• Tidak ada hasil yang ditemukan

. Analisis Persediaan Buah Segar pada hipermarket Giant Poins

Berikut ini akan dijelaskan gambaran umum dari sistem persediaan buah segar yang selama ini diterapkan oleh hipermarket Giant Poins, mulai dari proses pemesanan barang sampai dengan metode atau cara perhitungan yang digunakan untuk menentukan tingkat persediaan yang harus dimiliki.

. . . Perencanaan dan Pengadaan Produk

Perencanaan produk ditentukan oleh MD (Merchandise) di hipermarket Giant Poins. Penentuan jenis buah segar yang dijual di hipermarket Giant Poins adalah melalui persetujuan MD (Merchandise). Penentuan suplier untuk produk buah segar harus melalui ketentuan dan syarat yang berlaku. Syarat dan ketentuan untuk menjadi suplier hipermarket Giant Poins adalah sebagai berikut:

. Menyerahkan proposal langsung ke hipermarket Giant Poins

. Jika proposal diterima maka pihak hipermarket Giant Poins akan membuat PLU (Point Log Unit) gratis untuk suplier khusus produk buah segar. . Suplier harus mengajukan minimal item produk karena hipermarket

Giant Poins hanya akan mengeluarkan minimal PLU (Point Log Unit).

. Syarat untuk suplier adalah berani menyediakan jumlah pesanan yang diminta sehingga barang tidak terputus, mempunyai izin dari departemen kesehatan dan MUI, dan mempunyai sertifikat legalitas perusahaan. . Suplier harus bisa memenuhi jumlah pesanan untuk hipermarket Giant. . Suplier harus mampu mengikuti promosi.

Pengadaan produk ditentukan oleh manajer fresh and frozen atas persetujuan pihak MD (merchandise). Sebagian besar produk dipesan ke DC (Ditribution Center) di Cibitung sebagai gudang pusat hipermarket Giant Poins. Selain dari DC Cibitung, hipermarket Giant Poins juga memesan kepada suplier yang memasokkan produk buah segar di hipermarket Giant Poins. Data suplier tersebut disajikan dalam lampiran .

. Prosedur Pembelian, Proses Pemesanan dan Penerimaan Produk dari Suplier

Adapun proses pembelian dari suplier di hipermarket Giant Poins adalah sistem putus. Proses pemesanan di hipermarket Giant Poins mencakup aktivitas pemesanan dan alur pemesanan. Kemudian penerimaan produk dari suplier mencakup aktivitas penerimaan, pemajangan, penyimpanan dan penanganan mutu produk buah segar.

. Prosedur Pembelian

Prosedur pembelian produk dari supplier adalah sistem putus yang artinya produk terjual atau tidak terjual menjadi tanggungan hipermarket Giant Poins. Sistem pembayaran (dua puluh satu) hari berjalan.

. . Proses Pemesanan

Aktivitas proses pemesanan buah segar mencakup kegiatan sebagai berikut:

. SA (staf administrasi) membuat PO (purchase order) atas kebijakan dari manajer Fruit andVegetable yang telah diisi dalam catatan estimasi order.

Setiap hari staf administrasi mengecek buah segar yang sudah dipajang dan di gudang dengan membawa ordering book, jika persediaan buah segar sudah minimum maka jumlah pesanan akan dicatat dalam ordering book. Pemesanan jumlah buah segar akan disesuaikan dengan kebutuhan, jika kuantitas sudah mencapai minimum maka pemesanan akan dilakukan. Lembar estimasi order berisi keterangan sebagai berikut:

a. Nama barang dan nomor PLU (Point Log Unit).

b. Jumlah yang akan dipesan menggunakan metode pemesanan minimum dan maksimum. Data akan terlihat dalam komputer jumlah minimum dan maksimum buah yang boleh dipesan. PO (purchase order) pemesanan dibuat sebanyak rangkap dua; lembar untuk diserahkan ke supplier, lembar untuk MD (merchandise).

. Supplier akan membawa PO (purchase order) pada saat pengiriman buah segar. Secara ringkas, proses pemesanan disajikan dalam gambar berikut ini:

Gambar . Proses Pemesanan di Hipermarket Giant Poins

Metode persediaan yang digunakan oleh hipermarket Giant Poins adalah metode Min-Max (Minimum-maksimum). Metode Min-Max merupakan metode persediaan dimana kuantitas pemesanan hanya dapat dilakukan diantara kuantitas minimum dan maksimum dari rata-rata penjualan. Rata-rata penjualan diperoleh data penjualan tahun lalu. Sistem tersebut merupakan sistem informasi manajemen untuk mencegah terjadinya pemesanan diatas kuantitas rata-rata penjualan sehingga dapat meminimalisir kerusakan buah karena kelebihan order. Selain itu juga mencegah pemesanan dibawah kuantitas rata-rata penjualan demi menghindari kekurangan persediaan. Kelemahan dari sistem ini adalah frekuensi pemesanan yang dilakukan setiap hari sehingga biaya yang dikeluarkan untuk

Staf Administrasi mengisi lembar

estimasi

Atas persetujuan manajer fruit and

vegetable

PO untuk suplier PO untuk

merchandise

Mengisi lembar estimasi pemesanan berisi nama barang, nomor PLU dan

jumlah pesanan.

PO harus dibawa pada saat pengiriman barang

biaya pemesanan menjadi besar dan mengakibatkan gudang penyimpanan tidak efisien.

Sistem komputerisasi tersebut merupakan aplikasi dengan nama GBOS (Giant Book Office System) yang digunakan seluruh manajemen hipermarket Giant yang ada di Indonesia. Aplikasi GBOS terdapat beberapa pilihan menu. Menu tersebut antara lain sebagai berikut:

. Menu B - spaceman - expired - price change adalah untuk meng-input

barang broken stock seperti barang yang rusak dan kadaluarsa.

. Menu C – purchase order management adalah untuk membuat PO dalam pemesanan barang yang dilakukan oleh staf administrasi.

. Menu D – receiving extern and intern adalah untuk penerimaan barang yang dilakukan oleh divisi accounting.

Gambar menunjukan bahwa alur pemesanan di hipermarket Giant Poins proses pemesaan diawali dari estimasi pemesanan yang diisi dalam lembar estimasi order. Pesanan dilakukan dengan mentransfer data pesanan melalui modem. Kemudian barang di terima lalu stock dipajang dan sebagian disimpan di gudang, jika ada barang rusak baik setelah penerimaan sampai tidak habis terjual disebut dengan broken stock. Broken stock yang jumlahnya di-input dan disebut dengan broken stock-know, sedangkan jumlah broken stock yang tidak ke-input

maka disebut dengan broken stock-unknown. Ada pula produk broken stock second quality buah yang rusak sebagian, akan di diskon atau dilakukan PAP (Pemindahan Antar PLU) terlebih dahulu. PAP adalah penambahan nilai terhadap produk second quality. Contohnya; buah nenas, jambu dan bengkoang mengalami

kerusakan sebagian, maka buah-buahan tersebut akan dikupas dan dipotong kecil kemudian dikemas dalam steoroform lalu di-wrapping. Perlakuan tersebut adalah pindahan PLU dari PLU nenas, PLU jambu dan PLU bengkoang menjadi PLU rujak.

Gambar . Alur Pemesanan di Hipermarket Giant Poins

Jenis PO (Purchase Order) di hipermarket Giant Poins terbagi atas tiga tipe yaitu tipe A, tipe B dan tipe C. Tipe-tipe tersebut adalah sebagai berikut:

Estimasi Pemesanan

Modem Transfer

Jenis Po (Purchase Order) Tipe : A = DC (Ditribution Central) B = MD C = Suplier Barang diterima STOCK disimpan di gudang STOCK dipajang BS

(Broken Stock) Input Know Unknow

Produk SecondQuality

dilakukan PAP (Pemindahan Antar Point

. Type A/ DC Cibitung

Gambar . Alur Pemesanan Tipe A

Proses pemesanan tipe A adalah pemesanan ke DC (Distribution Central) Cibitung. DC Cibitung merupakan gudang pusat (ware house) hipermarket Giant karena hampir semua jenis persediaan buah dapat dipenuhi. Proses pemesanan ke DC Cibitung adalah sebagai berikut:

. Hipermarket Giant Poins meng-input pesanan dengan menggunakan metode Min-Max.

. Data yang telah di-input akan dikirim melalui modem.

. DC Cibitung akan menerima data tersebut dalam bentuk faktur atau delivery order. Faktur rangkap dua, lembar pertama untuk DC Cibitung dan rangkap dua untuk hipermarket Giant Poins.

. DC Cibitung secara otomatis akan menerima perintah untuk melakukan

packing dan kemudian didistribusikan ke hipermarket Giant Poins.

Giant Poins Input

(min max) Faktur / Delivery Order DC Packing Transportasi Modem

. Type B

MD adalah penyedia barang untuk hipermarket Giant Poins. Hipermarket Giant Poins hanya akan melakukan pemesanan ke pihak MD jika DC dan supplier tidak dapat memenuhi pemesanan. Berikut adalah gambar alur pemesanan tipe B.

Gambar . Alur Pemesanan Tipe B

Keterangan:

. Hipermarket Giant Poins memesan melalui telepon ke MD (Merchandise). MD memesan ke suplier.

. Suplier mengirim barang ke hipermarket Giant Poins.

. Type C

Ada beberapa jenis buah tertentu yang akan dipesan ke supplier (data supplier disajikan dalam lampiran ). Pemesanan langsung ke pihak supplier untuk beberapa buah ini dilakukan karena mempertimbangkan harga beli yang ditawarkan supplier lebih murah dibandingkan dengan memesan ke DC. Berikut adalah gambar alur pemesanan tipe C.

Order via telepon

Giant Poins MD

(merchandise)

Supplier

Gambar . Alur Pemesanan Tipe C

Keterangan:

. Hipermarket Giant Poins memesan melalui fax ke suplier. . Suplier mengirim barang ke hipermarket Giant Poins.

. . Proses Penerimaan

Aktivitas penerimaan buah segar dari supplier yaitu mulai pukul pagi mobil supplier datang dengan barangnya dan langsung melakukan pendaftaran pada BTRF (buku tamu dan registrasi faktur). Bagian accounting

mengecek PO dan faktur asli. PO dan faktur dicek jika benar dan lengkap, maka

supplier akan dipanggil dan pihak receiving akan menerima PO dan faktur. Sebaliknya jika tidak, barang tersebut akan dikembalikan ke suplier karena pihak hipermarket Giant Poins hanya akan menerima barang sesuai pesanan dan memenuhi tingkat standar. Setelah itu barang diturunkan dari mobil, pengiriman selesai dan barang masuk loading bay. Pemeriksaan dilakukan oleh pihak

receiving apakah PO dan faktur benar dan lengkap, jika tidak sesuai atau terjadi selisih harga maka supplier akan dihubungi. Staff receiving memeriksa dan menghitung buah yang datang, sesuai atau tidak dengan paduan kualitas dan kuantitas untuk buah segar. Barang yang sudah memenuhi kriteria maka barang dari transit area akan dimasukkan gudang pendingin, gudang proses atau dipajang

Giant Poins

fax

langsung di rak atau di chiller setelah diberi barcode. Detail flow chart

penerimaan barang dapat dilihat di lampiran .

. Penyimpanan, Penanganan Mutu dan Pengawasan Mutu Buah Segar

Penyimpanan buah segar mencakup kegiatan menyimpan ke gudang penyimpanan. Penanganan mutu produk buah segar mencakup penerimaan dan pemajangan. Jumlah yang akan dipajang tidak ditentukan kuantitasnya, jadi buah segar akan dipajang sampai tempat pemajangan buah penuh agar tampilan menarik.

. Penyimpanan Produk Buah Segar

Penyimpanan buah dilakukan setelah penerimaan, kemudian dilakukan pemajangan. Chiller dan gudang pendingin adalah tempat penyimpanan buah.

Chiller atau rak pendingin adalah alat yang digunakan untuk memajang buah kualitas terbaik. Buah yang dipajang di chiller akan diberi perlakuan khusus. Penanganan kualitas secara berkelanjutan dan penataan yang rapi sangat diutamakan. Buah yang dipajang di chiller adalah semua jenis buah organik kemasan, buah impor yang dikemas dengan steoroform, plastik dan jaring. Gambar merupakan gambar chiller yang digunakan di hipermarket Giant Poins untuk memajang buah kualitas terbaik.

Gambar . Chiller (Rak pendingin)

Gudang adalah sarana penunjang dalam menjaga kualitas buah. Gudang penyimpanan berfungsi sebagai tempat penyimpanan buah. Letak antar gudang sangat berdekatan agar mempermudah penanganan kualitas. Penanganan kualitas mencakup penyortiran yang dilakukan setiap hari dan display jika persediaan mencapai titik minimum.

Karakteristik produk buah segar adalah produk yang mudah rusak (perishable), dan hanya akan bertahan dalam suhu yang dingin. Gudang pendingin diperlukan untuk menjaga kualitas buah segar serta ruangan yang cukup untuk mengolah produk agar terlihat menarik. Ruang proses pengemasan sangat dibutuhkan untuk perlakuan seperti mengemas buah dengan kemasan styrofoam

dan plastik wrap sebelum dipajang, menyortir, dan melakukan penambahan nilai. Jenis gudang yang tersedia di hipermarket Giant Poins gudang pendingin. Gudang pendingin berukuran x m dengan suhu ruangan C sampai dengan C. Biasanya buah yang disimpan di gudang pendingin adalah semua jenis buah kecuali buah durian, pisang dan beberapa jenis buah lainnya yang tidak tahan

dalam suhu dingin. Saat akan diadakan promosi, persediaan buah segar yang dibutuhkan akan lebih besar untuk mencukupi kebutuhan pelanggan. Maka biasanya pemesanan akan dilakukan, lalu produk akan langsung disimpan digudang untuk menghadapi masa promosi. Gambar dan merupakan gambar kompresor dan gudang pendingin untuk menyimpan buah segar.

Gambar . Kompresor

Alat-alat yang digunakan untuk penunjang kegiatan pemajangan buah segar di hipermarket Giant Poins adalah sebagai berikut:

. Mulai dari area penerimaan ke gudang, barang diletakkan dalam container

berwarna hijau. Gambar merupakan gambar container yang digunakan di hipermarket Giant Poins.

Gambar . Container

. Buah segar dipajang di green bean (rak pemajangan yang digunakan hipermarket Giant Poins). Green bean terbuat dari bahan plastik berwarna hijau berukuran sekitar x m. Gambar adalah gambar green bean di hipermarket Giant Poins.

. Khusus buah pisang dipajang di rak bambu setinggi meter. Gambar merupakan rak bambu yang digunakan untuk pemajangan aneka pisang.

Gambar . Rak bambu

. Jenis buah dengan kualitas terbaik akan dipajang di chiller. Buah yang dipajang di chiller membutuhkan perhatian lebih dibanding buah segar yang dipajang di green bean. Buah segar yang dipajang di chiller

di-wrapping terlebih dahulu.

. Buah second quality adalah buah yang sudah mengalami penurunan kualitas. Biasanya dipajang dekat timbangan guna menarik perhatian

costumer saat menimbang buah. Buah second quality tetap dijual agar perusahaan tidak mengalami kerugian yang besar. Gambar merupakan tempat timbangan di hipermarket Giant Poins.

Gambar . Tempat Menimbang

. Buah segar yang dipromosikan akan diletakkan di green bean khusus promosi. Jaraknya berdekatan dengan buah pajangan lainnya atau dipajang di depan tepat di pintu masuk hipermarket Giant Poins.

. Alat yang digunakan untuk memudahkan display barang dari gudang penerimaan ke tempat pemajangan menggunakan garpu angkat dan palet. Gambar dan merupakan gambar garpu angkat dan palet yang digunakan untuk pengangkutan barang.

Gambar . Palet

. Penanganan Mutu Produk Buah Segar

Penanganan mutu produk buah segar mencakup penyortiran dan pengemasan buah sebelum dipajang. Gudang proses adalah tempat melakukan penyortiran dan pengemasan sebelum pemajangan. Letak antar gudang sangat berdekatan agar mempermudah penanganan mutu karena penyortiran dilakukan setiap hari. Gudang proses berfungsi sebagai tempat buah segar yang sudah ditarik. Adapun produk yang akan ditarik adalah produk yang tidak layak jual (rusak keseluruhan), atau produk tidak layak pajang (rusak sebagian). Di gudang proses buah akan diberi perlakuan sebagai berikut:

. Buah yang tidak layak pajang akan disortir yang masih bagus dan dipajang kembali. Sisanya akan ditimbang lalu datanya di-input ke komputer agar diketahui jumlah kerugiannya.

. Buah yang tidak layak pajang karena rusak sedikit atau sebagian maka akan dilakukan penambahan nilai dengan cara menjual dalam bentuk buah belah, atau buah kupas. Buah seperti: jeruk kupas, melon belah, semangka

belah bisa juga dilakukan diolah menjadi produk olahan seperti bakery dan minuman sari buah.

. Buah yang rusak keseluruhan (tidak layak konsumsi), maka akan ditimbang agar datanya di-input. Kemudian buah segar tersebut akan dihancurkan dan dibuang. Gambar merupakan gambar gudang proses di hipermarket Giant Poins.

Gambar . Gudang Proses

.Pengawasan Mutu Produk

Pelayanan konsumen juga sangat diperhatikan, seperti: jika produk buah yang setelah dibeli ternyata kualitasnya rendah atau bahkan rusak, maka customer

diperbolehkan mengganti dengan buah yang baru yang serupa dengan berat yang sama dengan menunjukkan struk pembelanjaan. Khusus untuk produk buah segar struk tersebut berlaku hanya dua hari karena lebih dari itu maka keluhan pelanggan tidak akan dilayani. Menjaga kualitas buah segar dilakukan penyortiran setiap hari oleh karyawan. Penarikan dan perlakuan terhadap buah segar adalah:

. Penarikan dan Perlakuan Buah Second Quality

Aktivitas penarikan dan perlakuan buah second quality mencakup kegiatan sebagai berikut:

a. Buah segar setiap hari disortir.

b. Buah segar akan ditarik dan dimasukkan ke gudang proses, jika terjadi penurunan mutu sedikit saja.

c. Buah segar akan disortir di gudang proses, yang bagus dipajang kembali. d. Buah yang sudah mengalami penurunan kualitas, maka akan diberi diskon

sebesar %. Produk yang diberi diskon % akan disebut produk second quality.

e. Selain itu, bisa juga dilakukan PAP (Perpindahan Antar PLU), contoh: durian yang sudah di-wrapping jika tidak laku dalam waktu satu hari setelah dimasukan kedalam gudang pendingin maka kondisi buah durian akan berair sehingga tidak layak dipajang lagi. Agar tidak banyak mengalami kerugian maka akan dilakukan PAP dengan mengolah durian menjadi lempok (selai durian), dan dibuatkan PLU baru.

. Penarikan dan Perlakuan Buah Broken Stock(BS)

Aktivitas penarikan dan perlakuan buah broken stock mencakup kegiatan sebagai berikut:

a. Kriteria buah yang ditarik yaitu: buah sudah mengalami penurunan mutu, kadaluarsa, penampilan secara fisik sudah tidak bagus, kemasan rusak, perubahan harga, dan memar.

b. Buah yang sudah benar-benar rusak akan dimasukkan ke gudang proses, ditimbang lalu di-input baru kemudian dihancurkan dan dibuang.

. Model Analisis ABC

Analisis ABC merupakan klasifikasi dari suatu kelompok material dalam susunan menurun berdasarkan biaya penggunaan material itu per periode. Persediaan barang dalam penjualan buah yang memiliki jenis penjualan yang sangat banyak pada umumnya memiliki tingkat prioritas yang tidak sama. Masing-masing barang membutuhkan analisis tersendiri untuk mengetahui besar

order size dan order point. Melalui analisis ABC, persediaan barang dapat diklasifikasikan jenis barang berdasarkan tingkat kepentingannya.

Prosedur analisis ABC adalah sebagai berikut:

. Pengelompokan semua jenis buah berdasarkan tingkat kuantitas penjualan tertinggi.

. Semua jenis barang tersebut diurutkan dalam persediaan berdasarkan ukuran standar.

Perusahaan skala besar seperti hipermarket Giant Poins memiliki persediaan jenis buah yang terdiri atas jenis buah (Lampiran ). Jenis buah yang termasuk ke dalam kelas A adalah jenis buah dengan tingkat kuantitas penjualan tertinggi yaitu total kuantitas adalah Kg. Jenis buah yang termasuk kedalam kelas B adalah jenis buah yaitu total kuantitas adalah Kg yang berada pada kuantitas di bawah kuantitas kelas A. Jenis buah

yang termasuk ke dalam kelas C adalah jenis buah yaitu total kuantitas adalah Kg yang merupakan kuantitas terendah dari penjualan.

Gambar . Analisis ABC pada hipermarket Giant Poins Sumber: Data primer diolah ( )

Perhitungan analisis ABC adalah sebagai berikut: . Kelas A : % x =

. Kelas B : % x = . Kelas C : % x =

Sampel diambil macam buah dari data buah yang memiliki tingkat kuantitas penjualan tertinggi, yaitu Kg ke atas. Hal ini dilakukan berdasarkan keputusan manajer yang memfokuskan perhatian persediaan pada kuantitas produk karena area penyimpanan yang terbatas. Tabel pengelompokkan kelas analisis ABC dari data tabel penjualan buah tahun akan diperlihatkan pada tabel berikut.

Tabel . Kelas A dari Analisis ABC Penjualan Buah Tahun .

NO Nama Barang Total Sales (Kg)

Kelas ABC

Jeruk lokam A Semangka merah non biji A Apel fuji RRC A Lengkeng bangkok A Mangga harum manis A Pisang cavendish A Jeruk mandarin shantang A Durian monthong A Pear ya lie RRC A Salak pondoh sleman A

Sumber: Data primer diolah ( )

Tabel adalah tabel buah yang termasuk dalam kelas A dari analisis ABC berdasarkan tingkat penjualan tertinggi. Sepuluh jenis buah yang termasuk ke dalam kelas A merupakan jenis buah yang akan dianalisis menggunakan model-model persediaan. Sepuluh jenis buah tersebut adalah buah dengan tingkat kuantitas penjualan Kg/tahun. Kemungkinan besar, buah tersebutlah yang memberikan keuntungan yang tinggi terhadap hipermarket Giant Poins. Hal yang perlu diperhatikan adalah bagaimana melakukan pengendalian persediaan yang tepat agar tingkat penjualan dapat bertambah setiap tahunnya. Data buah keseluruhan sesuai analisis ABC disajikan pada lampiran .

. Analisis Pola Permintaan/Penjualan Buah Segar

Buah segar memiliki pola permintaan/penjualan yang fluktuatif dan relatif konstan. Hal ini dapat dilihat dari grafik pola permintaan/penjualan (lampiran ) dengan melihat nilai simpangan baku dan permintaan rata-rata harian. Jika penjualan rata-rata terjadi pada nilai simpangan baku dan permintaan harian maka

pola permintaan relatif konstan. Sampel buah yang termasuk ke dalam buah yang pola permintaannya fluktuatif adalah buah semangka merah non biji, apel fuji RRC, pisang cavendish, durian monthong, pear ya lie RRC dan salak pondoh sleman. Buah tersebut akan dianalisis mengunakan metode periode tunggal dan

periodic review system. Sampel buah yang termasuk kedalam buah yang pola permintaannya relatif konstan adalah buah jeruk lokam, lengkeng bangkok, mangga harum manis dan jeruk mandarin shantang. Buah tersebut akan dianalisis menggunakan metode EOQ.

. Analisis Pengendalian Persediaan Buah Segar

Analisis pengendalian persediaan buah segar dilakukan menggunakan metode periode tunggal, periodic review system dan economic order quantity.

Analisis pengendalian persediaan mencakup perhitungan service level, persediaan optimal, persediaan pengaman dan tingkat persediaan harus melakukan pemesanan kembali. Perhitungan tersebut menyangkut kuantitas yang harus dijaga dan menghindari kerusakan yang berlebih.

. Analisis Persediaan Metode Periode Tunggal

Buah yang akan dianalisis menggunakan model periode tunggal adalah buah yang pola permintaannya fluktuatif. Buah tersebut adalah buah semangka merah non biji, apel fuji RRC, pisang cavendish, durian monthong, pear ya lie RRC dan salak pondoh sleman.

Ada beberapa komponen biaya yang dipertimbangkan dalam analisis ini. Biaya-biaya tersebut adalah biaya kehilangan penjualan (Cs) dan biaya kerusakan (Ce). Biaya kehilangan penjualan (Cs) diperoleh dari pengurangan harga jual

dengan harga beli, sedangkan biaya kerusakan (Ce) diperoleh dari harga beli dikurangi nilai penyelamatan. Nilai penyelamatan untuk keenam jenis buah segar yaitu; apel fuji RRC, semangka merah non biji, pisang cavendish, durian monthong, pear ya lie RRC dan salak pondoh sleman adalah %. Nilai diperoleh karena adanya kegiatan mutasi untuk keenam jenis buah ini pada saat periode pengambilan data sehingga buah yang mengalami penurunan kualitas akan didiskon atau dilakukan PAP.

Langkah pertama yang dilakukan dalam analisis periode tunggal adalah perhitungan tingkat pelayanan atau service level (SL) yang berdasarkan biaya kehilangan penjualan (Cs) dan biaya kerusakan (Ce), (Lampiran ). Bila nilai

Dokumen terkait