• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peternakan Abdul Djawad Farm merupakan usaha peternakan yang bergerak dalam bidang pemeliharaan ayam broiler. Usaha ini, sudah mempunyai surat izin prinsip No. 503/3715-Binus, tanggal 18 Oktober 2006, Register 1.1/031.PP.Nak/10/2006 yang dikeluarkan oleh Dinas Peternakan Kabupaten Bogor. Lokasi peternakan terletak di Desa Banyu Resmi, Kecamatan Cigudeg, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Batas wilayah Desa Banyu Resmi sebelah utara berbatasan dengan Desa Banyu Asih, sebelah selatan berbatasan dengan Desa Sadeng, sebelah barat berbatasan dengan Desa Banyu Wangi, dan sebelah timur berbatasan dengan Desa Leuwi Batu. Pada awalnya lokasi peternakan merupakan lahan perbukitan. Pada bulan Januari 2004 pemilik usaha peternakan mulai membuka lahan tersebut untuk dibangun menjadi lokasi peternakan. Luas lahan yang dibuka untuk lokasi peternakan adalah 1 Ha. Dalam perkembangannya luas keseluruhan lahan sampai saat ini sudah mencapai 8,7 Ha. Selain digunakan untuk lokasi peternakan, lahan ini digunakan untuk lokasi perkebunan. Lokasi peternakan berada jauh dari pemukiman penduduk. Pemukiman penduduk yeng terdekat sekitar 1,5 km dari lokasi peternakan. Hal tersebut sangat mendukung untuk perkembangan ayam karena jauh dari kebisingan yang dapat menimbulkan ayam stress dan juga bau yang timbul dari kotoran ayam tidak menimbulkan polusi bagi masyarakat sekitar. Jalan menuju lokasi peternakan cukup menunjang sehingga memudahkan transportasi. Keadaan tersebut sangat sesuai untuk melakukan pengembangan usaha.

Usaha Peternakan ini berdiri atas ide Bapak Ir. Ismail Istiadjie yang merupakan manager farm. Berbekal pengalaman dalam menjalankan usaha pemeliharaan ayam broiler, beliau mengajukan kerjasama dengan Bapak Abdul Djawad Lubis, yang sekarang merupakan investor dan sekaligus merupakan pemilik dari usaha peternakan. Pada bulan Agusutus 2004, usaha ini mulai berjalan dengan jumlah populasi awal 22.000 ekor dengan jumlah kandang sebanyak enam unit kandang dengan ukuran 54 x 7 m.

Selama menjalankan usahanya, peternakan Abdul Djawad Farm menjalin kemitraan dengan PT. Sierad Produce, Tbk. dengan berbagai pertimbangan, salah satunya adalah karena harga kontrak yang diberikan perusahaan tersebut jauh lebih

baik dibanding perusahaan lainnya. PT. Sierad Produce, Tbk, sebagai perusahaan yang menyediakan sapronak dan membeli kembali produk berupa ayam hidup, sedangkan perusahaan peternakan sendiri hanya menyediakan kandang beserta peralatannya. Usaha peternakan Abdul Djawad Farm sampai saat ini terus melakukan pengembangan usahanya, dengan menambah bangunan kandang dan jumlah ayam yang dipelihara. Sampai saat ini ayam yang dipelihara sudah mencapai 46.000 ekor dengan jumlah kandang sebanyak 12 unit.

Struktur Organisasi

Struktur organisasi usaha peternakan ini masih sangat sederhana seperti terlihat pada Gambar 2.

Gambar 2. Struktur Organisasi di Usaha Peternakan Abdul Djawad Farm Pimpinan usaha peternakan Abdul Djawad Farm merupakan pemilik sekaligus investor yang berperan sebagai pembuat kebijakan dan pemegang kendali perusahaan, sedangkan manager farm memiliki tugas rangkap, yaitu bertanggung jawab dalam mengawasi jalannya kegiatan produksi, administrasi, keuangan dan pemasaran. Namun, untuk mempermudah jalannya kegiatan produksi, manager farm membagi pekerjanya ke dalam dua bagian yaitu bagian kandang, dan bagian keamanan. Bagian kandang berjumlah 12 orang yang terdiri dari dua orang kepala flock dan 10 orang anak kandang. Bagian ini bertugas menjalankan operasional kandang diantaranya, menyiapkan pakan dan peralatan kandang, memberi makan dan

Pimpinan

Manager

Bagian Kandang Bagian Keamanan

minum, mencatat pakan yang diberikan dan ayam yang mati, memelihara kesehatan ayam, menjaga kebersihan kandang dan peralatan kandang. Bagian keamanan terdiri dari tiga orang, bertugas menjaga keamanan di sekitar peternakan, termasuk keamanan aset, karyawan, ayam yang dipelihara, serta menanggulangi gangguan keamanan dari luar.

Pemasaran

Pemasaran merupakan salah satu kegiatan pokok selain produksi, yang dilakukan oleh para pengusaha dalam mempertahankan kelangsungan usahanya dan mendapatkan laba. Output yang dijual berupa ayam hidup dengan bobot badan 1,2 – 1,7 kg. Usaha peternakan Abdul Djawad Farm memasarkan produknya dengan cara menawarkannya kepada perusahaan inti yaitu, PT. Sierad Produce, Tbk. Selanjutnya, perusahaan inti menawarkan kembali produknya kepada pembeli. Setelah harga disepakati, pembeli datang langsung ke kandang untuk mengambil ayam yang sudah dipesan dengan menunjukkan surat permintaan (Delivery Order). Harga jual yang diterima perusahaan adalah sesuai dengan kontrak yang telah disepakati antara mitra dengan PT. Sierad Produce, Tbk. Adapun contoh surat kesepakatan dapat dilihat pada Lampiran 1.

Tabel 2 menunjukkan bahwa rata-rata bobot jual ayam hidup selama tahun 2007 adalah 1,58 kg/ekor yang dijual pada minggu keenam. Bobot jual terkecil terjadi pada periode Juni - Juli yaitu, 1,26 kg, sedangkan bobot jual terbesar adalah 1,81 kg terjadi pada periode Maret - Mei. Selain itu, harga jual ayam pada usaha peternakan Abdul Djawad Farm selama tahun 2007 sangat fluktuatif. Harga ayam

yang paling tinggi terjadi pada periode Agustus - September yaitu Rp 10.380,31,-/kg. Hal tersebut disebabkan karena bulan tersebut menjelang bulan

Ramadhan sehingga permintaan terhadap ayam tinggi. Rata-rata harga jual ayam pada usaha peternakan Abdul Djawad Farm adalah Rp 9.105,65,-/kg. Nilai rata-rata Feed Convertion Ratio (FCR) selama satu tahun 1,66 yang menunjukkan bahwa untuk menghasilkan 1 kg bobot badan hidup diperlukan konsumsi ransum sebanyak 1,66 kg. Angka kematian (mortalitas) yang terdapat di Abdul Djawad Farm rata-rata sebesar 3,62%. Mortalitas tertinggi terjadi pada periode Nopember – Desember sebesar 4,83%. Hal ini mungkin disebabkan pada periode pemeliharaan tersebut

terjadi perubahan cuaca yang menyebabkan ayam mudah terserang berbagai penyakit.

Secara umum, rata-rata nilai bobot jual, FCR, serta mortalitas di Abdul Djawad Farm sudah memenuhi standar yang ditetapkan oleh perusahaan inti yaitu PT. Sierad Produce, Tbk seperti yang tertulis pada surat kesepakatan. Namun, belum memenuhi standar yang ditetapkan oleh usaha peternakan tersebut seperti terlihat pada lampiran 3. Hal tersebut disebabkan karena standar yang dibuat oleh Abdul Djawad Farm lebih tinggi dibandingkan dengan standar yang ditetapkan oleh PT. Sierad Produce, Tbk.

Tabel 2. Bobot Jual, Konversi Ransum dan Mortalitas di Abdul Djawad Farm selama Tahun 2007

Periode Bobot Jual (kg) Ayam Hidup (kg) Harga Ayam (Rp/kg) FCR Mortalitas (%) Jan – Feb 1,54 68.532 8.322,44 1,70 3,26 Mar – Mei 1,81 70.725 8.732,99 1,74 2,48 Jun – Jul 1,26 48.258 9.055,38 1,67 4,25 Agust – Sept 1,71 66.287 10.358,92 1,65 3,26 Nop - Des 1,59 69.827 9.058,51 1,55 4,83 Rata-rata 1,58 9.105,65 1,66 3,62

Sumber : Usaha Peternakan Abdul Djawad Farm, 2007 (diolah)

Tatalaksana Pemeliharan Ayam Broiler

Pemeliharaan ayam yang dilakukan dalam usaha pemeliharaan ayam broiler diawali dengan persiapan kandang. Persiapan kandang dilakukan melalui dua tahapan yaitu proses pencucian dan sterilisasi serta proses pemasangan peralatan kandang.

Sebelum anak ayam (Day Old Chicken atau DOC) masuk, semua peralatan dikeluarkan dari kandang dan dicuci dengan air yang sudah dicampur dengan desinfektan. Peralatan yang sudah bersih dan steril disimpan di tempat yang bersih. Setelah itu, kotoran ayam yang ada dibawah kandang dimasukan ke dalam karung untuk dikeluarkan dari lokasi. Selanjutnya kandang disikat dan disemprot dengan sprayer tekanan tinggi yang dinamakan mesin sanchin. Proses pencucian kandang menggunakan detergen dengan perbandingan 1kg detergen untuk 100 liter air. Lalu

dilumuri kapur tohor. Pelumuran dengan kapur tohor ini dilakukan sebagai langkah sterilisasi kandang dan upaya menjaga kelembaban kandang. Pelumuran kandang dengan kapur tohor ini diikuti dengan penyemprotan formalin. Selanjutnya kandang ditutupi dengan tirai (terpal) yang sudah disemprot dengan desinfektan lalu dikeringkan. Pemasangan tirai ini berguna untuk menjaga agar kandang tetap hangat dan tidak lembab sebelum DOC masuk. Kemudian lantai bawah kandang disapu sampai bersih.

Sebelum DOC masuk, kandang dialasi dengan jaring dan sekam padi sebagai litternya setebal kurang lebih 5 cm. Kemudian peralatan kandang seperti pembatas (brooder guard), pemanas dan terpal yang sudah bersih dipasang kembali. Setelah itu, semprot kembali dengan desinfektan dan formalin yang dicampur air dengan perbandingan 60 ml : 10 liter. Desinfektan yang digunakan perusahaan pada saat penelitian adalah ultrades, sierades dan septides. Setelah itu, kandang dikosongkan selama empat hari sebelum DOC masuk. Pemasangan tempat pakan dan tempat minum dilakukan sesaat sebelum anak ayam (DOC) masuk.

Setelah kandang selesai disterilisasi, maka DOC siap untuk dimasukkan. Pemanas harus sudah dinyalakan dua jam sebelum DOC tiba. Pakan harus sudah ditebar diatas sekam yang sudah dialasi dengan koran supaya DOC dapat membedakan antara pakan dengan sekam. Sebelum masuk, terlebih dahulu DOC ditimbang secara acak untuk memastikan berat DOC apakah sesuai standar DOC yang diinginkan. Berat rata-rata DOC pada peternakan Abdul Djawad Farm adalah 40-50 gram/ekor. Setelah DOC ditimbang, dilihat apakah kondisinya baik, sesuai strain yang diminta dan dihitung jumlahnya. Sesaat setelah DOC masuk, DOC diberi minum larutan vitamin vigroo dan antibiotik mycotack dengan perbandingan 40 ml vitamin dan 80 liter air untuk 4.000 ekor anak ayam (DOC). Vitamin berguna sebagai anti stres untuk memulihkan kondisi ayam yang mengalami cekaman selama dalam perjalanan.

Tahapan pemeliharaan ayam setiap minggunya berbeda-beda. Adapun yang membedakannya antara lain penggunaan layar, pemanas, pembatas dan penggunaan tempat pakan dan minum.

Selama masa awal pemeliharaan tirai dibuka secara bertahap, dimulai dari bagian atas ke bawah. Pembukaan tirai ini berlangsung sampai ayam berumur kurang

lebih 21 hari atau tergantung keadaan cuaca. Setelah minggu ke-3, tirai sudah tidak digunakan lagi. Pemanas digunakan sampai minggu ke-2 pemeliharaan. Pelebaran pembatas (brooder guard) dilakukan setiap hari dengan pertambahan sekitar 20 cm. Pelebaran pembatas (brooder guard) ini diikuti dengan penambahan jumlah baki pakan dan galon manual. Pada hari ke-11 pembatas (brooder guard) dibagi menjadi dua bagian yang disekat dengan pagar bambu. Baki pakan dan tempat minum manual digunakan sampai pemeliharaan hari ke-11. Setelah itu, diganti dengan tempat pakan bentuk tabung dengan kapasitas 5 kg dan galon otomatis.

Pengawasan terhadap penyakit dilakukan oleh Technical Service (TS) dari PT. Sierad Produce, Tbk. Technical Service (TS) datang secara berkala untuk memeriksa kesehatan ayam. Ayam yang sakit diambil dan dipisahkan dari ayam yang sehat untuk menghindari penyebaran penyakit. Ayam yang mati karena penyakit segera dibedah untuk mengetahui penyebab kematiannya. Kemudian bangkai ayam di kubur. Tabel 3 menunjukkan penyakit yang sering menyerang ayam, ciri-ciri dan penyebabnya. Sebagian besar ayam yang terserang penyakit akibat dari lingkungan yang kurang bersih.

Tabel 3. Penyakit yang Sering Menyerang, Gejala dan Penyebabnya

Penyakit Gejala Penyebab

Chronic Respiratory Disease (CRD)

Ayam batuk-batuk, dari lubang hidung keluar cairan, bersin, kepala sering diguncang-guncangkan, dan mengeluarkan bunyi ngorok yang jelas pada malam hari.

Bakteri Micoplasma Gallisepticum (MG) Coligranuloma (Hjarre's Disease)

Terdapat nodul-nodul (granulomas) di sepanjang saluran usus, mesentery, dan hati.

Bakteri

enbacterium dan bacteriodes

Coryza (Snot, salesma)

Ayam lesu, dan keluar cairan yang jernih dari hidung, makin lama

makin kental. Terjadi

pembengkakan atau oedema pada muka.

Bakteri Haemophilus Gallinarum

Gumboro (IBD) Diare, berak berwarna putih seperti pasta, terjadi pembengkakan pada bursa fabricius. Ada bintik merah pada paha.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Dokumen terkait