• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Aspek Kelayakan Nonfinansial

Analisis mengenai aspek nonfinansial dilakukan untuk mengetahui sejauh mana usaha peternakan ayam buras pedaging yang dilakukan oleh Kelompok Tani Sehati di Desa Sirnagalih, Kecamatan Tamansari layak untuk dilaksanakan. Aspek nonfinansial yang akan dikaji lebih dalam antara lain adalah aspek pasar, aspek teknis, aspek manajemen, aspek hukum, serta aspek sosial, ekonomi dan lingkungan.

Aspek Pasar

Pasar menjadi aspek yang penting dalam kajian suatu kelayakan karena aspek ini menentukan keberlangsungan kegiatan bisnis dimasa yang akan datang. Suatu usaha yang menghasilkan suatu produk atau output perlu menganalisis keadaan pasar untuk produk atau output yang dihasilkannya. Begitupula dengan bisnis ayam buras pedaging yang dijalankan oleh Kelompok Tani Sehati. Berikut ini adalah analisis lebih lanjut mengenai

komponen-komponen dari aspek pasar pada usaha peternakan Kelompok Tani Sehati yaitu meliputi permintaan dan penawaran, serta pemasaran output.

1. Permintaan dan Penawaran

Potensi dan prospek pasar pada ayam buras cukup terbuka lebar, terutama potensi untuk pasar domestik. Hal ini dapat dilihat dengan semakin meningkatnya konsumsi ayam buras per kapita yaitu dari 0.501 kg/kapita pada tahun 2009 menjadi 0.602 kg/kapita pada tahun 2010 kemudian meningkat lagi pada tahun 2011 menjadi 0.626 kg/kapita (Dirjen peternakan 2012). Pada tahun berikutnya diperkirakan konsumsi per kapita ayam buras akan semakin meningkat dengan meningkatnya tingkat pendapatan dan pendidikan masyarakat. Penjualan pada Kelompok Tani Sehati yang dilakukan masih pada pasar domestik saja, yaitu berasal dari Kebon Jeruk, Tangerang, Sukabumi, dan masyarakat sekitar Bogor. Permintaan akan ayam buras pedaging dari Kebon Jeruk dan Tangerang biasanya dalam jumlah yang besar kepada Kelompok Tani Sehati dibandingkan dengan penjualan kepada konsumen langsung. Kebon Jeruk dan Tangerang biasanya dalam jumlah ratusan ekor yaitu 300-400 ekor ayam buras pedaging, untuk jumlah puluhan ekor biasanya berasal dari daerah sekitar yang langsung datang ke Kelompok Tani Sehati. Ada juga permintaan ayam buras pedaging dari perusahaan yang ingin melakukan kerjasama. Permintaan ayam buras dari perusahaan merupakan suatu jalinan kerjasama yang ditawarkan oleh perusahaan kepada Kelompok Tani Sehati. Kerjasama yang ditawarkan dari perusahaan maupun dari pengumpul yaitu Kelompok Tani Sehati harus menghasilkan ayam buras per hari bukan per siklus produksi. Berdasarkan wawancara dengan ketua Kelompok Tani Sehati jumlah ayam yang diminta yaitu 500 ekor ayam buras per hari kepada Kelompok Tani Sehati. Dilihat dari segi permintaan, Kelompok Tani Sehati masih belum bisa memenuhi banyaknya permintaan ayam buras yang datang kepada mereka. . Hal ini dikarenakan usaha peternakan ayam buras pedaging yang dilakukan oleh Kelompok Tani Sehati masih baru dilaksanakan. Sehingga hasil produksi yang bisa dihasilkan berdasarkan siklus produksi saja. Satu siklus produksi, jumlah ternak yang dibudidayakan sebanyak 1 500 ekor. Dari 1 500 ekor ayam buras pedaging yang dibudidayakan, 1 372 ekor yang mampu dihasilkan. Untuk saat ini jumlah ternak yang mampu dibudidayakan hanya 1 500 ekor saja, hal ini dikarenakan jumlah kandang yang dimiliki oleh Kelompok Tani Sehati masih sangat sedikit. Apabila Kelompok Tani Sehati melakukan pengembangan usaha dengan menambah jumlah kandang yang digunakan maka semakin banyak kapasitas ternak yang mampu dibudidayakan, sehingga dapat memenuhi permintaan ayam buras pedaging pada Kelompok Tani Sehati. Dilihat dari sisi permintaan ayam buras pedaging Kelompok Tani Sehati layak untuk dijalankan, karena

masih banyaknya permintaan ayam buras pedaging pada Kelompok Tani Sehati. Dilihat dari sisi penawaran, jumlah ayam buras pedaging yang mampu ditawarkan sesuai dengan kapasitas ternak yang mampu dibudidayakan, sehingga dilihat dari sisi penawaran Kelompok Tani Sehati layak dijalankan.

2. Pemasaran Output

Output yang dihasilkan oleh usaha peternakan ayam buras pada Kelompok Tani Sehati yaitu ayam buras dan kotoran ayam. Namun untuk kotoran ayam tidak dijadikan sebagai pendapatan. Kotoran yang dikumpulkan tidak dijual tetapi digunakan untuk pupuk bagi para petani. Kotoran tersebut diberikan kepada para petani di daerah dekat lokasi kandang yang menginginkannya. Penjualan ayam buras pada Kelompok Tani Sehati yaitu kepada pedagang besar, pedagang pengecer dan konsumen langsung. Ayam buras dijual kepada pedagang besar yang ada di Tangerang, Sukabumi, dan Kebun Jeruk. Pemasaran yang dilakukan hanya melalui telepon saja. Satu minggu sebelum ayam siap dijual Bapak Mahpudin sudah menelepon para pelanggannya juga sudah mencari informasi mengenai harga jual ayam buras. Biaya pengangkutan ayam yang siap dijual ditanggung oleh para pembeli, sehingga Kelompok Tani Sehati tidak perlu mengeluarkan biaya transportasi untuk mengantarkan ayam ke lokasi tujuan. Pedagang besar biasanya akan meminta kriteria ayam yang harus di penuhi oleh Kelompok Tani Sehati yaitu ayam yang beratnya 0.8 kg sampai 1 kg saja dan memiliki bulu ayam yang bagus. Ayam buras yang dijual kepada para pedagang pengecer biasanya berjumlah puluhan ekor saja. Umumnya pedagang pengecer yang datang ke Kelompok Tani Sehati adalah para pedagang ayam buras yang berasal dari Pasar Anyar. Sedangkan, ayam buras yang dijual langsung kepada konsumen yaitu masyarakat sekitar di Desa Sirnagalih. Umunnya konsumen datang langsung ke kandang untuk membeli ayam buras. Ayam buras yang dijual oleh Kelompok Tani Sehati yaitu dalam satuan berat kilogram. Kisaran harga jual ayam buras pedaging pada Kelompok Tani Sehati yaitu Rp25 000 sampai Rp30 000. Dilihat dari pemasaran output ayam buras pedaging, Kelompok Tani Sehati sudah memiliki pelanggan tetap sehingga memudahkan untuk memasarkan ayam buras pedaging yang dihasilkan. Sehingga pemasaran yang dilakukan layak untuk dijalankan. Berdasarkan uraian hasil analisis aspek pasar, pada aspek pasar usaha ternak ayam buras pada Kelompok Tani Sehati layak untuk dijalankan. Menurut Jumingan (2009) indikator suatu usaha dapat dikatakan layak secara pasar dilihat dari adanya permintaan dari output yang dihasilkan. Output yang dihasilkan oleh usaha Kelompok Tani Sehati adalah ayam buras pedaging. Saat ini permintaan ayam buras pedaging pada Kelompok Tani Sehati masih sangat banyak. Dilihat dari sisi penawaran, jumlah ternak yang mampu ditawarkan sesuai dengan kapasitas kandang yang dimiliki sehingga dilihat dari sis penawaran layak dijalankan. Apabali ingin

memenuhi permintaan yang buras pedaging, maka Kelompok Tani Sehati harus menambah jumlah kandang ternak ayam burasnya. Selain itu dilihat dari pemasaran yang dilakukan, Kelompok Tani Sehati sudah memiliki pelanggan tetap. Sehingga hasil analisis aspek pasar pada Kelompok Tani Sehati layak untuk dijalankan.

Aspek Teknis

Aspek teknis yang akan dikaji berkaitan dengan sumberdaya produksi yang digunakan oleh Kelompok Tani Sehati untuk budidaya ayam buras. Pada penelitian ini, aspek teknis yang akan dianalisis meliputi lokasi peternakan, proses produksi yang dilakukan, teknologi yang digunakan, serta tata letak (layout).

1. Lokasi Peternakan

Sebelum memulai usaha peternakan ayam buras sebaiknya dilakukan persiapan dengan baik dan matang, terutama dalam menentukan lokasi yang memenuhi syarat. Tahap persiapan ini sangat menentukan kelanjutan beternak ayam buras untuk jangka panjang. Sehingga, dalam menentukan lokasi peternakan diperlukan kecermatan agar memperoleh lokasi peternakan yang ideal.

Menurut Harianto dan Krista (2011) syarat utama lokasi peternakan ayam buras yang baik adalah jauh dari rumah warga agar peternakan yang dijalankan tidak menimbulkan kerugian bagi masyarakat sekitar dan peternakan itu sendiri. Populasi ayam buras yang cukup banyak akan menimbulkan suara berisik. Selain itu, menimbulkan polusi udara (berupa bau yang tidak sedap) yang dapat menimbulkan ketidaknyamanan bagi masyarakat.Lokasi kandang yang didirikan oleh Kelompok Tani Sehati merupakan lahan milik salah satu anggota kelompok. Jalan menuju lokasi kandang banyak terdapat aliran air sungai yang digunakan untuk mengairi sawah para petani. Persawahan yang ada didekat lokasi kandang merupakan mata pencaharian warga sehingga, lahan di dekat lokasi kandang untuk jangka waktu beberapa tahun ke depan tidak akan didirikan rumah ataupun bangunan publik lain yang berpotensi untuk mengancam keberadaan peternakan ayam buras. Lokasi kandang juga sangat baik, karena memperoleh sinar matahari yang cukup. Sinar matahari bermanfaat untuk mencegah penyakit akibat kelembapan yang terlalu tinggi. Sinar matahari yang cukup akan membuat kandang menjadi hangat dan penyakit tidak bisa bertahan hidup. Selain mencegah kemunculan penyakit, sinar matahari juga bermanfaat bagi metabolisme tubuh ayam.

Jarak lokasi kandang ke jalan raya yaitu sekitar 500 meter, jalan sekitar kandang merupakan jalan yang telah diaspal, sehingga hal ini memudahkan transportasi untuk masuknya bahan baku yaitu DOC dan transportasi untuk penjualan ayam. Sumber DOC ayam buras yang dibeli oleh Kelompok Tani Sehati yaitu berasal dari

PT Ayam Buras Indonesia namun, sekarang Kelompok Tani Sehati membeli dari PT Unggul. Pembelian DOC dilakukan hanya melalui via telepon dari ketua kelompok. Selain itu akses untuk membeli saprodi baik pakan, obat-obatan dan peralatan sangat mudah didapatkan. Pembelian pakan biasanya dilakukan melalui telepon juga, dan untuk obat-obatan dan peralatan ayam buras biasanya langsung dibeli di toko saprodi.

Sarana dan prasarana yang dimiliki oleh Kelompok Tani sehati digunakan untuk mendukung kelancaran usaha peternakan ayam buras yang dijalankan. Adapun sarana dan prasaran yang diperlukan untuk menjalankan kegiatan operasional yaitu ketersedian listrik dan air. Listrik yang digunakan oleh Kelompok Tani Sehati yaitu berasal dari rumah milik anggota kelompok yang tinggal disebelah kandang. Lisrik dibutuhkan untuk penerangan pada malam hari, serta digunakan untuk menyalakan mesin pompa air. Air yang digunakan kelompok berasal dari sumur yang berada dekat dari kandang ayam. Sehingga untuk kebutuhan air bersih dapat terpenuhi dengan baik. Sarana dan prasarana yang dimiliki juga oleh Kelompok Tani Sehati yaitu kandang, tempat pakan, tempat minum, alat pemanas, alat penyemprot dan berbagai peralatan lainnya. Pemanas buatan yang ada di kandang DOC yang digunakan oleh Kelompok yaitu Semawar. Satu buah semawar dapat menghangatkan 500 ekor DOC. Pemanas ini berbentuk seperti bunga mawar. Bagian atasnya dilengkapi kanopi dengan diameter sekitar satu meter. Kanopi ini berfungsi untuk mengoptimalkan panas yang dihasilkan.

Hasil analisis aspek teknis dari lokasi kandang pada usaha peternakan ayam buras Kelompok Tani Sehati layak untuk dijalankan. Indikator untuk melihat lokasi kandang didirikan sudah memenuhi syarat-syarat lingkungan yang sesuai untuk pertumbuhan ayam buras menurut Cahyono (2002), yaitu:

a. Lokasi usaha peternakan ayam buras pada Kelompok Tani Sehati ini berada di tengah persawahan dan cukup luas, sehingga udara segar, bersih dan tidak lembab.

b. Lokasi tidak berdekatan dengan keramaian yang dapat menimbulkan kebisingan, seperti keramaian lalu lintas. Lokasi yang berdekatan dengan keramaian dapat menyebabkan ayam stres, dan ini akan berpengaruh terhadap produksi. Hal ini dapat dilihat pada gambar 7 c. Akses jalan menuju lokasi kandang dapat dijangkau

dengan mudah. Jalan menuju kandang Kelompok Tani Sehati sudah diaspal dan lebar. Hal ini memudahkan transportasi yang keluar dan masuk ke kandang. Jalan menuju lokasi kandang dapat dilihat pada gambar 7. Selain itu akses terhadap input faktor produksi mudah didapatkan.

d. Lokasi harus bersih atau tidak berdekatan dengan tanaman atau bangunan-bangunan tinggi yang dapat menghalangi sinar matahari masuk ke kandang. Hal ini dapat dilihat pada gambar 7

e. Lokasi kandang harus mempunyai sumber air bersih dan listrik untuk penerangan. Kelompok Tani Sehati memiliki sumur sendiri yang dibangun bersama kelompok di dekat kandang. Selain itu, listrik yang digunakan berasal dari rumah salah satu anggota kelompok.

Gambar 7 Lingkungan lokasi kandang Sumber: Kelompok Tani Sehati 2013

2. Proses Produksi

Pada ayam buras pedaging tahap proses produksi yang dilakukan oleh Kelompok Tani Sehati antara lain:

a. Tahap persiapan

Pemeliharaan ayam buras yang dilakukan oleh Kelompok Tani Sehati diawali dengan persiapan kandang. Tahap persiapan kandang yang dilakukan sebelum DOC masuk kandang yaitu diawali dengan pembersihan kandang dari sisa-sisa kotoran pemeliharaan ayam sebelumnya, pencucian dengan air yang sudah dicampur dengan deterjen. Selesai pencucian dilanjutkan dengan penyemprotan kandang dengan desinfektan kemudian dikeringkan terlebih dahulu, baru ditaburi dengan kapur. Terakhir dari persiapan kandang yaitu pengistirahatan kandang kurang lebih selama dua minggu.

Gambar 8 Persiapan kandang Sumber: Kelompok Tani Sehati 2013 b. DOC masuk (Tahap pemeliharan pertama)

Sebelum DOC masuk kandang seluruh peralatan dicuci bersih, setelah kegiatan sterilisasi lalu dilakukan pemasangan pembatas untuk ayam DOC, pembatas dibuat melingkar menggunakan seng, setelah itu lantai kandang diberi alas berupa sekam padi dengan ketebalan 2 cm. Sekam yang digunakan jangan terlalu tebal karena, kebiasaan ayam yang suka mengais-ngais tanah atau sekam nantinya akan menyebabkan anak ayam yang lainnya dapat tertimbun dan menyebabkan kematian. Selanjutnya dilakukan pemasangan alat pemanas dan tirai kandang menggunakan terpal. Beberapa jam sebelum DOC tiba alat pemanas sudah mulai dinyalakan agar pada saat DOC masuk ke dalam kandang suhu ruangan dalam kandang sudah terasa hangat.

Gambar 9 DOC yang telah dikandangkan sumber: Kelompok Tani Sehati 2013

Tempat minum yang sudah dipersiapkan diisi dengan air gula merah. Satu Kg gula merah dapat digunakan utuk 1 000 ekor ayam. Gula merah yang sudah dimasak dicampur kedalam air, dan dimasukan ketempat minum ayam. Hal ini dilakukan untuk memulihkan kondisi dan energi DOC setelah menempuh perjalanan dari perusahaan pembibitan

ke perusahaan peternakan ayam. Saat DOC tiba, DOC ditimbang secara acak dan dihitung jumlahnya. Berat badan anak ayam berkisaran 30 gram, biasanya DOC dimasukkan kedalam dus, setiap dus berisi 100 ekor ayam. Setelah itu DOC diletakan di tempat yang sudah dipersiapkan sebelumnya. DOC tersebut dibiarkan beberapa saat agar bisa beradapatasi dengan lingkungan yang baru ditempatinya. Setelah beradaptasi, DOC tersebut diberi air gula merah yang sudah disiapkan, selang 2 jam kemudian DOC diberikan pakan diatas nampan sebanyak 1-2 gam per ekor DOC. Letak pakan dan letak minum diatur sedemikian rupa agar memudahkan DOC untuk menjangkaunya.

Tahapan pemeliharaan ayam setiap minggunya berbeda- beda. Adapun yang membedakanya antara lain jumlah pakan yang diberikan, penggunaan layar dan pembatasan yang dilebarkan seiring bertambahnya tubuh ayam, dan pemanas yang diatur suhunya sesuai dengan kondisi cuaca di lokasi kandang. Selain itu juga dilakukan pengawasan terhadap penyakit seperti pemberian vitamin, vaksin, dan obat-obatan. Tirai atau layar dipasang terus menerus dari pagi sampai malam hari selama tiga hari dari kedatangan DOC. Penggunaan layar atau tirai setelah umur 3 hari sudah mulai dibuka sedikit demi sedikit disesuaikan dengan kondisi atau suhu lingkungan di daerah tersebut. Pada umumnya umur 15 hari alat pemanas sudah mulai dilepas tergantung dengan kondisi atau suhu lingkungan. Apabila musim hujan pemanas masih tetap dipakai agar ayam tetap merasakan panas, bahkan penggunaan alat pemanas bisa mencapai umur 20 hari. Penimbangan berat badan ayam dilakukan setiap minggu dengan maksud untuk mengetahui perkembangan berat badan ayam selama pemeliharaan.

c. Tahap Pemeliharaan Kedua

Perbedaan pada tahap pemeliharaan kedua dengan tahap pemeliharaan pertama hanya pada pemanas.

Gambar 10 Ayam 30 hari kandang tanpa pemanas Sumber: Kelompok Tani Sehati 2012

Pada tahap pemeliharaan kedua ayam buras pedaging sudah berumur 30 hari dimana pada umur tersebut sudah tidak digunakan lagi pemanasnya. Sehingga tidak ada lagi pengaturan suhu pada pemanas. Selainnya pada tahap pemeliharan pertama dan kedua juga sama. Pengawasan terhadap penyakit juga dilakukan oleh Kelompok Tani Sehati. Berdasarkan pengalaman beternak, penyakit yang sering menyerang ayam buras pedaging di Kelompok Tani Sehati adalah penyakit gumboro yang menyerang sistem kekebalan tubuh ayam pada saat umur ayam 12-30 hari, sehingga ayan yang terserang gumboro biasanya menunjukkan gejala badan lesu disertai kehilangan nafsu makan, tubuh ayam terlihat gemetar, sering mengalami diare sehingga bulunya terlihat kotor dan kusam. Upaya pencegahan yang dilakukan oleh Kelompok Tani Sehati yaitu dengan menjaga kebersihan kandang, perlatan, pakan, air minum, memisahkan ayam yang sakit, membakar ayam yang mati akibat penyakit ini serta dengan memberikan vaksin khusus gumboro yang dicekokan ke mulut ayam. Penyakit lain yang menyerang ayam buras pada Kelompok Tani Sehati yaitu penyakit CRD (cronic respiratory disease) yang biasa dikenal dengan penyakit ngorok. Penyakit CRD yaitu ayam menderita pilek, dan disertai bunyi ngorok, serta ayam juga kelihatan diam seperti mati. Penyebab penyakit ini disebabkan oleh virus myeoplasma galli septicum. Virus ini menyerang ayam pada semua tingkatan umur. Pencegahan yang dilakukan oleh Kelompok Tani Sehati yaitu tidak menggunakan DOC yang mempunyai penyakit CRD, sebelumnya kelompok pernah membeli DOC dari salah satu perusahaan yang mempunyai penyakit CRD. Selain itu penyakit kolera sering menyerang ayam pada Kelompok Tani Sehati. Gejala penyakit kolera yaitu ayam mencret dengan tinja berwarna kekuningan, kemudian menjadi kecokelatan atau kehijauan yang disertai bau busuk, nafsu makan ayampun menurun. Penyakit ini disebabkan oleh bakteri salmonella multocida. Bakteri ini sangat mudah menular dan menyerang ayam pada semua tingkatan umur. Pengobatan yang dilakukan yaitu meneteskan NDB-1 ke mata ayam atau mencampurkannya kedalam minuman ayam. Kemudian diberikan NDB-2 apabila ayam terserang penyakit kolera lagi. Penyakit yang menyerang ayam buras pada Kelompok Tani Sehati sampai menyebabkan kematian yaitu Kanibalisme dan saling patuk. Hal ini disebabkan ayam yang diletakkan pada satu kandang yang terlalu padat dan jadwal pemberian makan yang tidak teratur. Namun, sekarang

penjadwalan pemberian pakan sudah diatur dan dicatat setiap harinya.

Gambar 11 Pengobatan terhadap penyakit Sumber: Kelompok Tani Sehati 2013

d. Pemanenan

Persiapan panen juga dilakukan oleh Kelompok Tani Sehati, ayam yang dibudidayakan oleh Kelompok Tani Sehati pada umur 70 hari ada yang sudah mulai panen, karena sudah mencapai bobot badan 0,8-1 kg. Penjualan dilakukan sesuai dengan permintaan. Satu minggu sebelum ayam siap dijual, ayam ditimbang terlebih dahulu bobot badannya, kemudian dipisahkan kekandang lainnya. Sedangkan umur 80 hari semua ayam sudah siap dijual.

Gambar 12 Penimbangan ayam siap dijual Sumber: Kelompok Tani Sehati 2013

Hasil analisis aspek teknis, menurut Harianto dan Krista (2011), tahap-tahap yang harus dilakukan adalah tahap persiapan kandang (membersihkan kandang, memasang alas kandang dan tirai atau terpal DOC, memasang pembatas, menyiapkan pemanas,

menyiapkan tempat pakan dan minum), tahap pemeliharaan (pemberian pakan dan minum, vaksinasi, obat dan vitamin dan pengaturan kepadatan) hingga tahap panen. Secara umum, teknik budidaya yang dilakukan oleh Kelompok Tani Sehati sudah sama. Sehingga secara proses budidaya usaha ternak ayam buras pada Kelompok Tani Sehati ini layak untuk dilakukan, namun perlu mempelajari dan mencari informasi mengenai penanganan penyakit ayam buras.

3. Teknologi

Teknologi yang digunakan oleh Kelompok Tani Sehati yaitu pemanas untuk DOC. Pemanas untuk DOC yang digunakan oleh Kelompok Tani Sehati sudah tepat guna untuk memanaskan 1500 ekor DOC ayam buras. Menurut Harianto dan Krista (2011) pemanas buatan wajib ada di kandang DOC. Fungsinya diibaratkan sebagai pengganti indukan alami untuk memberi kehangatan bagi anak ayam yang baru menetas. Menurut Harianto dan Krista (2011), jenis-jenis pemanas yang bisa digunakan antara lain:

a. Infra Red Gas Brooder (Gasolek)

Gasolek merupakan salah satu jenis pemanas yang banyak digunakan saat ini. Bahan bakarnya menggunakan gas (elpiji). Panas yang dipancarkan berupa sinar infra merah

(infra red). Satu gasolek dapat menghangatkan 800-1 000

ekor DOC. b. Semawar

Pemanas ini berbentuk seperti bunga mawar. Mudah dioperasikan serta dapat diatur panasnya menggunakan regulator, untuk mengoperasikannya menggunakan gas (elpiji). Satu semawar dapat menghangatkan 500 ekor DOC.

c. Pemanas Batu Bara

Pemanas ini berbahan bakar batu bara. Kapasitas pemanasannya untuk 500 ekor DOC. Kelebihan dari pemanas baru bara ini adalah panas yang dihasilkan cukup merata. Sebaliknya, kekurangannya adalah operasional penggunaannya cukup memakan waktu dibandingkan dengan menggunakan gasolek dan semawar. Selain itu juga sulit didapatkan.

d. Pemanas Kayu Bakar

Cara pengoperasianya dapat memasukkan kayu kedalam drum, lalu dibakar. pemanas ini bisa digunakan untuk menghangatkan 500 DOC. Kelemahannya penggunaannya memakan waktu, dan panas yang dihasilkan tidak bisa diatur besar kecilnya.

e. Lampu Bohlam

Hanya digunakan untuk kandang kotak panggung dan jumlah ternak yang relatif sedikit.

Menurut Harianto dan Krista (2011) gasolek dan semawar merupakan teknologi yang paling baik saat ini digunakan. Alasan Kelompok Tani Sehati tidak menggunakan gasolek melainkan semawar yaitu harga gasolek sedikit lebih mahal dan takut karena panas yang dipancarkan berupa infra merah. Oleh karena itu teknologi yang digunakan oleh Kelompok Tani Sehati tepat guna. Tiga buah semawar dapat menghangatkan 1 500 ekor DOC dan mampu mengoperasikannya dengan baik. Sehingga teknologi secara teknis dapat dikatakn layak.

Gambar 13 Semawar untuk pemanas DOC Sumber: Kelompok Tani Sehati 2013

4. Pembuatan Kandang dan Tata Letak (Layout)

Kandang yang didirikan oleh Kelompok Tani Sehati terbuat dari bahan baku jaring kawat untuk menutupi bagian samping

Dokumen terkait