• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Saluran dan Lembaga Tataniaga

Proses tataniaga benih ikan gurame di Desa Sukamaju Kidul, Kecamatan Indihiang, Kota Tasikmalaya melibatkan beberapa lembaga tataniaga. Lembaga tataniaga benih ikan gurame tersebut adalah pedagang pengumpul, Kelompok Tani Sukarame, pedagang besar (dalam wilayah dan luar wilayah), dan pedagang pengecer keliling,. Pedagang pengumpul dalam penelitian ini berjumlah sebanyak 3 orang yang berlokasi di Kecamatan Indihiang, pihak kelompok tani sebanyak 1 kelompok, pedagang besar berjumlah 2 orang yang berlokasi di Depo Ikan Kota Tasikmalaya dan Pasar Pageningan, pedagang luar daerah sebanyak 2 orang, dan pedagang pengecer keliling berjumlah 5 orang dengan lokasi usaha tersebar di desa-desa wilayah Kota Tasikmalaya.

Analisis saluran tataniaga benih ikan gurame dalam penelitian ini dilakukan berdasarkan kondisi penyaluran benih ikan gurame di tingkat lembaga-lembaga tataniaga yang terlibat hingga ketangan konsumen. Kegiatan penyaluran benih ikan gurame ini dibatasi dengan waktu antara bulan Bulan Maret hingga Mei tahun 2013. Adapun penjabaran mengenai proses penyaluran benih ikan gurame para pembudidaya ikan gurame menurut hasil penelitian yang telah dilakukan adalah sebagai berikut.

1. Penyaluran benih di tingkat pembudidaya

Pembudidaya ikan gurame adalah warga di lokasi penelitian yang menjalankan usaha budi daya ikan gurame (Gambar 4.a dan 4.b). Pembudidaya ikan gurame dalam penelitian ini digolongkan menjadi 2 jenis. Jenis pembudidaya yang pertama adalah pembudidaya yang melakukan penjualan dengan menggunakan peran kelompok tani sebagai media pemasaran dan yang tidak menggunakan kelompok tani sebagai media pemasaran. Kegiatan usaha pembudidayaan benih ikan gurame sendiri dapat digolongkan ke dalam dua jenis, yaitu : usaha pemijahan dan pendederan. Pelaku usaha pemijahan adalah para pembudidaya yang melakukan usaha mulai dari mengawinkan indukan gurame hingga menghasilkan telur, sedangkan pelaku usaha pendederan menggunakan

input produksi berupa benih minimal ukuran telur hingga ukuran ‘kaset’ (15-20

(a) (b)

Gambar 4 Bak oven sebagai tempat pemeliharaan banih setelah penetasan dan kolam usaha pembenihan ikan gurame dari salah satu responden pembudidaya non anggota

Proses penyaluran benih ikan gurame dari pembudidaya anggota dan non anggota dengan tujuan akhir konsumen di dalam dan luar wilayah Kota Tasikmalaya ini terdiri atas transaksi penjualan kepada beberapa pihak. Transaksi penjualan yang pertama adalah penjualan yang dilakukan oleh pembudidaya anggota dengan kelompok tani. Pada jenis transaksi yang pertama ini, kelompok tani berperan sebagai lembaga atau media fasilitator pembudidaya anggota dalam memasarkan benih ikan gurame. Sebanyak 15 orang dari 18 pembudidaya anggota melakukan penjualan pada Kelompok Tani Sukarame. Total volume benih ikan gurame yang disalurkan 15 responden pembudidaya ini selama Bulan Maret hingga Mei tahun 2013 adalah sebanyak 106 000 ekor atau sebesar 83.5 persen dari seluruh volume benih pembudidaya anggota.

Transaksi penjualan yang kedua adalah penjualan penbudidaya dengan pedagang pengumpul yang dilakukan anggota dan non anggota kelompok tani. Pada penelitian ini jumlah responden pedagang pengumpul yang terlibat adalah sebanyak 3 orang yang belokasi di Kecamatan Indihiang. Tercatat sebanyak 18 orang responden pembudidaya (3 orang anggota dan 15 orang non anggota) melakukan penjualan kepada pedagang pengumpul dengan total volume sebanyak 121 700 ekor. Untuk volume benih dari pembudidaya anggota yang disalurkan kepada pengumpul adalah sebanyak 19 000 ekor atau sebesar 15.0 persen dari seluruh volume benih ikan gurame responden pembudidaya anggota. Kemudian untuk volume benih ikan gurame dari pembudidaya non anggota adalah sebanyak 102 700 ekor atau 98.6 persen dari seluruh volume benih ikan gurame responden pembudidaya non anggota.

Transaksi penjualan yang ketiga adalah transaksi penjualan benih ikan gurame yang dilakukan dengan konsumen secara langsung. Pada penjualan dengan konsumen secara langsung ini dilakukan oleh pembudidaya anggota maupun non anggota kelompok tani. Tercatat sebanyak 16 orang responden dengan total volume seluruhnya sebanyak 3 350 ekor benih ikan gurame di pasarkan secara langsung. Pada pembudidaya anggota volume benih yang disalurkan secara langsung kepada konsumen adalah sebanyak 1 900 ekor atau sebesar 1.5 persen dari volume keseluruhan benih di tingkat pembudidaya anggota.

Adapun untuk pembudidaya non anggota volume benih yang disalurkan secara langsung kepada konsumen adalah 1 450 ekor atau 1.4 persen dari volume keseluruhan benih di tingkat pembudidaya non anggota kelompok tani.

2. Penyaluran benih ikan gurame di tingkat Kelompok Tani Sukarame

Kelompok Tani Sukarame merupakan wadah bagi para pembudidaya ikan gurame yang berperan sebagai media pemasaran para anggota. Kelompok tani ini berlokasi di Desa Sukamaju Kidul dan pada saat penelitian ini dilaksanakan baru berdiri kurang lebih selama 4 tahun. Adanya kelompok tani ini dimaksudkan agar permasalahan para pembudidaya ikan gurame di lokasi penelitian dapat diatasi, baik itu permasalahan dalam teknis, kegiatan usaha tani, maupun dalam kegiatan pasca panen (kegiatan pemasaran).

Hal ini dikarenakan kelompok tani dapat berperan seperti pedagang pengumpul, yaitu mengumpulkan hasil produksi para anggota untuk disalurkan secara kolektif ke lembaga tataniaga selanjutnya. Adanya penjualan secara kolektif yang dilakukan kelompok bukan berarti para pembudidaya anggota tidak dapat menjual hasil produksi ke pihak lain. Hanya saja ada kebijakan yang dibuat bersama agar para pembudidaya anggota memprioritaskan pesanan yang datang ke kelompok. Kelompok Tani Sukarame melakukan penjualan benih ikan gurame dari para anggotanya kepada beberapa pihak pembeli. Penjualan yang dilakukan oleh Kelompok Tani Sukarame dimaksudkan sebagai upaya untuk membantu anggota dalam memasarkan hasil panen. Pada penelusuran di lokasi penelitian tercatat sebanyak 15 orang responden pembudidaya anggota melakukan pemasaran kepada Kelompok Tani Sukarame.

(a) (b)

Gambar 5 Kolam indukan ikan gurame milik ketua Kelompok Tani Sukarame Pada tingkat kelompok tani benih ikan gurame ini akan disalurkan kepada beberapa pihak pembeli bedasarkan permintaan pemesanan yang dilakukan. Tercatat selama Bulan Maret hingga Mei tahun 2013 penjualan benih ikan gurame di tingkat Kelompok Tani Sukarame dilakukan sebanyak 2 aktivitas penjualan dengan total volume benih sebanyak 106 000 ekor benih ikan gurame. Penjualan ini dilakukan dengan pedagang yang berlokasi di luar wilayah Kota Tasikmalaya sebagai pihak pembeli, yaitu pedagang di Kota Bandung dan Kota Ciamis.

3. Penyaluran benih ikan gurame di tingkat pedagang pengumpul

Pihak atau lembaga tataniaga selanjutnya yang terlibat dalam pemasaran benih ikan gurame di Desa Sukamaju Kidul adalah pedagang pengumpul. Pedagang pengumpul berlokasi di wilayah Kecamatan Indihiang dan bertindak sebagai perseorangan yang menampung atau mengumpulkan hasil panen para pembudidaya (Gambar 6.b). Ditingkat pedagang pengumpul ini benih ikan gurame akan disalurkan kepada pedagang besar maupun kepada konsumen secara langsung.

Berdasarkan hasil penelusuran pada responden pembudidaya ikan gurame di lokasi penelitian, terdapat 3 orang pedagang pengumpul yang melakukan pembelian benih ikan gurame kepada responden pembudidaya ikan gurame (anggota dan non anggota kelompok tani). Total volume benih ikan gurame dari ketiga pedagang pengumpul adalah sebanyak 121 700 ekor. Hasil pembelian benih ikan gurame dari para pembudidaya ikan gurame ini kemudian akan disalurkan kepada konsumen melalui beberapa cara.

(a) (b)

Gambar 6 Kios penjualan salah satu pedagang ikan gurame pada di Pasar Pagendingan dan kolam penampungan benih pada pengumpul benih di Kecamatan Indihiang, Kota Tasikmalaya

Penyaluran benih ikan gurame di pedagang pengumpul yang pertama adalah yang dilakukan kepada pedagang besar. Pedagang pengumpul melakukan penjualan benih kepada pedagang besar yang berlokasi di Pasar Ikan Pageningan atau Depo Ikan Kota Tasikmalaya. Rata-rata pedagang pengumpul melakukan penjualan dengan pedagang besar sebayak 1 kali seminggu atau bergantung pada kondisi permintaan dan penawaran di tingkat pedagang besar. Total volume benih yang disalurkan pedagang pengumpul kepada pedagang besar adalah sebanyak 107 000 ekor atau sebesar 87.9 persen dari total volume benih di tingkat pedagang pengumpul. Selain penjualan yang dilakukan dengan pedagang besar, pedagang pengumpul juga melakukan penjualan benih ikan gurame secara langsung kepada konsumen. Sebanyak 14 700 ekor atau 12.1 persen dari total volume benih di tingkat pengumpul disalurkan secara langsung kepada konsumen.

4. Penyaluran benih ikan gurame di tingkat pedagang besar

Pedagang besar berperan dalam menampung benih ikan gurame hasil pembelian dari para pedagang pengumpul. Rata-rata pedagang besar memiliki

tingkat penjualan yang lebih besar dari para pedagang pengumpul. Para pedagang besar ini melakukan penjualan dengan pedagang pengecer maupun konsumen secara langsung.

Responden pedagang besar benih ikan gurame pada penelitian ini adalah berjumlah sebanyak 2 orang yang berlokasi di Pasar Ikan Pageningan dan Depo Ikan Kota Tasikmalaya (Gambar 4.a). Baik pedagang besar di lokasi Pasar Ikan Pageningan maupun Depo Ikan Kota Tasikmalaya melakukan pembelian benih ikan gurame dari responden pedagang pengumpul. Tercatat sebanyak 107 000 ekor benih ikan gurame di tingkat pedagang besar bersumber dari pedagang pengumpul. Benih ikan gurame di tingkat pedagang besar ini kemudian disalurkan kepada pedagang pengecer maupun langsung kepada konsumen. Pada penelusuran di lokasi penelitian diketahui bahwa responden pedagang besar melakukan penjualalan dengan sebanyak 5 orang pedagang pengecer dengan total volume penjualan sebanyak 4 200 ekor benih ikan gurame.

Selain itu juga terdapat pedagang besar yang berlokasi di luar wilayah Kota Tasikmalaya yang melakukan pembelian dengan pihak kelompok tani. Pedagang besar pada saluran tataniaga kelompok tani ini berlokasi di Kota Bandung dan Kota Ciamis berjumlah sebanyak 2 orang. Total volume benih pada 2 pedagang besar luar wilayah yang bersumber dari Kelompok Tani Sukarame adalah sebanyak 106 000 ekor. Benih ikan gurame di tingkat pedagang besar luar wilayah ini selanjutnya akan disalurkan kepada konsumen di luar wilayah Kota Tasikmalaya.

5. Penyaluran benih ikan gurame di tingkat pedagang pengecer

Pedagang pengecer dalam menjalankan kegiatan usahanya tidak seperti pedagang besar atau pedagang pengumpul yang memiliki tempat usaha yang tetap. Pedagang pengecer ini melakukan kegiatan penjualan dengan berkeliling ke desa-desa di wilayah Kota Tasikmalaya untuk mendatangi langsung kolam-kolam konsumen. Jumlah responden pedagang pengecer pada penelitian ini adalah sebanyak 5 orang (berdasarkan penelusuran di tingkat pedagang besar). Masing- masing pedagang pengecer ini melakukan pembelian benih ikan gurame dengan pedagang besar yang berlokasi di Depo Ikan maupun di Pasar Ikan Pagendingan Kota Tasikmalaya.Total volume benih ikan gurame di tingkat pedagang pengecer adalah sebanyak 4 200 ekor. Seluruh benih ikan gurame di tingkat pedagang pengecer ini selanjutnya akan dipasarkan hanya kepada konsumen.

Berdasarkan hasil pengamatan pada proses penyaluran benih ikan gurame pada masing-masing lembaga tataniaga tersebut, diperoleh beberapa saluran tataniaga benih ikan gurame di Desa Sukamaju Kidul, Kecamatan Indihiang, Kota Tasikmalaya. Saluran-saluran tataniaga benih ikan gurame ini membentuk sebuah sistem tataniaga benih ikan gurame yang ditampilkan pada Gambar 7.

 Saluran tataniaga I : pembudidayakelompok tani pedagang luar wilayahkonsumen (pelaku usaha pembesaran ikan gurame)

 Saluran tataniaga IIa : pembudidayapengumpulpedagang besar

pengecerkonsumen (pelaku usaha pembesaran ikan gurame)

 Saluran tataniaga IIb : pembudidayapengumpulpedagang besar

konsumen (pelaku usaha pembesaran ikan gurame)

 Saluran tataniaga IIc : pembudidaya  pengumpul  konsumen (pelaku usaha pembesaran ikan gurame)

 Saluran tataniaga III : pembudidayakonsumen (pelaku usaha pembesaran ikan gurame)

Gambar 7Saluran tataniaga benih ikan gurame dengan ukuran 5-7 cm melalui dan tanpa melalui kelompok tani sebagai media pemasaran di Desa Sukamaju Kidul tahun 2013

Saluran tataniaga I

Saluran tataniaga I melibatkan Kelompok Tani Sukarame sebagai lembaga fasilitator dari para pembudidaya anggota untuk memasarkan hasil produksi benih ikan gurame dan hanya digunakan oleh pembudidaya anggota kelompok. Hasil panen benih ikan gurame pada saluran I dijual secara kolektif dengan menggunakan fungsi dari kelompok tani sebagai media pemasaran. Benih ikan gurame hasil panen dari para anggota yang dikumpulan oleh Kelompok tani selanjutnya akan disalurkan kepada pihak pembeli.

Pada saat penelitian dilakukan, penjualan yang dilakukan oleh kelompok tani adalah kepada pembeli yang berlokasi di Kota Bandung dan Ciamis. Pihak pembeli ini adalah pedagang benih ikan gurame yang akan memasarkan benih

I IIc IIa III 83.5% IIb Pembudidaya ikan gurame

Volume total: 231 050 ekor

Pembudidaya anggota : 126 900 ekor Pembudidaya non anggota : 104 150 ekor

Pengumpul

Volume total : 121 700 ekor Anggota : 19 000 ekor (15.0%) Non anggota : 102 700 ekor (98.6%)

Pedagang besar Volume total : 107 000 ekor

Pedagang pengecer Volume total: 4 200 ekor

Konsumen daerah dan luar daerah Keterangan :

Saluran I  Saluran IIa  Saluran IIb  Saluran IIc  Saluran III Kelompok tani

Volume : 106 000 ekor

Anggota : 106 000 ekor (83.5%) Non anggota : 0 ekor (0%)

1.4%

6.4%

44.5% 1.8%

Pedagang besar luar Volume total : 106 000 ekor

Konsumen luar daerah

diluar wilayah Kota Tasikmalaya.Total volume benih ikan gurame dari responden pembudidaya ikan gurame yang disalurkan pada saluran tataniaga I ini adalah sebanyak 106 000 ekor atau 83.5 persen dari total benih ikan gurame seluruh responden pembudidaya anggota kelompok tani.

Untuk seluruh permintaan benih ikan gurame yang datang ke Kelompok Tani Sukarame akan dikordinasikan kepada para anggota. Kelompok tani akan melihat kondisi stok benih ikan berdasarkan ukuran yang dimiliki angota terlebih dahulu. Selanjutnya kelompok tani akan melakukan pengumpulan benih ikan gurame dari anggota dengan melakukan penjemputan ke kolam ikan anggota atau anggota sendiri yang mengantarkan. Pada kegiatan penjemputan benih ikan gurame yang dilakukan kelompok tani dilakukan oleh 2 sampai 4 orang tenaga kerja tidak tetap yang diupah perhari.

Hasil pemanenan benih ikan gurame para pembudidaya ini selanjutnya akan dilakukan penyortiran dan penyimpanan selama beberapa hari oleh pihak kelompok tani.Hal ini dilakukan untuk menjaga tingkat keseragaman dari ukuran benih dan menyamakan tingkat adaptasi benih yang nantinya akan dikirim kepada pihak pembeli. Benih ikan gurame di tingkat Kelompok Tani Sukarame ini selanjutnya akan dikemas ke dalam plastik sebagai media penyimpanan dalam pengangkutan kelokasi pembeli. Pengangkutan dilakukan dengan menggunakan mobil pick-up atau angkutan pedesaan yang disewa oleh Kelompok Tani Sukarame. Pada saluran tataniaga I ini Kelompok Tani Sukarame lebih berperan sebagai media pemasaran dari para pembudidaya anggota kelompok tani. Oleh sebab itu setiap keuntungan dari harga jual maupun beban biaya pemasaran nantinya akan dikembalikan kepada para anggota.

Saluran tataniaga IIa

Saluran tataniaga IIa melibatkan pedagang pengumpul, pedagang besar, dan pedagang pengecer dalam proses penyaluran benih ikan gurame kepada konsumen. Pada saluran tataniaga IIa benih ikan gurame dari pembudidaya (anggota dan non anggota) akan dijual kepada pedagang pengumpul. Pedagang pengumpul ini selanjutnya akan menyalurkan kepada pedagang besar yang berlokasi di Depo Ikan Kota Tasikmalaya atau Pasar Ikan Pageningan. Benih di pedagang besar ini selanjutnya akan disalurkan kepada pedagang pengecer keliling sebelum disalurkan kepada konsumen.

Pedagang pengumpul yang melakukan pembelian dengan pembudidaya ikan gurame di Desa Sukamaju Kidul adalah sebanyak 3 orang. Pembudidaya biasanya telah memiliki pedagang pengumpul langganan dalam melakukan penjualan. Pembudidaya hanya mengeluarkan biaya untuk kegiatan pemanenan pada penjualan yang dilakukan dengan pedagang pengumpul. Pedagang pengumpul akan menanggung biaya tataniaga dari kegiatan pembelian dengan pembudidaya. Biaya tataniaga yang dikeluarkan oleh ketiga pedagang pengumpul adalah rata- rata sebanyak Rp 20/ekor hingga Rp 40/ekor, sedangkan untuk pembudidaya biaya yang dikeluarkan adalah rata-rata sebesar Rp 8.88/ekor (Lampiran 4).

Responden pembudidaya ikan gurame yang melakukan penjualan kepada pedagang pengumpul adalah sebanyak 18 orang responden (3 orang anggota dan 15 orang non anggota) dari total seluruh responden pembudidaya sebanyak 33 reponden. Total volume benih dari pembudidaya anggota yang dipasarkan melalui pedagang pengumpul adalah sebanyak 19 000 ekor atau sebesar 15 persen dari

total seluruh benih yang dihasilkan responden pembudidaya anggota. Adapun untuk volume benih dari responden pembudidaya non anggota yang disalurkan kepada pedagang pengumpul adalah sebesar 102 700 ekor (98.6 persen) dari total seluruh benih yang dihasilkan pembudidaya non anggota. Sehingga total volume benih yang disalurkan pedagang pengumpul adalah sebesar 121 700 ekor yang bersumber dari pembudidaya anggota maupun non anggota kelompok tani.

Benih ikan gurame di pedagang pengumpul ini selanjutnya akan disalurkan kepada pedagang besar. Berdasarkan hasil penelusuran di lokasi penelitian yang dilakukan selama Bulan Maret hingga Mei tahun 2013, benih ikan gurame di tangan ketiga pedagang pengumpul yang disalurkan langsung kepada pedagang besar adalah sebanyak 107 000 ekor. Penjualan dari para pedagang pengumpul kepada pedagang besar ini dilakukan rata-rata dengan intensitas penjualan sebanyak 2 sampai 4 kali dalam 1 bulan.

Benih ikan gurame di pedagang besar ini selanjutnya disalurkan kepada pedagang pengecer keliling. Responden pedagang pengecer yang melakukan pembelian kepada pedagang besar saat pengumpulan data adalah sebanyak 5 orang. Jumlah benih ikan gurame yang dipasarkan kepada pedagang pengecer keliling adalah sebanyak 4 200 ekor atau rata-rata sebanyak 800 ekor benih ikan gurame per pedagang pengecer keliling.

Sehingga untuk total volume benih ikan gurame yang dipasarkan pada saluran IIa ini didapatkan berdasarkan besarnya volume benih ikan gurame yang dipasarkan pedagang pengecer.Total volume benih ikan gurame yang dipasarkan oleh pedagang pengecer sendiri adalah sebanyak 4 200 ekor atau sebesar 1.8 persen dari volume benih yang dipasarkan oleh seluruh pembudidaya (anggota maupun non anggota) selama periode bulan Maret hingga Mei 2013.

Saluran tataniaga IIb

Saluran tataniaga IIb melibatkan pembudidaya,pedagang pengumpul, dan pedagang besar tanpa melibatkan pedagang pengecer dalam proses penyaluran benih ikan gurame kepada konsumen.Saluran IIb ini dapat digunakan oleh kedua jenis pembudidaya (anggota maupun non anggota). Sama halnya dengan saluran IIa, pada saluran IIb ini benih di tingkat pembudidaya ikan gurame akan dijual kepada pedagang pengumpul.

Total volume benih ikan gurame yang dipasarkan pada saluran IIb ini adalah sebanyak 102 800 ekor (44.5 persen) dari total keseluruhan benih yang dihasilkan pembudidaya (anggota dan non anggota). Nilai ini didapatkan berdasarkan volume benih ikan gurame di tingkat pedagang besar yang tidak disalurkan kepada pedagang pengecer. Karena selain penjulan yang dilakukan dengan pedagang pengecer keliling, pedagang besar juga dapat melakukan penjualan secara langsung dengan konsumen. Tercatat sebanyak 4 200 ekor benih ikan gurame dari 2 pedagang besar disalurkan kepada pedagang pengecer. Artinya sebanyak 102 800 ekor atau 44.5 persen dari total seluruh benih ikan yang dipanen pembudidaya (anggota dan non anggota) dipasarkan pada saluran tataniaga IIb.

Saluran tataniaga IIc

Saluran tataniaga IIc dapat digunakan oleh kedua jenis responden pembudidaya ikan gurame dengan hanya melibatkan pedagang pengumpul dalam

proses tataniaganya. Saluran tataniaga IIc ini terbentuk karena di tingkat pedagang pengumpul penjualan benih ikan gurame tidak hanya dilakukan kepada pedagang besar saja, melainkan juga kepada konsumen secara langsung.

Total volume benih ikan gurame dari pembudidaya ikan gurame pada saluran ini adalah sebanyak 14 700 ekor atau sebesar 6.4 persen dari seluruh volume benih para responden pembudidaya (anggota dan non anggota). Hal ini berdasarkan atas volume benih ikan gurame di tingkat pedagang pengumpul yang dipasarkan kepada konsumen. Sebanyak 107 000 ekor benih ikan gurame dari 3 orang pedagang pengumpul disalurkan kepada 2 orang pedagang besar. Hal ini menunjukan bahwa sebanyak 14 700 ekor atau 6.40 persen dari seluruh volume benih yang di produksi pembudidaya (anggota dan non anggota kelompok tani) dipasarkan pada saluran tataniaga IIc.

Saluran tataniaga III

Saluran tataniaga III merupakan proses penyaluran benih ikan gurame dari para pembudidaya (anggota atau non anggota) secara langsung kepada konsumen tanpa menggunakan lembaga tataniaga perantara. Pada saluran III volume dari benih yang dipasarkan sangatlah kecil dibandingkan dengan volume saluran tataniaga lainnya. Tercatat sebanyak 16 orang responden pembudidaya dari kedua jenis responden melakukan penjualan secara langsung kepada konsumen.

Volume benih ikan gurame dari pembudidaya anggota kelompok tani yang disalurkan kepada konsumen secara langsung adalah sebanyak 1 900 ekor atau sebesar 1.5 persen dari total benih yang dihasilkan seluruh pembudidaya anggota. Kemudian untuk volume benih yang dihasilkan oleh responden pembudidaya non anggota adalah sebanyak 1 450 ekor atau sebesar 1.4 persen dari total benih yang dihasilkan seluruh pembudidaya non anggota. Sehingga secara keseluruhan volume benih yang disalurkan melalui saluran III ini adalah sebanyak 3 350 ekor atau sebesar 1.4 persen dari seluruh benih ikan gurame di tingkat pembudidaya (anggota dan non anggota).

Analisis Struktur Pasar

Analisis struktur pasar dari tataniaga benih ikan gurame di Desa Sukamaju Kidul, Kecamatan Indihiang, Kota Tasikmalaya dalam penelitian ini adalah berdasarkan sudut pandang penjual. Analisis struktur pasar dilakukan berdasarkan beberapa kriteria atau indikator. Adapun kriteria atau indikator utama dalam menganalisis struktur pasar adalah jumlah penjual dan pembeli, sifat barang yang diperdagangkan, hambatan keluar masuk pasar, dan informasi pasar.

Struktur pasar di tingkat pembudidaya

Struktur pasar di tingkat pembudidaya ikan gurame (pembudidaya anggota maupun non anggota) mendekati struktur pasar persaingan terdeferensiasi. Hal ini berdasarkan pertimbangan beberapa kondisi yang ditemukan di lokasi penelitian, yaitu :

1. Jumlah pembudidaya sebagai penjual dan pembeli ditingkat pembudidaya adalah terbilang banyak seperti pedagang pengumpul, kelompok tani, maupun konsumen langsung. Mekanisme pembentukan harga di tingkat pembudidaya

tidak dapat ditentukan oleh pembudidaya, karena pembudidaya hanya menerima harga yang terbentuk di pasar.

2. Pembudidaya bebas keluar dan masuk pasar, hambatan bagi pembudidaya untuk keluar atau masuk pasar adalah mudah. Adapun untuk pembudidaya yang tergabung dalam kelompok tani juga dapat dengan bebas untuk bergabung atau keluar dari keanggotaan kelompok tani.

3. Informasi terkait perkembangan harga benih ikan gurame dapat didapatkan pembudidaya bersumber dari sesama pembudidaya, pedagang, dan langsung dari pasar.

4. Produk yang dihasilkan diantara pembudidaya adalah bersifat terdeferensiasi. Hal ini karena terdapat perbedaan kualitas dari benih yang di hasilkan

Dokumen terkait