• Tidak ada hasil yang ditemukan

Waktu dan Tempat

Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Juli sampai dengan bulan Agustus 2020. Pengambilan data dan wawancara berlokasi di Pantai Percut Sei Tuan dan Pantai Labu Kabupaten Deli Serdang Provinsi Sumatera Utara.

Gambar 3. Peta Lokasi Penelitian

Alat dan Bahan

Alat yang dipergunakan dalam penelitian ini antara lain adalah penggaris untuk mengukur alat tangkap, laptop untuk mengolah data, kamera digital,alat tulis. Bahan (objek) yang digunakan adalah pelaku pemasaran yang terdiri dari nelayan atau produsen, pedagang pengumpul, tengkulak, pedagang pengecer cumi-cumi (Loligo sp) dan konsumen yang ada di Pantai menganalisis, menggambarkan dan meringkas kegiatan pemasaran cumi-cumi (Loligo sp) di

Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Percut Sei Tuan dan Pantai Labu Kabupaten Deli Serdang.

Prosedur Penelitian Pengambilan Sampel

Penelitian ini menggunakan dua teknik pengambilan sampel yaitu pengambilan sampel pedagang menggunakan teknik stratified random sampling, sedangkan pengambilan sampel nelayan dilakukan dengan snowball samplling.

Penggunaan teknik snowball sampling dilakukan dengan mencari informasi responden nelayan pancing yang diwawancara dari petugas Tempat Pelelangan Ikan (TPI). Kemudian dari responden tersebut diminta untuk memberikan referensi responden lain yang dapat dijadikan responden selanjutnya sesuai jumlah responden yang dibutuhkan. Menurut Septiyani et al (2016), metode pengambilan sampel acak terstratifikasi adalah metode pemilihan sampel dengan cara membagi populasi ke dalam kelompok-kelompok yang homogen yang disebut strata yang bersangkutan.

Penentuan jumlah sampel pada penelitian ini dihitung mengunakan rumus.

Menurut Suparmoko (2003) dalam Theresia et al (2013), banyak sampel yang digunakan dalam penelitian dapat dihitung dengan menggunakan rumus:

Dimana:

n = jumlah sampel yang akan diambil N = jumlah populasi sampel

d = kesalahan maksimum yang dapat diterima (0,1) Z = variabel normal standar (1,64)

P = presentase variance ditetapkan (0,05)

Berdasarkan rumus jumlah sampel yang diambil dapat dilihat pada Tabel1.

Tabel 1. Jumlah sampel yang diambil pada masing-masing Pantai di Percut Sei

Dari tabel di atas dapat diketahui jumlah populasi total dan sampel dalam penelitian ini untuk mendapatkan informasi dari setiap saluran tataniaga yang

terkait dalam kegiatan pemasaraan dan distribusi dari hasil tangkapan cumi-cumi (Loligo sp) di Pantai Percut Sei Tuan dan Pantai Labu Deli Serdang.

Pengumpulan Data

Teknik Pengumpulan Data dan Sampling pengambilan data pada penelitian ini dilakukan secara kualitatif. Pengambilan sampel dengan kualitatif adalah jenis penemuan yang tidak diperoleh melalui prosedur statistik atau bentuk hitungan lainnya. Metode ini berlandaskan pada kondisi objek yang alamiah yang dilakukan melalui observasi. Pengambilan sampel sumber data dilakukan secara

Purposive sampling (dilakukan secara nyata) melalui

wawancara/observasi/eksperimen. Penelitian secara kualitatif biasanya dilakukan

dengan menafsirkan suatu peristiwa interaksi tingkah laku manusia dalam situasi tertentu menurut perspektif peneliti sendiri.

Agar dapat memperoleh hasil dari analisis ini maka ada teknik atau cara yang harus digunakan. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah stratified random sampling dan mengunakan metode snowball sampling. Selain

itu ada analisis data yang dilakukan yaitu aspek teknis, aspek ekonomi dan aspek pemasaran. Dari beberapa data dan hasil pengambilan sample yang dilakukan maka dapat menjadi penentu keuntungan (margin) dari kegiatan pemasaran.

Subjek dari penelitian ini yaitu para pedagang ikan (produsen/pengecer) sampai kepada konsumen yang ada dalam Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Percut Sei Tuan dan Pantai Labu Kabupaten Deli Serdang. Pada tahap selanjutnya, untuk memperoleh data yang benar-benar valid, peneliti turut melakukan wawancara dengan pedagang dan konsumen tersebut. Sumber data untuk mencari dan mengumpulkan data dalam penelitian ini dan hasil data yang akan diolah yaitu :

1. Sumber data primer, dimana data diambil secara langsung oleh peneliti kepada sumbernya melalui kuisioner dan wawancara secara langsung tanpa ada perantara. Peneliti melakukannya dengan cara wawancara maupun pengamatan langsung di lapangan.

2. Sumber data sekunder, dimana sumber data tidak langsung yang mampu memberikan tambahan serta penguatan terhadap data penelitian. Sumber data ini berupa studi kepustakaan dengan media buku atau media internet untuk mendukung analisis dan pembahan. Selain itu juga pengambilan data dari arsip dan foto dokumentasi pada saat penelitian berlangsung.

Analisis Data

Analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini dilakukan melalui 2 aspek yaitu :

Aspek Teknis Nelayan

Metode analisis data berdasarkan aspek teknis ini dilakukan

dengan mengukur alat tangkap dan kapal. Selain itu juga melakukan wawancara kepada nelayan tentang daerah pengoperasian, cara

pengoperasian dan hasil tangkapan dari alat tangkap yang digunakan dalam menangkap cumi-cumi (Loligo sp).

Aspek Ekonomi Nelayan

Aspek ekonomi menganalisis tentang pendapat usaha penangkapan dengan menggunakan alat tangkap jaring. Menurut Lipsey

RG, PN Courant, DD Purpis, PO Steiner (1995) dalam Septiara, et al.(2012), konsep analisis pendapatan usaha adalah sebagai

berikut:

Dimana: keuntungan masing-masing lembaga pemasaran TR = total penerimaan masing-masing lembaga pemasaran TC = total pengeluaran pada lembaga pemasaran

Dengan kriteria usaha sebagai berikut:

1.Penerimaan total > biaya total : usaha menguntungkan 2.Penerimaan total = biaya total : usaha impas

3.Penerimaan total < biaya total : usaha merugikan

Menurut Sugiarto et al (2002) dalam Riyanti (2010) analisis pendapatan

usaha adalah selisih pendapatan yang diperoleh dari total penerimaan (total revenue) dengan total biaya (total cost) yang dikeluarkan. Analisis ini

dilakukan untuk mengetahui sejauh mana hasil yang diperoleh dari kegiatan usaha selama periode tertentu cukup menguntungkan. Jika total penerimaan > total biaya

maka usaha dikatakan untung dan layak untuk dilanjutkan. Jika total penerimaan = total biaya maka usaha dikatakan tidak untung dan tidak rugi

(impas). Jika total penerimaan < total biaya maka usaha dikatakan rugi dan tidak layak untuk dilanjutkan.

Lembaga Pemasaran

a) Margin pemasaran Menurut Septiyani et al (2016) untuk menganalisis margin pemasaran dalam penelitian ini, data harga yang digunakan adalah harga di tingkat nelayan dan harga ditingkat lembaga pemasaran, sehingga dalam perhitungan keuntungan (margin) pemasaran digunakan rumus:

Mm = Pe – Pf Dimana:

Mm = margin pemasaran di tingkat nelayan atau petani

Pe = harga di tingkat kelembagaan pemasaran tujuan pemasaran dari nelayan atau petani

Pf = harga di tingkat nelayan atau petani

Keuntungan (margin) pada setiap tingkat lembaga pemasaran dapat dihitung dengan jalan menghitung selisih antara harga jual dengan harga beli pada

setiap tingkat lembaga pemasaran. Dalam bentuk matematika sederhana dirumuskan:

Mmi = Ps – Pb Dimana:

Mmi = margin pemasaran pada setiap tingkat lembaga pemasaran Ps = harga jual pada setiap tingkat lembaga pemasaran

Pb = harga beli pada setiap tingkat lembaga pemasaran

b) Kesesuaian (efisiensi) pemasaran menurut Septiyani, et al (2016), untuk mengetahui efisiensi pemasaran pada setiap lembaga pemasaran yang terlibat digunakan rumus:

EP (Efisiensi Pemasaran) =

Di

mana,

Jika EP > 1 berarti tidak efisien Jika EP < 1 berarti efisien

c) Fisherman’s share (Persentase yang diterima oleh nelayan) menurut Setiorini (2008) dalam Septiyani et al (2016), analisis ini digunakan untuk membandingkan harga yang diterima produsen atau nelayan dengan harga yang dibayarkan oleh konsumen akhir yang biasa disebut dengan fisherman’s share.

Secara matematis, fisherman’s share dapat dirumuskan sebagai berikut:

Fs (Fisherman’s share) = x 100%

Keterangan:

Fs : Persentase yang diterima oleh nelayan Pr : Harga di tingkat konsumen

Pf : Harga di tingkat nelayan

Analisis Kelayakan Kegiatan Usaha

Metode deskriptif analitis merupakan salah satu metode yang menggunakan jenis data primer yang diperoleh melalui survei dan wawancara dengan nelayan responden. Analisis data mencakup analisis kelayakan finansial.

Metode ini untuk mengevaluasi kelayakan finansial yang dapat digunakan untuk mengetahui kriteria investasi yang penting, yaitu Net Present Value (NPV), Net Benefit-Cost ratio, Internal Rate of Return, dan Payback Periods.

Net Present Value (NPV)

NPV dari suatu usaha merupakan nilai sekarang (Net Present Value) dari selisih antara benefit (manfaat) dengan cost (biaya) pada discount rate tertentu. NPV yaitu menunjukan kelebihan benefit (manfaat) dibandingkan dengan cost (biaya). (Pasaribu, 2005). Rumus untuk menghitung NPV adalah :

NPV = Keterangan :

Bt = Manfaat pada tahun ke –t (Rp) Ct = Biaya pada tahun ke – t (Rp) i = Tingkat bunga (%)

n = Umur ekonomis t = 1,2,3,…n

Apabila evaluasi suatu usaha dinyatakan:

1. NPV ≥ 0 dinyatakan layak.

2. Bila NPV = 0, berarti proyek tersebut mengembalikan persis sebesar social opportunity cost of capital,

3. dan bila NPV < 0, maka proyek tersebut tidak layak Net Benefit Cost Ratio ( Net B/C)

Net Benefit Cost Ratio adalah perbandingan antara jumlah NPV positif dengan jumlah NPV negatif. Hal ini menunjukan bahwa besarnya benefit berapa kali besarnya biaya dan investasi untuk memperoleh suatu manfaat.

Rumus untuk menghitung Net B/C adalah:

Net =

Kriteria :

B/C > 1 = usaha layak untuk dilaksanakan, NPV >0 B/C = 1 = usaha layak dalam kondisi break event point B/C < 1 = usaha tidak layak untuk dilaksanakan

Internal Rate of Return(IRR)

IRR merupakan suku bunga maksimal untuk sampai kepada NPV bernilai sama dengan nol, jadi dalam keadaan untung rugi. IRR juga dianggap sebagai tingkat keuntungan atas investasi bersih dalam suatu proyek.

2 1 2)

Keterangan :

i1 = Tingkat bunga yang menghasilkan NPV positif i2 =Tingkat bunga yang menghasilkan NPVnegatif NPV1 = NPV pada tingkat bunga i1

NPV2 = NPV pada tingkat bunga i2

Proyek dikatakan layak jika:

IRR > dari tingkat suku bunga yang berlaku,

IRR = tingkat bunga yang berlaku maka NPV dari proyek tersebut sama dengan nol.

IRR < dari tingkat bunga yang berlaku maka berarti NPV < 0 berarti proyek tidak layak.

Payback Periods (PP)

Payback Periods merupakan jangka waktu pengembalian modal investasi yang akan dibayarkan melalui keuntungan yang diperoleh suatu usaha.

Semakin cepat waktu pengembalian, semakin baik untuk diusahakan. Adapun rumus untuk menghitung PP adalah sebagai berikut :

PP = Keterangan:

I = Jumlah investasi

Bt = Net benefit rata-rata tiap tahun

Dokumen terkait