• Tidak ada hasil yang ditemukan

Lembaga Tataniaga

Kehadiran lembaga tataniaga dalam proses menggerakkan barang atau jasa dari titik produsen ke titik konsumen sangat diperlukan. Lembaga-lembaga tataniaga tersebut melakukan aktivitas (fungsi-fungsi tataniaga) dalam mengalirkan barang dari produsen sampai ke tingkat konsumen melalui berbagai kegiatan yang dikenal sebagai perantara. Lembaga-lembaga tersebut bisa dalam bentuk perorangan, perserikatan, ataupun perseorangan. Dalam sistem tataniaga ikan kerapu macan Kelompok Sea Farming di Kelurahan Pulau Panggang, Kabupaten Adm. Kep. Seribu umumnya lembaga-lembaga yang terlibat adalah pembudidaya ikan kerapu (Kelompok Sea Farming), pedagang pengumpul lokal, pedagang pengumpul besar di Jakarta.

Pembudidaya ikan kerapu merupakan produsen dari ikan kerapu macan yang diperjual belikan oleh lembaga tataniaga yang ada, yaitu pedagang pengumpul lokal dan pedagang pengumpul besar di Jakarta. Skala usaha yang dijalankan oleh pembudidaya ikan kerapu macan masih tergolong ke dalam skala kecil, yaitu dengan jumlah benih ikan kerapu macan yang dibudidayakan sebanyak 370 ekor. Pada umumnya pembudidaya ikan kerapu macan menjual ikan kerapu macan kepada pedagang pengumpul lokal yang berada di Kelurahan Pulau Panggang.

52

Pembudidaya ikan kerapu macan yang dijadikan responden sebanyak 20 orang diambil berdasarkan keaktifan mereka dalam melakukan pengembalian pinjaman benih. Ke 20 orang tersebut merupakan anggota Kelompok Sea Farming yang melakukan kegiatan budidaya ikan kerapu macan dengan teknik Keramba Jaring Apung (KJA) dan berlokasi di perairan Semak Daun Kelurahan Pulau Panggang. Disamping itu pemilihan responden pembudidaya yang berasal dari 28 anggota Kelompok Sea Farming yang aktif berdasarkan rekomendasi dari Ketua Kelompok Sea Farming.

Pedagang pengumpul sangat berperan dalam memasarkan komoditas ikan kerapu Kelompok Sea Farming di Kelurahan Pulau Panggang. Dimana pedagang pengumpul dalam penelitian ini sebanyak 4 orang yang terdiri dari 2 orang pedagang pengumpul lokal di Kelurahan Pulau Panggang, dan 2 orang pedagang pengumpul besar di Jakarta. Pedagang pengumpul lokal memasarkan ikan kerapu macan milik Kelompok Sea Farming ke daerah Muara Karang di Jakarta. Sedangkan untuk pedagang pengumpul besar memasarkan ikan kerapu macan tersebut ke berbagai daerah di Jakarta, seperti Jakarta Selatan, Jakarta Barat, Jakarta Timur dan Jakarta Utara.

Lembaga tataniaga yang terlibat dalam kegiatan tataniaga ikan kerapu macan Kelompok Sea Farming khususnya pedagang pengumpul lokal dibedakan berdasarkan kepemilikan dan penguasaan atas produk (ikan kerapu macan). Untuk pedagang pengumpul lokal pada saluran tataniaga pola I merupakan pedagang pengumpul lokal yang hanya menguasai produk saja (ikan kerapu macan), tetapi tidak memiliki produk tersebut. Sedangkan untuk pedagang pengumpul lokal pada saluran tataniaga III merupakan pedagang pengumpul yang memiliki sekaligus menguasai produk tersebut (ikan kerapu macan).

Karateristik konsumen dalam sistem tataniaga ikan kerapu macan Kelompok Sea farming adalah konsumen lembaga, seperti hotel dan restoran. Dimana pedagang pengumpul besar yang diwawancarai dalam penelitian ini memiliki pelanggang berupa restoran sebanyak ± 300 restoran yag tersebar diseluruh DKI Jakarta. Sedangkan untuk konsumen lembaga berupa hotel, terdiri dari hotel bintang 5 (Hotel Mulia di Senayan, Hotel Borobudur di Lapangan Banteng, Hotel Shangrila di Sudirman serta Hotel JW Mariot di Kuningan).

Saluran Tataniaga

Saluran tataniaga merupakan sebuah sistem, dimana digunakan untuk mengetahui saluran yang dilalui oleh suatu komoditas mulai dari produsen (petani) hingga ke konsumen akhir. Sebagai sebuah sistem, saluran tataniaga memiliki beberapa sub-sistem yang terbentuk oleh lembaga-lembaga yang melakukan aktivitas bisnis. Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilaukan di Kelurahan Pulau Panggang, khususnya pembudidaya ikan kerapu macan yang tergabung ke dalam Kelompok Sea Farming terdapat beberapa lembaga tataniaga yang berperan dalam pembentukan saluran tataniaga ikan kerapu macan milik Kelompok Sea Farming di Kelurahan Pulau Panggang, yaitu : pembudidaya ikan kerapu macan, pedagang pengumpul lokal dan pedagang pengumpul besar. Selanjutnya hasil pengamatan yang dilakukan di lokasi penelitian menemukan tiga bentuk saluran tataniaga ikan kerapu macan milik Kelompok Sea Farming. Skema

53 saluran tataniaga ikan kerapu macan Kelompok Sea Farming dapat dilihat pada Gambar 16.

Berdasarkan skema saluran tataniaga ikan kerapu macan yang disajikan pada Gambar 16, maka dengan demikian bentuk-bentuk saluran tataniaga ikan kerapu macan Kelompok Sea Farming adalah :

1. Pembudidaya ikan kerapu macan Agen Pedagang pengumpul besar Hotel dan Restoran.

2. Pembudidaya ikan kerapu macan Pedagang pengumpul besar Hotel dan Restoran.

3. Pembudidaya ikan kerapu macan Pedagang pengumpul lokal Hotel dan Restoran.

Dilihat dari saluran tataniaga yang terdapat pada proses pemasaran ikan kerapu macan Kelompok Sea Farming hingga ke tangan konsumen akhir, yaitu sebagian besar anggota Kelompok Sea Farming masih menjual seluruh hasil panen ikan kerapu macan kepada pedagang pengumpul lokal. Dimana dalam kegiatan tataniaga yang dilakukan oleh anggota Kelompok Sea Farming adalah dengan menginformasikan terlebih dahulu kepada pedagang pengumpul lokal bahwa kegiatan panen ikan kerapu macan yang akan dilakukan. Selanjutnya anggota Kelompok Sea Farming yang akan melakukan kegiatan panen terlebih dahulu mencari informasi harga yang berlaku di tingkat pembudidaya ikan kerapu macan di Kelurahan Pulau Panggang. Setelah mengetahui informasi harga yang berlaku di tingkat pembudidaya ikan kerapu macan, anggota Kelompok Sea Farming mendatangi pedagang pengumpul lokal untuk melakukan tawar- menawar harga ikan kerapu macan yang akan dipanen

Keterangan :

Gambar 16 Skema saluran tataniaga ikan kerapu macan Kelompok Sea Farming

54

Setelah terjadi proses tawar-menawar harga antara pembudidaya dengan pedagang pengumpul lokal, dimana antara pedagang pengumpul lokal dengan pembudidaya ikan kerapu macan Kelompok Sea Farming tidak memiliki keterikatan, artinya pembudidaya ikan kerapu macan Kelompok Sea Farming bebas memilih menjual hasil panennya kepada pengumpul lokal yang menawarkan harga yang lebih tinggi. Walaupun demikian tetap saja karena pedagang pengumpul lokal yang memiliki jaringan serta informasi harga, sehingga pembudidaya tetap sebagai penerima harga (price taker), hal tersebut dikarenakan pedagang pengumpul lokal terlebih dahulu telah menyepakati harga tertinggi antara sesama pedagang pengumpul lokal yang berada di Kelurahan Pulau Panggang. Setelah pembudidaya dan pedagang pengumpul lokal sepakat mengenai harga per kg ikan kerapu macan, maka pembudidaya akan melakukan kegiatan panen dan kebanyakan pembudidaya yang membawa hasil panen ke lokasi penampungan sementara milik pedagang pengumpul lokal. Dimana waktu yang dibutuhkan untuk mencapai lokasi penampungan sementara milik pedagang pengumpul lokal dari lokasi keramba anggota Kelompok Sea Farming ± 30 menit.

Dalam kegiatan pemasaran ikan kerapu macan yang dilakukan oleh anggota Kelompok Sea Farming, pengurus Kelompok Sea Farming tidak memiliki hak untuk ikut campur, artinya bahwa kegiatan pemasaran sepenuhnya menjadi tanggung jawab dari anggota Kelompok Sea Farming yang melakukan transaksi dengan pedagang pengumpul lokal. Fungsi Kelompok Sea Farming (pengurus Kelompok Sea Farming) hanya melakukan pencatatan jumlah volume panen serta penagihan pinjaman benih ikan kerapu macan kepada anggota Kelompok Sea Farming yang telah diberikan pinjaman benih ikan kerapu macan.

Setelah pedagang pengumpul lokal memperoleh hasil panen dari anggota Kelompok Sea Farming, pedagang pengumpul lokal membawa ikan mahal tersebut menuju pedagang pengumpul besar di Jakarta atau ada juga yang langsung membawa ke hotel maupun restoran. Namun sebagian besar pedagang pengumpul lokal lebih sering menjual ikan kerapu macan ke pedagang pengumpul

55 besar di Jakarta. Pedagang pengumpul lokal membawa ikan kerapu macan tersebut dengan menggunakan ojek kapal sebagai sarana transportasi. Ojek kapal tersebut merupakan sarana transportasi yang digunakan masyarakat Kelurahan Pulau Panggang untuk menuju Jakarta. Lamanya perjalanan dari Pelabuhan Pulau Panggang menuju Pelabuhan Muara Angke di Jakarta ± 2.5 jam s.d 3 jam.

Sesampainya di Pelabuhan Muara Angke, ikan kerapu macan dibongkar dari dalam ojek kapal untuk kemudian dipindahkan ke becak motor yang sudah ada. Selanjutnya ikan kerapu macan dibawa ke tempat pedagang pengumpul lokal yang berada di Muara Karang. Setelah ikan kerapu macan sampai di lokasi pedagang pengumpul besar, ikan tersebut dipindahkan ke dalam bak penampungan sementara sambil ditimbang dan disortir ulang.

Dalam hal penentuan harga per kg ikan kerapu macan pada dasarnya tidak jauh berbeda dengan cara penentuan harga ikan kerapu macan antara pembudidaya dengan pedagang pengumpul lokal, yaitu dengan cara tawar- menawar terlebih dahulu. Yang menjadi pembeda disini adalah sistem komisi, dimana pedagang pengumpul lokal yang telah dipercaya oleh pedagang pengunpul besar di Jakarta untuk menyuplai kebutuhan ikan kerapu macan akan memperoleh komisi per kg di luar harga yang telah disepakati bersama. Setiap pedagang pengumpul besar di Jakarta memiliki satu orang pedagang pengumpul lokal (pedagang pengumpul lokal di Kelurahan Pulau Panggang), Hal tersebut dikarenakan kebanyakan pedagang pengumpul besar memberikan modal kerja kepada pedagang pengumpul lokal, sehingga dengan demikian setiap ikan kerapu macan yang dibawa dari Kelurahan Pulau Panggang harus disetor kepada pedagang pengumpul besar yang telah memberikan modal kerja tersebut.

Jika kita lihat skema saluran tataniaga ikan kerapu macan Kelompok Sea Farming, maka salauran tataniaga pola I merupakan saluran tataniaga yang paling panjang karena melibatkan 3 lembaga tataniaga, teridiri dari pembudidaya – pedagang pengumpul lokal – pedagang pengumpul besar. Dari penelitian yang dilakukan, bahwa pembudidaya yang menjual ikan kerapu macan di Kelurahan

Gambar 18 Kegiatan pembongkaran ikan kerapu macan di Pelabuhan Muara Angke

56

Pulau Panggang melalui pedagang pengumpul pada saluran tataniaga pola I berjumlah 14 orang dari 20 pembudidaya yang menjadi responden. Total ikan kerapu macan Kelompok Sea Farming yang melalui saluran tataniaga pola I ini sebanyak 76,86 persen. Alasan pembudidaya ikan kerapu macan memilih saluran tataniaga pola I ini dikarenakan pembudidaya tidak perlu repot-repot membawa ikan kerapu macan ke Jakarta. disamping itu resiko kematian ikan kerapu macan tidak menjadi tanggung jawab pembudidaya, melainkan menjadi tanggung jawab pedagang pengumpul besar di Jakarta (jika kematian 1 s.d 3 kg). Dimana pada saluran tataniaga pola I menjadi saluran tataniaga yang dominan menyerap ikan kerapu macan Kelompok Sea Farming hal tersebut dikarenakan pada saluran tataniaga pola I pola pembayaran yang dilakukan oleh agen perantara selalu tepat waktu dan tidak pernah melewati batas waktu yang telah disepakati. Dimana pada saluran tataniaga pola I harga ikan kerapu macan di tingkat pembudidya anggota Kelompok Sea Farming sebesar Rp 95.000 per kg, sedangkan harga ditingkat konsumen akhir sebesar Rp 200.000 per kg.

Saluran tataniaga pola II merupakan saluran yang hanya melibatkan 2 lembaga tataniaga saja, yaitu pembudidaya ikan kerapu dan pedagang pengumpul besar di Jakarta. Pembudidaya yang memilih saluran tataniaga pola II ini dikarenakan telah memiliki hubungan baik dengan pedagang pengumpul besar di Jakarta dan dengan agen perantara pedagang pengumpul besar di Jakarta. Dimana pada saluran tataniaga pola II ini, anggota Kelompok Sea Farming yang akan memasukkan ikan kerapu macan terlebih dahulu meminta ijin kepada pihak agen perantara untuk dapat memasukkan ikan kerapu macan ke pedagang pengumpul besar di Jakarta. Selanjutnya setelah agen perantara menyetujui, maka agen perantara akan memberitahukan kepada pedagang pengumpul besar di Jakarta bahwa akan ada yang membawa ikan kerapu macan atas nama agen perantara

57 tersebut. Dimana volume ikan kerapu macan juga diberitahukan kepada pedagang pengumpul besar di Jakarta. Setelah itu barulah anggota Kelompok Sea Farming dapat memasukkan ikan kerapu macan kepada pedagang pengumpul besar di Jakarta. Pada saat penelitian dilakukan, anggota Kelompok Sea Farming yang memilih saluran tataniaga pola II ini hanya berjumlah satu orang saja, dengan jumlah ikan kerapu macan yang melalui saluran tataniaga pola II ini hanya sebesar 4,64 persen dari total produksi ikan kerapu macan Kelompok Sea Farming. Alasan anggota Kelompok Sea Farming yang memilih saluran tataniaga II ini dikarenakan harga ikan kerapu macan lebih tinggi, yaitu sebesar Rp 135.000 per kg. Walaupun demikian hal tersebut sebanding dengan biaya yang harus dikeluarkan serta risiko untuk membawa ikan kerapu macan tersebut ke pedagang pengumpul besar di Jakarta.

Pada saluran tataniaga pola III hanya melibatkan 2 lembaga tataniaga, yaitu pembudidaya ikan kerapu macan dan pedagang pengumpul lokal. Pada saluran tataniaga pola II ini mampu menyerap ikan kerapu macan anggota Kelompok Sea Farming sebanyak 18,50 persen dari total produksi ikan kerapu macan Kelompok Sea Farming. Dimana anggota Kelompok Sea Farming yang memilih saluran tataniaga pola III ini sebanyak 5 orang. Pada saluran tataniaga pola III ini anggota Kelompok Sea Farming tidak mengeluarkan biaya tataniaga sama sekali, karena ikan kerapu macan yang dimiliki oleh anggota Kelompok Sea Farming yang memilih saluran tataniaga pola III ini langsung diambil sendiri oleh pedagang pengumpul lokal di lokasi keramba jaring apung anggota Kelompok Sea Farming. Alasan anggota Kelompok Sea Farming memilih saluran tataniaga pola III ini dikarenakan tidak perlu mengeluarkan biaya tataniaga berupa biaya pengangkutan untuk memindahkan ikan kerapu macan dari keramba milik anggota Kelompok Sea Farming ke keramba penampungan pedagang pengumpul lokal. Untuk harga yang diterima oleh anggota Kelompok Sea Farming yang memilih saluran tataniaga pola III ini sama dengan harga pada saluran tataniaga pola I, yaitu Rp 95.000 per kg.

Dari ke tiga saluran tataniaga ikan kerapu macan Kelompok Sea Farming, diketahui memiliki konsumen akhir dengan karateristik yang sama, yaitu hotel dan restoran. Hal tersebut dikarenakan ikan kerapu macan merupakan produk yang sangat segmented. Dimana komoditas tersebut diperjual-belikan dalam keadaan hidup, sehingga hanya hotel dan restoran yang mampu melakukan hal tersebut. Berdasarkan informasi yang diperoleh pada saat wawancara yang dilakukan kepada pedagang pengumpul besar di Jakarta, bahwa kenapa ikan kerapu macan diperdagangkan dalam keadaan hidup. Hal tersebut dikarenakan konsumen utama yang menjadi target dari penjualan ikan kerapu macan adalah etnis Tionghoa. Dimana etnis Tionghoa merupakan konsumen terbesar baik itu di hotel maupun di restoran yang menjadi pelanggang pedagang pengumpul besar di Jakarta. disamping itu etnis Tionghoa memiliki kepercayaan bahwa warna-warna yang ada pada ikan kerapu akan membawa keberuntungan tertentu. Selain itu, etnis Tionghoa juga percaya bahwa mengkonsumsi ikan kerapu hidup akan memberi manfaat kesehatan yang luar biasa bagi mereka. Sehingga sangat jelas bahwa ikan kerapu macan diperdagangkan dalam keadaan hidup dikarenakan permintaan dari konsumen akan ikan mahal tersebut. Jumlah pembudidaya, pedagang pengumpul lokal, pedagang pengumpul besar serta ikan kerapu macan pada masing-masing saluran tataniaga dapat dilihat pada Tabel 10.

58

Fungsi-Fungsi Tataniaga

Fungsi tataniaga merupakan sebuah aktivitas tertentu yang dilaksanakan dalam rangka melengkapi proses sebuah tataniaga. Dalam aktivitas kegiatan tataniaga ikan kerapu macan Kelompok Sea Farming diidentifikasi fungsi-fungsi tataniaga yang dilakukan setiap lembaga tataniaga yang berperan dalam pemasaran ikan kerapu macan hingga ke tangan konsumen akhir, antara lain fungsi pertukaran (penjualan dan pembelian), fungsi fisik (pengemasan, pengangkutan dan penyimpanan), fungsi fasilitas (standarisasi dan grading, pembiayaan, penanggungan risiko, informasi harga). Saluran tataniaga yang telah diidentifikasi pada bagian sebelumnya memiliki karakteristik yang berbeda-beda satu sama lain didalam menjalankan masing-masing fungsi tataniaganya. Hal tersebut dikarenakan jika fungsi tataniaga yang dilakukan tidak sesuai dengan kebutuhan konsumen, maka seluruh tenaga dan biaya yang digunakan dalam menjalankan fungsi tersebut akan menjadi sia-sia belaka. Secara umum fungsi tataniaga yang dijalankan dalam setiap saluran tataniaga disajikan dalam tabel pada Lampiran 3. Fungsi-fungsi tataniaga ikan kerapu macan Kelompok Sea Farming jika dilihat berdasarkan lembaga yang melakukan tataniaga tersebut dapat dilihat pada Tabel 11.

Tabel 11 Fungsi-fungsi tataniaga ikan kerapu macan Kelompok Sea Farming di Kel. Pulau Panggang

Lembaga Tataniaga Fungsi Tataniaga Aktivitas

Pembudidaya Ikan Kerapu Macan

Fungsi pertukaran Penjualan Fungsi fisik Pengangkutan

Fungsi fasilitas Informasi harga, sortasi Pedagang Pengumpul

Lokal

Fungsi pertukaran Pembelian, penjualan Fungsi fisik Penyimpanan, pengangkutan,

pengemasan, sortasi Fungsi fasilitas Standardisasi dan grading,

penanggungan risiko, informasi harga

Pedagang Pengumpul Besar

Fungsi pertukaran Pembelian, penjualan Fungsi fisik Penyimpanan, pengangkutan,

pengemasan, Fungsi fasilitas

Standardisasi dan grading,

penanggungan risiko, informasi harga, pembiayaan

Sumber : Data primer diolah, 2014

Tabel 10 Jumlah pembudidaya, pedagang pengumpul lokal, pedagang

pengumpul besar serta ikan kerapu macan pada masing-masing saluran tataniaga Saluran Tataniaga Σ Pembudidaya (Orang) Σ Pedagang Pengumpul Lokal (Orang) Σ Pedagang Pengumpul Besar (Orang) Σ Ikan Kerapu Macan (Kg) Pola I 14 1 1 1.055 Pola II 1 - 1 64 Pola III 5 1 - 254 Jumlah 20 2 2 1.373

59 Tabel 11 di atas menerangkan bahwa fungsi tataniaga yang dilakukan oleh pembudidaya ikan kerapu macan terdiri dari fungsi pertukaran (penjualan), fungsi fisik berupa pengangkutan serta fungsi fasilitas berupa kegiatan sortasi. Sedangkan untuk pedagang pengumpul lokal hampir semua fungsi tataniaga dilakukan kecuali fungsi pembiayaan. Semua pedagang pengumpul lokal di Kelurahan Pulau Panggang menerapkan fungsi fasilitas berupa standardiasi dan grading, hal tersebut dikarenakan ikan kerapu macan yang dijual dengan ukuran di bawah 400 gram/ekor hanya dihargai Rp 70.000-80.000/Kg. Disamping ukuran, kondisi badan tidak boleh cacat (bagian badan, ekor dan bentuk badan). Untuk pedagang pengumpul besar di Jakarta semua fungsi tataniaga dijalankannya, mulai dari fungsi pertukaran (pembelian dan penjualan), fungsi fisik (pengangkutan, pengemasan, penyimpanan) dan fungsi fasilitas (standardiasi dan grading, penanggungan resiko, pembiayaan, informasi harga).

Struktur Pasar

Struktur pasar didefenisikan sebagai sifat-sifat organisasi pasar yang mempengaruhi perilaku dan keragaan pasar-pasar. Dimana ada empat faktor penentu dari karateristik struktur pasar yang ada (Asmarantaka, W.R, 2012), yaitu :

1. Jumlah atau ukuran pasar (pangsa pasar yang dimilki),

2. Kondisi atau keadaan produk : produk homogen atau terdiferensiasi, 3. Mudah atau sukar untuk keluar-masuk pasar atau industri,

4. Tingkat pengetahuan (informasi) yang dimilki oleh partisipan dalam pemasaran misalnya biaya, harga dan kondisi pasar diantara partisipan- partisipan pasar.

Analisis struktur pasar dilakukan berdasarkan jumlah pembeli dan penjual atau jumlah lembaga tataniaga yang terlibat, keadaan produk, dan hambatan keluar masuk pasar serta informasi pasar berupa biaya, harga dan kondisi pasar. Struktur dapat menentukan tingkat efisiensi suatu saluran tataniaga serta pangsa pasar tataniaga ikan kerapu macan Kelompok Sea Farming.

Kondisi produk atau komoditas menjelaskan tentang bentuk fisik poduk/komoditas itu sendiri secara keseluruhan. Ikan kerapu macan merupakan komoditas yang dihasilkan oleh Kelompok Sea Farming di daerah penelitian, yaitu di Kelurahan Pulau Panggang. Dalam perlakuannya ikan kerapu macan mengalami proses sortasi dan grading yang dilakukan oleh pembudidaya (sebatas sortasi), pedagang pengumpul lokal dan pengumpul besar. Proses penyortiran dan grading tersebut dilakukan untuk mengelompokkan ikan kerapu macan sesuai dengan yang diinginkan oleh konsumen. Pengelompokkan ikan kerapu macanberdasarkan bobot, bentuk, kemulusan badan.

Terdapat tiga grade kualitas ikan kerapu macan berdasarkan ukurannya. Untuk ukuran S memiliki bobot per ekor ≤ 300 gram, ukuran M memiliki bobot per ekor ≥ 400 gram, serta ukuran L memiliki bobot per ekor sebesar ≥ 1.000 gram. Perlakuan sortasi dan grading pada ikan kerapu macan dilakukan secara manual, dimana ketiga kategori ukuran ikan kerapu macan tersebut tentunya mempengaruhi harga jual ikan kerapu macan. Untuk ikan kerapu macan dengan ukuran S akan dihargai Rp 70.000-80.000 per kg, untuk ikan kerapu macan

60

dengan ukuran M dihargai Rp. 135.000 per kg, sedangkan untuk ikan kerapu macan yang memiliki ukuran L akan diharga lebih mahal, yaitu sebesar Rp 400.000 s.d Rp 450.000 per ekor. Seperti yang telah dijelaskan pada sub bab sebelumnya, bahwa ikan kerapu macan yang diperjual-belikan harus dalam keadaan hidup dan sehat (tidak ada cacat). Karena ikan kerapu macan yang memiliki cacat di badannya tidak akan dijual oleh pembudidaya, dikarenakan pedagang pengumpul tidak ada yang mau membeli.

Setiap lembaga tataniaga pada pemasaran ikan kerapu macan Kelompok Sea Farming di Kel. Pulau Panggang memiliki hambatan yang berbeda-beda. Pada umumnya hambatan keluar masuk pasar dalam proses pemasaran ikan kerapu macan sangat dipengaruhi oleh besar kecilnya modal yang dimiliki oleh lembaga tataniaga yang terlibat. Selain karena dipengaruhi adanya modal, hambatan keluar masuk pasar juga dipengaruhi hubungan kepercayaan di antara para pelaku pasar, harga serta adanya bentuk kerjasama dengan pihak-pihak lain.

Pada umumnya lembaga tataniaga yang terlibat pada sistem tataniaga ikan kerapu macan di lokasi penelitian memiliki pengalaman yang cukup lama dengan modal yang relatif lumayan besar serta memiliki hubungan kepercayaan yang baik denga lembaga tataniaga yang lainnya. Selain itu, hambatan yang lain adalah persaingan pasar yang terjadi diantara lembaga tataniaga yang lainnya. Dimana persaingan tersebut tidak dapat dihindari dalam dunia usaha, dan terkadang semakin ketat walaupun setiap lembaga tataniaga tersebut sudah mempunyai langganan yang tetap.

Informasi pasar dalam kegiatan proses tataniaga berupa tingkat pengetahuan dari para pelaku pasar atau partisipan dalam pemasaran yang memberikan informasi pasar berupa biaya, harga, dan kondisi pasar antar partisipan. Informasi pasar pada proses pemasaran dalam hal biaya yang dibutuhkan pada lokasi penelitian diperoleh dari lembaga-lembaga tataniaga yang terlibat, sesama

Dokumen terkait