• Tidak ada hasil yang ditemukan

Gambaran Umum Usaha Peternakan Ayam Broiler Bermitra

Usaha peternakan ayam broiler merupakan suatu usaha sektor peternakan yang berpotensi untuk dikembangkan. Hal ini disebabkan adanya peningkatan tingkat konsumsi pangan terhadap komoditi ayam broiler. Banyak dari peternak ayam broiler melakukan usaha tersebut dengan pola kemitraan, hal ini dilakukan karena adanya keterbatasan modal yang dimiliki oleh peternak untuk melakukan usaha tersebut serta ketidakmampuan peternak untuk menerima risiko yang cukup tinggi.

Terdapat beberapa peternak di Kabupaten Serang yang melakukan kemitraan dengan perusahaan inti. Diantaranya peternakan milik ibu Lisda berlokasi di desa Cibuah, peternakan milik bapak Hajiji di desa Buah Gede dan peternakan milik bapak Marfu di desa Cisitu. Ketiga peternak tersebut melakukan kemitraan dengan sebuah perusahaan inti yaitu PT.Berkah Mitra Sejahtera. Pola kemitraan yang dilakukan yaitu dengan pola inti-plasma. Berkah Mitra Sejahtera merupakan perusahaan mitra ayam broiler yang berlokasi di Parung Bogor. Berkah Mitra Sejahtera memasok kebutuhan sarana produksi peternakan (sapronak) yang terdiri dari bibit ayam (DOC), pakan, obat-obatan, vitamin dan bahan kimia (OVK). Berkah Mitra Sejahtera tidak memproduksi sapronak tersebut melainkan memasok dari produsen sapronak, contohnya sapronak berupa

DOC (Day Old Chicken) yang dipasok dari berbagai produsen DOC seperti Charoen Phokpand dan Malindo. Begitupun dengan sapronak lain seperti pakan yaitu pakan starter jenis 511-L yang digunakan sejak minggu pertama hingga minggu keempat yang di produksi oleh Charoen Phokpand.

Melihat dari adanya kejelasan perusahaan dalam menyediakan sapronak yang dibutuhkan oleh para peternak, maka para peternak pun semakin terdorong untuk melakukan kemitraan dengan BMS. Berkah Mitra Sejahtera (BMS) sebagai perusahaan inti selain memasok sapronak juga menjamin pemasaran ayam, sedangkan peternak sebagai plasma yang bermitra dengan perusahaan inti berkewajiban memelihara dan menjaga ayam broiler sebaik mungkin dari masuknya DOC hingga panen.

Selain adanya kemudahan yang telah dijelaskan diatas, hal lain yang peternak peroleh selama melakukan kemitraan dengan BMS ialah adanya penyuluh lapang/Technical Service yang datang untuk memberikan pengarahan serta informasi bagaimana tata cara melakukan produksi ayam broiler yang baik dan benar, sehingga peternak dapat menghasilkan produk output sesuai keinginan konsumen. Pengarahan dan informasi yang diberikan mengenai tata cara pengelolaan kandang, pengaturan pemberian pakan, pengaturan kebersihan kandang serta penanganan terhadap penyakit yang muncul. Kemudian pihak BMS pun memberikan informasi mengenai adanya Standart Operating System (SOP) yang harus dijalankan oleh seluruh peternak mitranya termasuk ketiga peternak tersebut. SOP yang diberikan BMS kepada tiga peternak mitra tersebut diantaranya ayam umur 4 hari pertama harus mendapatkan suhu C,semakin bertambah umur ayam maka suhu yang digunakan harus semakin dikurangi, kemudian pemberian pakan dilakukan bersifat “adliditum”atau terus-menerus, namun sesuai dengan takaran pada tempat pakan nampan/baby feeder tray, dan terakhir pelebaran brooder seharusnya dilakukan sebesar 1 tiang, namun hal tersebut dapat disesuaikan dengan ukuran ayam agar tidak terlihat sesak. Pelebaran brooder ini dilakukan 2 hari sekali.

Kemitraan yang terjalin antara perusahaan inti dan peternak didasarkan adanya kontrak kemitraan mencakup harga ayam hidup sesuai panen saat panen, harga sarana produksi ternak, konfensasi indeks prestasi (IP), konfensasi mortalitas serta ketentuan lainnya. Dengan adanya pola kemitraan ini peternak plasma dapat menambah pengetahuan dan informasi mengenai cara produksi ayam broiler dengan baik dan benar.

1. Lokasi Peternakan

Ketiga peternakan ayam broiler ini berlokasi di Kabupaten Serang Propinsi Banten. Secara topografi Kab.Serang merupakan wilayah dataran rendah dan pegunungan dengan ketinggian antara 0 sampai 1 778 m di atas permukaan laut. Jarak tempuh masing – masing lokasi peternakan dengan kota Serang cukup jauh dan ketiga lokasi peternakan itupun masing – masing mempunyai jarak yang sangat jauh. Pertama untuk usaha peternakan ayam broiler milik Ibu Lisda yang terletak di Desa Cibuah, Kab.Serang. Waktu yang dibutuhkan untuk mencapai lokasi peternakan tersebut dari Kota Serang sekitar 1 jam. Kemudian akses menuju lokasi peternakan yang harus ditambah dengan masuk ke sebuah gang dengan panjang . Lokasi peternakan tersebut dibangun diatas lahan sebesar 6000 . Akses jalan menuju lokasi peternakan tersebut

terbilang bagus dan lancar sehingga memungkinkan untuk kendaraan seperti mobil dapat masuk dan lokasinya pun jauh dari keramaian. Kedua untuk usaha peternakan ayam broiler milik Bapak Hajiji yang terletak di Desa Buah Gede, Kab.Serang Propinsi Banten. Waktu yang dibutuhkan untuk mencapai lokasi peternakan tersebut dari kota Serang sekitar 1 jam 45 menit. Ditambah pula dengan akses menuju lokasi peternakan yang harus masuk gang dengan jarak . Lokasi peternakan tersebut dibangun diatas lahan seluas 5000 . Akses jalan menuju lokasi peternakan dapat dilalui oleh mobil namun sedikit terjal dan berbatu aksesnya yang sangat jauh dari pemukiman penduduk. Hal ini dilakukan guna mencegah terjadinya polusi udara karena bau yang ditimbulkan dari kotoran ayam broiler. Ketiga untuk usaha peternakan ayam broiler milik Bapak Marfu yang terletak di Desa Cisitu Kampung Kalapa Girang, Kab.Serang Propinsi Banten. Waktu yang dibutuhkan untuk mencapai lokasi peternakan tersebut dari kota Serang sekitar 3 jam 30 menit. Jalan yang ditempuh menuju lokasi peternakan cukup terjal dan menanjak menuju arah pegunungan. Kemudian di sisi kanan dan kiri jalan tampak seperti hutan dan jalan yang dilalui pun hanya cukup untuk satu mobil. Letaknya yang cukup tinggi tersebut membuat cuaca dilokasi peternakan sedikit dingin dan berbeda dengan peternakan – peternakan lainnya yang mempunyai cuaca cukup panas.

Ketiga peternakan tersebut memiliki kandang dengan tipe kandang panggung. Jarak tinggi kandang dari tanah sekitar 2 – 2,5 meter. Konstruksi semua kandang terbuat dari bambu serta untuk dua kandang menggunakan atap terbuat dari jerami daun kelapa yang sudah dikeringkan dan satu kandang lagi menggunakan atap yang terbuat dari asbes. Untuk pondasi dan kerangka kandang terbuat dari kayu. Bambu yang dipakai pada kandang digunakan untuk alas dan dinding kandang. Tujuan dibuatnya kandang dengan sistem bertingkat adalah sebagai salah satu syarat yang diinginkan oleh perusahaan selain itu agar ayam tidak langsung terkontaminasi dengan kotoran ayam dan tanah. Disamping kandang terdapat rumah bagi anak kandang yang terbuat dari kayu dan untuk pakan sendiri disimpan didalam kandang dengan beralaskan kayu agar tidak terjadi kebocoran pada pakan dalam karung.

2. Struktur Organisasi

Dari keseluruhan peternakan ayam broiler yang diteliti semua peternak memiliki struktur organisiasi yang sangat sederhana. Hal ini disesuaikan dengan kapasitas produksi ayam broiler yang dihasilkan oleh masing – masing peternak sekitar 5000 ekor hingga 7000 ekor. Ketiga peternak membawahi anak kandang yang berjumlah satu hingga dua orang dan satu peternak yaitu bapak Marfu tidak memiliki anak kandang karena dialah yang bertugas langsung dalam proses pembudidayaannya. Keuntungan dari adanya sturktur organisasi yang sederhana ini adalah adanya sejumlah penghematan biaya yang dikeluarkan selama kegiatan budidaya serta adanya kemudahan dan kecepatan dalam pengambilan keputusan karena keputusan yang dihasilkan langsung dari pemilik peternakan kepada anak kandangnya. Dalam usaha peternakan ayam broiler ini, diperlukan adanya respon yang cepat antara pimpinan dengan anak kandang karena usaha ini sangat rentan terhadap perubahan lingkungan. Oleh karena itu diperlukanlah ketangkasan dan kecerdasan dari pemimpin dalam mengambil keputusan yang cepat dan tepat.

Adapun untuk alur struktur organisasi peternakan ayam broiler bermitra dapat dilihat pada Lampiran 2.

Tanda panah pada gambar struktur organisasi menunjukkan adanya alur perintah dan tanda panah putus – putus menunjukkan adanya alur koordinasi. Alur perintah pada struktur organisasi ini dimulai dari pemimpin selaku pemilik peternakan langsung kepada anak kandangnya. Begitupun sebaliknya adanya tanggungjawab dari anak kandang sebagai bawahan kepada pemimpin perusahaan selaku pemilik peternakan. Sedangkan untuk koordinasi dan pengawasan dilakukan langsung oleh pihak perusahaan melalui petugas pengawas lapang atau Technical Service PT.Berkah Mitra Sejahtera (BMS) kepada ketiga pemilik peternakan dan anak kandang.

Alur koordinasi yang ditunjukkan pada tanda anak panah putus – putus menggambarkan adanya hubungan koordinasi dengan pihak perusahaan inti. Pihak perusahaan bertugas untuk mengawasi langsung segala kegiatan usaha peternakan ayam broiler yang dilaksanakan oleh petugas pengawas lapang (Technical Service/TS). Pada setiap periodenya petugas lapang atau Technical Service akan datang secara berkala untuk memeriksakan dan memantau kondisi ayam selama pembudidayaan. Hal yang dilakukan selama proses memantau tersebut adalah melihat jumlah pemberian pakan, vaksin dan obat-obatan yang sudah sesuai takarannya atau tidak selain itu juga pada pertengahan di minggu kedua selalu diadakan penimbangan terhadap ayam untuk melihat prakiraan bobot ayam yang akan dihasilkan pada saat panen. Kemudian untuk tahap pemanenan ayam broiler pihak perusahaan inti juga menugaskan kepada pengawas lapang bagian pemasaran untuk melihat kondisi kesehatan ayam broiler dan melakukan penimbangan. Selain itu pihak pemasaran pun bertugas untuk mencatat berapa jumlah ayam broiler yang di panen sebagai bahan untuk dokumen perusahaan.

Kegiatan usaha peternakan ayam broiler ini merupakan suatu kemitraan usaha antara pihak perusahaan dengan pihak peternak ayam broiler. Pihak perusahaan inti berperan dalam membina dan melayani kegiatan pembudidayaan ayam broiler, menyediakan segala sarana dan prasarana dalam proses budiaya ayam broiler serta mengawasi manajemen usaha budidaya ayam broiler tersebut. Mengenai adanya perjanjian dan kontrak harga antara perusahaan inti dengan peternak ayam dapat dilihat pada Lampiran 2.

Proses produksi peternakan ayam broiler yang bermitra

Pada saat melaksanakan kegiatan usaha peternakan ayam broiler terdapat beberapa hal penting yang harus dipahami oleh peternak diantaranya :

a. Kandang ayam harus dalam keadaan bersih tidak ada kotoran ataupun bakteri yang melekat pada kandang sisa dari pembudidayaan sebelumnya. b. Usahakan anak ayam/DOC selalu dalam kondisi nyaman ketika berada di

kandang terutama dari segi pemanas yang dibuat harus dapat mengimbangi sebagai pengganti dari induk ayam.

c. Diperlukan adanya sirkulasi udara yang bersih dan cukup untuk sirkulasi oksigen dalam kandang, contoh : selalu melakukan kontrol pada setiap ventilasi udara dan rendahnya bau bahan - bahan kimia baik didalam kandang maupun diluar kandang.

d. Diperlukan adanya penanganan berbagai limbah disekitar lingkungan kandang agar tidak basah.

e. Pengaturan pola pemberian pakan yang baik dan sesuai takaran agar tidak menimbulkan keborosan dalam penggunaan pakan setiap satu kali produksi.

f. Pengaturan pola pemberian obat dan vitamin juga sangat diperlukan penanganan yang baik, tepat waktu dan sesuai dengan takaran yang dianjurkan agar tidak menimbulkan keracunan pada ayam.

g. Mampu memahami sumber-sumber datangnya dan berkembangnya berbagai penyakit yang menyerang serta mampu untuk menanganinya dengan cepat, seperti: Ngorok/Chronic Respiratory Disease, Virus Newcastle Disease (ND) dan Infectious Bronchitis (IB) atau penyakit gumboro yang selalu menyerang ayam.

h. Selalu adanya pengontrolan terhadap kondisi dan keadaan ayam ke kandang serta selalu dilakukan penimbangan setiap minggunya untuk mengetahui apakah bobot ayam sudah mencapai target yang diinginkan.

Persiapan Kandang

Persiapan kandang ini dilakukan setelah kegiatan panen ayam broiler pada periode sebelumnya. Lama kandang istirahat tersebut sekitar 2 minggu. Sebelum proses pengosongan kandang terlebih dahulu peternak dan anak kandang membersihkan kandang dengan cara mencuci segala peralatan pakan dan minum ayam broiler, membersihkan seisi kandang seperti lantai kandang, dinding kandang,terpal agar tidak ada kuman – kuman dan penyakit yang bersarang didalam kandang, yang akan membahayakan kegiatan produksi selanjutnya. Adapun penjelasan tahap – tahap proses persiapan kandang sebagai berikut : 1. Pembersihan dan Sterilisasi Kandang

Pada tahap pembersihan dan sterilisasi kandang ini peternak melakukan beberapa kegiatan. Setelah ayam dipanen peternak mengeluarkan semua tempat pakan dan minum kemudian dicuci dengan air yang telah dicampurkan kaporit dengan ukuran air 70 persen dan septocid 30 persen. Kemudian peternak mulai membersihkan seluruh kandang dimulai dari depan kandang hingga dalam kandang. Dalam kandang peternak membersihkan seluruh isinya dari kotoran

ayam, bulu – bulu ayam dan laba – laba yang bersarang di pojokan kandang. Cara pembersihan dalam kandang dilakukan dengan menyemprotkan seluruh isi kandang menggunakan mesin spray atau mesin tembak ke seluruh isi kandang. Setelah kandang dibersihkan dan di diamkan selama 3 sampai 4 jam barulah kandang dibersihkan menggunakan formalin. Hal ini dilakukan agar kuman- kuman dan virus yang ada cepat mati.Setelah kandang tersebut steril kemudian tirai atau terpal yang sudah dicuci menggunakan desinfektan dipasangkan disekeliling kandang. Kemudian dilakukan penyemprotan ke kawat, atap, alat – alat pakan dan minum serta disekeliling kandang ayam. Setelah didesinfektan kandang mulai didiamkan beberapa hari kemudian dipasang waring, ditebarkan sekam padi dan dilakukan pembuatan brooder. Setelah brooder dibuat kemudian semua peralatan yang sudah dibersihkan dimasukkan ke kandang ditata sedemikian rapih pada masing-masing brooder. Kemudian dipasangkan alat pemanas agar pada saat DOC datang beberapa jam sebelumnya kondisi suhu di dalam kandang sudah hangat.

2. Pembersihan peralatan kandang

Peralatan kandang terdiri dari tempat pakan, tempat minum, ember besar atau tong, terpal, dan lain-lain. Kegiatan pembersihan kandang ini dilakukan diluar kandang yaitu dihalaman kandang. Hal tersebut dilakukan agar tidak mengotori kandang yang sudah dibersihkan. Pencucian dan pembersihan tempat pakan, minum dan galon atau ember besar dilakukan menggunakan septocid yang telah dicampurkan dengan air. Kemudian untuk pencucian terpal dilakukan dengan menyemprotkan terpal menggunakan air yang sudah di campur dengan desinfektan lalu dijemur dan disimpan kembali dikandang, jika diperlukan maka terpal tersebut dapat langsung di pasang dalam kandang. Selain itu pada tahap pembersihan dilakukan pula penggantian air yang kotor dalam galon menggunakan air bersih yang sudah diberikan kaporit.

3. Persiapan indukan atau brooder

Brooder merupakan sebuah alat berbentuk persegi, dibuat dengan tujuan sebagai induk buatan bagi DOC karena fungsinya menyerupai induk ayam yakni untuk menghangatkan anak ayam ketika baru menetas. Pembuatan brooder untuk tempat anak ayam pada masing – masing peternak terdiri dari 2 hingga 3 brooder dengan ukuran yang sudah ditetapkan oleh perusahaan yaitu p = dan l = . Masing – masing kotak brooder peternak mengisi ayam sekitar 2000 hingga 2500 ekor dan setiap harinya brooder tersebut selalu mengalami pelebaran sekitar hingga hal ini dilakukan karena setiap hari ukuran badan ayam selalu mengalami pertumbuhan.

4. Penebaran sekam padi

Kandang yang telah kering kemudian ditutup dengan terpal dan mulai ditebar litter atau sekam padi full pada seluruh dalam kandang. Masing – masing kandang rata – rata diberi sekam sekitar 75 karung dengan ketebalan sekam 5 – 10 cm, sekam padi ini berfungsi sebagai penyerap air yang berasal dari minuman maupun kotoran hewan, karena apabila tidak diberi sekam maka minuman dan kotoran yang tumpah dikhawatirkan akan menyebabkan lantai menjadi basah dan lembab, sehingga dengan adanya sekam maka ayam akan terbebas dari

kelembaban yang dapat menimbulkan penyakit. Selain itu sekam padi juga berfungsi sebagai pelindung DOC dari kerusakan kaki dan dada DOC serta sebagai penghangat bagi DOC agar tetap terjaga suhu udara di dalam kandang terutama selama suhu udara dingin saat musim hujan.

5. Persiapan alat pemanas, tempat pakan dan tempat minum

Alat pemanas yang dilakukan oleh para peternak adalah gasolek dengan sumber energi gas LPG, akan tetapi pada kandang ayam milik ibu Lisda dan bapak Marfu menggunakan alat pemanas dengan bahan baku kayu bakar. Alat pemanas harus diatur dalam pemasangannya, begitupun dalam menata alatnya agar panas yang dihasilkan sesuai suhunya dan merata. Begitupun ketika menggunakan kayu bakar, kayu bakar yang digunakan harus dalam keadaan kering dan berukuran besar kemudian kayu – kayu tersebut disimpan dalam tong besar lalu dilakukan proses pembakaran. Kayu bakar akan sangat banyak dibutuhkan apabila musim hujan tiba karena suhu dalam kandang sangat dingin. Panas yang dihasilkan gassolek ataupun kayu bakar dapat diatur, untuk gassolek diatur menggunakan regulator yang ada di tabung gas kemudian gas dapat mengalir melalui selang – selang yang sudah saling terhubung. Sedangkan untuk kayu bakar dapat diatur dengan cara mengurangi atau menambahkan kayu bakar secukupnya sesuai dengan kondisi suhu yang dibutuhkan. Jika dilihat dari kelebihan dan kekurangannya alat pemanas menggunakan gasolek lebih efektif karena selain cepat dalam memanaskan ruangan kandang, panas yang dihasilkan merata, stabil, tidak terpengaruh dingin, dan tidak berasap. Akan tetapi dalam pengaturan manajemen waktu penggunaan alat pemanas masih kurang efektif, masih adanya anak kandang yang tidak mematuhi standar operation prosedur (SOP) sesuai dengan ketentuan pihak perusahaan. Hal ini menyebabkan banyaknya kondisi fisik ayam yang stress akibat dari tidak teraturnya pengaturan suhu dalam kandang.

Tempat pakan pada peternakan ini terdiri dari dua macam yaitu babychick dan feeder tray. Untuk awal produksi ketiga peternak menggunakan tempat pakan berbentuk nampan (feeder tray) karena menurut peternak tempat pakan seperti ini dirasa cukup memudahkan ayam ketika mengkonsumsi pakannya. Pengaturan dalam penggunaan alat pakan ini diatur sesuai dengan umur ayamnya, untuk ayam berusia 1 hingga 7 hari alat pakan yang digunakan adalah nampan kemudian seiring dengan pertumbuhan bobot ayam maka tempat pakan diganti menggunakan baby chik agar pengaturan dalam pemberian pakan dapat lebih terjaga tidak terlalu banyak dan tidak terlalu sedikit. Untuk setiap babychick biasanya diisi sekitar 50 ekor ayam karena dalam setiap brooder terdapat babychick sekitar 40 buah. Namun jumlah tersebut akan terus bertambah seiring dengan pertumbuhan ayam. Dalam pengaturan pakan pada peternakan milik Ibu Lisda kurang mematuhi standar operation prosedur (SOP) yang ditetapkan pihak perusahaan. Seharusnya pemberian pakan diatur sesuai dengan kebutuhan dan umur ayam, akan tetapi hal ini berbeda dengan yang dilakukan anak kandangnya. Anak kandang pada peternakan Ibu Lisda memberikan pakan dalam takaran yang tidak sesuai dengan anjuran pihak perusahaan, akibatnya terjadi pemborosan penggunaan pakan yang tidak terkendali.

Proses Pembudidayaan

Proses budidaya merupakan suatu kegiatan yang dilakukan oleh peternak dimulai dari proses masuknya DOC ke kandang hingga proses panen tiba. Proses pembudidayaan mencakup beberapa hal diantaranya pemeriksaan kualitas dan kuantitas DOC yang masuk ke dalam kandang serta proses pemeliharaannya, proses pemberian pakan, minum, obat-obatan dan vaksin yang sesuai takaran, periode pemanasan atau brooding hingga pengontrolan kandang dan masa panen. Proses budidaya tersebut akan dijelaskan dimulai dari umur 1 hari hingga panen tiba.

Berikut dijelaskan kegiatan pembudidayaan yang dilakukan dimulai dari DOC masuk hingga pemanasan atau brooding.

1. Proses penerimaan DOC (DOC masuk)

Diharuskan adanya komunikasi yang baik antara Tehnical Service/TS dari pihak perusahaan, marketing DOC dan costumer atau peternak dalam menentukan jadwal pengiriam DOC ke kandang. Sebelum DOC masuk ke kandang terlebih dahulu kandang harus dalam kondisi steril dan bersih begitupun dengan berbagai tempat pakan dan minumnya harus dalam keadaan lengkap serta sudah menghidupkan pemanas atau gassolek selama 2 atau 3 jam sebelum DOC datang dengan suhu sekitar - C. Pada saat DOC tiba peternak dan beberapa anak kandang mulai memeriksa surat jalan, segel, no.polisi mobil truk pengantar DOC, kualitas serta jumlah DOC yang dipesan. Kemudian anak kandang menimbang masing-masing DOC. Setelah dilakukan penimbangan, masing-masing DOC kemudian disebar pada beberapa brooder yang telah disiapkan peternak, kemudian diberikan minum berupa larutan gula merah agar dapat mengembalikan stamina DOC yang sudah menurun selama melakukan perjalanan, dan kemudian diberikan vaksin agar dapat tahan penyakit. Pemberian air gula sendiri dapat menghabiskan 2-3 kg gula setiap kandangnya.

2. Pemberian Pakan dan Minum

DOC yang datang langsung diberikan air minum yang telah dicampur dengan gula merah, setelah 2 – 3 jam DOC baru dapat diberikan pakan. Pakan yang diberikan oleh peternak pada DOC yang berusia 1-7 hari disimpan pada tempat pakan berupa nampan biasa. Alasan peternak menggunakan baki karena mengingat ukuran dari DOC yang masih kecil sehingga dapat memudahkan DOC untuk menjangkau pakannya. Proses pemberian pakan ini dilakukan dengan cara menyebarkan seluruh DOC disetiap brooder karena di dalam brooder tersebut terdapat sekitar 40 buah baki dan 20 buah tempat minum diletakkan diatas sekam yang telah dilapisi oleh terpal. Pada saat ayam berumur 7 hari hingga 8 hari baki mulai digantikan secara bertahap dengan tempat pakan baby chick feeder hingga ayam berusia 30 hari. Penggunaan tempat pakan baby chick feeder ini sangat baik digunakan karena dapat melatih ayam untuk menjangkau pakan dengan baik, serta tidak menyebabkan pakan mudah tercampur dengan sekam dan kotoran ayam, sehingga pakan lebih bersih dan tidak mudah tercecer.

Pakan yang digunakan oleh tiga peternak bermitra adalah pakan jenis 511-L (anti lalat) yang telah disediakan oleh pihak perusahaan. Pakan tersebut diberikan dimulai dari DOC berumur 1 hari hingga usia panen yaitu 30 hari. Pemberian

Dokumen terkait