• Tidak ada hasil yang ditemukan

Karakteristik Debitur Kupedes iB BRI Syariah Cibinong

Pembahasan mengenai karakteristik debitur Kupedes iB BRI Syariah Cibinong dibagi menjadi 3 (tiga) yaitu pembahasan mengenai karakteristik individu responden, karakteristik usaha responden dan karakteristik pembiayaan responden. Pembahasan mengenai karakteristik debitur tersebut dilakukan dalam upaya untuk menganalisa faktor-faktor apa saja yang memengaruhi realisasi pembiayaan Kupedes iB para debitur.

Responden dalam penelitian ini adalah para debitur kredit sektor agribisnis yang tergolong aktif hingga akhir bulan Desember 2014. Total debitur pembiayaan Kupedes iB BRI Syariah UM Cibinong adalah 217 orang. Responden yang digunakan dalam menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi realisasi pembiayaan Kupedes iB BRI Syariah Cibinong adalah 44 orang. Responden yang diambil berdasarkan penentuan pengambilan 20 persen dari total populasi debitur aktif BRI Syariah Cibinong.

Karakteristik Individu Responden

Karakter nasabah merupakan salah satu dari prinsip 5 (lima) C yang merupakan persyaratan dalam mekanisme penyaluran Kupedes. Nasabah BRI Syari’ah KCP Cibinong memiliki karakter yang berbeda, baik tidaknya karakter nasabah dapat mempengaruhi pemberian Kupedes. Untuk melihat karakter responden BRI Syari’ah KCP Cibinong dapat dibagi menjadi dua kriteria, yaitu jenis kelamin dan usia,

a) Jenis Kelamin Responden

Jenis kelamin diduga berpengaruh terhadap realisasi Kupedes iB. Pada umumnya, kepala keluarga adalah pria sehingga pria sebagai pencari nafkah utama dalam suatu keluarga diduga lebih banyak mengajukan kredit dibandingkan wanita. Selain itu, Account Officer bank yang sebagian besar adalah pria diduga lebih mempercayai pria dibanding wanita sehingga pria diduga memiliki peluang yang lebih besar dalam memperoleh realisasi kredit.

Berdasarkan hasil wawancara dengan Kepala Unit BRI Syari’ah KCP Cibinong, dalam pemberian Kupedes iB tidak membedakan pria dan wanita, oleh karena itu nasabah Kupedes iB sangat beragam. Jenis kelamin responden secara keseluruhan didominasi oleh pria dengan proporsi sebesar 52,27 persen dan sisanya adalah wanita. Hal ini menunjukkan bahwa umumnya pria merupakan kepala keluarga yang bertanggung jawab dalam mencari penghasilan sehingga lebih memiliki penghasilan yang tetap dibandingkan wanita. Kaum wanita biasanya bekerja hanya sebagai pelengkap penghasilan yang diperoleh pria sebagai kepala keluarga sehingga tingkat kepercayaan bank terhadap pria lebih besar dibandingkan wanita. (Tabel 6).

Tabel 6 Jenis kelamin responden nasabah Kupedes iB BRI Syari’ah KCP Cibinong

Jenis Kelamin Jumlah Responden

(Orang) Presentase (%)

Pria 23 52,27

Wanita 21 47,73

Total 44 100

Sumber : Data primer yang diolah, 2014

Berdasarkan Tabel 6 dapat dilihat bahwa perbedaan jumlah responden menurut jenis kelamin sebenarnya tidak jauh berbeda yaitu sekitar 4,54 persen atau dua orang saja. Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat Cibinong tidak lagi mempermasalahkan gender dalam bekerja. Kaum wanita sebagai pengusaha Kupedes iB juga semakin dipercaya oleh bank dalam menggunakan dana bank untuk kemajuan usahanya.

b) Usia Responden

Usia menjadi kriteria lainnya dalam melihat karakter nasabah, dikarenakan apabila usia nasabah terlalu muda dikhawatirkan belum memiliki mental yang bagus selain itu usia mempengaruhi keberanian pengusaha dalam mengambil keputusan, dengan meningkatnya usia pada umumnya akan mematangkan kemampuan berpikir sehingga diharapkan dapat mengambil keputusan secara rasionaldan pemikiran yang bijak dalam mengambil keputusan.

Berdasarkan hasil penelitian, usia responden nasabah Kupedes iB di BRI

Syari’ah KCP Cibinong (Tabel 7) mayoritas berada pada kisaran usia 33-46 tahun sebesar 46,25 persen. Hal ini menunjukan bahwa nasabah Kupedes iB yang menjadi responden masih dalam usia produktif dalam bekerja dan memiliki kematangan mental yang baik hal ini tentunya akan mempengaruhi keputusan bank dalam merealisasikan pembiayaan, karena dalam persyaratan Kupedes sendiri ada batasan usia yang ditetapkan yaitu usia minimal 21 tahun atau telah menikah untuk usia diatas >18 tahun, sedangkan batas usia maksimal yaitu pembiayaan harus lunas sebelum usia 60 tahun. Pihak bank menilai usia menjadi pertimbangan dalam merealisasikan pembiayaan Kupedes dengan melihat karakter calon debiutr dari usianya, maka akan mempengaruhi kualitas atau performance pembiayaan yang diberikan kepada nasabahnya. Dengan menentukan batasan usia tersebut diharapkan performance pembiayaan debitur akan baik dan lancar.

Tabel 7. Usia responden nasabah kupedes iB BRI Syari’ah KCP Cibinong

Usia Responden Jumlah Responden

(orang) Presentasi (%) < 21 Tahun 0 0 22 – 35 Tahun 11 25 36 – 45 Tahun 12 27.27 46 – 55 Tahun 21 47,72 > 55 Tahun 0 0 Total 44 100

Karakteristik Usaha Responden

a) Lama Usaha yang dijalankan Responden

Lama usaha debitur diduga berpengaruh positif terhadap realisasi kredit karena semakin lama suatu usaha bertahan maka semakin menjamin bahwa usaha tersebut layak untuk dibiayai dan dikembangkan. Lama usaha debitur Kupedes iB yang menjadi responden dalam penelitian ini berkisar 4 tahun hingga 15 tahun. Jumlah dan proporsi responden debitur Kupedes iB BRI Syari’ah UMS Cibinong menurut lama usaha dapat dilihat pada Tabel 8.

Tabel 8 Jumlah dan proporsi responden debitur Kupedes iB BRI Syari’ah KCP Cibinong menurut lama usaha

No. Lama Usaha (Tahun) Jumlah Responden

(Orang) Presentase (%) 1. ≤ 5 6 13.64 2. 6 – 10 26 59.09 3. 11 – 15 12 27.27 4. ≥ 16 0 0.00 Total 44 100,00

Sumber : Data primer yang diolah, 2014

Presentase terbesar dimiliki oleh responden dengan lama usaha sampai dengan sepuluh tahun yaitu 59,09 persen. Jumlah ini dipengaruhi oleh persyaratan pengajuan KUR-Kupedes yang hanya mewajibkan usaha berjalan minimal 2 tahun sehingga sebaran terbesar diperoleh oleh usaha yang sudah cukup lama. Kisaran lama usaha yang lebih tinggi justru menunjukkan jumlah responden yang semakin menurun yaitu pada kisaran lama usaha di atas 11 tahun hanya 12 orang atau 27 persen. Proporsi tersebut dipengaruhi oleh sedikitnya debitur dengan lama usaha di atas 11 tahun yang mengajukan pinjaman KUPEDES iB karena memungkinkan bagi mereka untuk memperoleh pinjaman pada jenis kredit lainnya yang plafond kreditnya lebih besar. b) Jumlah Omset per Bulan Responden

Jumlah omset per bulan merupakan kriteria terpenting setelah sisa tanggungan kredit, karena dengan mengetahui berapa jumlah omset usaha seorang nasabah maka dapat diketahui berapa jumlah penerimaan yang didapat dalam satu bulannya dari usaha yang dijalankannya tersebut sehingga dapat diketahui sebeapa besar kemampuan debitur tersebut untuk mengembalikan pinjamannya (repayment capacity) . Jumlah omset per bulan responden di BRI Syari’ah KCP Cibinong (Tabel 10) sangat beragam, hal ini tentu dipengaruhi dari jenis usaha yang dijalankan dan besar kecilnya skala usaha yang dijalankan. Omzet usaha debitur per bulan diduga berpengaruh positif terhadap realisasi kredit karena semakin besar omzet usaha maka kemampuan membayar angsuran dan beban bunga akan semakin besar. Hal ini mengindikasikan adanya peluang yang lebih besar untuk memperoleh realisasi kredit dalam jumlah yang lebih besar.

Tabel 9 Jumlah omset per bulan responden nasabah Kupedes iB KCP Cibinong Bogor.

Omset PerBulan Jumlah Responden

(Orang) Persentase (%) < Rp.10.000.000,- 0 0 Rp.10.000.000 - 20.000.000 2 4,55 Rp.20.000.001 - 50.000.000 25 56,82 > Rp.50.000.000 17 38,64 Total 44 100

Sumber : Data primer yang diolah, 2014

Berdasarkan Tabel 9, responden di BRI Syari’ah KCP Cibinong memiliki rata- rata omset sebesar Rp. 44.706.519,32,-. Mayoritas responden memiliki omset berkisar diatas dua puluh juta sampai lima puluh juta sebesar 56,82 persen. Proporsi ini menunjukan bahwa debitur Kupedes di BRI Syari’ah KCP Cibinong srata-rata memiliki omset yang cukup besar dan usaha yang sudah seattle dan sedang berkembang. Dari hasil wawancara dengan responden rata-rata mereka mengajukan pembiayaan Kupedes untuk menambah modal kerja usahanya dan menambah stok barang untuk dapat meningkatkan kapasitas usahanya dan tentunya meningkatkan omset serta keuntungan usahanya.

Dari hipotesa yang ada besarnya omset usaha per bulan akan berpengaruh terhadap jumlah realisasi Kupedes yang diterima oleh debitur karena variable ini juga masuk ke dalam salah satu instrument perhitungan dalam analisis pembiayaan yang dilakukan oleh bank untuk melihat tingkat kemampuan bayar (repayment capacity) dari seorang debitur, disamping itu tentunya dengan memperhitungkan biaya operasional hutang dan piutang usaha. Pihak BRI Syari’ah tentunya sangat memperhatikan resiko dan kualitas pembiayaannya sehingga omset usaha ini termasuk kedalam variable utama yang mempengaruhi realisasi prembiayaan.

c) Jumlah Pendapatan Lainnya

Jumlah pendapatan lain di luar usaha merupakan salah satu variable berpengaruh positif dengan realisasi pembiayaan, karena jumlah pendapatan lainnya berbanding lurus dengan total penghasilan nasabah, semakin besar jumlah pendapatan lainnya itu artinya semakin besar pula total pennghasilan yang dimiliki responden. Hal tersebut tentunya menjadi pertimbangan pihak bank dalam memberikan fasilitas pembiayaan karena dengan penghasilan lainnya diluar usaha dapat menjadi back up apabila usaha yang dijalankan oleh debitur sedang mengalami penurunan.

Dari sisi analisa perbankan untuk jumlah pendapatan lainnya tidak dapat dihitung seratus persen dihitung sebagai pemasukan calon debitur karena dianggap tidak memiliki kaitan langsung dengan usaha yang dijalankan, namun tetap berpengaruh terhadap kemampuan debitur nantinya membayar kewajiban angsurannya ke bank. Untuk jumlah pendapatan lain responden di BRI Syari’ah KCP Cibinong (Tabel 10) sangat beragam, jumlah penghasilan dapat berasal dari gaji dan upah untuk pegawai negeri, buruh, hasil investasi dan dari penghasilan pasangan. Berdasarkan hasil wawancara dengan para responden, sebagian besar nasabah yang berprofesi sebagai wiraswasta, bidang usahanya adalah toko sembako atau rumah makan.

Tabel 10 Jumlah penghasilan tambahan per bulan responden nasabah Kupedes iB BRI Syari’ah KCP Cibinong Bogor

Penghasilan PerBulan Jumlah Responden Persentase

(Orang) (%) < Rp.5.000.000 20 45.45 Rp.5.000.001 - 7.500.000 6 13.64 Rp.7.500.001 - 10.000.000 6 13.64 > Rp.10.000.000 12 27.27 Total 44 100

Sumber : Data primer yang diolah, 2014

Berdasarkan Tabel 10, responden di BRI Syari’ah KCP Cibinong memiliki rata-rata penghasilan tambahan sebesar Rp. 7.261.364,- mayoritas berkisar antara dua juta sampai lima juta rupiah sebesar 45,45 persen. Pendapatan lainnya diluar usaha ini ada yang yang bersifat tetap dan tidak tetap setiap bulannya hal ini dikarenakan sumber dari pendapatan lainnya ini pun berbeda-beda. Pendapatan lainnya ini tetap dijadikan instrument yang dimasukan kedalam penghasilan debitur dan dipertimbangkan dalam menganalisa realisasi pembiayaan Kupedes di BRI Syari’ah KCP Cibinong.

Karakteristik Pembiayaan Responden a) Frekuensi Pinjaman Responden

Dalam menilai karakter responden dapat dilihat dari frekuensi pinjamannya, dimana dengan frekuensi pinjaman dapat diketahui seberapa besar loyalitas nasabah BRI Syari’ah dan dapat meningkatkan tingkat kepercayaan bank sehingga dapat dengan mudah diberikannya kembali pinjaman setelah pinjaman terakhir dilunasi. Responden di BRI Syari’ah KCP Cibinong memiliki frekuensi pinjaman yang relatif kecil (Tabel 13), yaitu sebanyak satu sampai tiga kali mengajukan pinjaman. Hal ini menyatakan bahwa rata-rata debitur BRI Syari’ah KCP Cibinong yang menjadi responden merupakan debitur baru. Dalam hal ini, yang dimaksud dengan debitur baru adalah seseorang yang telah lama menjadi nasabah BRI Syari’ah KCP Cibinong khusus simpanan, tetapi baru beberapa tahun nasabah tersebut mengajukan pinjaman dimana pinjaman tersebut digunakan nasabah untuk membuka usaha baru maupun untuk mengembangkan usahanya.

Tabel 11 Frekuensi pinjaman responden nasabah Kupedes iB BRI Syari’ah KCP Cibinong

Frekuensi Pinjaman Jumlah Responden Persentase

(Orang) (%)

1 kali 22 50

2 kali 12 27,27

3 kali 10 22,73

Total 44 100

Berdasarkan Tabel 11, responden mengajukan pinjaman, mayoritas sebanyak satu kali pengajuan pinjaman sebesar 50 persen. Berdasarkan hasil wawancara dengan responden tersebut rata-rata debitur yang menjadi responden baru menjadi nasabah pinjaman Kupedes iB BRI dikarenakan para debitur tersebut memang baru diperkenalkan dengan Kupedes iB BRI Syari’ah karenan untuk Unit Kupedes iB

Syari’ah Cibinong sendiri baru berjalan selama 3 tahun sehingga masih banyak debitur yang belum mengajukan ulang kembali pembiayaan Kupedes nya.

b) Sisa Tanggungan Pembiayaan

Sisa tanggungan pinjaman adalah kewajiban dari nasabah atau pelaku usaha yang mesih memiliki kaitan berupa angsuran dari pinjaman yang telah dilakukan sebelumnya. variable ini memiliki pengaruh tethadap perealisasian pinjaman. Sisa tanggungan pembiayaan menjadi instrument yang dihitung dalam analisa pembiayaan karena itu kan menjadi beban hutang dari debitur yang akan mempengaruhi kemampuan membayar angsuran debitur tersebut. Untuk sisa tanggungan pembiayaan responden BRI Syari’ah KCP Cibinong yang memiliki sisa tanggungan pinjaman baik di bank BRI Syari’ah atau di bank luar hanya terdapat 20 orang responden sedangkan sisanya tidak memiliki atau sudah melunasi sisa tanggungan pinjamannya. Dapat dilihat pada tabel 12.

Tabel 12 Sisa tanggungan pembiayaan responden nasabah kupedes iB BRI syari’ah KCP Cibinong

Sisa Tanggungan Pembiayaan (Rp) Jumlah Responden (orang) Presentase (%) <Rp. 5,000,000,- 2 4.55 Rp. 5,000,001,- - Rp.15,000,000,- 9 20.45 Rp.15,000,001,- - Rp.25,000,000,- 3 6.82 Rp.25,000,001,- - Rp.50,000,000,- 5 11.36 > Rp. 50,000,001,- 1 2.27

Tidak Memiliki Tanggungan 22 54.55

Total 44 100

Sumber : Data primer yang diolah, 2014

Dari Tabel diatas maka dapat disimpulkaan Bahwa responden BRI Syari’ah KCP Cibinong hanya 45,45 % saja yang masih memiliki sisaa tanggungan pembiayaan sedangkan sisanya sudah tidak memiliki tangungan. Besarnya sisa tanggungan pembiayaan menjadi beban hutang yang akan mempengaruhi jumlah realisasi pembiayaan yang akan diterima nasabah.

Analisis Realisasi Kupedes iB di BRI Syari’ah KCP Cibinong Bogor

Pengaruh antara faktor-faktor yang mempengaruhi realisasi pembiayaan dapat dimodelkan ke dalam suatu fungsi permintaan. Dalam penelitian ini terdapat tujuh faktor yang diduga mempengaruhi realisasi pembiayaan, yaitu tingkat umur (X1), jenis kelamin (X2), lama usaha (X3), omset/bulan (X4), frekuensi kredit (X5), pendapatan lain di luar usaha (X6), dan sisa tanggungan kredit (X7). Data faktor-faktor yang

mempengaruhi realisasi pembiayaan dapat dilihat pada Lampiran 9. Dalam pembuatan suatu persamaan regresi linier berganda diperlukan beberapa asumsi mendasar, yaitu normalitas, homogenitas, non autokorelasi, dan multikolinearitas.

Pengujian signifikansi parameter individual melalui statistik t Student menunjukkan bahwa pada pembentukan model regresi pertama, dari ketujuh variabel dependen terdapat tiga variabel memberikan nilai t-hitung yang tidak signifikan pada

taraf nyata α 5% yakni variabel umur (X1), jenis kelamin (X2), dan frekuensi kredit

(X5). Artinya secara parsial atau individual, masing-masing variabel tersebut tidak menunjukkan pengaruh nyata terhadap realisasi pembiayaan (Y). sehingga berikutnya dilakukan analisis regresi berganda kedua yang hanya melibatkan variabel-variabel dependen yang berpengaruh signifikan pada pembentukan model regresi berganda pertama.

Hasil pengujian normalitas model regresi linear dilihat dari pengujian normalitas residual yang dihasilkan. Statistik Kolmogorov-Smirnov diperoleh sebesar 0,527 dengan nilai signifikansi sebesar 0,944. Karena statistik Kolmogorov-Smirnov tidak signifikan pada taraf nyata α 5% disimpulkan bahwa model regresi linear telah berdistribusi normal.

Interpretasi Variabel-Variabel Dependent dan Independent

Dalam penelitian ini terdapat variabel-variabel dependen dan independen, yang menjadi variabel dependen adalah besarnya realisasi pembiayaan (Y) oleh Kupedes di

BRI Syari’ah KCP. Cibinong Bogor, sedangkan variabel independen terdiri dari tujuh

variabel, yaitu tingkat umur (X1), jenis kelamin (X2), lama usaha (X3), omset/bulan (X4), frekuensi kredit (X5), pendapatan lainnya (X6), dan sisa tanggungan kredit (X7). Pada pemeriksaan asumsi multikolinearitas, hasil perhitungan nilai tolerance menunjukkan tidak ada variabel bebas yang memiliki nilai tolerance kurang dari 10%. Demikian pula halnya dengan nilai VIF yang menunjukkan tidak ada variabel bebas yang memiliki nilai VIF lebih dari 10. Jadi dapat disimpulkan bahwa pada model regresi berganda yang dibangun tidak terdapat hubungan yang kuat antara variabel independen atau masing-masing variabel independen tidak saling mempengaruhi satu sama lainnya (bebas multikolinearitas). Rincian analisis deteksi multikolinearitas ini diberikan pada Lampiran 6.

Nilai-nilai yang dimiliki oleh masing-masing variabel independen diuji dengan menggunakan uji-F dan uji-t. Uji-F digunakan untuk mengetahui apakah variabel- variabel independen secara simultan mempengaruhi realisasi pembiayaan. Sedangka uji-t digunakan untuk mengetahui apakah masing-masing variabel independen secara parsial/individual mempengaruhi realisasi pembiayaan. Statistik F-hitung diperoleh sebesar 65,939 dengan nilai signifikansi (p-value) sebesar 0,000 berada di bawah taraf

nyata α 5%. Dengan demikian terbukti bahwa variabel-variabel independen secara simultan mempengaruhi realisasi pembiayaan.

Berdasarkan hasil uji-t diketahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi mempengaruhi perealisasian pembiayaan di BRI Syari’ah KCP Cibinong Bogor. Berdasarkan hasil penelitian (Tabel 13), pada α = 0,05 ada empat faktor yang mempengaruhi perealisasian pembiayaan secara nyata, yaitu lama usaha dengan t- hitung sebesar 2,358, omset per bulan dengan t-hitung sebesar 3,481, pendapatan lainnya dengan t-hitung sebesar 2,833, dan sisa tanggungan kredit dengan t-hitung sebesar 2,333. Masing-masing variabel ini memiliki nilai t hitung lebih besar dari t

tabel pada α = 0,05, DF=43 adalah 2,017. Sehingga dari hasil tersebut, variabel- variabel bebas yang diuji berpengaruh nyata terhadap variabel dependen.

Tabel 13 Hasil pengujian model regresi linear berganda

Keterangan :

(*) signifikan pada taraf nyata 5%

Uji F (simultan)

Uji F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama (simultan) terhadap variabel terikatnya.

Tabel 14 Hasil Uji F Analysis of Variance

Source DF SS MS F Sig.

Regression 4 3.459E+17 8.467E+016 113.542 0,000a Residual Error 39 2.970E+16 7.616E+014

Total 43 3.756E+17

Dari hasil analisis pada Tabel di atas dapat disimpulkan bahwa secara simultan variable umur, jenis kelamin, lama usaha, omset per bulan, frekuensi pembiayaan, pendapatan lainnya dan sisa tanggungan pembiayaan berpengaruh secara signifikan terhadap realisasi pembiayaan, karena nilai p-value (0.000) < alpha (0.05) maka tolak Ho sehingga minimal ada satu variable atau peubah bebas berpengaruh secara signifikan terhadap variabel tidak bebas (Realisasi Pembiayaan).

Predictor Koefisien

Regresi t hitung Sig.

(Konstanta) -103.802.627,99 -4,455 0,000 Umur 516.560,76 0,783 0,439 Jenis kelamin 1.928.602,80 0,185 0,854 Lama usaha 6.833.111,47* 2,358 0,024 Omset/bulan 0,57* 3,481 0,001 Frekuensi pembiayaan 14.853.720,11 1,307 0,199 Pendapatan lainnya 4,36* 2,833 0,008 Sisa tanggungan pembiayaan 1,72* 2,333 0,025 R-sq = 92,8 % R-sq(adj) = 91,4 % Model DF SS MS F P

Regresion 7 3,484E+017 4,98E+016 65,94 0,000* Residual 36 2,717E+016 7,55E+014

Uji T (parsial)

Uji t digunakan untuk menguji signifikansi regresi masing-masing variabel independen. Jika nilai probabilitas lebih kecil dari tingkat signifikan yang diharapkan

(α = 5% ), maka terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel dependen dengan

independennya.

Berdasarkan hasil uji t diketahui variabel-variabel apa saja yang mempengaruhi realisasi pembiayaan Kupedes iB pada BRI Syariah KCP Cibinong. Berdasarkan hasil

penelitian (tabel 13) pada α = 5% terdapat empat variabel yang mempengaruhi

realisasi pembiayaan yaitu lama usaha, omset per bulan, pendapatan lain diluar usaha, sisa tanggungan pembiayaan dengan nilai p-value berturut-turut (0,024; 0,001; 0,008; 0,025).

Uji R2 (Koefisien Determinasi)

Uji R2 menunjukkan seberapa besar model mampu menjelaskan variabilitas variabel independen. R2 adalah koefisien determinasi yang mengukur besarnya pengaruh variabel independen secara bersama-sama terhadap variabel dependen.

Dari hasil penelitian pada Tabel 13 diketahui bahwa R-Sq(adj) = 92,8% yang artinya kemampuan seluruh variabel X mampu menjelaskan secara nyata keragaman perealisasian pembiayaan sebesar 92,8%, sedangkan sisanya sebesar 7,2% dijelaskan oleh faktor-faktor lain.

Variabel Dependen

Dalam penelitian ini yang menjadi variabel dependen adalah jumlah pembiayaan Kupedes yang direalisasikan di BRI Syari’ah KCP Cibinong Bogor. Dalam perealisasian pembiayaan, BRI mengeluarkan kebijakan tentang besaran plafond pembiayaan, dengan plafond maksimum sebesar Rp. 500.000.000,-.

Berdasarkan hasil penelitian, maksimum perealisasian pembiayaan di BRI Syari’ah

KCP Cibinong Bogor sebesar Rp. 350.000.000,-. Besaran jumlah perealisasian pembiayaan berfluktuatif dimana data permintaan pembiayaan memiliki nilai rata-rata Rp 104.545.454,00 dan memiliki nilai simpangan baku sebesar Rp 93.459.468,78.

Variabel Independen

Dalam penelitian ini variabel independen yang mempengaruhi realisasi

pembiayaan mikro pada α = 5% terdapat empat variabel yaitu lama usaha, jmlah

omset per bulan, pendapatan lain di luar usaha, sisa tanggungan pembiayaan.

Berdasarkan hasil analisa regresi dari data panel pada Tabel 15 dapat disusun persamaan regresi sebagai berikut:

Y = -103802627.99 + 516560,76 Umur (X1) + 1928602.80 DJ (jenis kelamin (X2) – 6833111.47 lama usaha (tahun) (X3) + 0.57 omset per bulan (X4) + 14853720.11 frekuensi pembiayaan (kali) (X5) + 4.36 pendapatan lain di luar usaha (X6) + 1.72 sisa tanggungan pembiayaan (X7).

X1 = Umur

X2 = Jenis Kelamin. Dummy 1 = perempuan dan 0 = laki-laki X3 = Lama usaha

X4 = Omset per Bulan

X5 = Frekuensi pembiayaan X6 = Pendapatan lain

X7 = Sisa tanggungan pembiayaan

Dari persamaan regresi di atas, maka dapat diinterprestasikan untuk masing- masing variabel yang mempengaruhi realisasi pembiayaan mikro sebagai berikut : 1. Umur Responden

Berdasarkan Tabel 16, umur responden per bulan termasuk salah satu faktor yang tidak mempengaruhi realisasi pembiayaan. Umur minimum responden penelitian ini adalah 25 tahun, sedangkan umur maksimum responden adalah 55 tahun. Rata-rata umur responden adalah 41,8 tahun. Untuk variable umur dalam penelitian ini tidak berpengaruh secara parsial terhadap Y (realisasi pembiayaan) karena dilihat dari table 13. nilai P Value (0.439) > taraf nyata (0.05). Hal ini dikarenakan untuk umur tersebut hanya sebagai persyaratan administrasi saja tidak menjadi variable utama yang dimasukan kedalam komponen analisa pembiayaan yang mempengaruhi realisasi pembiayaan.

2. Jenis Kelamin Responden

Jenis kelamin responden juga merupakan faktor yang tidak berpengaruh terhadap realisasi pembiayaan Kupedes di BRI Syari’ah KCP Cibinong Bogor. Hal ini dikarenakan proporsi jumlah responden antara pria dan wanita tidak terlampu jauh berbeda yaitu sebesar 52.3% responden pria dan 47.7% berjenis kelamin wanita.

3. Lama Usaha Responden

Dalam penelitian ini lama usaha merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi realisasi pembiayaan pada taraf nyata 5%. Lama usaha menunjukkan perkembangan usaha yang dijalankan dan juga eksistensi usaha yang dijalankan. Model regresi berganda menjelaskan bahwa peningkatan lama usaha nasabah akan berpengaruh terhadap peningakatan besaran realisasi pembiayaan. Secara rata-rata, realisasi

pembiayaan di BRI Syari’ah KCP Cibinong Bogor ditaksir meningkat sebesar Rp 6,833,111.00 untuk setiap 1 tahun pertambahan lama usaha nasabah. Seluruh responden dalam penelitian ini sudah menjalankan usahanya minimal 4 tahun , dan usaha yang paling lama adalah selama 15 tahun sehingga rata-rata lama usaha responden BRI Syariah KCP Cibinong sebesar 8,8 tahun.

4. Omset Responden per Bulan

Tingkat pendapatan usaha (omset) merupakan salah satu kriteria yang benar- benar diperhatikan oleh pihak bank karena berpengaruh terhadap tingkat pengembalian kredit pada taraf nyata 5%. Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa jumlah omset yang dimiliki oleh masing-masing responden sangat beragam tergantung dari jenis usaha dan aktifitas usahanya tersebut. Model regresi berganda menjelaskan bahwa peningkatan omset/bulan nasabah akan berpengaruh terhadap peningkatan

besaran realisasi pembiayaan. Secara rata-rata, realisasi pembiayaan di BRI Syari’ah KCP Cibinong Bogor ditaksir meningkat sebesar Rp 570,000,- untuk setiap Rp

Dokumen terkait