• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Lembaga, Fungsi dan Saluran Tataniaga Lembaga Tataniaga

Lembaga tataniaga merupakan pihak-pihak baik yang berbentuk organisasi maupun perorangan yang terlibat dalam rangka menyalurkan garam rakyat dari petani hingga konsumen akhir. Lembaga tataniaga yang terlibat dalam sistem tataniaga garam rakyat di Desa Lembung, Kecamatan Galis, Kabupaten Pamekasan, Jawa Timur adalah petani, pedagang pengumpul, petani-pengumpul, petani-pengumpul-pemilik UPG, perantara pabrik (bandul), pabrik garam, agen dan pedagang pengecer. Penjelasan mengenai masing-masing lembaga yang terlibat dalam memasarkan garam rakyat di Desa Lembung adalah sebagai berikut:

a Petani merupakan masyarakat Desa Lembung yang melakukan usahatani garam rakyat pada bulan Agustus–November 2013.

b Pedagang pengumpul adalah lembaga tataniaga yang merupakan individu yang berperan sebagai perantara dengan mengumpulkan hasil panen garam rakyat dari petani-petani garam, yang kemudian disalurkan ke lembaga tataniaga selanjutnya.

c Petani sekaligus pedagang pengumpul merupakan individu yang mempunyai peran ganda. Lembaga tersebut selain melakukan fungsi seperti pedagang pengumpul dan juga memiliki lahan tambak yang memproduksi garam sehingga bertindak sebagai petani.

d Perantara pabrik (bandul) adalah individu yang merupakan orang kepercayaan yang ditunjuk pabrik garam untuk menerima garam rakyat yang dijual oleh pedagang pengumpul. Selain itu, hampir sebagian besar pabrik garam memiliki kaki tangan yang harus dilalui oleh pedagang pengumpul agar garam yang akan dijualnya dapat masuk ke pabrik garam e Pabrik garam merupakan lembaga tataniaga yang umumnya berbentuk PT

yang berperan mengubah garam rakyat (garam krosok) menjadi garam halus yang beryodium.

f Petani, pengumpul sekaligus pemilik UPG merupakan lembaga yang mempunyai beberapa fungsi gabungan. Lembaga tersebut merupakan seorang pedagang pengumpul yang memiliki lahan tambak produktif sekaligus mempunyai unit pengolahan garam.

g Unit Pengolahan Garam (UPG) merupakan lembaga tataniaga yang berfungsi mengubah garam rakyat menjadi garam halus beryodium.

38

Terdapat perbedaan yang siginifikan antara pabrik dengan UPG ini yaitu bentuk lembaga, jumlah modal, metode produksi dan skala ekonomi.

h Agen adalah lembaga tataniaga yang menjual produk garam beryodium yang siap di konsumsi.

i Pedagang pengecer merupakan lembaga tataniaga yang membeli garam beryodium dari agen untuk kemudian dijual kembali kepada konsumen akhir. Lembaga ini merupakan lembaga tataniaga garam rakyat terakhir dalam rantai tataniaga garam rakyat.

Identifikasi Fungsi Tataniaga

Lembaga tataniaga yang terlibat dalam suatu sistem tataniaga garam rakyat pada umumnya melakukan fungsi tataniaga yang bertujuan untuk memperlancar distribusi garam rakyat dari petani hingga ke konsumen akhir. Tujuan lain dari fungsi tataniaga itu sendiri adalah meningkatkan nilai tambah suatu komoditi tersebut, dimana fungsi tataniaga merupakan kegiatan yang produktif. Pada umumnya fungsi tataniaga yang dilakukan oleh lembaga tataniaga meliputi fungsi pertukaran, fungsi fisik dan fungsi fasilitas.

Fungsi pertukaran adalah kegiatan yang bertujuan memperlancar perpindahan hak milik atas produk agribisnis dari penjual kepada pembeli dengan melakukan transaksi. Fungsi pertukaran pada umumnya terdiri dari dua bentuk kegiatan yaitu kegiatan penjualan dan kegiatan pembelian. Fungsi fisik merupakan aktivitas penanganan, pergerakan dan perubahan fisik produk atau jasa serta turunannya. Fungsi ini terdiri dari kegiatan penyimpanan, pengolahan, pengemasan dan pengangkutan. Fungsi fasilitas merupakan fungsi yang bertujuan memperlancar kedua fungsi sebelumnya yaitu fungsi pertukaran dan fisik. Fungsi ini dalam penerapannya merupakan kegiatan tidak langsung, namun memperlancar fungsi fisik dan pertukaran. Masing-masing lembaga tataniaga melakukan berbagai fungsi tataniaga yang unik atau berbeda dengan lembaga tataniaga lainnya. Tabulasi lengkap mengenai fungsi tataniaga yang dilakukan oleh lembaga tataniaga garam rakyat dapat dilihat pada tabel 14.

39 Tabel 14 Tabulasi lengkap fungsi tataniaga yang dilakukan lembaga tataniaga

Lembaga tataniaga Fungsi tataniaga Aktivitas dan fungsi tataniaga

Petani Pertukaran Penjualan

Fisik Pengangkutan

Penyimpanan* Fasilitas Pembiayaan

Penanggungan risiko Pedagang pengumpul Pertukaran Penjualan

Pembelian

Fisik Pengangkutan

Penyimpanan Fasilitas Sortasi dan gading

Penanggungan risiko Pembiayaan

Informasi pasar Perantara pabrik Pertukaran -

Fisik -

Fasilitas Peminajaman nama Pabrik Garam Pertukaran Penjualan

Pembelian

Fisik Pengangkutan

Penyimpanan

Fortifikasi dan pengemasan Fasilitas Sortasi dan grading

Penanggungan risiko Pembiayaan

Informasi pasar

Agen Pertukaran Penjualan

Pembelian

Fisik Pengangkutan

Penyimpanan Fasilitas Penanggungan risiko

Pembiayaan Informasi pasar Pedagang Eceran Pertukaran Pembelian

Penjualan

Fisik Penyimpanan

Fasilitas Pembiayaan

Penanggungan risiko Informasi pasar

Berdasarkan tabel 14 menunjukkan bahwa secara umum lembaga-lembaga yang terlibat dalam sistem tataniaga garam rakyat di Desa Lembung melakukan fungsi perukaran, fungsi fisik, dan fungsi fasilitas. Berikut adalah penjelasan mengenai fungsi tataniaga yang dilakukan oleh setiap lembaga tataniaga pada sistem tataniaga garam rakyat di Desa Lembung, yang fungsi tataniaga tersebut dapat membantu untuk mengidentifikasi biaya-biaya tataniaga yang dikeluarkan oleh setiap lembaga tataniaga.

1 Fungsi Tataniaga di Tingkat Petani

Secara umum petani garam rakyat di Desa Lembung melakukan ketiga fungsi tataniaga yaitu fungsi pertukaran, fungsi fisik, pengangkutan, serta fungsi fasilitas. Fungsi pertukaran yang dilakukan petani berupa kegiatan penjualan garam hasil panennya kepada lembaga tataniaga

40

selanjutnya. Sebagian besar petani garam di Desa Lembung menjual garam hasil panennya langsung kepada pedagang pengumpul. Namun terdapat petani yang menyalurkan garam hasil panennya ke petani-pengumpul dan petani-pengumpul-pemilik UPG. Terdapat beberapa alasan yang mendasari petani menjual garam hasi panennya antara lain: memiliki hubungan kekerabatan, lokasi rumah petani yang dekat dan petani garam telah melakukan hubungan transaksi sejak lama serta sulitnya mencari alternatif penjualan lain. Hanya terdapat beberapa petani yang melakukan penjualan kepada pedagang pengumpul akibat peminjaman uang, namun uang yang dipinjamnya tidak digunakan sebagai modal usahatani garam tetapi sebagai keperluan sehari-hari.

Fungsi fisik yang dilakukan oleh petani dalam memasarkan garam yaitu fungsi penyimpanan, pengangkutan dan pengemasan. Fungsi penyimpanan hanya dilakukan oleh sebagian kecil petani terutama oleh petani yang mempunyai lahan. Petani responden dalam penelitian ini yang melakukan kegiatan penyimpanan sekitar 13 orang petani, sedangkan sebanyak 27 orang petani tidak melakukan fungsi penyimpanan. Hal tersebut diakibatkan umumnya gudang garam yang terdapat pada pematang tambak di Desa Lembung merupakan gudang garam yang dimiliki oleh petani pemilik lahan. Petani penggrap dan petani sewa lahan umumnya tidak memiliki gudang garam. Selain karena tidak mempunyai gudang garam, terdapat biaya untuk menitipkan garam petani kepada pemilik gudang garam sebesar Rp30 000/ton. Lama dan banyaknya penitipan garam pada gudang garam milik petani yang memilik lahan tidak pasti, tergantung stok garam yang disimpan dari hasil produksi petani pemilik lahan. Rata-rata waktu untuk menitipkan garam pada gudang garam sekitar tiga bulan. Kondisi tersebut yang menyebabkan petani yang tidak memiliki gudang tersebut langsung menjual garamnya langsung kepada pedagang pengumpul.

Selain kegiatan penyimpanan petani responden melakukan kegiatan pengangkutan. Kegiatan pengangkutan tidak dilakukan oleh petani tetapi dilakukan oleh buruh angkut (pengumbal), tetapi yang membayar adalah petani. Pengumbal merupakan istilah madura yang ditujukan untuk menyebut orang yang bekerja sebagai buruh angkut garam. Sebagian besar pengumbal bekerja berkelompok, yang masing-masing kelompok dikoordinir oleh seorang ketua yang sekaligus bertugas mengatur pemberian upah kepada setiap anggota. Ketua dari pengumbal dijuluki sebagai juragan yang pada umumnya merupakan seorang pedagang pengumpul. Setiap orang dalam kelompok memiliki tugas masing-masing, ada yang bertugas “nyakra”, memasukkan garam-garam yang sudah terkumpul kedalam karung. Garam yang telah dimasukkan ke dalam karung dijahit oleh anggota yang lain, kemudian karung tersebut dinaikkan ke sepeda yang khusus dirancang untuk mengangkut garam. Dalam sehari, kelompok pengumbal dapat melakukan kegiatan pengangkutan sebanyak 100 ton garam, yang masing-masing karung memiliki berat 50 kg. Setelah garam telah diturunkan dari sepeda saat berada di titik pengumpul (collecting point) karung garam tersebut di timbang, kemudian diangkut ke atas truk. Pada titik inilah tugas pengumbal berakhir.

41 Upah yang diberikan kepada pengumbal ditentukan oleh jauh atau tidaknya lahan tambak petani dari titik pengumpul. Penentuan jauh atau tidaknya suatu lahan tambak petani dengan titik tersebut tidak ada patokan yang pasti. Terdapat tiga jarak yaitu dekat, sedang, dan jauh yang biayanya akan dibebankan kepada petani. Jarak yang dekat disebut di bawah truk artinya garam yang akan diangkut ada di dekat truk atau sekitar 10–25 meter di dekat truk, biayanya sebesar Rp20 000–Rp30 000/ton. Jarak sedang atau jarak yang akan ditempuh oleh pengumbal dibawah satu km dibebankan biaya sebesar Rp50 000–Rp70 000/ton. Sedangkan untuk jarak yang jauh dengan jarak lebih dari satu km dibebankan biaya oleh pengumbal sebesar Rp70 000– Rp100 000/ ton. Biaya pengumbal tersebut akan dibebankan kepada petani oleh pedagang pengumpul yang artinya akan dibayar dengan memotong harga pembelian garam oleh pedagang pengumpul sesuai biaya yang telah disepakati antara pengumbal dan petani.

Patokan harga yang diberikan kepada pengumbal umumnya dilakukan oleh pedagang pengumpul. Saat ini, telah banyak pedagang pengumpul yang memiliki pengumbal sendiri, tetapi tetap mengenai pembayaran biaya angkut dibebankan kepada petani. Petani garam rakyat juga melakukan fungsi pengemasan, dengan karung yang digunakan untuk mengemas garam rakyat biayanya dibebankan kepada petani. Pedagang pengumpul responden dalam penelitian ini membebankan biaya karung yang dibelinya kepada petani. Harga pembelian karung oleh pedagang pengumpul sebesar Rp1 250–Rp1 600/ karung dengan kapasitas isi sebanyak 60 kg. Karung yang dimiliki pedagang inilah yang akan digunakan pengumbal untuk mengemas garam.

Fungsi fasilitas yang dilakukan oleh petani responden meliputi fungsi penanggungan risiko, pembiayaan, dan informasi pasar. Fungsi sortasi dan grading tidak dilakukan oleh petani, karena petani hanya mampu mendiferensiasi kualitas garam berdasarkan cara konvensional yaitu dengan melihat dengan mata telanjang dan meraba butiran garam. Tetapi tetap yang menentukan apakah garam dari petani tersebut diklasifikasikan kualitas berapa, tergantung pada penilaian pedagang pengumpul. Seluruh garam hasil panen petani responden dalam penelitian ini diklasifikasikan kedalam kualitas KII oleh pedagang pengumpul. Tidak dilakukannya fungsi grading oleh petani, mengakibatkan petani garam tidak mampu memperoleh keuntungan potensialyang dapat meningkatkan pendapatan petani.

Berdasarkan Peraturan Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kementerian Perdagangan Republik Indonesia mengklasifikasikan berbagai kualitas untuk komoditas garam rakyat yaitu

a KP 1 adalah jenis garam dengan kadar NaCl minimal 94.7 persen warna garam putih bening dan bersih dan ukuran butiran garam minimal 4 mm.

b KP 2 adalah jenis garam dengan kadar NaCl 85 persen < NaCl < 94.7 persen warna garam putih dan ukuran butiran garam minimal 3 mm.

Namun peraturan penetapan kualitas yang ditetapkan oleh pemerintah tersebut tidak diterapkan secara optimal di lapangan. Hasil panen garam yang dimiliki oleh petani responden seluruhnya ditetapkan pada kualitas II.

42

Bahkan saat memasukkan garam oleh pedagang pengumpul ke pabrik garam, garam petani masih distadarisasi menurut standar yang ditetapkan oleh pabrik garam yaitu pada kualitas KI masih dibagi lagi menjadi KI a, KI b dan seterusnya. Hal tersebut tentu masih ditanggung petani karena pedagang pengumpul akan membayar hasil garamnya setelah garam tersebut di bayarkan oleh pabrik garam.

Fungsi penagnggungan risiko yang dilakukan petani adalah harga garam yang rendah atau dibawah harga dasar pembelian garam yang disepakati dalam peraturan pemerintah. Bahkan terkadang harga yang diterima petani sangat rendah sehingga petani menderita kerugian pada saat panen raya garam. Petani garam harus menanggung risiko akibat pembayaran di belakang setelah garam yang dijual pedagang pedagang pengumpul dibeli oleh pabrik garam. Petani juga harus menanggung biaya penyusutan yang dibebankan pabrik kepada pedagang pengumpul sebesar 5 persen dari setiap karung milik petani yang akan dikirimkan ke pabrik garam. Pemotongan tersebut sudah menjadi kebiasaan yang dilakukan oleh padagang pengumpul di Desa Lembung dengan alasan dikhawatirkan akan dikenakan biaya penyusutan oleh pabrik garam. Fungsi pembiayaan yang dilakukan oleh petani adalah pembiayaan atas biaya produksi, biaya panen dan biaya pasca panen. Sedangkan fungsi informasi pasar yaitu memperoleh informasi mengenai harga garam dari sesama petani dan mengamati perkembangan harga garam rakyat yang dipantau oleh asosiasi garam rakyat. 2 Fungsi Tataniaga di Tingkat Pedagang Pengumpul

Pedagang pengumpul di Desa Lembung berperan dengan membeli garam dari petani dan kemudian menjualnya ke lambaga tataniaga selanjutnya. Fungsi tataniaga yang dilakukan oleh pedagang pengumpul tersebut meliputi fungsi pertukaran, fungsi fisik, dan fungsi fasilitas. Fungsi pertukaran yang dilakukan oleh lembaga tersebut adalah kegiatan pembelian dan penjualan masing-masing dari petani dan ke lembaga tataniaga selanjutnya. Pedagang pengumpul melakukan pembelian garam rakyat kepada petani sebagian besar merupakan garam dengan kualitas KII dalam jumlah yang cukup besar. Pedagang pengumpul akan mendatangi petani garam yang telah panen garam dan meletakkan garam hasil panennya di sebelah pematang tambak. Garam yang telah dibeli dari petani tersebut kemudian di jual ke lembaga tataniaga selanjutnya yaitu perantara pabrik.

Fungsi fisik yang dilakukan oleh pedagang pengumpul tersebut adalah fungsi penyimpanan fungsi pengangkutan dan fungsi pengemasan. Fungsi pengemasan dilakukan oleh pedagang pengumpul saat pedagang pengumpul melakukan pembelian kepada petani. Sebanyak dua pedagang responden tidak melakukan fungsi pengemasan, karena pedagang pengumpul membebankan biaya pembelian karung kepada petani. Pengemasan yang dilakukan oleh pedagang pengumpul tersebut adalah menyediakan karung garam yang dibelinya dengan harga Rp1 250– Rp1 500/karung, yang setiap karung berisi 60 kg. Pedagang pengumpul akan membebankan biaya tersebut kepada petani sehingga pedagang pengumpul tersebut.

Fungsi pengangkutan yang dilakukan oleh pedagang pengumpul tersebut adalah mengangkut garam rakyat pada titik pengumpul (collecting

43

point) ke satu tujuan yaitu perantara pabrik. Pengangkutan tersebut umumnya menggunakan truk yang biasanya disewa oleh pedagang pengumpul dengan sistem pembayaran borongan. Harga borongan untuk menyewa truk kemudian diangkut ke pabrik garam yang masih berada dalam wilayah Kabupaten Pamekasan sekitar Rp250 000–Rp300 000, dengan truk tersebut dapat menampung 8–10 ton. Sedangkan biaya truk untuk mengangkut garam hasil panen petani ke lokasi di luar Pulau Madura (Surabaya) dikenakan harga sebesar Rp100 000/ton. Apabila pedagang menjual garam menggunakan truk dengan tujuannya di luar Kota Surabaya tetapi masih dalam provinsi Jawa Timur dikenakan biaya borongan sebesar Rp150 000/ton.

Fungsi fasilitas yang digunakan oleh pedagang pengumpul tersebut yaitu fungsi grading, fungsi penanggungan risiko, fungsi pembiayaan dan fungsi informasi pasar. Fungsi grading dilakukan oleh pedagang pengumpul apabila membeli garamnya langsung kepada petani. Aktivitas ini dilakukan pada saat pedagang pengumpul datang ke lahan tambak petani untuk melakukan pembelian. Kegiatan ini juga dilakukan secara konvensional yaitu dengan melihat dan meraba butiran garam, tanpa mengecek kandungan NaCl yang terkandung dalam garam rakyat tersebut. Pedagang pengumpul tersebut sebagian besar menetapkan kualitas garam petani sebagai KP II. Hampir tidak ditemukan pedagang pengumpul yang menghargai garam petani dengan kualitas KI. Fungsi penanggungan risiko yang ditanggung oleh pedagang pengumpul adalah adanya beban penyusutan yang pasti dibebankan kepada pedagang pengumpul oleh pabrik garam. Pabrik garam umumnya membebankan biaya penyusutan kepada pedagang pengumpul dengan alasan kadar air pada garam yang dikirim. Besar beban yang umumnya dibebankan antara 5 persen dan 10 persen dari total pengiriman oleh pedagang pengumpul. Namun dalam hal ini pedagang pengumpul tidak menanggung beban biaya tersebut tetapi juga memberikan beban tersebut kepada petani sekitar 5 persen tiap karungnya yang telah dibahas pada fungsi fasilitas yang dilakukan oleh petani sehingga masing-masing petani dan pedagang pengumpul menanggung biaya penyusutan sebesar harga yang diterimanya.

Fungsi pembiayaan yang dilakukan oleh pedagang pengumpul yaitu pedagang pengumpul membiayai dan biaya-biaya yang digunakan dalam penanganan garam rakyat. Fungsi informasi pasar yaitu pencarian informasi harga dari sesama rekan pedagang, petani ataupun ke pabrik garam.

3 Fungsi Tataniaga di Tingkat Petani-pengumpul

Selain petani melakukan fungsi-fungsi tataniaga di atas, terdapat beberapa petani yang melaksanakan fungsi-fungsi tataniaga tambahan. Hal ini didasarkan pada fakta di lapangan bahwa terdapat petani responden sebanyak 4 orang petani atau sebanyak 4 orang pedagang pengumpul responden pada penelitian ini yang mempunyai peran ganda. Peran ganda yang dimaksud adalah selain bertindak sebagai petani, petani tersebut sekaligus berperan sebagai pedagang pengumpul. Secara umum fungsi tataniaga yang dilakukan oleh lembaga tataniaga ini tidak jauh berbeda dengan petani atau pedagang pengumpul apabila masing-masing lembaga tersebut berperan secara terpisah. Terdapat perbedaan antara lembaga

44

pengumpul dengan lembaga petani-pengumpul apabila lembaga ini berperan sebagai pedagang pengumpul yang membeli garam dari petani. Fungsi fisik yang dilakukan lembaga ini berbeda dalam hal fungsi pengemasan, yang lembaga tersebut melakukan fungsi pengemasan dengan menyediakan karung dan tidak membebankannya pada petani garam.

Lembaga ini dapat berperan ganda didasari oleh adanya modal yang besar, degan individu yang dulunya menjadi pengumpul melebarkan usahanya dengan menyewa lahan. Selain itu lembaga ini sebagian besar memang sejak dulu mempunyai lahan tambak garam dan mengusahakannya. Fungsi tataniaga yang dilakukan oleh lemabaga petani dan pedagang apabila berperan sebagai petani meliputi fungsi pertukaran, fisik dan fasilitas. Secara umum fungsi-fungsi tersebut merupakan gabungan dari fungsi-fungsi yang dilakukan oleh kedua lembaga tataniaga tersebut apabila berperan secara terpisah. Terdapat perbedaan fungsi yang dilakukan dengan pada fungsi pertukaran lembaga ini dapat langsung menjual garam hasil panennya langsung kepada lembaga perantara pabrik garam, peternak ubur-ubur dan pabrik kecap tanpa melalui mekanisme pedagang.

4 Fungsi Tataniaga di Tingkat Perantara Pabrik (Bandul)

Perantara pabrik merupakan individu yang menjadi kepercayaan pabrik untuk mengkoordinir garam rakyat yang akan masuk pada suatu pabrik garam. Pada umumnya setiap pabrik garam di Kabupaten pamekasan memiliki 1 orang perantara pabrik. Istilah perantara pabrik atau lazim di Madura disebut sebagai Bandul telah ada sejak puluhan tahun silam. Sistem bandul tersebut telah ada dalam rantai tataniaga komoditas unggulan Pulau Madura yaitu komoditi garam dan tembakau. Saat ini sedikit sekali informasi referensi mengenai bandul tersebut sehingga informasi mengenai bandul dan peran dari bandul itu sendiri secara jelas belum ada. Menurut penelusuran informasi mengatakan bahwa bandul merupakan orang pribumi yang umumnya digunakan oleh pihak orang cina yang memiliki pabrik untuk mengkordinasi penyaluran komoditi tertentu. Namun dalam sistem tataniaga garam rakyat bandul tersebut hanya melakukan fungsi fasilitas yaitu peminjaman nama.

Istilah peminjaman nama ini digunakan untuk memfasilitasi garam yang dijual oleh pedagang pengumpul ke pabrik garam. Garam rakyat dari pedagang pengumpul yang akan dijual kepada pabrik harus melewati bandul tersebut, karena apabila tidak melalui bandul garam tersebut tidak akan diterima oleh pabrik garam. Terdapat beberapa mekanisme cara kerja bandul yang peneliti peroleh dari berbagai informan dalam penelitian ini. Mekanisme pertama saat pedagang pengumpul ingin menjual garamnya ke pabrik, pedagang tersebut langsung ke pabrik. Namun dalam buku pngiriman yang dimiliki pabrik garam, pedagang pengumpul tersebut mencantumkan nama bandul tersebut. Mekanisme kedua yaitu ketika pedagang pengumpul telah sampai di pabrik garam, biasanya bandul telah menanti di lokasi pabrik kemudian penyerahan garam tersebut dipandu oleh bandul. Dalam hal ini, bandul hanya melakukan kegiatan fasilitasi karena hal tersebut dapat diistilahkan pedagang pengumpul hanya meminjam nama bandul untuk memasukkan garam tersebut ke pabrik garam. Peminjaman nama oleh pedagang pengumpul tersebut memberikan konsekuensi biaya

45 yang akan diberikan kepada bandul. Biaya yang dibebankan tersebut sekitar Rp10 000–Rp20 000/ton. Dengan kata lain pedagang pengumpul menerima pemotongan harga sebesar Rp10 000–Rp20 000/ton karena jasa dari bandul tersebut.

5 Fungsi Tataniaga di Tingkat Pabrik Garam

Pabrik garam yang menjadi responden pada penelitian sistem tataniaga garam rakyat di Desa Lembung adalah pabrik garam yang melakukan proses pembelian garam rakyat di Desa Lembung. Secara umum pabrik garam tersebut melakukan 3 fungsi tataniaga utama yaitu fungsi pertukaran, fungsi fisik, dan fungsi fasilitas. Fungsi pertukaran yang dilakukan oleh pabrik garam adalah kegiatan pembelian dan penjualan. Pabrik garam membeli garam bahan baku (krosok) kepada pedagang pengumpul yang melalui perantara pabrik. Pabrik garam umumnya membuka pembelian pada musim panen raya garam. Salah satu alasanya adalah pabrik akan mendapatkan garam bahan baku dengan harga yang lebih murah. Karena pada saat terjadi musim panen garam harga di tingkat petani akan rendah. Pada saat kegiatan pembelian pabrik juga sekaligus melakukan fungsi grading dengan garam yang dibeli akan diklasifikasikan kedalam ukuran standar baru yaitu KI a, KI b dan seterusnya. Setelah melalui proses manufaktur, garam bahan baku akan diolah menjadi garam konsumsi yang kemudian akan dijual kepada agen dan pedagang pengecer.

Dokumen terkait