• Tidak ada hasil yang ditemukan

Biaya yang digunakan dalam usaha peternakan Abdul Djawad Farm, terdiri dari biaya investasi, biaya tetap dan biaya variabel.

Biaya Investasi

Biaya investasi merupakan biaya awal yang digunakan untuk membeli barang-barang modal atau barang yang penggunaannya lebih dari satu tahun. Biaya ini meliputi investasi lahan, investasi bangunan dan investasi peralatan.

Investasi Lahan. Lahan yang digunakan untuk usaha peternakan merupakan lahan milik sendiri. Luas lahan untuk lokasi peternakan adalah 1 Ha dengan harga per meternya Rp 6.000,-. Lahan tersebut digunakan untuk perkandangan, gudang pakan, kantor, dan mess karyawan.

Investasi Bangunan. Biaya investasi bangunan meliputi biaya pembangunan kandang, pembangunan gudang pakan, pembangunan kantor dan mess karyawan. 1) Kandang

Kandang yang digunakan adalah kandang panggung yang beralaskan litter (sekam padi). Kandang dibangun dengan bentuk panggung untuk memudahkan dalam pengambilan kotoran ayam. Tinggi kandang kurang lebih 6 meter dari tanah. Ketinggian kandang tersebut untuk memudahkan sirkulasi udara agar tidak terjadi kelembaban yang dapat mengganggu kesehatan ayam. Dinding kandang berbahan kawat dan lantai kandang terbuat dari bambu (reng). Sedangkan atapnya yang berbentuk monitor terbuat dari asbes. Setiap kandang dilengkapi dengan tempat pakan dan minum. Usaha peternakan Abdul Djawad Farm memiliki 12 buah kandang dengan ukuran 54 x 7 m. Biaya untuk pembuatan kandang adalah Rp 85.000,-/m2, dengan umur ekonomis sekitar 10 tahun. Jumlah DOC per luasan kandang adalah 10 ekor DOC/m2. Kepadatan ini

berada di atas kepadatan kandang hasil penelitian Veranza (2004), yaitu 9 ekor/m2.

2) Gudang Pakan

Usaha peternakan Abdul Djawad Farm memiliki dua buah gudang pakan dengan ukuran 5 x 6 m. Gudang pakan digunakan sebagai tempat

penyimpanan pakan sementara sebelum dipindahkan ke kandang. Biaya pembuatan gudang pakan adalah Rp 65.000,-/m2. Perlu diketahui, gudang pakan dibangun semi permanen dengan bahan atap asbes, sedangkan dinding dan lantai berbahan bambu. Gudang pakan memiliki umur ekonomis 10 tahun.

3) Mess Karyawan dan Kantor

Mess karyawan dan kantor dibangun secara permanen, dengan atap genteng, lantai keramik dan dinding tembok untuk kantor dan anyaman bambu untuk mess karyawan. Mess karyawan dimaksudkan untuk tempat peristirahatan dan penginapan karyawan. Luas mess karyawan adalah 72 m2, sedangkan luas kantor 116 m2. Pembangunan mess karyawan dan kantor, masing-masing menghabiskan biaya per meternya Rp 400.000,- dan Rp 600.000,-. Umur ekonomis mess karyawan dan kantor adalah 10 tahun.

Tabel 4. Biaya Investasi Lahan, Bangunan dan Peralatan Usaha Peternakan Abdul Djawad Farm

Keterangan Satuan Harga per

Satuan Biaya (%) Lahan (m2) 10.000 6.000 60.000.000 8,58 Kandang (m2) 4.536 85.000 385.560.000 55,15 Kantor (m2) 116 600.000 69.600.000 9,96 Mess Karyawan (m2) 72 400.000 28.800.000 4,12 Gudang Pakan (m2) 60 65.000 3.900.000 0,56 Peralatan 143.515.600 20,53

Instalasi Listrik dan Air 2.500.000 0,36

Perlengkapan Kantor 5.200.000 0,74

Total Biaya Investasi 699.075.600 100

Sumber : Usaha Peternakan Abdul Djawad Farm, 2007 (diolah)

Tabel 4 menunjukkan bahwa biaya investasi terbesar yang dikeluarkan usaha peternakan Abdul Djawad Farm adalah biaya pembuatan kandang. Biaya tersebut setengahnya dari keseluruhan biaya investasi (55,15%). Hal ini disebabkan kandang tersebut dibangun dalam jumlah banyak dengan kapasitas yang relatif sedikit.

Investasi Peralatan. Peralatan kandang yang digunakan adalah pemanas (semawar), pembatas, tempat pakan, tempat minum, tirai, drum, alat penerangan, tambang, jerigen, ember, gayung, sprayer, sanyo, thermometer, timbangan, sekop, cangkul, sapu lidi, sikat. Biaya investasi selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 5.

1) Pemanas

Pemanas yang digunakan usaha peternakan Abdul Djawad Farm adalah semawar dengan bahan bakar minyak tanah. Pemanas diletakkan pada ketinggian 50 – 75 cm di atas sekam. Setiap kandang dilengkapi lima buah pemanas. Satu buah pemanas dapat digunakan untuk sekitar 756 ekor. Umur ekonomis dari pemanas kurang lebih lima tahun. Harga satu buah pemanas adalah Rp 300.000,- 2) Pembatas (Brooder Guard)

Pembatas (Brooder Guard) merupakan alat pembatas bagi DOC yang dipelihara antara umur 1-11 hari. Bahan yang digunakan untuk pembatas adalah seng. Penggunaan pembatas ini bersamaan dengan pemanas agar DOC mendapatkan panas atau kehangatan yang merata. Satu buah pembatas digunakan untuk 945 ekor ayam. Pembatas yang digunakan berukuran 50 m x 0,45 m. Harga seng pembatas adalah Rp 7.500/meter, dengan umur ekonomis kurang lebih lima tahun.

3) Tempat Pakan

Tempat pakan yang digunakan pada usaha peternakan Abdul Djawad Farm terbagi menjadi dua, yaitu baki pakan atau nampan dari bahan plastik dan tempat pakan yang berbentuk tabung ukuran 5 kg pakan. Baki pakan atau nampan plastik digunakan untuk ayam umur 1-11 hari. Setelah itu, baki pakan diganti dengan tempat pakan berbentuk tabung. Satu baki pakan dan tempat pakan tabung digunakan untuk 32 dan 30 ekor ayam. Harga masing-masing tempat pakan adalah Rp 5.200,- dan Rp 10.300,- dengan umur ekonomis lima tahun.

4) Tempat Minum

Tempat minum yang digunakan pada usaha peternakan Abdul Djawad Farm berupa galon plastik manual dengan volume kurang lebih 2 liter. Galon manual digunakan sampai ayam umur 11 hari. Setelah itu, galon manual diganti dengan galon otomatis. Satu buah galon manual digunakan untuk 48 ekor ayam. Sedangkan, untuk satu buah galon otomatis digunakan untuk 70 ekor ayam. Harga satu buah galon manual adalah Rp 5.800,- sedangkan harga galon otomatis adalah Rp 35.200,-. Kedua jenis tempat minum memiliki umur ekonomis lima tahun.

5) Alat Penerangan

Alat penerangan yang digunakan di setiap kandang yaitu lampu neon. Setiap kandang dipasang delapan buah lampu TL (tube lamp) 40 watt. Harga satu buah lampu neon adalah Rp 55.000,-. Rata-rata umur ekonomis lampu TL adalah lima tahun.

6) Drum

Drum digunakan sebagai penampung air untuk mencuci tempat pakan dan tempat minum. Masing-masing kandang memiliki dua buah drum yang

berukuran 100 liter dan 200 liter. Harga satu buah drum berturut-turut Rp 50.000,-, Rp 75.000,- dan mempunyai umur ekonomis kurang lebih lima

tahun.

7) Tirai Penutup

Tirai penutup yang digunakan pada usaha peternakan Abdul Djawad Farm adalah terpal. Terpal digunakan sebagai layar penutup dinding kandang. Setiap kandang dipasang terpal dua lapis dengan ukuran 520 m. Harga terpal adalah Rp 4.000/m2. Umur ekonomis terpal adalah lima tahun

8) Tambang

Tambang digunakan untuk menggantung tempat pakan dan tempat minum. Tambang yang dibutuhkan untuk menggantung satu tempat pakan dan minum sekitar 2 m. Harga tambang adalah Rp 750,-/m. Umur ekonomis tambang adalah lima tahun.

9) Jerigen

Jerigen digunakan untuk menyimpan minyak tanah yang diletakan di atas semawar. Semakin tinggi letak tempat minyak tanah (jerigen), panas yang dihasilkan akan semakin besar. Setiap kandang dilengkapi lima buah jerigen sesuai dengan jumlah pemanas yang digunakan. Harga satu buah jerigen adalah Rp 15.000,- dengan umur ekonomis lima tahun.

10) Timbangan

Usaha peternakan Abdul Djawad Farm memiliki dua jenis timbangan, yaitu timbangan gantung dan timbangan duduk. Timbangan gantung digunakan pada saat pemanenan untuk mengukur berat badan dari ayam yang dipanen. Sedangkan timbangan duduk digunakan untuk menimbang obat atau vitamin.

Harga timbangan gantung dan timbangan duduk berturut-turut Rp 500.000,- dan Rp 80.000,-. Umur ekonomis timbangan adalah 10 tahun.

11) Thermometer

Thermometer digunakan untuk melihat kondisi temperatur kandang dan masing-masing kandang dilengkapi satu buah thermometer. Umur ekonomis thermometer adalah dua tahun.

12) Pompa Air

Usaha peternakan Abdul Djawad Farm memiliki tiga unit pompa air. Pompa air yang digunakan adalah sanyo. Harga pompa air adalah Rp 500.000,-/unit dengan umur ekonomis lima tahun.

13) Peralatan Lainnya

Peralatan lainnya yang diperlukan untuk kegiatan sanitasi diantaranya, sprayer, ember, gayung, sekop, cangkul, sapu lidi, sikat.

Biaya Tetap

Biaya tetap yang dikeluarkan oleh usaha peternakan Abdul Djawad Farm adalah biaya tenaga kerja dan pajak bumi dan bangunan.

Tenaga Kerja. Tenaga kerja tetap yang terdapat di usaha peternakan Abdul Djawad Farm berjumlah 15 orang yang terbagi menjadi dua, yaitu tenaga kerja kandang dan tenaga kerja luar kandang. Tenaga kerja kandang adalah pekerja yang bertugas menjalankan operasional kandang. Jumlah tenaga kerja kandang adalah 12 orang. Setiap pekerja kandang bertanggung jawab terhadap ± 3772 – 3977 ekor ayam atau rata-rata jumlah ternak yang dipelihara adalah 3900 ekor ayam. Gaji tenaga kerja bagian kandang besarnya Rp 250.000,-/bulan. Gaji tersebut belum termasuk uang makan dan insentif. Uang makan diberikan dalam bentuk natura karena makanan sudah disediakan. Tenaga kerja bagian kandang harus mengontrol dan mengawasi keadaan ayam setiap saat sampai ayam berumur dua minggu karena masa tersebut adalah masa yang paling rawan untuk ayam. Setelah jangka waktu tersebut, jam kerjanya disesuaikan dengan jadwal pemberian pakan. Tenaga kerja luar kandang adalah pekerja yang bekerja di luar operasional kandang yaitu bagian keamanan. Tenaga kerja bagian keamanan berjumlah tiga orang. Gaji yang diberikan untuk bagian keamanan sebesar Rp 600.000,-/bulan.

Pajak Bumi dan Bangunan. Abdul Djawad Farm merupakan usaha peternakan rakyat, sehingga hanya dikenai pajak bumi dan bangunan setiap setahun sekali. Besarnya pajak bumi dan bangunan yang dikeluarkan yaitu sebesar Rp 1.250.000,-. Biaya Variabel

Biaya variabel yang digunakan oleh usaha peternakan Abdul Djawad Farm terdiri dari DOC (Day Old Chick), pakan, obat-obatan, vitamin dan vaksin (OVK), minyak tanah, sekam, listrik, komunikasi dan transportasi, biaya sanitasi, dan lain-lain. Biaya variabel yang dikeluarkan usaha peternakan Abdul Djawad Farm setiap periode produksi pada tahun 2007 selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 10.

DOC (Day Old chick). DOC yang digunakan oleh usaha peternakan Abdul Djawad Farm adalah strain Cobb. DOC tersebut diperoleh dari PT. Sierad Produce Tbk. Jumlah DOC yang dipelihara pada setiap kandang jumlahnya berbeda untuk setiap periode produksinya sesuai dengan jumlah ayam yang dibeli. Kualitas DOC yang baik akan sangat mempengaruhi kelancaran produksi dan dapat menurunkan tingkat kematian ayam pedaging selama periode pemeliharaan.

Tabel 5. Rincian Biaya DOC Setiap Periode Produksi Selama Tahun 2007 Periode DOC (ekor) Harga (Rp/ekor) Total Biaya Per Periode (Rp)

Jan - Feb 46.000 2.728 125.484.780,00 Maret - Mei 40.000 3.200 128.000.000,00 Jun - Jul 40.000 3.200 128.000.000,00 Agust - Sept 40.000 4.000 160.000.000,00 Nop - Des 46.000 2.500 115.000.000,00 Total 212.000 656.484.780,00

Sumber : Usaha Peternakan Abdul Djawad Farm, 2007 (diolah)

Total biaya yang dikeluakan oleh usaha peternakan Abdul Djawad Farm untuk membeli DOC selama tahun 2007 adalah sebesar Rp 656.484.780,-. Harga DOC pada tahun 2007 mengalami fluktuasi disebabkan oleh permintaan pasar yang tidak menentu.

Tabel 5 menunjukkan bahwa harga beli DOC tertinggi berada pada periode Agustus – September, yaitu sebesar Rp 4.000,-/ekor. Hal ini disebabkan karena pada periode tersebut menjelang bulan Ramadhan. Melihat permintaan pasar yang

meningkat, perusahaan pembibitan tidak melewatkan peluang untuk mendapatkan keuntungan yang lebih tinggi yaitu dengan menaikkan harga DOC

Pakan. Pakan yang diberikan berbentuk crumble atau butiran halus. Usaha peternakan Abdul Djawad Farm menggunakan dua jenis pakan yaitu pakan booster dan starter. Pakan booster diberikan sampai ayam umur 10 hari, sedangkan pakan starter diberikan pada ayam umur 11 hari sampai panen. Pakan booster teksturnya lebih halus dibandingkan pakan starter. Kandungan nutrisi yang terdapat pada masing-masing jenis pakan dapat dilihat pada Lampiran 2. Usaha peternakan Abdul Djawad Farm memperoleh pakan dari PT. Sierad Produce Tbk. Pemesanan pakan dilakukan setiap dua hari sekali sesuai jadwal pengiriman pakan dari supplier. Pemberian pakan dilakukan secara ad libitum yaitu pemberian pakan tidak dibatasi sampai umur 10 hari. Selanjutnya 3 kali sehari sampai panen.

Tabel 6. Biaya Pakan yang Dikeluarkan Selama Tahun 2007 Periode Jumlah (kg) Harga Rata-rata

(Rp/kg) Jumlah (Rp) Jan - Feb 116.300 3.110 361.661.600 Maret - Mei 123.250 3.208 395.390.250 Jun - Jul 80.430 3.214 258.473.850 Agust - Sept 109.600 3.831 419.888.000 Nop - Des 108.150 3.626 392.143.050 Total 537.730 1.827.556.750

Sumber : Usaha Peternakan Abdul Djawad Farm, 2007 (diolah)

Tabel 6 menunjukkan bahwa total pakan yang dihabiskan selama tahun 2007

sebanyak 537.730 kg, dengan total biaya yang dikeluarkan sebesar Rp 1.827.556.750,-. Seperti halnya harga DOC, harga pakan tertinggi terjadi pada

periode Agustus – September yaitu Rp 3.831,-/kg. Hal tersebut menyebabkan biaya yang dikeluarkan pada periode tersebut merupakan biaya terbesar selama tahun 2007. Namun, jumlah pakan terbanyak yang dikeluarkan terjadi pada periode Maret – Mei, yaitu 123.250 kg. Hal tersebut mungkin disebabkan oleh lamanya waktu pemeliharaan.

Obat-obat dan Vaksin. Obat-obatan yang digunakan perusahaan diantaranya, Biocin, Neo-moxy, Coccisol, Avi colimox, Biomox-20. Penggunaannya dengan cara dicampur dengan air minum. Obat-obatan tersebut berfungsi sebagai antibiotik dan digunakan untuk mengobati CRD (Chronic Respiratory Disease), Coryza, dan

cholera. Selain obat, ayam diberi vitamin yang berfungsi sebagai antistress dan untuk meningkatkan produktivitas. Vitamin yang digunakan diantaranya vitasam, vigroo, dan bioviton. Perusahaan menggunakan obat-obatan dan vitamin dari beberapa perusahaan, diantaranya PT. Biotek Indonesia, PT. Hendy Pharmindo Satwa, dan Avisena Mitrasejati. Pada saat penelitian, perusahaan menggunakan obat-obatan dan vaksin dari Ceva.Vaksinasi adalah proses memasukkan bibit penyakit yang sudah mati (vaksin pasif) atau bibit penyakit yang sudah dilemahkan (vaksin aktif) ke dalam tubuh ayam baik melalui spray, injeksi (suntikan), campuran air minum maupun tetes mata. Sebelumnya perusahaan belum pernah vaksin sendiri melainkan sudah divaksin oleh supplier. Namun, pada saat penelitian usaha peternakan Abdul Djawad Farm melakukan vaksin sendiri. Untuk vaksin perusahaan menggunakan jenis vaksin ND melalui spray pada hari ke-1, vaksin ND Kill pada hari ke-3 melalui suntik, untuk mencegah penyakit tetelo pada ayam. Vaksin IBD dilakukan pada hari ke-11 melalui air minum, digunakan untuk mencegah penyakit gumboro (infectious bursal disease). Program vaksinasi tersebut dibuat sendiri oleh manager farm dan disesuaikan dengan kebutuhan dan keadaan ayam. Program obat, vitamin dan vaksin dapat dilihat pada lampiran 4.

Bahan Bakar. Bahan bakar yang digunakan usaha peternakan Abdul Djawad Farm adalah minyak tanah dan gas. Minyak tanah dibeli sendiri dari agen minyak. Kebutuhan minyak tanah untuk satu semawar sebanyak 5 liter/hari. Harga rata-rata minyak tanah per liter berkisar antara Rp 2.300 – 3.600,-.

Litter. Litter yang digunakan oleh peternakan berasal dari sekam padi. Sekam ini berguna untuk menyerap kotoran ayam. Penggunaan sekam padi sebagai bahan dasar litter adalah karena sekam padi tidak menimbulkan debu, mudah menghisap air serta harganya murah. Ketebalan sekam padi yang digunakan ± 5 cm. Setiap periode pemeliharaan, perusahaan menghabiskan 100 karung sekam padi/kandang. Sekam tersebut dibeli dari penggilingan padi. Harga rata-rata sekam per karung berkisar antara Rp 1.900 – 2.600,-.

Retribusi. Biaya retribusi yang dikeluarkan tergantung pada jumlah ayam yang yang dipelihara. Satu ekor ayam dikenakan biaya retribusi Rp 15,-

Penerimaan

Penerimaan merupakan arus kas yang masuk dari usaha peternakan ayam broiler pada Abdul Djawad Farm. Penerimaan pada usaha peternakan Abdul Djawad Farm terdiri dari penerimaan tunai dan penerimaan tidak tunai.

Penerimaan Tunai

Penerimaan tunai merupakan nilai uang tunai yang diterima dari penjualan ayam broiler dan bonus. Harga jual ayam selama tahun 2007 berkisar antara Rp 8.322,44 – Rp 10.358,92,- per kg. Harga jual ayam tertinggi terjadi pada periode Agustus – September. Hal ini dikarenakan menjelang bulan Ramadhan, dimana permintaan konsumen terhadap ayam meningkat yang menyebabkan harga jual ayam pun meningkat (Lampiran 12).

Selain dari hasil penjualan ayam, usaha peternakan Abdul Djawad Farm memperoleh penerimaan yang berupa bonus. Bonus tersebut dapat berupa bonus FCR (Feed Convertion Ratio), ataupun bonus pasar. Namun dalam penelitian ini yang dihitung adalah bonus FCR (Feed Convertion Ratio). Bonus FCR (Feed Convertion Ratio) merupakan bonus yang diterima usaha peternakan Abdul Djawad Farm, apabila FCR memenuhi standar yang telah ditetapkan. Bonus yang diterima adalah Rp 75,- per kg bobot jual ayam.

Penerimaan Tidak Tunai

Penerimaan tidak tunai merupakan sejumlah penerimaan yang diterima dan dapat dinilai dalam satuan uang, tetapi tidak menerima langsung nilai uang tersebut secara tunai. Nilai ini dihitung dengan mengurangi nilai aset dengan penyusutannya selama digunakan. Penghitungan penyusutan dilakukan dengan metode garis lurus. Penerimaan tidak tunai yang diperhitungkan dalam penelitian ini, meliputi nilai lahan, nilai sisa bangunan, nilai sisa peralatan dan nilai sisa perlengkapan kantor. Lahan diasumsikan pada 10 tahun mendatang akan meningkat 25% dari nilai investasinya menjadi Rp 75.000.000,-, sedangkan nilai sisa bangunan, peralatan dan perlengkapan kantor diasumsikan 10% dari nilai investasinya. Peralatan yang diasumsikan mempunyai nilai sisa adalah mesin pompa air dan tangki air, sedangkan perlengkapan kantor yang masih mempunyai nilai sisa adalah komputer dan mesin printer, sedangkan peralatan dan perlengkapan lainnya diasumsikan tidak memiliki nilai sisa atau sama dengan nol.

Analisis Kelayakan Finansial

Analisis finansial sangat diperlukan untuk menentukan kelayakan dalam usaha peternakan, yaitu dengan menghitung arus biaya dan arus penerimaan. Analisis finansial dalam usaha peternakan Abdul Djawad Farm menggunakan kriteria penilaian investasi yaitu Net Present Value (NPV), Benefit Cost Ratio (BCR) dan Internal Rate of Return (IRR).

Tingkat suku bunga yang digunakan dalam penelitian ini dibagi mejadi dua yaitu tingkat suka bunga deposito dan tingkat suku bunga pinjaman bank BNI. Tingkat suku bunga deposito bank BNI digunakan dengan asumsi bahwa Abdul Djawad Farm menggunakan modal sendiri, sehingga opportunity cost yang dipakai adalah suku bunga deposito sebesar 6,25% per tahun. Sedangkan tingkat suku bunga pinjaman bank BNI digunakan dengan asumsi bahwa Abdul Djawad Farm menggunakan modal pinjaman dari bank BNI dengan tingkat suku bunga sebesar 14,5% per tahun.

Tabel 7. Analisis Kelayakan Finansial dengan Modal Sendiri dan Modal Pinjaman

Uraian NPV (Rp) BCR IRR

(%)

Pay Back Periode Modal Sendiri (i= 6,25% p.a) 931.398.142,05 1,04

29,27 3 tahun 6 bulan Modal Pinjaman (i=14,5% p.a) 438.192.975,74 1,03 4 tahun 4 bulan

Sumber : Usaha Peternakan Abdul Djawad Farm, 2007 (diolah)

Analisis kelayakan finansial menunjukkan penghitungan NPV tahun 2007 – 2017 dengan menggunakan modal sendiri (i=6,25%) memberikan hasil yang positf yang berarti menerima keuntungan sebesar Rp 931.398.142,05,- dan BCR 1,04. Nilai BCR ini berarti setiap penambahan Rp 1,00,- pengeluaran pada saat itu akan menghasilkan manfaat Rp 1,04,-, sedangkan apabila Abdul Djawad Farm menggunakan modal pinjaman dengan tingkat suku bunga pinjaman sebesar 14,25% per tahun, NPV yang diperoleh adalah sebesar Rp 438.192.975,74,- dan BCR 1,03. Nilai Pay Back Periode usaha peternakan Abdul Djawad Farm pada saat menggunakan modal sendiri adalah 3 tahun 6 bulan. Artinya, dibutuhkan waktu selama 3 tahun 6 bulan untuk mengembalikan modal investasi, sedangkan jika menggunakan modal pinjaman, waktu yang dibutuhkan untuk mengembalikan modal investasi lebih lama dibandingkan jika menggunakan modal sendiri yaitu 4 tahun 4 bulan.

Tingkat pengembalian internal atau IRR sebesar 29,27% menunjukkan bahwa Abdul Djawad Farm mampu mengembalikan modal pinjaman sampai tingkat bunga maksimum sebesar 29,27%. Nilai IRR lebih besar dari tingkat suku bunga bank. Berdasarkan kriteria kelayakan finansial tersebut, menunjukkan bahwa usaha peternakan Abdul Djawad Farm layak untuk dilanjutkan dan dikembangkan.

Analisis Sensitivitas

Dalam analisis usaha banyak dipergunakan asumsi-asumsi, sehingga perhitungan penerimaan dan pengeluaran mengandung ketidakpastian. Salah satu metode untuk menelaah kembali kelayakan finansial dengan adanya perubahan-perubahan adalah analisis sensitivitas. Asumsi-asumsi yang digunakan dalam penelitian ini adalah peningkatan harga DOC, peningkatan harga pakan, dan penurunan harga jual ayam.

Tabel 8. Analisis Sensitivitas Usaha Peternakan Abdul Djawad Farm

Uraian NPV (Rp) BCR IRR (%) PBP (tahun)

Modal Sendiri (i= 6,25% p.a)

Harga DOC naik 19,50% 260.012,81 1,00 6,26 9,99 Harga DOC naik 19,51% (217.493,92) 0,99 6,24

Harga Pakan naik 7,00% 882.346,89 1,00 6,28 9,98 Harga Pakan naik 7,01% (446.961,39) 0,99 6,24

Harga Jual Ayam turun 4,34% 1.985.063,10 1,00 6,31 9,97 Harga Jual Ayam turun 4,35% (156.441,69) 0,99 6,24

Modal Pinjaman (i=14,5% p.a)

Harga DOC naik 13,04% 182.295,78 1,00 14,51 9,97 Harga DOC naik 13,05% (93.293,76) 0,99 14,49

Harga Pakan naik 4,68% 631.159,12 1,00 14,52 9,97 Harga Pakan naik 4,69% (303.802,02) 0,99 14,49

Harga Jual Ayam turun 2,90% 1.390.690,10 1,00 14,55 9,96 Harga Jual Ayam turun 2,91% (115.524,68) 0,99 14,49

Sumber : Usaha Peternakan Abdul Djawad Farm, 2007 (diolah)

Hasil analisis sensitivitas menunjukkan bahwa usaha peternakan ayam broiler rentan terhadap perubahan harga. Apabila usaha peternakan Abdul Djawad Farm menggunakan modal sendiri, maka peningkatan harga DOC lebih dari 19,50% cateris paribus, peningkatan harga pakan lebih dari 7,00% cateris paribus, penurunan harga jual ayam lebih dari 4,34% cateris paribus akan menyebabkan usaha peternakan Abdul Djawad Farm mengalami kerugian.

Apabila usaha peternakan Abdul Djawad Farm ingin mengembangkan usahanya dengan asumsi modal seluruhnya menggunakan modal pinjaman, maka

peningkatan harga DOC lebih dari 13,04% cateris paribus, peningkatan harga pakan lebih dari 4,68% cateris paribus, penurunan harga jual ayam lebih dari 2,90% cateris paribus sudah dipastikan usaha peternakan Abdul Djawad Farm tidak dapat mengembalikan modal pinjaman.

Tabel 8 menunjukkan bahwa usaha peternakan ayam broiler Abdul Djawad Farm sangat peka terhadap penurunan harga jual ayam baik dengan menggunakan modal sendiri maupun pinjaman. Penurunan harga jual ayam kurang dari 5% sudah menyebabkan nilai NPV usaha tersebut negatif.

Dokumen terkait