• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hasil

Produksi Cumi-Cumi (Loligo sp)

Penangkapan secara tradisional tersebar luas di seluruh wilayah nusantara dan di lakukan oleh penduduk terutama yang tinggal di pesisir pantai dengan menggunakan perahu layar. Tetapi, ada pula yang menggunakan perahu motor dengan peralatan yang masih sederhana, misalnya pancing, jala, sero, rawai, dan pukat. Penangkapan secara modern di lakukan oleh pemerintah maupun swasta.

Perlengkapan sudah lebih maju di bandingkan dengan teknik tradisional dengan menggunakan kapal besar dilengkapi dengan mesin pendingin (pengawet) serta pengolahan ikan. Jenis-jenis ikan yang di tangkap adalah Ikan Cakalang, Ikan Tuna, Cumi-Cumi, Ikan Kembung, Ikan Kerapu, Ikan Kakap, Ikan Lemuru (Manullang, 2007).

Alat tangkap yang digunakan untuk menangkap ikan di Pantai Percut Sei Tuan dan Pantai Labu umumnya ada 5 jenis yaitu jaring insang, pukat ikan, pancing, penggaruk dan perangkap. Namun, alat tangkap yang dipergunakan untuk menangkap cumi-cumi (Loligo sp) dalam jumlah produksi yang besar adalah pancing acar dan pukat tarik (Data Sekunder, 2020).

Total jumlah kapal perikanan yang ada di Pantai Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang pada tahun 2019 mencapai 617 unit yang terdiri dari perahu tanpa motor, motor tempel dan kapal motor. Sedangkan untuk daerah Pantai Labu Kabupaten Deli Serdang pada tahun 2019 mencapai 1.203 unit yang terdiri dari perahu tanpa motor dan motor tempel. Dapat dilihat secara rinci pada Tabel 2

jumlah kapal di Tempat Pelalangan Ikan (TPI) Percut Sei Tuan dan Pantai Labu Kabupaten Deli Serdang.

Tabel 2. Jumlah Kapal Perikanan Tangkap di Percut Sei Tuan dan Pantai Labu Kabupaten Deli Serdang

No. Pantai Jenis Kapal (Unit) Jumlah (Unit) Perahu

Tanpa Motor

Motor Tempel

Kapal Motor

1. Percut Sei Tuan 96 520 1 617

2. Pantai Labu 55 1.158 - 1.213

Sumber: Dinas Kelautan dan Perikanan,2019

Dari Tabel diatas dapat diketahui bahwa jumlah unit kapal terbanyak berada di Pantai Labu yaitu sebanyak 1.213 unit yang terdiri dari perahu tanpa motor dan kapal motor tempel. Hal ini dikarenakan TPI Pantai Labu merupakan TPI yang besar di Kabupaten Deli Serdang. Jumlah unit kapal di Pantai Percut Sei Tuan lebih sedikit yakni 617 unit yang terdiri dari 96 unit perahu tanpa motor, 520 unit motor tempel, dan 1 unit kapal motor.

Produksi hasil produksi perikanan tangkap di Kabupaten Deli Serdang mengalami fluktuasi dan hasil produksi selalu meningkat dalam jangka 5 tahun terakhir dimulai sejak tahun 2015 sampai tahun 2019. Dapat dilihat pada tabel 3.

dan pada tabel 4 dapat dilihat hasil produksi dan nilai produksi dari cumi-cumi (Loligo sp) memiliki hubungan yang erat sehingga jika produksi meningkat maka nilai produksi juga meningkat seiring dengan jumlah produksi dan harga di tingkat pemasaran secara merata.

Tabel 3. Produksi Hasil Perikanan Tangkap di Kabupaten Deli Serdang No. Tahun Produksi (Kg) 1. 2015 21.987.400 2. 2016 23.866.050 3. 2017 26.187.410 4. 2018 27.610.590 5. 2019 28.096.870 Sumber: Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Deli Serdang,2020

Grafik produksi hasil perikanan tangkap di Kabupaten Deli Serdang dapat dilihat pada gambar berikut:

Gambar 4. Grafik Produksi Hasil Perikanan Tangkap di Kabupaten Deli Serdang Sumber : Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Deli Serdang

Berdasarkan grafik batang diatas dapat dilihat perkembangan produksi hasil tangkapan ikan di Kabupaten Deli Serdang yang dimulai pada tahun 2015 dengan total hasil tangkapan 21.987.400 kg, selanjutnya setiap tahun mengalami peningkatan hingga tahun 2019 total hasil tangkapan mencapai angka 28.096.870 kg. Tetapi pada hasil produksi cumi-cumi (Loligo sp) di Pantai Percut Sei Tuan dan Pantai Labu Deli Serdang mengalami penurunan dalam setahun. Setelah dilakukan analisa data hasil produksi pada tahun 2019 dan dapat dilihat pada tabel 4. dan tabel 5. tentang fluktuasi perkembangan produksi dan nilai produksi cumi-cumi (Loligo sp) di Pantai Percut Sei Tuan dan Pantai Labu Deli Serdang.

Untuk mengetahui perkembangan hasil tangkapan total cumi-cumi (Loligo sp) di Pantai Percut Sei Tuan dapat dilihat pada tabel 4. dan tabel 5. untuk

data hasil produksi dan nilai produksi di Pantai Labu Deli Serdang.

Tabel 4. Perkembangan Produksi, Nilai Produksi dan Harga Cumi-Cumi per dengan nilai produksi Rp. 30.687.500. Sedangkan produksi terendah pada bulan September dengan jumlah 110 kg dengan nilai produksi Rp. 11.393.250. Harga

cumi-cumi di tingkat produsen tertinggi pada bulan September sebesar Rp 67.560/kg, sedangkan harga terendah pada bulan Agustus Rp 24.550/kg.

Data Perkembangan Produksi, Nilai Produksi dan Harga cumi-cumi (Loligo sp) per Bulan pada Tahun 2019 di Pantai Labu Kabupaten Deli Serdang dapat dilihat pada tabel 5. produksi cumi-cumi (Loligo sp) mengalami perubahan nilai produksi dan tingkat produksi yang dipengaruhi oleh aspek teknis dan aspek ekonomi.

Tabel 5. Perkembangan Produksi, Nilai Produksi dan Harga Cumi-Cumi per Bulan pada tahun 2019 di Pantai Labu

Sumber: Pusat Pendaratan Ikan Pantai Labu Kabupaten Deli Serdang, 2019

Produksi terendah terjadi pada bulan September karena pada bulan ini banyak nelayan yang tidak melaut disebabkan oleh fenomena alam seperti ombak,hujan,angin kencang serta tingkat produktivitas atau stok cumi-cumi (Loligo sp) di Pantai Labu Kabupaten Deli Serdang mengalami penurunan stok yang drastis sehingga jumlahnya tidak cukup untuk diperjual belikan. Hal ini dikarenakan apabila melaut maka hasil yang didapat tidak dapat menutupi biaya operasionalnya yang akan menyebabkan kerugian.

Lembaga Pemasaran

Lembaga pemasaran yang terlibat dalam kegiatan pemasaran cumi-cumi (Loligo sp) di Pantai Percut Sei Tuan dan Pantai Labu Deli Serdang yaitu

Produsen (Nelayan)

Ada 2 aspek pendekatan yang dilakukan untuk mengetahui pendapatan nelayan dari hasil tangkapan, yaitu:

Aspek Teknis Nelayan

Perahu yang digunakan oleh nelayan di Pantai Percut Sei Tuan dan Pantai Labu Deli Serdang adalah jenis perahu motor tempel. Ukuran rata-rata perahu yang digunakan oleh nelayan di Percut Sei Tuan dan Pantai Labu yaitu panjang 10 m, lebar 3,5 m dan dalam 2 m, dengan GT kapal berkisar antara 2-5GT. Perahu yang dipakai oleh nelayan penangkap cumi-cumi (Loligo sp) dioperasikan oleh 1-2 ABK dengan trip harian (one day fishing), dengan menggunakan mesin jenis dong-feng dan berbahan bakar solar. Biasanya nelayan berangkat melaut mulai pukul 04.00 – 15.00 WIB. Alat tangkap yang digunakan adalah pukat tarik dan pancing,bagian alat tangkap ini terdiri dari tali selambar, tali cabang,tali guci,tali ris atas,tali pelampung,tali ris bawah,tali pemberat, dan pemberat.

Tabel 6. Jumlah Perahu Menurut Jenis Ukuran No. Pantai

Jumlah Perahu

Jukung Kecil (5-7)m < 5GT 5-10GT

1. Percut Sei Tuan 31 65 344 176

2. Pantai Labu 10 45 951 207

Sumber: Dinas Kelautan Perikanan Deli Serdang, 2019

Tabel.7. Produksi Cumi-Cumi (Loligo sp) Berdasarkan Alat Tangkap

No. Pantai

Nelayan umumnya menggunakan kapal penangkapan tradisional yang hanya bisa ditumpangi oleh 1-3 orang nelayan. Alat tangkap yang umum digunakan oleh para nelayan di Kecamatan Percut Sei Tuan adalah alat tangkap pukat tarik.

Alat penangkapan pukat tarik, ataupun pancing acar dioperasikan dengan cara yang tepat merupakan salah satu faktor yang sangat menentukan produksi perikanan, khususnya subsektor penangkapan perikanan di laut. Dalam menggunakan alat tangkap biasanya nelayan memakai alat bantu dengan sarana kapal motor agar dapat mengoperasikan alat tangkap dengan baik. Kapal motor merupakan kapal yang digerakkan oleh motor, dimana motor dapat menempel pada badan kapal maupun di dalam kapal (Dinas Kelautan dan Perikanan,2015).

Aspek Ekonomi Nelayan

Nelayan di Pantai Percut Sei Tuan dan Pantai Labu Deli Serdang menjual hasil tangkapannya melalui tengkulak yang berada di Tempat Pelelangan Ikan (TPI). Tidak terjadi perbedaan harga dikarenakan pada TPI tidak ada retribusi dan pengutipan ataupun keuntungan sejenisnya. Maka dari itu harga beli cumi-cumi (Loligo sp) tetap stabil dan tidak ada perbandingan harga antara harga di TPI ataupun harga pada tengkulak. Sehingga pendapatan nelayan hanya berasal dari tengkulak saja dan beberapa dari nelayan sudah terikat perjanjian dengan tengkulak.

Tabel.8. Pendapatan, Biaya dan Keuntungan Nelayan Percut Sei Tuan

6. Keuntungan Cumi-Cumi = Persentase hasil

tangkapan Cumi-Cumi x Keuntungan 179.052 Sumber: Hasil Penelitian, 2020

Keuntungan yang didapatkan oleh nelayan dipengaruhi oleh volume produksi, harga jual dan biaya yang dikeluarkan. Hasil tangkapan nelayan yang dijual melalui tengkulak,sehingga pendapatan yang diperoleh nelayan tidak ada lebih tinggi atau lebih rendah karena TPI , maka sumber pendapatan nelayan hanya berasal dari tengkulak saja. Pada tabel 8.dapat dilihat bahwa keuntungan hasil produksi cumi-cumi (Loligo sp) yang diperoleh nelayan dari tengkulak yaitu sebesar Rp 179.052,00.

Tabel 9. Pendapatan, Biaya dan Keuntungan Nelayan Pantai Labu

No. Rincian Tengkulak (Rp/ Trip)

1. Pendapatan total 1.350.000

5. Persentase hasil tangkapan Cumi-Cumi 17,50%

6. Keuntungan Cumi-Cumi = Persentase hasil 189.253 tangkapan Cumi-Cumi x Keuntungan

Sumber: Hasil Penelitian,2020

Tengkulak

Jumlah total rata-rata hasil tangkapan yang diperoleh nelayan akan diterima tengkulak sebesar 28,875 kg. Tengkulak membeli ikan secara langsung dari nelayan dengan harga rata-rata Rp 43.000-Rp 46.550 per kilogram cumi-cumi dan untuk biaya peng-es an sebesar (Rp 1.000/kg). Selanjutnya tengkulak akan menyalurkan komoditi kepada pedagang pengumpul.

Tabel 10. Pendapatan, Biaya, dan Keuntungan Tengkulak Percut Sei Tuan

No. Rincian Total

1. Volume (Kg) 22,87

2. Harga jual (Rp) 46.554

3. Pendapatan total (Rp)= Volume x Harga jual (Rp/Kg) 1.064.689

4. Biaya pemasaran (Rp/hari) 75.998

5. Biaya bahan baku = Volume x Harga beli (Rp/Kg) 616.012

6. Biaya total (Rp/hari) 692.001

7. Keuntungan (Rp/hari) 295.299

Tabel 11. Pendapatan,Biaya, dan Keuntungan Tengkulak Pantai Labu

No. Rincian Total

1. Volume (Kg) 21,06

2. Harga jual (Rp) 43.597

3. Pendapatan total= Volume x Harga jual (Rp/Kg) 1.166.197

4. Biaya Pemasaran (Rp/hari) 13.258

5. Biaya bahan baku = Volume x Harga beli (Rp/Kg) 1.013.512

6. Biaya total (Rp/hari) 1.026.770

7. Keuntungan (Rp/hari) 139.427

Pedagang Pengumpul

Berdasarkan hasil wawancara diketahui bahwa pedagang pengumpul berfungsi untuk mengumpulkan hasil dari nelayan melalui tengkulak kemudian menjualnya kembali dan sebagai perantara dari tengkulak ke pedagang pengecer baik lokal maupun luar daerah. Maka, diperoleh informasi bahwa di Tempat Pelelangan Ikan (TPI) pedagang pengumpul melakukan kegiatan ekspor sampai ke luar daerah, dan wisatawan yang berkunjung rata-rata membeli cumi-cumi

(Loligo sp) dalam jumlah besar. Berikut ini tabel 12. Dan tabel 13. Rincian Pendapatan,biaya,dan keuntungan pedagang pengumpul.

Tabel 12. Pendapatan, Biaya, dan Keuntungan Pedagang Pengumpul Percut Sei Tuan

No. Rincian Total 1. Volume (kg) 56,38 2. Harga jual (Rp) 47.500 3. Pendapatan total (Rp) 1.402.083 4. Biaya pemasaran (Rp) 69.914 5. Biaya bahan baku (Rp) 1.120.338 6. Biaya total (Rp) 1.211.253 7. Keuntungan (Rp) 211.008

Tabel 13. Pendapatan, Biaya, dan Keuntungan Pedagang Pengumpul Pantai Labu No. Rincian Total

1. Volume (Kg) 55,1 2. Harga jual (Rp) 42.000 3. Pendapatan total (Rp) 2.220.044 4. Biaya pemasaran (Rp) 136.498 5. Biaya bahan baku (Rp) 190.483 6. Biaya total (Rp) 2.042.067 7. Keuntungan (Rp) 373.930

Pedagang Pengecer

Dari hasil kuesioner dan wawancara yang telah dilakukan maka, diperoleh rata-rata membeli cumi-cumi (Loligo sp) dalam jumlah besar. Dapat dilihat pada tabel 14. rincian biaya sampai keuntungan yang didapatkan oleh pedagang pengumpul Percut Sei Tuan dan tabel 15. rincian biaya sampai keuntungan yang didapatkan oleh pedagang pengumpul di Pantai Labu per bulannya.

Tabel 14.Pendapatan, Biaya, dan Keuntungan Pedagang Pengecer di

Tabel 15. Pendapatan, Biaya, dan Keuntungan Pedagang Pengecer di Pantai Labu No. Rincian Total

Konsumen merupakan pelaku ekonomi tingkat akhir dalam saluran tataniaga pada kegiatan pasar. Konsumen akhir yang berada di TPI Percut Sei Tuan dan Pantai Labu Deli Serdang membeli cumi-cumi (Loligo sp) dengan harga akhir Rp 62.500 (Enam Puluh Dua Ribu Lima Ratus Rupiah) per kilogram.

Analisis Pemasaran Rantai Pemasaran

Kegiatan pemasaran cumi-cumi (Loligo sp) di Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Percut Sei Tuan dan Pantai Labu Deli Serdang harus melalui rantai pemasaran yang dimulai dari nelayan sebagai produsen kemudian menjual hasil tangkapan ke tengkulak lalu sampai ke pedagang pengecer dan berakhir ditangan konsumen.Berikut rantai pemasaran di Percut Sei Tuan dan Pantai Labu

Rantai Pemasaran di Percut Sei Tuan Deli Serdang

Cumi-Cumi Nelayan Tengkulak Pedagang (Produsen) Pengumpul

Rumah Makan Pasar Tradisional Konsumen Pedagang Pengecer

Rantai Pemasaran di Pantai Labu Deli Serdang

Cumi-Cumi Nelayan Tengkulak Pedagang Asongan (Produsen)

Pedagang Pengecer Pedagang Pengumpul

Konsumen

Gambar 5. Rantai Pemasaran Cumi-Cumi (Loligo sp)

Rantai pemasaran cumi-cumi (Loligo sp) di Pantai Percut Sei Tuan dan Pantai Labu Deli Serdang kurang lebih hampir sama di setiap TPI yaitu nelayan menjual melaui tengkulak di TPI. Kemudian pedagang pengumpul dan pedagang pengecer akan membeli ke tengkulak maupun TPI. Pedagang pengumpul akan

menjual cumi-cumi ke pedagang besar. Sedangkan pedagang pengecer menjual cumi-cumi di lapak sekitar TPI dan ke rumah-rumah warga.

Margin dan Keuntungan Pemasaran

Kajian mengenai keragaan pasar dilakukan untuk memberikan pemahaman tentang kondisi usaha berfungsi secara baik atau tidak. Keragaan pasar dapat dilihat dari :

(1) Harga dan penyebarannya di tingkat produsen dan konsumen, (2) Margin pemasaran dan penyebarannya pada setiap pasar.

Tabel 16.Margin dan Keuntungan Pemasaran (Rp/kg) Cumi-Cumi (Loligo sp) di

Fisherman’s Share

Fisherman’s share berhubungan terbalik dengan margin pemasaran,

artinya semakin tinggi margin pemasaran maka akan semakin rendah fisherman’s sharenya. Karena fisherman’s share merupakan persentase yang

diterima oleh nelayan yang dipengaruhi oleh harga ditingkat nelayan dan harga ditingkat konsumen sebagai pelaku ekonomi pada tingkat akhir. Besarnya bagian yang diterima oleh nelayan cumi-cumi (Loligo sp) dapat dilihat pada tabel 19.

Tabel 18. Fisherman’s share Cumi-Cumi (Loligo sp) di Percut Sei Tuan

Distribusi

Tabel 19. Fisherman’s share Cumi-Cumi (Loligo sp) di Pantai Labu

Kelayakan Kegiatan Usaha Cumi-Cumi (Loligo sp)

Untuk mengetahui kelayakan kegiatan usaha hasil penangkapan cumi-cumi (Loligo sp) terlebih dahulu harus mengetahui total pendapatan yang diperoleh nelayan setempat. Maka dari itu berdasarkan hasil dari wawancara dan kuesioner yang telah dilakukan dapat dilihat pada tabel 20. untuk daerah Percut Sei Tuan dan tabel 21. untuk daerah Pantai Labu Deli Serdang.

Tabel 20. Pendapatan Alat Tangkap Pukat Tarik di Pantai Percut Sei Tuan Jenis Alat Tangkap

Pendapatan Bersih Rata- Pendapatan Bersih

Rata per Trip (Rp) Rata-Rata per Tahun (Rp) Pukat Tarik 1.230.200 172.200.000

Tabel 21. Pendapatan Alat Tangkap di Pantai Labu Jenis Alat Tangkap

Pendapatan Bersih Rata- Pendapatan Bersih

Rata per Trip (Rp) Rata-Rata per Tahun (Rp)

Pancing Acar 1.350.000 162.000.000

Analisis untuk kegiatan usaha penangkapan hasil perikanan tangkap di Percut Sei Tuan dan Pantai Labu Deli Serdang dilakukan dengan menghitung kelayakan finansial masing-masing alat tangkap. Analisis kelayakan usaha dengan menggunakan kriteria Net Present Value (NPV) , Benefit Cost Ratio (B/C ratio), Internal Rate of Return (IRR), dan Payback periods (PP). Perhitungan analisis

penangkapan dilakukan selama 5 tahun dengan discount factor sebesar 5%.

Tabel 22. Nilai Kelayakan Kegiatan Usaha Perikanan Tangkap di Percut Sei Tuan

No Jenis Alat tangkap

Kriteria Kelayakan

NPV (Rp) Net B/C ratio (%) IRR (%) PP Kelayakan 1. Pukat Tarik 209.927.347 4,68 94,00% 1 tahun 6 bulan Layak

Tabel 23.Nilai Kelayakan Kegiatan Usaha Perikanan Tangkap di Pantai Labu

No Jenis Alat tangkap

Kriteria Investasi

NPV (Rp) Net B/C ratio (%) IRR (%) PP Kelayakan 1. Pancing Acar 141.105.25 2,51 23,80% 1 tahun 9 bulan Layak 2. Pukat Tarik 114.557.10 2,00 10,98 2 tahun 4 bulan Layak

Pembahasan

Produksi Cumi-Cumi (Loligo sp)

Berdasarkan data statistik Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Deli Serdang tahun 2019 dapat dilihat pada tabel 3. diperoleh jumlah unit kapal terbanyak berada di Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Pantai Labu yaitu sebanyak 1.213 unit yang terdiri dari perahu tanpa motor dan kapal motor tempel. Hal ini dikarenakan TPI Pantai Labu merupakan TPI yang besar di Kabupaten Deli Serdang. Sedangkan jumlah unit kapal di TPI Percut Sei Tuan lebih sedikit yakni 617 unit yang terdiri dari 96 unit perahu tanpa motor , 520 unit motor tempel, dan 1 unit kapal motor. Hal ini sesuai dengan Manullang (2007) yang menyatakan

bahwa perlengkapan sudah lebih maju di bandingkan dengan teknik tradisional dengan menggunakan kapal besar dilengkapi dengan mesin.

Berdasarkan data yang diperoleh pada penelitian ini dapat diketahui bahwa produksi perikanan di Kabupaten Deli Serdang tertinggi pada tahun 2019 dengan jumlah produksi sebesar 28.096.870,00 kg/tahun. Produksi terendah adalah pada tahun 2015 yakni sebesar 21.987.400,00 kg/tahun. Peristiwa ini disebabkan karena hasil perikanan tangkap di Kabupaten Deli Serdang terus menerus mengalami fluktuasi dan mengalami peningkatan setiap tahunnya. Hal ini sesuai dengan Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 47 Tahun 2016 yang menyatakan bahwa Perikanan mengalami perkembangan pesat pada setiap titik sentral pendaratan ikan. Cumi-cumi juga merupakan penghasil tangkapan perikanan tertinggi kedua setelah jenis ikan.

Berdasarkan grafik batang pada Gambar.1. dapat dilihat perkembangan produksi hasil tangkapan ikan di Kabupaten Deli Serdang yang dimulai pada tahun 2015 dengan total hasil tangkapan 21.987.400 kg, selanjutnya setiap tahun mengalami peningkatan hingga tahun 2019 total hasil tangkapan mencapai angka 28.096.870 kg. Tetapi pada hasil produksi cumi-cumi (Loligo sp) di Pantai Percut Sei Tuan dan Pantai Labu Deli Serdang mengalami penurunan dalam setahun.

Setelah dilakukan analisa data hasil produksi pada tahun 2019 dan dapat dilihat pada tabel 4. dan tabel 5. tentang perkembangan produksi dan nilai produksi cumi-cumi (Loligo sp) di Percut Sei Tuan dan Pantai Labu Deli Serdang. Data untuk hasil perikanan tangkap secara keseluruhan mengalami peningkatan,tetapi untuk cumi-cumi (Loligo sp) tidak mengalami peningkatan karena ini dipengaruhi oleh beberapa faktor menurut wawancara dengan nelayan dan ada beberapa hari

nelayan tidak melaut karena ombak besar ataupun hari besar. Sehingga, hasil tangkapan cumi-cumi (Loligo sp) tidak stabil dan lembaga pemasaran mengalami kerugian. Hal ini sesuai dengan pernyataan Yuliasari et al (2013) yang menyatakan bahwa banyaknya jumlah produksi ikan yang mendarat di TPI bergantung pada musim, dan akan mempengaruhi kisaran harga pasar.

Tingkat produksi dan nilai produksi di Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Percut Sei Tuan pada tabel 4. dapat diketahui bahwa produksi cumi-cumi (Loligo sp) berbanding terbalik antara total produksi dan nilai produksi, jika produksi tangkapan meningkat maka nilai produksi menurun tetapi jika produksi tangkapan menurun maka nilai produksi meningkat. Hal ini dikarenakan tidak stabilnya harga pasar,kemudian musim,tenaga kerja,kebutuhan untuk melaut kurang terpenuhi dan lain sebagainya. Selain itu juga ada aspek teknis yang mempengaruhi hasil produksi perikanan tangkap di Percut Sei Tuan yaitu kapal yang digunakan,alat tangkap yang dipakai. Dapat dilihat pada tabel 2. dimana jumlah kapal motor 1 buah dengan alat tangkap yang dipakai adalah pukat tarik yang dimana hasil tangkapan menggunakan pukat tarik cenderung lebih tinggi produksinya daripada menggunakan alat tangkap pancing. Hal ini sesuai dengan pernyataan Firdaus (2010) yang menyatakan bahwa alat tangkap pukat tarik ini mengindikasikan pengoperasian yang tidak membahayakan nelayan dan memudahkan dalam proses towing (penarikan). Terdapat kecenderungan bahwa ikan akan berlimpah pada periode air pasang rendah.

Lembaga Pemasaran

Lembaga pemasaran yang terlibat dalam kegiatan pemasaran cumi-cumi (Loligo sp) di Percut Sei Tuan dan Pantai Labu Deli Serdang yang terdiri dari:

Produsen (Nelayan) Aspek Teknis

Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan diperoleh informasi bahwa perahu yang digunakan oleh nelayan di Percut Sei Tuan dan Pantai labu Deli Serdang adalah jenis perahu motor tempel. Ukuran rata-rata perahu yang digunakan oleh nelayan di Percut Sei Tuan dan Pantai Labu yaitu panjang 10m, lebar 3,5m dan dalam 2 m, dengan GT kapal berkisar antara 2-5 GT. Berdasarkan Pasaribu (2008) yang menyatakan bahwa perahu merupakan transportasi yang paling penting dalam melakukan penangkapan dan sangat berpengaruh terhadap jumlah produksi perikanan tangkap di laut.

Dari hasil kuesioner yang dilakukan diketahui bahwa teknik pengoperasian dari alat tangkap cumi-cumi (Loligo sp) dilakukan pada malam hari karena biota mencari mangsa atau makanan pada malam hari sedangkan pada siang hari cumi-cumi berada di dasar perairan. Cara penangkapan cumi-cumi yang digunakan yaitu dengan memasang pancing cumi pada bagian atas pancing terhadap lubang kecil yang digunakan untuk mengikat tali pancing kemudian diikat secara berantai dalam satu gulungan tali melalui lubang-lubang pada bagian atas dan pada bagian bawah pancing sehingga tidak membuat cabang-cabang pada pancing. Hal ini sesuai dengan Simanjuntak et al (2019) yang menyatakan bahwa pada umumnya nelayan yang akan menangkap cumi-cumi (Loligo sp) menggunakan lampu sorot untuk membuat cumi mendekati kapal, dengan kapal yang dilengkapi dengan

lampu sorot dan lampu remang atau redup untuk menjadi alat bantu dalam penangkapan cumi karena cumi-cumi adalah hewan air yang tertarik terhadap cahaya.

Pada tabel 5. dapat dilihat jumlah perahu dan jenis perahu berdasarkan ukuran yang terdapat di Percut Sei Tuan dan Pantai Labu Deli Serdang jenis perahu terbanyak yaitu perahu motor tempel ukuran < 5GT dengan jumlah unit 344 dan 951. Semakin banyak jumlah transportasi laut maka semakin banyak hasil tangkapan yang diperoleh. Perahu yang dipakai oleh nelayan penangkap cumi-cumi (Loligo sp) dioperasikan oleh 1-2 ABK dengan trip harian (one day fishing), dengan menggunakan mesin jenis dong-feng dan berbahan bakar solar. Biasanya nelayan berangkat melaut mulai pukul 04.00 – 15.00 WIB.

Alat tangkap yang umum digunakan oleh para nelayan di kecamatan Percut Sei Tuan dan Pantai Labu adalah alat tangkap pancing dan alat tangkap pukat trawl. Karena alat tangkap ini dapat menghasilkan ikan dalam jumlah yang banyak. Hal ini sesuai dengan Harlisa et al (2013) yang menyatakan bahwa alat tangkap ini dioperasikan dengan cara ditarik di bagian buritan kapal selama 3-5 jam tergantung dari pembagian waktu nelayan untuk melaut dan daerah penangkapan pada kedalaman 15-30 meter pada perairan yang berpasir atau berlumpur.

Aspek Ekonomi

Lembaga tataniaga produksi perikanan tangkap yang terkait pada kegiatan pemasaran hasil tangkapan cumi-cumi (Loligo sp) adalah produsen, tengkulak,pedagang pengumpul, pedagang pengecer. Yang berperan sebagai produsen dalam kegiatan pemasaran cumi-cumi (Loligo sp) ini adalah nelayan,

dimana nelayan sebagai pelaku tindakan jual beli barang dan jasa. Yang dikatakan

dimana nelayan sebagai pelaku tindakan jual beli barang dan jasa. Yang dikatakan

Dokumen terkait