• Tidak ada hasil yang ditemukan

Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di Desa Sukamaju Kidul, Kecamatan Indihiyang, Kota Tasikmalaya untuk menganalisis dan membandingkan efisiensi tataniaga benih ikan gurame antara tataniaga melalui dan tanpa melalui kelompok tani. Untuk komoditas yang menjadi objek penelitian adalah berupa benih ikan gurame yang dikhususkan pada segmentasi benih ukuran 5-7 cm. Penentuan lokasi penelitian dilakukan dengan sengaja (purvosive) dengan pertimbangan bahwa lokasi tersebut memiliki potensi pada objek penelitian ini, yaitu komoditas benih ikan gurame. Pelaksanaan penelitian ini dilakukan pada Bulan Juni hingga Agustus tahun 2013.

Jenis Data dan Sumber Data

Pada penelitian ini digunakan dua jenis data,yaitu data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari pengamatan langsung dan dengan melakukan wawancara kepada para pembudidaya ikan gurame dan kembaga tataniaga yang terkait dengan sistem tataniaga benih ikan gurame di lokasi penelitian. Data sekunder diperoleh dari beberapa sumber literatur yang berkaitan dengan permasalahan-permasalahan yang ada pada penelitian ini seperti Badan Pusat Statistik Indonesia, Kementrian Perikanan dan Kelautan Indonesia, Dinas Pertanian Perikanan dan Peternakan Kota Tasikmalaya.

Metode Pengambilan Responden

Pemilihan responden sebagai sampel pembudidaya ikan gurame dilakukan dengan berbeda antara responden pembudidaya anggota dengan pembudidaya non anggota. Pada responden pembudidaya non anggota pemilihan responden dilakukan dengan sengaja (purvosive), sedangkan untuk responden pembudidaya anggota dilakukan dengan sensus. Pembudidaya ikan gurame yang dipilih adalah pembudidaya ikan gurame yang memiliki usaha di Desa Sukamaju Kidul Kecamatan Indihiyang Kota Tasikmalaya dengan jumlah pembudidaya ikan gurame yang menjadi responden sebanyak 33 orang. Pada responden pembudidaya ikan gurame ini terbagi kedalam 2 kelompok atau kategori. Kelompok pertama adalah para pembudidaya ikan gurame yang tergabung dalam sebuah kelompok tani sebanyak 18 orang. Kategori yang kedua adalah pembudidaya ikan gurame yang tidak bergabung dengan suatu kelompok tani sebanyak 15 orang.

Penentuan responden sebagai sampel pedagang dilakukan dengan cara mengikuti aliran dari proses tataniaga benih ikan gurame hingga sampai ke tangan konsumen (snowball sampling) berdasarkan informasi yang didapatkan di lokasi penelitian. Pengambilan data dari responden pembudidaya ikan gurame dan pedagang benih ikan gurame yang terlibat dengan usaha komoditas benih ikan gurame di Desa Sukamaju Kidul, Kecamatan Indihiyang, Kota Tasikmalaya ini bertujuan memperoleh gambaran mengenai alur dan saluran tataniaga yang

terbentuk dalam proses pemasaran benih ikan gurame hingga ketangan konsumen akhir.

Metode Analisis Data

Pada penelitian ini digunakan dua metode analisis, yaitu metode analisis kualitatif dan kuantitatif. Pada data hasil dari metode analisis kualitatif akan dipaparkan secara deskriptif. Tujuan metode analisis kualitatif dimaksudkan sebagai metode untuk menganalisis saluran tataniaga, lembaga, struktur, fungsi tataniaga, dan perilaku pasar dengan menggunakkan kuisioner dan wawancara langsung. Selain itu, analisis ini juga digunakan dalam memaparkan keadaan dari hasil perbandingan aktivitas tataniaga antara pembudidaya yang menggunakan dan tanpa menggunakan kelompok tani sebagai media pemasaran. Analisis yang dilakukan untuk membandingkan antara kegiatan pemasaran yang melalui dengan tanpa melalui kelompok tani adalah dengan menggunakan alat uji beda non parametrik dan metode penjabaran secara deskriptif.

Sedangkan untuk data hasil dari metode analisis kuantitatif akan digunakan sebagai alat untuk menganalisis marjin tataniaga, farmer’s share, dan rasio keuntungan terhadap biaya. Penggolahan data dalam analisis kuantitatif menggunakan kalkulator, microsoft excel, dan sistem tabulasi dalam proses pengolahan datanya yang kemudian akan disajikan dalam bentuk tabulasi dan akan dianalisis berdasarkan hasil pengolahan data tersebut.

Analisis lembaga, fungsi, dan saluran tataniaga

Pada sistem tataniaga terdapat saluran-saluran tataniaga yang terdiri atas lembaga tataniaga yang melakukan fungsi-fungsi tataniaga dalam penyaluran barang hingga ketangan konsumen. Analisis lembaga tataniaga dilakukan untuk mengetahui karakteristik setiap lembaga yang berperan sebagai pihak perantara dalam menjalankan usaha menyalurkan hingga ketangan konsumen. Proses penyaluran produk dari lembaga tataniaga ini akan membentuk suatu pola saluran tataniaga. Sehingga analisis saluran tataniaga perlu dilakukan dengan mengamati lembaga-lambaga tataniaga yang membentuk saluran tataniaga produk tersebut.

Selain itu, analiasis fungsi tataniaga pun perlu digunakan untuk mengetahui fungsi tataniaga yang terdapat pada masing-masing lembaga pada tiap saluran tataniaga benih ikan gurame. Didalam menganalisis fungsi tataniaga yang dilakukakan oleh lembaga-lembaga tataniaga terdapat beberapa fungsi tataniaga yang diperhatikan. Fungsi-fungsi tataniaga tersebut adalah fungsi pertukaran (pembelian dan penjualan), fungsi fisik yang (pengangkutan, penyimpanan, dan pengolahan), serta fungsi fasilitas (standarisasi, penanggungan risiko, pembiayaan, dan informasi pasar). Limbong Dan Sitorus (1987) menjelaskan hal ini yang terdapat dalam Tabel 9.

Tabel 9 Fungsi tataniaga yang dilaksanakan oleh petani (pembudidaya ikan gurame) dan lembaga tataniagaa

Fungsi Tataniaga

Lembaga Tataniaga

Pembudidaya Kelompok Pengumpul P.Besar P.Pengecer 1. Pertukaran  Penjualan  Pembelian 2. Fisik  Penimpanan  Pengankutan  Pengolahan 3. Fasilitas  Standarisasi  Resiko  Pembiayaan  Informasi a

Sumber : Limbong dan Sitorus (diolah), 1987

Analisis struktur dan perilaku pasar

Analisis struktur pasar digunakan untuk melihat kecenderungan struktur pasar dari sektor usaha. Terdapat 2 kemungkinan, yaitu persaingan sempurna atau pasar persaingan tidak sempurna. Penentuan struktur pasar dapat dilakukan melalui dua sudut pandang yang berbeda, yaitu sudut pandang pembeli atau sudut pandang penjual. Pada penelitian ini pengamatan mengenai struktur pasar dibatasi hanya dari sudut pandang penjual saja.

Tabel 10 Kriteria penentuan jenis struktur pasar berdasarkan karakteristik pasara Karakteristik

Struktur pasar Jumlah

perusahaan Sifat produk

Informasi pasar

Hambatan pasar

Banyak Homogen Sedikit Rendah Persaingan sempurna Banyak Diferensiasi Sedikit Tinggi Persaingan monopolistik Sedikit Homogen Banyak Tinggi Oligopoli murni

Sedikit Diferensiasi Banyak Tinggi Oligopoli terdeferensiasi

Satu Unik Banyak Tinggi Monopoli

a

Sumber: Dahl dan Hammond (1977).

Analisis struktur pasar dilakukan dengan melakukan pengamatan terhadap jumlah lembaga tataniaga, kemudahan dalam memasuki atau keluar dari pasar, sifat atau kondisi dari produk, dan kemudahan dalam mendapatkan informasi pasar (Dahl dan Hammond, 1977). Kemudian untuk analisis perilaku pasar dilakukan untuk melihat pola perilaku yang diikuti oleh perusahaan dalam hubungannya dengan pasar yang dihadapi. Analisis perilaku pasar dilakukan dengan melakukan pengamatan terkait aktivitas pembelian, penjualan, sistem

penentuan harga, cara pembayaran, dan bentuk kerja sama yang dilakukan antar lembaga.

Analisis Marjin Tataniaga

Analisis marjin tataniaga dilakukan sebagai salah satu kriteria untuk menentukan tingkat efisiensi tataniaga. Marjin tataniaga merupakan perbedaan biaya dari jasa-jasa tataniaga yang dibutuhkan sebagai akibat permintaan dan penawaran dari jasa-jasa tataniaga (Yenni dan Mursidah, 2011). Hasil perhitungan nilai marjin tataniaga masing-masing lembaga kemudian dibandingkan dengan setiap saluran.

Nilai marjin tataniaga pada lembaga tataniaga diperoleh dari hasil pengurangan harga jual dengan harga beli lembaga tataniaga. Asmarantaka (2009) menyatakan secara matematis marjin tataniaga dirumuskan pada persamaan:

mji = Psi – Pbi (1)

Selain itu, nilai marjin tataniaga juga dapat diperoleh melalui penjumlahan biaya tataniaga dengan keuntungan pada lembaga tataniaga:

mji = Bti + πi (2)

Dengan demikian dapat diperoleh nilai keuntungan pada lembaga tataniaga dengan mengurangi nilai marjin tataniaga dengan besarnya biaya tataniaga pada lembaga tersebut :

πi = mji – Bti (3)

Sehingga besarnya total marjin tataniaga dalam suatu saluran tataniaga yang terdiri atas beberapa lembaga tataniga didalamnya adalah :

Mij = Σ mji, i = 1,2,3,...n (4)

Keterangan:

mji = marjin tataniaga pada lembaga ke-i Psi = harga penjualan lembaga tataniaga ke-i Pbi = harga pembelian lembaga tataniaga ke-i Bti = biaya tataniaga lembaga tataniaga ke-i

πi = keuntungan lembaga tataniaga ke-i Mij = total marjin tataniaga

Analisis farmer’s share

Analisis farmer’s share dilakukan bertujuan untuk mengetahui persentase dari keuntungan yang diperoleh pembudidaya ikan gurame dari adanya proses tataniaga yang terjadi. Hubungan antara nilai farmer’s share dan nilai marjin tataniaga yang terbentuk adalah berbanding terbalik. (Asmarantaka 2009) menyatakan farmer’s share dalam bentuk matematis sebagai berikut:

Keterangan:

Fsi = persentase yang diterima pembudidaya ikan gurame Pf = harga di tingkat pembudidaya ikan gurame

Pr = harga di tingkat konsumen

Analisis Rasio Keuntungan Terhadap Biaya

Rasio keuntungan terhadap biaya tataniaga mendefinisikan besarnya keuntungan yang diterima atas biaya tataniaga yang dikeluarkan. Jika semakin meratanya penyebaran rasio keuntungan dan biaya, maka dari segi operasional sistem tataniaga semakin efisien (Limbong dan Sitorus, 1987). Rasio keuntungan terhadap biaya dapat didefinisikan dalam sebuah fungsi matematika sebagai berikut :

π

Keterangan:

= Keuntungan lembaga tataniaga ke-i

Ci = Biaya tataniaga pada lembaga tataniaga ke-i

Nilai dari analisis rasio keuntungan terhadap biaya yang lebih besar dari nol dapat diinterpretasikan bahwa tataniaga yang dilakukan sudah efisien.Begitu pula sebaliknya jika hasil analisis rasio keuntungan terhadap biaya kurang dari nol dapat diinterpretasikan bahwa tataniaga yang telah dilakukan tidak efisien. Asmarantaka (2009) mengatakan bahwa tataniaga yang efisien juga dapat dilihat berdasarkan sebaran nilai rasio keuntungan terhadap biaya yang merata untuk setiap lembaga tataniaga dalam saluran tataniaga.

Analisis perbandingan dua sistem tataniaga 1. Uji Kruskal Wallis

Uji ini diaplikasikan untuk masalah hubungan kausal dua variabel non metrik. Variabel independent (X) terdiri lebih dari dua kategori (k) dengan kasus k sampel bebas dan variabel dependent (Y) minimal mencapai pengukuran ordinal (Harmini, 2011). Adapun prosedur uji dalam Kruskal Wallis adalah sebagai berikut :

a Pembentukan hipotesis

Ho : Populasi yang dibandingkan mempunyai nilai rata-rata yang sama H1 : Tidak semua populasi yang dibandingan kan mempunyai nilai rata-rata yang sama

b Tetapkan level signifikansi : α

c Uji statistik :

 Ukuran sampel ke-i : ni ; i=1,2,3,..., k

 n = n1 + n2 + n3 + ... + nk

 ukuran sampel 2 : n2

 Gabungkan data dari k sampel (semua sampel) dan beri peringkat atau rangking dari data yang terkecil hingga yang terbesar. Jika ada

peringkat/rangking yang sama, maka peringkat diambil berdasarkan nilai rata-rata.

 Hitung jumlah peringkat sampel ke-1 sampai dengan sampel ke-k, notasikan dengan R1, R2, ...., Rk.

d Hitung :

∑ ; berdistribusi X 2α;v =k-1 e Daerah kritis : Jika H > X 2α;v =k-1 : maka tolak H0

2. Uji Mann-Whitney

Uji ini diaplikasikan untuk masalah hubungan kausal dua variabel non metrik. Variabel independent (X) terdiri dari dua kategori dengan kasus dua sampel bebas dan variabel dependent (Y) minimal mencapai penguluran ordinal. Penggunaan uji Mann-Whitney dilakukan untuk mengetahui apakah lokasi pusat data Y pada kedua populasi berdasarkan dua sampel bebas yang dimiliki berbeda (Harmini,2011). Untuk itu hipotesis statistiknya dinyatakan sebagai :

Ho : Median Y di kedua populasi tidak berbeda

Hi : Median Y di populasi 1 lebih besar dibanding di populasi 2 (uji satu arah) Untuk menguji hipotesis tersebut, digunakan statistik uji,

[ ] [ ]

√[ ] [ ]

Keterangan :

n1 : ukuran sampel dari populasi 1 n2 : ukuran sampel dari populasi 2

R1 : jumlah rank dari sampel yang berukuran n1 R2 : jumlah rank dari sampel yang berukuran n2 t : banyak angka sama untuk rank tertentu

∑ : jumlahkan untuk seluruh kasus angka sama

Untuk menghitung statistik uji tersebut terlebih dahulu data sampel dirangking tanpa membedakan asal sampel. Berikan rank 1 untuk observasi bernilai terkecil dan rank (n1+ n2) untuk observasi bernilai terbesar, apabila ada observasi yang bernilai sama berikan rank rata-ratanya. Untuk sampel berukuran besar (n1>10) statistik Zhit menyebar mengikuti sebaran normal baku (Z). Jika diperoleh IZhitI> Zα maka dapat disimpulkan tolak H0 pada taraf nyata α. Adapun pada output SPSS tersaji nilai Exact. Sig (2* (1-Tailed Sig) dan apabila kurang dariα, dapat disimpulkan tolak H0 dan sebaliknya (Harmini, 2011).

Dokumen terkait