang berbeda yaitu skalogram 3 dan skalogram 4. Peubah pada skalogram 3 adalah fasilitas yang terdapat di semua distrik, sedangkan peubah skalogram 4 adalah fasilitas yang hanya ada di beberapa distrik.
Hasil analisis skalogram 3, Manatuto masuk dalam hirarki 1. Skalogram 3 menggunakan peubah fasilitas yang ada di seluruh distrik (seperti sekolah, motor, sepeda, dan sebagainya). Sehingga kekuatan Manatuto sebagai hirarki 1, lebih dominan didukung oleh jumlah penduduk yang relatif sedikit dibandingkan dengan jumlah fasilitas yang tersedia. Distribusi spasial berdasarkan hirarki distrik hasil skalogram 3, ditunjukkan pada Gambar 14.
Gambar 14 Peta hirarki skalogram 3
Sumber: Data diolah, 2016
Peubah fasilitas untuk analisis skalogram 4, adalah fasilitas yang hanya terdapat di beberapa distrik. Fasilitas tersebut merupakan fasilitas layanan
nasional, yaitu bank, pelabuhan, bandara dan kadin. Oleh karena itu banyak distrik yang memiliki nilai indeks (dalam metode analisis dinotasikan Kij) sama dengan 0. Distrik Baucau dan Manufahi, masuk dalam hirarki 1 berdasarkan analisis skalogram 4. Dibandingkan dengan Dili yang juga memiliki fasilitas lengkap, jumlah penduduk di Baucau dan Manufahi jauh lebih sedikit dibandingkan dengan jumlah penduduk di Dili. Migrasi penduduk ke Dili paling tinggi diantara distrik lain. Seperti ditunjukkan pada Gambar 15, bahwa net migrasi Dili paling tinggi hingga 85,195 orang.
Gambar 15 Peta migrasi antar distrik di Timor Leste
Sumber: Timor-Leste dalam angka, 2010.
Jumlah penduduk merupakan faktor pembagi untuk memperoleh nilai indeks (Kij), sehingga semakin sedikit penduduk nilai Kij makin tinggi. Oleh karena itu Dili yang memiliki jumlah penduduk tinggi, hirarkinya kalah dengan Baucau dan Manufahi. Distribusi spasial berdasarkan hirarki distrik hasil skalogram 4, ditunjukkan pada Gambar 16.
Gambar 16 Peta hirarki skalogram 4
Dinamika Hirarki Distrik-distrik Hasil Skalogram dengan Peubah Berbeda
Perubahan posisi hirarki dari 12 distrik yang dianalisis sesuai dengan perubahan peubah yang digunakan dalam empat analisis skalogram ditunjukkan pada Tabel 1. Distrik yang posisinya tidak berubah baik menggunakan analisis skalogram 1, maupun skalogram 2 adalah Dili. Manatuto dan Manufahi menempati hirarki 1 masing-masing pada skalogram 3 dan skalogram 4, karena jumlah penduduk yang relatif sedikit dibandingkan dengan jumlah fasilitas yang dijadikan peubah.
Tabel 6 Distribusi hirarki distrik hasil analisis skalogram beda peubah Jenis Hirarki Skalogram 1 (4 peubah) Skalogram 2 (20 peubah) Skalogram 3 (fasilitas lengkap) Skalogram 4 (fasilitas tidak lengkap)
Hirarki 1 Dili Dili Manatuto Manufahi
Baucau Baucau
Hirarki 2 Covalima Covalima Covalima Covalima
Viqueque Viqueque Viqueque Dili
Bobonaro Bobonaro Dili Ainaro
Ermera Baucau Manufahi Lautem
Lautem Aileu
Hirarki 3 Liquica Liquica Liquica Liquica
Manatuto Manatuto Ainaro Manatuto
Aileu Aileu Ermera Aileu
Ainaro Ainaro Bobonaro Ermera
Manufahi Ermera Lautem Bobonaro
Lautem Manufahi Baucau Viqueque
Sumber: Data diolah, 2016
Jika dilihat dari komposisinya, distrik yang termasuk hirarki 3 paling dominan. Gambar 17 menunjukkan distribusi hirarki distrik hasil analisis dari seluruh skalogram. Analisis skalogram 1 dengan skalogram 4 menghasilkan proporsi yang sama untuk hirarki 1, 2 dan 3, masing-masing yaitu 16%, 30% dan 54%. Demikian juga antar skalogram 2 dengan skalogram 3, komposisi untuk hiraki 1, 2, dan 3 sama, yaitu masing-masing 8%, 42% dan 50%. Meskipun komposisinya sama, namun distrik yang masuk ke masing-masing hirarki berbeda (Tabel 6).
(a) Skalogram 1 (b) Skalogram 2 (c) skalogram 3 (d) skalogram 4
Secara umum hasil analisis keempat skalogram menunjukan bahwa disparitas spasial di Timor-Leste masih rendah. Hal ini dibuktikan oleh distribusi hirarki distrik, dimana sebagian besar (lebih dari 50%) distrik berada di hirarki 3 untuk seluruh analisis skalogram. Hirarki 1 hanya 8% sampai 16% distrik, berarti pembangunan fasilitas hanya terkonsentrasi pada wilayah tertentu. Distrik yang berada pada hirarki 1 dan 2 mempunyai potensi sebagai pusat pelayanan dan pusat pertumbuhan di masing-masing kawasan, karena mempunyai jenis dan jumlah fasilitas pendukung yang relatif lengkap.
Interaksi dan Keterkaitan Spasial Regional di Timor-Leste
Model gravitasi dapat memperkirakan daya tarik suatu distrik dibandingkan dengan distrik lain di sekitarnya. Interaksi antar kedua distrik dapat terlihat dari banyaknya perjalanan (trip) penduduk suatu distrik ke distrik lainnya. Semakin jauh jarak suatu lokasi maka interaksinya akan lemah. Dalam model ini diasumsikan jumlah penduduk mencerminkan jumlah perjalanan. Tabel 8 menunjukkan hasil analisis gravitasi Díli dengan distrik lain di Timor-Leste.
Interaksi tertinggi terjadi antara Dili dengan Liquiçá, Ermera dan Aileu. Distrik–distrik tersebut memiliki interaksi yang kuat dengan Díli karena jarak yang lebih dekat dibandingkan dengan distrik lainnya sehingga aktivitas penduduk banyak yang melakukan perjalanan ke Díli.
Tabel 7 Analisis interaksi Dili dengan distrik lainnya Interaksi Penduduk Díli Penduduk distrik j Jarak Dili ke distrik J Interkasi antar wilayah Interaksi Indek* Dili – Liquiçá 266236 67831 32 17635795.0 62 Dili – Ermera 266236 124687 56 10585513.0 37 Dili – Aileu 266236 47643 47 5742092.0 20 Dili – Ainaro 266236 63121 78 2762177.0 10 Dili – Baucau 266236 116934 122 2091645.0 7 Dili – Manufahi 266236 51904 81 2106190.0 7 Dili - Manatuto 266236 45098 87 1586301.0 6 Dili – Bobonaro 266236 96271 149 1154489.0 4 Dili - Covalima 266236 62303 139 858511.5 3 Dili –Viqueque 266236 72797 183 578732.8 2 Dili –Lautem 266236 65475 248 283425.5 1 Total 45,384,871
Sumber: Data diolah, 2016
*nilai gravitasi masing-masing dibagi nilai gravitasi terkecil (283425.5)
Secara keseluruhan nilai total interaksi antar distrik (NTIAD) di Timor Leste disajikan pada Tabel 8. Berdasarkan Tabel 8 terlihat bahwa Díli memang memiliki nilai daya tarik tertinggi bila dibandingkan dengan distrik lain dengan nilai 45.384.871 satuan daya tarik, menyusul pada peringkat ke-2 dan ke-3 adalah distrik Ermera dan Liquiçá. Daya tarik yang tinggi terhadap Ermera ini disebabkan karena lokasinya yang strategis dan berada di tengah-tengah Timor- Leste. NTIAD terendah adalah Distrik Lautem dengan nilai 1.397.086. Hal ini menunjukkan bahwa Distrik Lautem memiliki peringkat daya tarik yang paling rendah dibandingkan dengan daya tarik Distrik lainnya
Tabel 8 Nilai interaksi antar distrik berdasarkan peubah penduduk di Timor Leste
Distrik NTIAD Peringkat daya tarik
Dili 45384871.0 1 Ermera 28808210.8 2 Liquica 22545350.5 3 Aileu 16095689.4 4 Ainaro 12156098.1 5 Bobonaro 9840902.0 6 Baucau 8258659.9 7 Manufahi 7774714.0 8 Covalima 5374841.6 9 Manatuto 4982688.6 10 Viqueque 4636163.9 11 Lautem 1397086.5 12 Rata-rata 13937939.5
Sumber: Data diolah, 2016
Tabel 8 menunjukkan bahwa sebaran penduduk hanya terpusat pada distrik wilayah Díli dibandingkan dengan Distrik-distrik yang lain. Hal ini dapat di asumsikan bahwa terjadinya perpindahan penduduk dari Distrik satu ke Distrik lain khususnya Díli. Dengan pemusatan penduduk yang hanya terfokus pada satu wilayah akan menyebabkan kepadatan penduduk yang hanya terfokus pada satu wilayah sehingga, akan menyebabkan ketimpangan antar wilayah. Selain itu, nilai rata-rata dari keseluruhan distrik berjumlah 13937939.7. Distrik yang memiliki nilai interaksi di atas rata-rata berjumlah 4 Distrik (Dili, Ermera, Liquica, Aileu) sedangkan distrik yang berada di bawah rata-rata berjumlah 8 Distrik (Ainaro, Bobonaro, Baucau, Manufahi, Covalima, Manatuto, Viqueque, Lautem). Jika dilihat dari daerah terjauh hanya memiliki 25.000 jiwa penduduk. Jika hal ini dibandingkan dengan daerah yang lain maka Distrik Aileu memiliki persentase jumlah penduduk paling sedikit dengan kepadatan 25/Km2. Kepadatan per Km2 terkecil 25/Km2 adalah Distrik Manatuto dengan jumlah penduduk 45098 dengan luas wilayah 1.786 Km2, Distrik Lautem ke-II dan Viqueue ke-III. Yang paling terpadat pertama Díli dengan 723/Km2 dengan jumlah penduduk 266236 dan luas wilayah 368 Km2, Ermera terpadat ke-II dan Liquiçá ke-III.
Salah satu indikator untuk melihat interaksi antar Dili dengan Distrik- distrik yang lainya yaitu dengan menggunakan data jarak. Jarak rata-rata Distrik Lautem adalah 252 Km2 merupakan jarak rata-rata tertinggi dibandingkan dengan Distrik lainnya. Hal ini menjadikan Distrik Lautem memiliki perbandingan atau rasio yang paling tinggi dengan yang lainnya. Sedangkan Distrik Manufahi merupakan Distrik yang memiliki jarak rata-rata terkecil yaitu 102 Km2.
Nilai total interaksi antar distrik (NTIAD) menunjukkan intensitas interaksi satu distrik dengan distrik lainnya. Dari Tabel 8 dapat dilihat bahwa nilai NTIAD tertinggi adalah Díli sebesar 45384871. Menunjukkan bahwa Dili memiliki daya tarik tertinggi dibandingkan dengan distrik lainnya. Terbesar kedua dan ketiga
masing-masing Liquica dan Ermera. NTIAD terendah adalah Lautem, yang menunjukkan interaksi paling lemah. Jika dihubungkan jarak rata-rata pada Tabel 8 dengan nilai intraksi antar Distrik pada Tabel 9 maka, Distrik yang memiliki jarak rata-rata yang paling tinggi serta rasio yang paling tinggi.
Tabel 9 Deskriptif data Pusat kota
Jarak rata-rata Jarak minimum Jarak maksimum Rata-rata jarak Rangking Km Rangking Km Rangking
Aileu 127 6 29 1 295 7 Ainaro 103 2 49 3 247 4 Baucau 148 9 60 5 208 1 Bobonaro 172 10 65 7 397 11 Covalima 142 8 61 6 282 6 Dili 111 4 32 2 248 5 Ermera 107 3 29 1 308 8 Lautem 252 12 126 8 397 10 Liquica 124 5 32 2 280 5 Manatuto 129 7 60 5 230 3 Manufahi 102 1 54 4 217 2 Viqueque 173 11 61 6 332 9
Sumber: Data diolah, 2016
Analisis Jarak dan biaya
Alat transportasi merupakan fasilitas publik yang sangat dibutuhkan untuk kegiatan manusia. Alat transportasi digunakan untuk memudahkan manusia dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Bus, angguna, dan travel merupakan alat transportasi darat untuk menghubungkan antar distrik. Mikrolet lebih banyak digunakan untuk transportasi dalam Kota, dibandingkan dengan Taxi. Gambar 18 menunjukkan bahwa transportasi di beberapa Distrik lebih banyak menggunakan Microlet. Microlet yang beroperasi di seluruh Timor-Leste sebanyak 728 buah.
Tabel 11 menunjukkan bahwa jarak tertinggi adalah dari Distrik Lautem ke Bobonaro yaitu sejauh 397 km. Sedangkan jarak terdekat antara Distrik Aileu dengan Distrik Ermera sejauh 29 km. Rincian data jarak antar distrik dalam Km dapat dilihat pada Tabel 11.
Tabel 10 Jarak antar distrik dalam Km Dist rik S ua i B auc au Er mer a Liqui ca Mana tut o S ame Vique que Malia na Aileu Lospa los Dili Aina ro Suai - 223 104 131 169 84 189 61 113 282 139 69 Baucau 223 - 165 154 60 159 61 208 169 126 122 183 Ermera 104 165 - 67 95 65 164 65 29 308 56 55 Liquica 131 154 67 - 119 90 216 117 79 280 32 82 Manatuto 169 60 95 119 - 115 98 230 134 186 87 123 Same 84 159 65 90 115 - 106 87 54 217 81 60 Viqueque 189 61 164 216 98 106 - 332 230 187 183 134 Maliana 61 208 65 117 230 87 332 - 196 397 149 49 Aileu 113 169 29 79 134 54 230 196 - 295 47 51 Lospalos 282 126 308 280 186 217 187 397 295 - 248 247 Dili 139 122 56 32 87 81 183 149 47 248 - 78 Ainaro 69 183 55 82 123 60 134 49 51 247 78 -
Sumber: data diolah, 2016
Keterbatasan alat transportasi (yaitu microlet, bus, travel dan angguna), dari masing-masing distrik mempengaruhi biaya dan waktu tempuh. Seperti dapat dilihat pada Tabel 11 bahwa biaya (USD) transportasi yang dikeluarkan tidak tergantung pada jarak, tetapi tergantung waktu tempuh. Sebagai ilustrasi, biaya transportasi Covalima-Dili (USD 15) lebih mahal dari Bobonaro-Dili (USD 6) meskipun dari segi jarak Covalima-Dili lebih dekat. Hal ini disebabkan waktu tempuh Covalima-Dili (10 jam) lebih lama dibandingkan dengan Bobonaro-Dili (5 jam).
Tabel 11 Biaya transport dari Dili ke masing-masing Distrik Jalur Kota ke Kota Dili Jarak Ke
Dili (Km) waktu (jam) tempuh ke Dili biaya (USD) Dili –Lautem 248 6 9 Dili – Baucau 122 4 5 Dili - Viqueque 183 6 10 Dili - Manatuto 87 3 4 Dili – Aileu 47 2 3 Dili – Manufahi 81 7 8 Dili – Ainaro 78 8 8 Dili - Covalima 139 10 15 Dili – Bobonaro 149 5 6 Dili – Liquica 32 1 2 Dili – Ermera 56 3 4
Dari Lautem menuju Díli biaya transportnya paling tinggi yaitu USD 10.16, karena memiliki waktu tempuh yang paling yaitu 6 jam. Sedangkan dari Distrik Liquiçá ke Dili biaya transportnya paling murah yaitu USD1.31 dengan waktu
tempuh jam. Hal ini dikarenakan Distrik Liquiçá merupakan distrik yang paling dekat dengan Díli. Tabel 11 menunjukkan besarnya biaya transport ke Dili. Infrastruktur jalan dan alat transportasi dari Baucau ke Dili lebih lengkap dibandingkan dari Manufahi ke Dili.
Gambar 18 Peta biaya transportasi dari Dili ke 12 Distrik di Timor Leste
Sumber: Data diolah, 2016
Infrastruktur jalan dan alat transportasi juga menentukan waktu tempuh, (kemudian berimplikasi ke biaya). Gambar 19 menunjukkan waktu tempuh dari masing-masing distrik ke Ibukota Dili. Waktu tempuh ke Dili dari Baucau dan dari Ermera antara 2-5 jam (masuk kelompok sedang). Waktu tempuh ke pusat kota Dili tempuh yang relatif pendek menjadi pertimbangan untuk menentukan pusat pertumbuhan.
Gambar 19 Peta waktu tempuh ke Dili (Pusat Kegiatan Nasional = PKN) di Timor Leste
Sumber: Data diolah, 2016
Disparitas akses jalan dan ketersediaan transportasi antar distrik, mengakibatkan biaya tempuh antar distrik berbeda-beda. Tabel 11 menunjukkan biaya per km jarak tempuh antar distrik. Biaya transportasi termurah adalah antara Ermera dengan Aileu yaitu USD1.19/jarak tempuh. Biaya transportasi
tertinggi adalah antara Lautem dengan Dili yaitu USD16.26/jarak tempuh. Dari Díli ke Bobonaro (dan sebaliknya) biaya transport relatif murah, karena menggunakan transportasi bus. Data tersebut menunjukkan perbedaan biaya transportasi yang sangat bervariasi antar distrik akibat akses jalan dan ketersediaan alat transportasi
Tabel 12 Biaya tempuh antar Distrik US $
Sumber: Data diolah, 2016
Rumusan dan Sintesis Perwilayahan Pengembangan Regional PKN dan PKR berbasis Disparitas dan Interaksi Spasial di Timor-Leste.
Salah satu strategi pemerataan pembangunan adalah dengan membuat pusat-pusat pertumbuhan baru. Wilayah daratan Timor-Leste yang membentang dari timur ke barat, dibagi menjadi empat wilayah pembangunan yaitu wilayah timur, wilayah selatan, wilayah barat dan wilayah utara. Masing-masing wilayah pembangunan ditetapkan pusat pertumbuhan sebagai CBD (central bussiness district).
Distrik yang dijadikan sebagai pusat pertumbuhan, mempertimbangkan tiga aspek yaitu perkembangan distrik saat ini (dilihat dari hirarki), intensitas interaksi dengan distrik yang lain di sekitarnya (dari NIIAD), dan akses transportasi dengan distrik sekitarnya (dilihat dari analisis jarak dan biaya). Tabel 13 menunjukkan rangkuman dari ketiga aspek penetapan pusat pertumbuhan masing-masing distrik.
Berdasarkan peta Timor-Leste dapat dilihat bahwa dari empat wilayah pembangunan, wilayah timur meliputi Baucau, Lautem, Viqueque, dan Manatuto, wilayah selatan meliputi Manufahi, Ainaro dan Covalima, wilayah barat meliputi Ermera, Aileu, Bobonaro dan wilayah utara meliputi Liquica dan Dili. Dari rangkuman aspek penetapan pusat pertumbuhan pada Tabel 13, ditetapkan pusat pertumbuhan untuk masing-masing kawasan pembangunan. Sebagai contoh penetapan pusat pertumbuhan wilayah pembangunan timur, yang meliputi Baucau, Lautem, Viqueque, dan Manatuto mempertimbangkan aspek hirarki dan aspek NIIAD dan biaya transport ke Dili sebagai pusat kota.
Tabel 13 Analisis perwilayahan pengembangan regional PKR Baru Distrik Hinterland Jumlah Fasilitas Jarak ke PKN dan jarak ke PKR dalam Km NIIAD ke PKN PKR ke Hinterland Hirarki di Skalogram 1, 2, 3, 4 Ordo 1 2 3 ke PKN (Dili) Ke PKR 6 7 8 4 5 Dili (PKN) PKN-Dili 400975 0 0 4,125,897.37 1,1,3,1 I Liquica 92378 32 56 2,049,577.31 3, 3,33 III Total 493353 32 56 6,175,474.68 Baucau (PKR) Baucau 163448 122 0 750,787.26 1, 2,3,1 II Manatuto 60662 87 60 452,971.69 3, 3,1,3 III Lautem 92542 248 126 127,007.86 3, 2,3,2 III Viqueque 100827 183 61 421,469.44 2, 2,2,3 III Total 417479 640 247 1,752,236.25 Ermera (PKR) Ermera 167044 56 0 2,618,928.25 2, 3,3,3 II Aileu 63167 47 29 1,463,244.49 2, 3,3,3 III Bobonaro 133617 149 65 894,627.45 2, 2,3,3 III Total 363828 252 94 4,976,800.19 Manufahi (PKR) Manufahi 71223 81 0 706,792.18 3, 3,3,3 II Ainaro 83838 78 60 1,105,099.83 3, 3,2,1 III Covalima 87328 139 84 488,621.97 2, 2,2,2 III Total 242389 298 144 2,300,513.98
Sumber: Data diolah, 2016
Berdasarkan data pada Tabel 13, dari keempat distrik di wilayah pembangunan timur, Baucau memiliki keunggulan dari segi hirarki (kolom 7) dan nilai NIAAD (kolom 6). Demikian juga dari segi biaya transportasi menuju Ibukota Dili (Tabel 12), dari Baucau paling murah yaitu USD5 (Lautem USD