• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hasil

Kandungan thiol lateks karet 0 bulan

Pengamatan kandungan thiol lateks 0 bulan dari sidik ragam dapat dilihat pada Lampiran 5. Hasil sidik ragam diperoleh bahwa klon tanaman, konsentrasi asam askorbat dan interaksi menunjukan tidak berbeda nyata.

Rataan kandungan thiol lateks 0 bulan dari klon tanamandan konsentrasi asam askorbat dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1.KandunganThiol Lateks 0 Bulan dengan Perlakuan Klon Tanaman dan KonsentrasiAsam Askorbat

Klon

KONSENTRASI ASAM ASKORBAT

Rataan A0= 0 ppm A1= 150 ppm A2= 300 ppm A3= 450 ppm K1 =PB260 0,043 0,062 0,153 0,073 0,083 K2 =IRR42 0,182 0,265 0,423 0,097 0,242 Rataan 0,112 0,163 0,288 0,085 0,162

Kandungan thiol lateks karet 2 bulan

Pengamatan kandungan thiol lateks 2 bulan dari sidik ragam dapat dilihat pada Lampiran 7. Hasil sidik ragam diperoleh bahwa klon tanaman, konsentrasi asam askorbat dan interaksi menunjukan tidak berbeda nyata.

Rataan kandungan thiol lateks 2 bulan dari klon tanamandan konsentrasiasam askorbat dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2.Kandungan Thiol Lateks 2 Bulan dengan Perlakuan Klon Tanaman dan Konsentrasi Asam Askorbat

Klon

KONSENTRASI ASAM ASKORBAT

Rataan A0= 0 ppm A1= 150ppm A2= 300ppm A3= 450 ppm K1=PB 260 0,403 0,509 0,504 0,539 0,489 K2 =IRR 42 0,469 0,696 0,610 0,668 0,611 Rataan 0,436 0,603 0,557 0,604 0,550

Kandungan thiol lateks karet 4 bulan

Pengamatan kandungan thiol lateks 4 bulan dari sidik ragam dapat dilihat pada Lampiran 9. Hasil sidik ragam diperoleh bahwa klon tanaman, konsentrasi asam askorbat dan interaksi menunjukan tidak berbeda nyata.

Rataan kandungan thiol lateks 4 bulan dari klon tanamandan konsentrasi asam askorbat dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Kandungan Thiol Lateks 4 Bulan dengan Perlakuan Klon Tanaman dan KonsentrasiAsam Askorbat

Klon

KONSENTRASI ASAM ASKORBAT

Rataan A0= 0 ppm A1= 150 ppm A2= 300 ppm A3= 450 ppm K1 =PB 260 0,850 1,111 0,804 0,932 0,924 K2 =IRR 42 0,640 0,729 0,699 0,713 0,695 Rataan 0,745 0,920 0,751 0,822 0,810

KandunganFosfat Anorganik(Pi) lateks karet 0 bulan

Pengamatan kandunganfosfat anorganik (Pi) lateks 0 bulan dari sidik ragam dapat dilihat pada Lampiran 11. Hasil sidik ragam diperoleh bahwa klon

tanaman menunjukan berbeda nyata pada kandungan fosfat anorganik (Pi) 0 bulan, sedangkan konsentrasi asam askorbat dan interaksi menunjukan tidak

berbeda nyata.

Rataan kandunganfosfat anorganik (Pi) lateks 0 bulan dari klon tanaman dan konsentrasi asam askorbat dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4.KandunganFosfat Anorganik (Pi)Lateks 0 Bulan dengan Perlakuan Klon Tanaman dan Konsentrasi Asam Askorbat

Klon

KONSENTRASI ASAM ASKORBAT

Rataan A0= 0 ppm A1= 150 ppm A2= 300 ppm A3= 450 ppm K1 =PB 260 14,633 15,367 20,950 18,667 17,40 K2 =IRR 42 7,700 10,383 10,383 10,533 9,75 Rataan 11,167 12,875 15,667 14,600 13,577

KandunganFosfat Anorganik (Pi) lateks karet 2 bulan

Pengamatan kandunganfosfat anorganik (Pi) lateks 2 bulan dari sidik ragam dapat dilihat pada Lampiran 14. Hasil sidik ragam diperoleh bahwa klon tanaman, konsentrasi asam askorbat dan interaksi menunjukan tidak berbeda nyata.

Rataan kandunganfosfat anorganik (Pi)lateks 2 bulan dari klon tanaman dan konsentrasiasam askorbat dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5. KandunganFosfat Anorganik (Pi)Lateks 2 Bulan dengan Perlakuan Klon Tanaman dan KonsentrasiAsam Askorbat

Klon

KONSENTRASI ASAM ASKORBAT

Rataan A0= 0 ppm A1=150 ppm A2= 300 ppm A3= 450 ppm K1 =PB 260 12,300 11,583 14,633 14,183 13,175 K2 =IRR 42 15,000 9,383 15,000 17,617 14,250 Rataan 13,650 10,483 14,817 15,900 13,713

KandunganFosfat Anorganik (Pi) lateks karet 4 bulan

Pengamatan Kandunganfosfat anorganik (Pi) lateks 4 bulan dari sidik ragam dapat dilihat pada Lampiran 17. Hasil sidik ragam diperoleh bahwa klon, konsentrasi asam askorbat dan interaksi menunjukan tidak berbeda nyata.

Rataan kandunganfosfat anorganik (Pi)lateks 4 bulan dari klon tanamandan konsentrasiasam askorbat dapat dilihat pada Tabel 6.

Tabel 6.KandunganFosfat Anorganik (Pi) Lateks 4 Bulan dengan Perlakuan Klon Tanaman dan KonsentrasiAsam Askorbat

Klon

KONSENTRASI ASAM ASKORBAT

Rataan A0= 0 ppm A1=150 ppm A2= 300 ppm A3= 450 ppm K1 =PB 260 11,750 13,467 16,017 12,350 13,396 K2 =IRR 42 16,767 15,767 17,550 20,033 17,529 Rataan 14,258 14,617 16,783 16,192 15,463

Kandungan sukrosa lateks karet 0 bulan

Pengamatan Kandungan sukrosa lateks 0 bulan dari sidik ragam dapat dilihat pada Lampiran 20.Hasil sidik ragam diperoleh bahwa klon tanaman dan konsentrasi asam askorbat terjadi interaksi berbeda nyata.

Rataan kandungan sukrosa lateks 0 bulan dari klon tanaman dan konsentrasi asam askorbat dapat dilihat pada Tabel 7.

Tabel 7. Kandungan Sukrosa Lateks 0 Bulan dengan Perlakuan Klon Tanaman dan Konsentrasi Asam Askorbat.

Klon

KONSENTRASI ASAM ASKORBAT

Rataan A0= 0 ppm A1=150 ppm A2= 300 ppm A3= 450 ppm K1 =PB 260 10,467 10,689 14,208 6,904 10,567 K2 =IRR 42 28,127 24,198 11,389 34,099 24,453 Rataan 19,297 17,444 12,798 20,502 17,510

Kandungan sukrosa lateks karet 2 bulan

Pengamatan kandungan sukrosa lateks 2 bulan dari sidik ragam dapat dilihat pada Lampiran 23.Hasil sidik ragam diperoleh bahwa klon tanaman,konsentrasi asam askorbat dan interaksi menunjukan tidak berbeda nyata.

Rataan kandungan sukrosa lateks 2 bulan dari klon tanaman dan konsentrasi asam askorbat dapat dilihat pada Tabel 8.

Tabel 8. Kandungan Sukrosa Lateks 2 Bulan dengan Perlakuan Klon Tanaman dan KonsentrasiAsam Askorbat.

Klon

KONSENTRASI ASAM ASKORBAT

Rataan A0= 0 ppm A1=150 ppm A2= 300 ppm A3= 450 ppm K1 =PB 260 6,815 4,385 4,007 3,807 4,754 K2 =IRR 42 7,814 7,359 5,128 8,103 7,101 Rataan 7,315 5,872 4,568 5,955 5,927

Kandungan sukrosa lateks karet 4 bulan

Pengamatan kandungan sukrosa lateks 4 bulan dari sidik ragam dapat dilihat pada Lampiran 26. Hasil sidik ragam diperoleh bahwa klon tanaman, konsentrasi asam askorbat dan interaksi menunjukan tidak berbeda nyata.

Rataan kandungan sukrosa lateks 4 bulan dari klon tanaman dan konsentrasi asam askorbat dapat dilihat pada Tabel 9.

Tabel 9. Kandungan Sukrosa Lateks 4 Bulan dengan Perlakuan Klon Tanaman dan Konsentrasi Asam Askorbat.

Klon

KONSENTRASI ASAM ASKORBAT

Rataan A0= 0 ppm A1= 150 ppm A2= 300 ppm A3= 450 ppm K1 =PB 260 4,218 4,040 2,731 4,673 3,916 K2 =IRR 42 8,059 8,902 2,886 7,337 6,796 Rataan 6,138 6,471 2,808 6,005 5,356

Superoksida dismutase (SOD) 0 bulan

Pengamatan superoksida dismutase (SOD) lateks 0 bulan dari sidik ragam dapat dilihat pada Lampiran 29. Hasil sidik ragam diperoleh bahwa klon tanaman, konsentrasi asam askorbat dan interaksi menunjukan tidak berbeda nyata.

Rataan superoksida dismutase (SOD)lateks 0 bulan dari klon tanaman dan konsentrasi asam askorbat dapat dilihat pada Tabel 10.

Tabel 10. Superoksida Dismutase (SOD) Lateks 0 Bulan dengan Perlakuan Klon Tanaman dan Konsentrasi Asam Askorbat.

Klon

KONSENTRASI ASAM ASKORBAT

Rataan A0= 0 ppm A1= 150 ppm A2= 300 ppm A3= 450 ppm K1 =PB 260 12,20 67,40 41,93 20,07 35,40 K2 =IRR 42 15,27 20,70 14,87 13,67 16,13 Rataan 13,73 44,05 28,40 16,87 25,76

Superoksida dismutase (SOD) 4 bulan

Pengamatan superoksida dismutase (SOD) lateks 4 bulan dari sidik ragam dapat dilihat pada Lampiran 32. Hasil sidik ragam diperoleh bahwa klon tanaman, konsentrasi asam askorbat dan interaksi menunjukan tidak berbeda nyata.

Rataan superoksida dismutase (SOD)lateks 4 bulan dari klon tanaman dan konsentrasi asam askorbat dapat dilihat pada Tabel 11.

Tabel 11.Superoksida Dismutase (SOD)Lateks 4 Bulan dengan Perlakuan Klon Tanaman dan Konsentrasi Asam Askorbat.

Klon

KONSENTRASI ASAM ASKORBAT

Rataan A0= 0 ppm A1= 150 ppm A2= 300 ppm A3= 450 ppm K1 =PB 260 152,47 597,37 103,50 59,67 228,25 K2 =IRR 42 150,23 102,77 179,30 166,37 149,67 Rataan 151,35 350,07 141,40 113,02 188,96 Produktivitas lateks ke-1, di bulan ke-1

Pengamatan produktivitas lateks1, setelah 4 kali aplikasi di bulan ke-1dari sidik ragam dapat dilihat pada Lampiran 35. Hasil sidik ragam diperoleh bahwa klon tanaman menunjukan berbeda nyata pada produktivitas ke-1, setelah 4 kali aplikasi di bulan ke-1, sedangkankonsentrasi asam askorbat dan interaksi menunjukan tidak berbeda nyata.

Rataan produktivitas latekske-1,di bulan ke-1dari klon tanaman dan konsetrasi asam askorbat dapat dilihat pada Tabel 12.

Tabel 12. Produktivitas Latekske-1,di Bulan ke-1dengan Perlakuan Klon Tanaman dan Konsentrasi Asam Askorbat.

Klon

KONSENTRASI ASAM ASKORBAT

Rataan A0= 0 ppm A1= 150 ppm A2= 300 ppm A3= 450 ppm K1 =PB 260 0,26 0,55 0,40 0,61 0,46 b K2 =IRR 42 0,71 0,62 0,78 0,57 0,67 a Rataan 0,48 0,59 0,59 0,59 0,56

Keterangan : Data yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata berdasarkan Uji jarak berganda Duncan pada taraf 5%

Tabel 12dapat dilihat bahwa jenis klon tanaman rataan produktivitas tertinggi terdapat pada K2 (0,67 g) yang berbeda nyata dengan K1 (0,46 g).

Produktivitas lateks ke-2, di bulan ke-2

Pengamatan produktivitas latekske-2, di bulan ke-2dari sidik ragam dapat dilihat pada Lampiran 38. Hasil sidik ragam diperoleh bahwa klon tanaman, konsentrasi asam askorbat dan interaksi menunjukan tidak berbeda nyata.

Rataan produktivitas latekske-2, di bulan ke-2dari klon tanaman dan konsentrasi asam askorbat dapat dilihat pada Tabel 13.

Tabel 13.Produktivitas Latekske-2,di Bulan ke-2dengan Perlakuan Klon Tanaman dan Konsentrasi Asam Askorbat.

Klon

KONSENTRASI ASAM ASKORBAT

Rataan A0= 0ppm A1= 150 ppm A2= 300 ppm A3= 450 ppm K1 =PB 260 0,90 2,32 2,10 1,36 1,67 K2 =IRR 42 1,02 1,57 0,63 1,32 1,13 Rataan 0,96 1,95 1,36 1,34 1,40

Produktivitas lateks ke-3, di bulanke-3

Pengamatan produktivitas latekske-3, di bulan ke-3 dari sidik ragam dapat dilihat pada Lampiran40. Hasil sidik ragam diperoleh bahwa klon tanaman dan konsentrasi asam askorbat menunjukan berbeda nyata pada produksi ke-3, di bulan ke-3.

Rataan produktivitas latekske-3,di bulan ke-3dari klon tanaman dan konsentrasi asam askorbat dapat dilihat pada Tabel 14.

Tabel 14. Produktivitas Latekske-3, di Bulan ke-3dengan Perlakuan Klon Tanaman dan Konsentrasi Asam Askorbat.

Klon

KONSENTRASI ASAM ASKORBAT

Rataan A0= 0 ppm A1= 150 ppm A2= 300 ppm A3= 450 ppm K1 =PB 260 1,27 7,83 9,82 7,00 6,48 a K2 =IRR 42 1,27 5,23 4,21 4,83 3,89 b Rataan 3,25 b 6,53 a 7,02 a 5,91 a 5,68

Keterangan : Data yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata berdasarkan Uji jarak berganda Duncan pada taraf 5%.

Tabel 14dapat dilihat bahwa rataan jenis klon tanaman produktivitas tertinggi di dapat pada K1 (6,48 g) yang berbeda nyata dengan K2 (3,89 g), sedangkan konsentrasi asam askorbat A2 (7,02 g), A1 ( 6,53 g) dan A3 (5,91 g) berbeda nyata denganA0 (3,25 g).

Produktivitas lateks ke-4, di bulan ke-3

Pengamatan produktivitas latekske-4, di bulan ke-3 dari sidik ragam dapat dilihat pada Lampiran 43. Hasil sidik ragam diperoleh bahwa terdapat interkasi antaraklon tanaman dan konsentrasi asam askorbat menunjukan berbeda nyata pada produksi ke-4, di bulan ke-3.

Rataan produktivitas latekske-4,di bulan ke-3dari klon tanaman dan konsentrasi asam askorbat dapat dilihat pada Tabel 15.

Tabel 15. Produktivitas Lateks ke-4, di Bulan ke-3dengan Perlakuan Klon Tanaman dan Konsentrasi Asam Askorbat.

Klon

KONSENTRASI ASAM ASKORBAT

Rataan A0= 0 ppm A1= 150 ppm A2= 300 ppm A3= 450 ppm K1 =PB 260 1,41 c 8,72 ab 10,07 a 7,87 ab 7,02 K2 =IRR 42 1,08 c 6,15 b 3,38 c 6,03 b 4,16 Rataan 1,24 7,44 6,72 6,95 5,59

Keterangan : Data yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata berdasarkan Uji jarak berganda Duncan pada taraf 5%.

Tabel 15dapat dilihat bahwa interaksi terdapat pada kombinasi klon tanaman dan konsentrasi asam askorbat K1A2 (10,07 g), K1A1 (8,72 g), K1A3 (7,87 g) yang berbeda nyata dengan K2A1(6,15 g), K2A3 (6,03 g), K2A2 (3,38 g), K1A1 (1,41 g), K2A1 (1,08 g).

Produktivitas lateks ke-5, di bulan ke-3

Pengamatan produktivitas latekske-5, di bulan ke-3 dari sidik ragam dapat dilihat pada Lampiran 46. Hasil sidik ragam diperoleh bahwa konsentrasi asam askorbat menunjukan berbeda nyata pada produksi ke-5, di bulan ke-3, sedangkan jenis klon tanaman dan interaksi tidak berbeda nyata.

Rataan produktivitas latekske-5, di bulan ke-3 dari klon tanaman dan konsentrasi asam askorbat dapat dilihat pada Tabel 16.

Tabel 16. Produktivitas Latekske-5, di Bulan ke-3dengan Perlakuan Klon Tanaman dan Konsentrasi Asam Askorbat.

Klon

KOSENTRASI ASAM ASKORBAT

Rataan A0= 0 ppm A1= 150 ppm A2= 300 ppm A3= 450 ppm K1 =PB 260 1,72 8,36 4,45 5,85 5,10 K2 =IRR 42 1,20 3,41 4,88 3,50 3,25 Rataan 1,46 b 5,89 a 4,66 a 4,68 a 4,17

Keterangan : Data yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata berdasarkan Uji jarak berganda Duncan pada taraf 5%.

Tabel 16 dapat dilihat bahwa rataan jenis klon tanaman tertinggi di dapat pada konsentrasi asam askorbat A1 (5,89 g), A3 (4,68 g) dan A2 (4,66 g) yang berbeda nyata dengan A0 (1,46 g).

Produktivitas lateks ke-6, di bulan ke-4

Pengamatan produktivitas latekske-6, di bulan ke-4dari sidik ragam dapat dilihat pada Lampiran 49. Hasil sidik ragam diperoleh bahwa terdapat interkasi antara klon tanaman dan konsentrasi asam askorbat menunjukan berbeda nyata pada produktivitas ke-6, di bulan ke-4.

Rataan produktivitas latekske-6,di bulan ke-4dari klon tanaman dan konsentrasi asam askorbat dapat dilihat pada Tabel 17.

Tabel 17. Produktivitas Latekske-6, di Bulan ke-4dengan Perlakuan Klon Tanaman dan Konsentrasi Asam Askorbat.

Klon

KOSENTRASI ASAM ASKORBAT

Rataan A0= 0 ppm A1= 150 ppm A2= 300 ppm A3= 450 ppm K1 =PB 260 1,16 c 12,99 a 8,99 ab 12,73 a 8,97 K2 =IRR 42 1,54 c 3,40 bc 2,95 bc 3,74 bc 2,91 Rataan 1,35 8,20 5,97 8,23 5,94

Keterangan : Data yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata berdasarkanUji jarak berganda Duncan pada taraf 5%.

Tabel 17dapat dilihat bahwa interaksi terdapat pada kombinasi klon tanaman dan konsentrasi asam askorbat K1A1 (12,99 g), K1A3 (12.73 g), K1A2 (8,99 g) yang berbeda nyata dengan K2A3 (3,74 g), K2A1 (3,40 g), K2A2 (2,95g), K2A0 (1,54 g), K1A0 (1,16 g).

Produktivitas lateks ke-7, di bulan ke-4

Pengamatan produktivitas latekske-7, di bulan ke-4dari sidik ragam dapat dilihat pada Lampiran 52. Hasil sidik ragam diperoleh bahwa jenis klon tanaman dan konsentrasi asam askorbat menunjukan berbeda nyata pada produksi ke-7, di bulan ke-4, sedangkan interaksi tidak berbeda nyata.

Rataan produktivitas latekske-7,di bulan ke-4dari klon tanaman dan konsentrasi asam askorbat dapat dilihat pada Tabel 18.

Tabel 18. Produktivitas Latekske-7, di Bulan ke-4dengan Perlakuan Klon Tanaman dan Konsentrasi Asam Askorbat.

Klon

KOSENTRASI ASAM ASKORBAT

Rataan A0= 0 ppm A1= 150 ppm A2= 300 ppm A3= 450 ppm K1 =PB 260 1,70 11,51 12,80 11,09 9,28 a K2 =IRR 42 1,80 3,44 4,54 3,24 3,26 b Rataan 1,75 b 7,48 a 8,67 a 7,17 a 6,27

Keterangan : Data yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata berdasarkanUji jarak berganda Duncan pada taraf 5%.

Tabel 18 dapat dilihat bahwa rataan jenis klon tanaman tertinggi terdapat padaK1 (9,28 g) yang berbeda nyata dengan K2 (3,26 g) dan rataan konsentrasi tertinggi di dapat pada konsentrasi asam askorbat A2 (8,67 g) A1 ( 7,48 g) serta A3 (7,17 g) yang berbeda nyata dengan A0 (1,75 g).

Produktivitas lateks ke-8, di bulan ke-4

Pengamatan produktivitas latekske-8,di bulan ke-4dari sidik ragam dapat dilihat pada Lampiran 55. Hasil sidik ragam diperoleh bahwa terdapat interkasi antara klon tanaman dan konsentrasi asam askorbat menunjukan berbeda nyata pada produktivitaske-8, di bulan ke-4.

Rataan produktivitas latekske-8, di bulan ke-4dari klon tanaman dan konsentrasi asam askorbat dapat dilihat pada Tabel 19.

Tabel 19. Produktivitas Latekske-8, di Bulan ke-4dengan Perlakuan Klon Tanaman dan Konsentrasi Asam Askorbat.

Klon

KOSENTRASI ASAM ASKORBAT

Rataan A0= 0 ppm A1= 150 ppm A2= 300 ppm A3= 450 ppm K1 =PB 260 1,03 e 13,55 a 7,38 bc 10,68 ab 8,16 K2 =IRR 42 1,15 e 2,57 de 4,43cd 4,28 cd 3,10 Rataan 1,09 8,06 5,90 7,48 5,63

Keterangan : Data yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata berdasarkanUji jarak berganda Duncan pada taraf 5%.

Tabel 19dapat dilihat bahwa interaksi terdapat pada kombinasi klon tanaman dan konsentrasi asam askorbat K1A1 (13,55 g),K1A3 (10.68 g),yang berbeda nyata dengan K1A2 (7,38 g), K2A2 (4,43 g), K2A3 (4,28 g),K2A1(2,57 g), K2A0(1,15 g), K1A0 (1,03 g).

Indeks Penyumbatan (IP) 2 bulan aplikasi

Pengamatan indeks penyumbatan (IP)2 bulan aplikasi dari sidik ragam dapat dilihat pada Lampiran 58. Hasil sidik ragam diperoleh bahwa klon tanaman, konsentrasi asam askorbat dan interaksi menunjukan tidak berbeda nyata.

Rataan indeks penyumbatan (IP) 2 bulan aplikasi dari klon tanaman dan konsentrasi asam askorbat dapat dilihat pada Tabel 20.

Tabel 20.Indeks Penyumbatan (IP) 2 Bulan Aplikasi dengan Perlakuan Klon Tanaman dan KonsentrasiAsam Askorbat.

Klon

KONSENTRASI ASAM ASKORBAT

Rataan A0= 0 ppm A1= 150 ppm A2= 300 ppm A3= 450 ppm K1 =PB 260 3,89 7,86 6,44 6,69 6,22 K2 =IRR 42 4,63 10,00 7,54 4,93 6,77 Rataan 4,26 8,93 6,99 5,81 6,50

IP (indeks penyumbatan) 4 bulan aplikasi

Pengamatan indeks penyumbatan (IP)4 bulan aplikasi dari sidik ragam dapat dilihat pada Lampiran 61. Hasil sidik ragam diperoleh bahwa klon tanaman, konsentrasi asam askorbat dan interaksi menunjukan tidak berbeda nyata.

Rataan indeks penyumbatan (IP) 4 bulan aplikasi dari klon tanaman dan konsentrasi asam askorbat dapat dilihat pada Tabel 21.

Tabel 21. Indeks Penyumbatan (IP)4 Bulan Aplikasi dengan Perlakuan Klon Tanaman dan Konsentrasi Asam Askorbat.

Klon

KONSENTRASI ASAM ASKORBAT

Rataan A0= 0 ppm A1= 150 ppm A2= 300 ppm A3= 450 ppm K1 =PB 260 3,61 4,69 5,12 4,92 4,59 K2 =IRR 42 2,72 5,71 5,21 4,38 4,50 Rataan 3,17 5,20 5,17 4,65 4,55 Pembahasaan

Respon pemberian konsentrasi asam askorbat pada klon yang berbeda terhadap status fisiologis tanaman karet yang terkena KAS parsial

Hasil pengamatan dan sidik ragam dapat dilihat bahwa jenis klon tanamandan konsentrasi asam askorbat tidak berbeda nyata terhadap respon fisiologis kandungan thiol.Nilai nilai fisiologiskandungan thiol yang dilakukan

aplikasi selama 4 bulan mengalami peningkatan hal ini sesuai dengan pernyataan Tistamaet al.,(2006) yang menyatakan komponen fisiologis lateks lainnya adalah thiol. Thiol (R-SH) berperan dalam mengaktifkan beberapa enzim yang berhubungan dengan cekaman lingkungan. Status thiol berhubungan pada saat mendapat tekanan sistem ekploitasi. Semakin tinggi intensitas eksploitasi semakin rendah status thiol dalam lateks. Pada tanaman yang mengalami KAS status thiolnya lebih rendah dibandingkan dengan tanaman sehat. Kemungkinan jaringan kulit mengalami proses keletihan yang dapat diikuti dengan kematian sel-sel pembuluh latekssecara parsial

Hasil pengamatan dan sidik ragam dapat dilihat bahwa jenis klon tanaman dan konsentrasi asam askorbat tidak berbeda nyata terhadap respon fisiologis kandungan fosfat anorganik (Pi). Nilai nilai fisiologis kandungan fosfat anorganik (Pi) yang dilakukan aplikasi selama 4 bulan mengalami peningkatan hal ini sesuai dengan pernyataan Krisnakumar et al.,(2001) yang menyatakan tanaman yang terkena KAS terjadi hambatan perubahan mevalonat menjadi isopenteril piroposfat (IPP). Hambatan tersebut terjadi akibat kurangnya suplai ATP sebagai sumber energi pada reaksi perubahan mevalonat menjadi IPP. Pada tahapan tersebut merupakan proses reaksi yang membutuhkan banyak energi. status ATP yang rendah juga diiringi dengan status fosfat anorganik yang rendah didalam lateks pada tanaman terserang KAS. Kandungan Pi memang cendrung menurun jika tanaman dieksploitasi dengan sistem sadap yang lebih intensif.

Hasil pengamatan dan sidik ragam dapat dilihat bahwa jenis klon tanaman dan konsentrasi asam askorbat tidak berbeda nyata terhadap respon fisiologis kandungansukrosa. Nilai nilai fisiologis sukrosa yang dilakukan aplikasi selama 4

bulan mengalami penurunan hal ini sesuai dengan pernyataan tistama et al., (2006)yang menyatakan dari hasil pengamatan terhadap kandungan sukrosa pada tanaman yang sehat dan tanaman yang terkena KAS sebagian, ternyata kandungan sukrosa dari pada tanaman yang sehat lebih rendah, hal ini membuktikan dua hal, pertama: adanya suplai sukrosa yang normal pada tanaman yang terserang KAS, kedua: adanya hambatan biosintesis karet sehingga sukrosa tidak dimanfaatkan dalam proses tersebut sehingga terjadi penumpukan.

Respon pemberian konsentrasi asam askorbat pada klon yang berbeda terhadap status ROS tanaman karet yang terkena KAS parsial

Hasil pengamatan dan sidik ragam dapat dilihat bahwa jenis klon tanaman dan konsentrasi asam askorbat tidak berbeda nyata terhadap respon enzim SOD dan Indeks Penyumbata (IP). Hal ini dikarenakan fungsi enzim yang menghadapi ROS berbeda beda dan ketidakseimbangan aktifitas enzim SOD, APX, katalase serta Indek Penyumbatan (IP) terganggu karna tertekan toksisitas ROShal ini sesuai dengan pernyataan Arlyny(2008) yang menyatakanFungsi enzim yang berbeda-beda dalammenghadapi ROS mengakibatkan tingkatekspresi gen responsif terhadap ROS beragampada berbagai perlakuan. Seperti telahdisebutkan sebelumnya bahwa tingkat cekamanoksidatif dapat ditentukan dari jumlah ROSseperti superoksida, peroksida, dan radikalhidroksil. Oleh karena itu,keseimbangan aktifitas enzim SOD, APX, dankatalase sangat penting untuk menekan leveltoksisitas ROS di dalam sel. Saat aktifitaskatalase rendah di tanaman, aktifitas enzimlain, yaitu APX akan meningkat.

Hasil penelitian yang telah dilakukan jenis klon tanaman terhadap perlakuan yang dilakukan yaitu jenis klon tanaman dan kosentrasi asam askorbat.

Jenis klon tanaman yang kondisi labil dikarenakan kekurangan gizi dan logam berat hal ini sesuai dengan pernyataan Sarvajeet dan Narendra (2010) dalam kondisilabil, molekulROSmengikatberbagaimekanisme pertahananantioksidan.Kesetimbangan antaraproduksidanpengikatan ROSmungkintergangguoleh berbagai faktorstresbiotikdanabiotikseperti salinitas,radiasiUV, kekeringan, logam berat, suhu ekstrim,kekurangan gizi dan udara. Melaluiberbagai reaksi, O2 mengarah padapembentukanH2O2, OHdanROS lainnya. ROSterdiriO2, H2O2, 1O2, HO2, OH,ROOH, ROO, dan RO yangsangat reaktifdanberacundan penyebabkerusakanprotein, lipid, karbohidrat, DNAyang akhirnya menghasilkan kematian sel.

Respon pemberian konsentrasi asam askorbat pada klon yang berbeda terhadap status produktivitas tanaman yang terkena KAS parsial

Hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukan bahwa jenis klon tanaman pada tanaman yang terkena KAS parsial terhadap pemberian berbagai jenis konsentrasi asam askorbat menunjukan pengaruh yang nyata terhadap peubah amatan produktivitas 1,3 dan 7tetapi belum berpengaruh nyata terhadap peubah amatan produktivitas 2 dan 5.

Adanya perbedaan respon produktivitas tanaman pada pengamatan produktivitas bahwa antara klon tanaman karet PB 260 menunjukan berbeda nyata dengan klon IRR 42 dalam produktivitas dimana dari tabel dapat diketahui rataan tertingi produktivitas 1 K2 (0,46 g),produktivitas 3 K1 (6,48 g) dan produktivitas 7 K1 (9,28 g) namun berbeda nyata pada klon tanaman karet IRR 42 produktivitas 1 K1 (0,46 g), produktivitas 3 K2 (3,88 g) dan produktivitas 7 K2 (3,26 g), hal ini di sebabkan klon PB 260 penghasil lateks dan klon IRR 42 penghasil lateks kayu.

Hal ini sesuai dengan pernyaatan Peraturan Menteri Pertanian Republik Indonesia (2013) yang menyatakan untuk Rekomendasi klon-klon karet untuk periode tahun 2010-2014 berdasarkan hasil rumusan Lokakarya Nasional Pemuliaan Tanaman Karet Tahun 2009, yaitu sebagai berikut: Klon Anjuran Komersial a.) klon penghasil lateks terdiri: IRR 104, IRR 112, IRR 118, IRR 220, BPM 24, PB 260, PB 330, dan PB 340; b.) klon penghasil lateks-kayu terdiri: IRR 5, IRR 39, IRR 42, IRR 107,dan RRIC 100.

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukan bahwa jenis konsentrasi asam askorbat pada jenis klon tanaman yang terkena KASparsial menunjukan perbedaan yang nyata terhadap peubah amatan produktivitas3,5 dan 7 tetapi belum berbeda nyata terhadap peubah amatan produktivitas1dan2.

Adanya perbedaan respon produktivias tanaman pada pengamatan produktivitas bahwa konsentrasi asam askorbat menunjukan perbedaan yang nyata dalam produktivitas dimana dari tabel dapat diketahui rataan tertinggi produktivitas 3 A1 (6,53 g),A2 (7,02 g), A3 (5,91 g), produktivitas 5 A1 (5,89 g), A2 (4,66 g), A3 (4,68 g), produktivitas 7 A1 (7,48 g), A2 (8,67 g), A3 (7,17 g), namun berbeda nyata pada produktivitas 3 A0 (3,25 g), produktivitas 5 A0 (1,46 g), produktivitas 7 A0 (1,75 g). Hal ini disebabkan karna asam askorbat atau vitamin c adalah antioksidan yang dapat melawan radikal bebas. Hal ini sesuai dengan pernyataan Ardianti et al.,(2014) yang menyatakan Antioksidan merupakan senyawa yang mampu menghambat laju oksidasi. Antioksidan ini memiliki banyak komponen dan merupakan zat alami yang dihasilkan sendiri oleh tubuh atau didapat dari makanan yang kita makan. Antioksidan bekerja dengan cara menghentikan pembentukan radikal bebas, menetralisir serta memperbaiki

kerusakan-kerusakan yang terjadi. Radikal bebas merupakan atom atau melekul yang memiliki satu atau lebih elektron yang tidak berpasangan. Radikal bebas dianggap pasangan elektronnya. Radikal bebas dapat bereaksi dengan molekul sel tubuh dengan cara mengikat elektron dari melekul sel tersebut dan dapat menyebabkan reaksi berantai yang merusak tubuh.

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, terdapat interaksi yang nyata terhadappeubah amatan produktivitaske-4, ke-6 dan ke-8, dari tabel dapat diketahui interaksi tertinggi produktivitaske-4 K1A2 (10,07 g), ke-6 K1A1(12,99 g) dan produktivitas ke-8 K1A1 (13,55 g) namun berbeda nyata pada produktivitas ke-4K2A0 (1,08 g), ke-6 K1A0 (1,16 g) dan produktivitaske-8K1A0(1,03 g). Hal ini disebabkan bahwa asam askorbat sebagai antioksidan yang mampu meningkatkan substrat enzim dan mampu mentoleransi stres oksidatif hal ini sesuai dengan pernyataan Ardiansyah et al.,(2014) yang menyatakan salah satu pendekatan untuk mendorong toleransi stres oksidatif yang akan meningkatkansubstrat enzim pada tingkat sel adalah asamaskorbat. Asam askorbat berfungsi sebagai antioksidan, kofaktor enzim dan sebagai modulator sel sinyal dalam beragam proses fisiologis penting, termasuk biosintesis dinding sel, metabolit sekunder danfitohormon, toleransi stres, fotoproteksi,pembelahan dan pertumbuhan sel.

Dokumen terkait