• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hasil

Deskripsi Ektoparasit yang Ditemukan 1. Brooklynella hostilis

Ektoparasit Brooklynella hostilis ditemukan pada ikan sampel dibagian lendir saja. Jumlah total sampel yang terinfeksi parasit Brooklynella hostilis ini sebanyak 14 ekor ikan dari jumlah total keseluruhan sampel dan berdasarkan data hasil dalam 1 bulan yang sama dan dalam 3 minggu berturut-turut 3 kali pengambilan sampel.

Brooklynella hostilis merupakan suatu protozoa berbentuk lonjong seperti kacang. Ukuran mencapai 60µ ada bulu rambut (cilia) sejajar memanjang sebuah macronucleus dan kantong berbentuk oval yang terlihat jelas. Inang Ikan air laut seperti Ikan kerapu. Protozoa ini menyerang kulit dan beberapa di insang. Kasus penyerangan banyak ditemukan di berbagai lokasi di perairan/laut. Tanda-tanda klinis yang ditunjukkan oleh ikan yang terserang antara lain kulit tampak kusam, terkadang karena produksi lendir yang berlebih (Hardi, 2015).

Klasifikasi Brooklynella hostilis menurut Gusriyanti et al., (2016) Kingdom : Eukarya

Filum : Ciliophora Kelas : Phyllopharyngea Ordo : Disteriida

Famili : Hartmannulidae Genus : Brooklynella

Spesies : Brooklynella hostilis

Universitas Sumatera Utara

Gambar 9. (a dan b) Brooklynella hostilis pada lendir ikan perbesaran 40x (Dokumentasi penelitian) (c) Brooklynella hostilis (Sumber:

Gusriyanti et al., 2016) 2. Caligus sp.

Ektoparasit Caligus sp. ditemukan pada ikan sampel dibagian lendir saja.

Jumlah total sampel yang terinfeksi parasit Caligus sp. ini sebanyak 5 ekor ikan dari jumlah total keseluruhan sampel dan berdasarkan data hasil dalam 1 bulan yang sama dan dalam 3 minggu berturut-turut 3 kali pengambilan sampel.

Caligus sp. parasit ini terlihat transparan dan tanpa warna tapi terlihat jelas pada insang, sirip, mata atau tubuh ikan. Stadium copepodid dan chalimus pada umumnya berukuran kecil (kurang dari 4 mm) dan untuk mendeteksinya dengan bantuan kaca pembesar. Sebagai inang dari Genus Caligus ini adalah ikan air laut misalnya Ikan Salmon dan Ikan Kerapu. Sepasang kantung telur yang dapat dilihat pada gambar 12 (a). dimiliki oleh organisme betina dengan deret/untaian telur dibagian posterior sampai sepanjang 2 mm dan berisi telur ± 700 butir (Hardi, 2015).

Klasifikasi Caligus sp. menurut Wiguna et al., (2016) Kingdom : Animalia

Filum :Arthropoda Kelas : Crustacea

(b) Anterior

(a)

P Cilia

(c)

37

Ordo : Copepoda Famili : Caligidae Genus : Caligus Spesies : Caligus sp.

Gambar 10. (a dan b) Caligus sp. pada lendir tubuh ikan perbesaran 40x (Dokumentasi penelitian) (c) Caligus sp. (Sumber Wiguna et al., 2016)

3. Zeylanicobdella sp.

Ektoparasit Zeylanicobdella sp. ditemukan pada ikan sampel dibagian organ sirip, mulut dan lendir. Jumlah total sampel yang terinfeksi parasit Zeylanicobdella sp. ini pada bagian lendir sebanyak 13 ekor ikan, pada organ sirip yang terinfeksi parasit Zeylanicobdella sp. sebanyak 13 ekor ikan dan pada organ mulut sebanyak 11 ekor ikan dari jumlah total keseluruhan sampel dan berdasarkan data hasil dalam 1 bulan yang sama dan dalam 3 minggu berturut-turut 3 kali pengambilan sampel.

Parasit dari golongan lintah yang sering menyerang adalah dari jenis Zeylanicobdella sp. Memiliki bentuk tubuh sekilas terlihat seperti lintah, dan memiliki dua cakram penghisap (sucker) pada bagian anterior dan posterior.

Parasit jenis ini menyerang organ kulit, sirip, mulut dan mata pada semua jenis Posteriror

Chepalotorax

Kantung telur

(a) (b) (c)

lanule

Universitas Sumatera Utara

kerapu dan kakap. Tanda–tandanya ikan gelisah, gatal-gatal dan bila induk ditangkap keberadaaan lintah ini mudah dilihat dengan mata telanjang berwarna hitam (Hardi, 2015).

Klasifikasi Zeylanicobdella sp. menurut Nagasawa dan Uyeno, (2009) Kingdom : Animalia

Filum : Annelida Kelas : Clitellata Sub kelas : Hirudinea Ordo : Rhynchobdellida Famili : Pisciolidae Genus : Zeylanicobdella Spesies : Zeylanicobdella sp.

Gambar 11. (a) Zeylanicobdella sp. pada organ sirip, mulut dan lendir ikan perbesaran 40x (Dokumentasi penelitian) (b) Zeylanicobdella sp.

(Sumber: Mahasri et al., 2019).

4. Dactylogyrus sp.

Ektoparasit Dactylogyrus sp. ditemukan pada ikan sampel dibagian organ insang saja. Jumlah total sampel yang terinfeksi parasit Dactylogyrus sp. ini sebanyak 8 ekor ikan dari jumlah total keseluruhan sampel dan berdasarkan data

A. Sucker P. Sucker

(a) (b)

Anterior sucker

Posterior sucker

39

hasil dalam 1 bulan yang sama dan dalam 3 minggu berturut-turut 3 kali pengambilan sampel.

Dactylogyrus sp. parasit ini berbentuk memanjang, pipih dan pada ujungnya terdapat alat pengait dan alat pengisap darah. Opisthaptor mempunyai 14 kait tepi, dimana dua diantaranya terletak jauh dibagian tepi dan di dekat jangkar. Ujung jangkar yang runcing mengarah ke punggung. Jenis ini mempunyai 1-2 palang penghubung. Dactylogyrus sp. lebih suka menyerang insang ikan. Dactylogyrus sp. berkembang secara ovipar. Penularan melalui kontak langsung dengan organisme dalam air dan akan lebih cepat pada kondisi kepadatan yang tinggi (Nurcahyo, 2014).

Klasifikasi Dactylogyrus sp. menurut Wiguna et al., (2016) Kingdom : Animalia

Filum : Platyhelminthes Kelas : Trematoda Ordo : Dactylogyridae Famili : Dactylogyridae Genus : Dactylogyrus Spesies : Dactylogyrus sp.

Universitas Sumatera Utara

Gambar 12. (a) Dactylogyrus sp. pada organ insang ikan perbesaran 40x (Dokumentasi penelitian) (b) Dactylogyrus sp. (Sumber: Nofyan et al., 2015).

Pengamatan Ektoparasit

Pengamatan ektoprasit pada Ikan Kerapu Cantang dibagi menjadi dua kelompok ukuran ikan yaitu kelompok pertama ikan berukuran kecil (19-24 cm) dan kelompok kedua ikan berukuran besar (25-30 cm). Hasil pengamatan dapat dilihat pada tabel 3.

Tabel 3. Jumlah ektoparasit berdasarkan kelompok ukuran ikan kecil No. Panjang

Jumlah ektoparasit berdasarkan kelompok ukuran ikan kecil (Tabel 3), didapatkan bahwa ektoparasit menginfeksi semua ukuran panjang dari kelompok ukran ikan kecil kecuali pada sampel ukuran 20 cm pada organ mulut tidak terinfeksi parasit, ukuran 21 cm pada organ sirip dan insang tidak terinfeksi parasit dan sampel ukuran 24 cm pada organ insang juga tidak terinfeksi parasit.

Pengait P

(a) (b)

41

Tabel 4. Jumlah ektoparasit berdasarkan kelompok ukuran ikan besar No. Panjang

(cm)

Organ yang diamati

Lendir Sirip Insang Mulut

1. 25 10 4 0 1

2. 26 5 2 0 1

3. 27 9 1 1 1

4. 28 3 0 0 0

5. 30 1 0 0 1

Jumlah Total 28 7 1 4

Jumlah ektoparasit berdasarkan kelompok ukuran ikan besar (Tabel 4), didapatkan bahwa ektoparasit menginfeksi semua ukuran panjang dari kelompok ukran ikan besar kecuali pada sampel ukuran 25 cm pada organ insang tidak terinfeksi parasit, ukuran 26 cm pada organ insang tidak terinfeksi parasit. Sampel ukuran 28 cm pada organ sirip, insang dan mulut juga tidak terinfeksi parasit dan ukuran 30 cm pada organ sirip dan insang juga tidak terinfeksi parasit.

Gambar 13. Perbandingan jumlah parasit yang menginfeksi Ikan Kerapu Cantang berdasarkan organ yang diamati dalam dua kelompok ukuran ikan Berdasarkan diagram batang perbandingan jumlah parasit yang menginfeksi Ikan Kerapu Cantang berdasarkan organ yang diamati dalam dua kelompok ukuran ikan (gambar 13), dapat diketahui bahwa jumlah parasit yang banyak menginfeksi Ikan Kerapu Cantang berdasarkan organ yang diamati yaitu

Universitas Sumatera Utara

pada kelompok ukuran ikan berukuran kecil (19-24 cm), sedangkan jumlah parasit yang menginfeksi Ikan Kerapu Cantang berdasarkan organ yang diamati pada kelompok ikan berukuran besar (25-30 cm) jumlahnya lebih sedikit.

Tabel 5. Jumlah dan jenis ektoparasit yang menginfeksi Ikan Kerapu Cantang berdasarkan organ yang diamati

No. Jenis Parasit Organ yang diamati

Lendir Sirip Insang Mulut bagian organ lendir, pada bagian organ sirip 22 ind dan pada bagian insang 15 ind.

Genus Brooklynella hostilis memiliki jumlah parasit pada bagian organ lendir 25 ind. Genus Dactylogyrus sp. Pada bagian organ insang memiliki parasit 11 ind dan genus Caligus sp. memiliki parasit pada bagian lendir dengan jumlah 8 ind.

Kerapu Cantang berdasarkan organ yang diamati

43

Berdasarkan diagram batang perbandingan jumlah dan jenis ektoparasit yang menginfeksi Ikan Kerapu Cantang berdasarkan organ yang diamati (gambar 17), dapat diketahui bahwa genus parasit Zeylanicobdella sp. yang paling banyak menginfeksi organ yang diamati yaitu pada bagian lendir, sirip dan mulut ikan sampel, sedangkan genus Caligus sp. merupakan genus parasit yang jumlahnya sedikit yaitu pada bagian organ lendir. Pada bagian organ lendir merupakan organ yang paling banyak terinfeksi parasit, genus parasit yang menginfeksi organ lendir tersebut yaitu genus Brooklynella hostilis.

Prevalensi Ektoparasit

Prevalensi ektoparasit yang ditemukan pada Ikan Kerapu Cantang (Epinephelus fuscoguttatus x Epinephelus lanceolatus) dapat dilihat pada tabel 6.

Tabel 6. Prevalensi Ektoparasit pada Ikan Kerapu Cantang

Bagian

Sirip Zeylanicobdella sp. 13 14,44 Sering

Insang Dactylogyrus sp. 8 8,88 Kadang

Mulut Zeylanicobdella sp. 11 12,22 Sering

Keterangan

P : Prevalensi (%) n : 90 ekor

Berdasarkan data hasil dalam 1 bulan yang sama yaitu bulan September dan dalam 3 minggu berturut-turut dilakukan 3 kali pengambilan sampel maka prevalensi Parasit Zeylanicobdella sp. yang terdapat pada lendir 14,44% pada sirip 14,44% dan organ mulut sebesar 12,22% termasuk dalam kategori sering yang berarti dalam tingkat infeksi sering. Jenis Parasit Brooklynella hostilis yang

Universitas Sumatera Utara

terdapat pada lendir sebesar 15,55% termasuk dalam kategori sering.

Dactylogyrus sp. yang terdapat pada organ insang sebesar 8,88% termasuk dalam kategori kadang yang berarti dalam tingkatan infeksi sedang. Jenis parasit Caligus sp. yang terdapat pada organ mata sebesar 5,55% termasuk dalam kategori kadang yang berarti dalam tingkatan infeksi sedang. Nilai prevalensi ektoparasit dapat dilihat pada tabel 4.

Data Kualitas Air

Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan di Tambak Paluh Pisang Mas Kecamatan Hamparan Perak Kabupaten Deli Serdang Sumatera Utara diperoleh nilai kualitas air. Hasil pengukuran kualtas air dapat dilihat pada tabel 7.

Tabel 7. Hasil Pengukuran Kualitas Air di Tambak Paluh Pisang Mas

Parameter Nilai Baku Mutu dari tabel 5 dapat diketahui bahwa nilai kualitas air di Tambak Paluh Pisang Mas Kecamatan Hamparan Perak Kabupaten Deli Serdang Sumatera Utara pada parameter amonia nilai yang dihasilkan sebesar ≤0,034 - 0,25 mg/l tidak sesuai dengan baku mutu kualitas air untuk budidaya air payau berdasarkan PP. No. 82 Tahun 2001. Sedangkan nilai parameter seperti suhu, salinitas, pH, DO dan nitrat sesuai dengan baku mutu kualitas air untuk budidaya air payau berdasarkan PP.

No. 82 Tahun 2001.

45

Pembahasan

Ikan Kerapu Cantang (Epinephelus fuscoguttatus x Epinephelus lanceolatus) Ikan Kerapu Cantang (Epinephelus fuscoguttatus x E. lanceolatus) yang digunakan sebagai ikan sampel merupakan ikan persilangan antara Ikan Kerapu Macan betina dengan Ikan Kerapu Kertang jantan. Ikan ini mempunyai keunggulan karena pertumbuhannya yang cepat dibanding jenis Ikan Kerapu lainnya. Hal ini sesuai dengan Rochmad dan Mukti (2018) yang menyatakan bahwa Ikan Kerapu hibrida Cantang (Epinephelus fuscoguttatus x E. lanceolatus) adalah ikan hibrida hasil perkawinan silang antara Ikan Kerapu Macan

(Epinephelus fuscoguttatus) betina dan Ikan Kerapu Kertang (Epinephelus lanceolatus) jantan yang telah dikembangkan dengan tujuan untuk

memproduksi jenis ikan kerapu baru yang memiliki keunggulan dan dapat dibudidayakan di tambak dan karamba jaring apung (KJA). Keunggulan ikan kerapu hibrida Cantang adalah pertumbuhan yang cepat, kecepatan tumbuhnya dua kali lipat dari Ikan Kerapu Macan yang biasa dibudidayakan masyarakat.

Ikan Kerapu hibrida Cantang memiliki ciri khas yang membedakan dengan induknya yaitu warna kulit coklat kehitaman dengan lima garis hitam dan memiliki bintik hitam yang tersebar di bagian kepala dan dekat sirip pectoral. Hal ini sesuai dengan Kamal et al., (2019) yang menyatakan bahwa Ikan Kerapu hibrida Cantang memiliki bentuk tubuh compress dan relatif membulat dengan ukuran lebar kepala sedikit atau hampir sama dengan lebar badannya, kulit berwarna coklat kehitaman dengan lima garis hitam melintang di bagian tubuhnya, semua sirip bercorak seperti Ikan Kerapu Kertang dengan dasar berwarna kuning yang dilengkapi bintik-bintik hitam yang juga banyak tersebar di

Universitas Sumatera Utara

kepala dan di dekat sirip pectoral dengan jumlah yang berbeda pada setiap individu.

Brooklynella hostilis

Pada penelitian ini ditemukan parasit Brooklynella hostilis yang menempel pada lendir tubuh ikan. Pengujian untuk uji klinis tidak dijalankan pada ikan sampel. Hal ini sesuai dengan Diamant (2004) yang menyatakan bahwa parasit Brooklynella hostilis merupakan protozoa yang menyerang kulit dan beberapa di Insang. Kasus penyerangan banyak ditemukan di berbagai lokasi di perairan/laut.

Berdasarkan tanda klinis dan patologi, patogen ini memakan sel darah dan jaringan debris sehingga menyebabkan kerusakan pada jaringan kulit, yang disebabkan kondisi air yang menurun atau buruk. Tanda-tanda klinis yang ditunjukkan oleh ikan yang terserang antara lain kulit tampak kusam, terkadang karena produksi lendir yang berlebih, tampak seperti ada lapisan yang menutupi permukaan kulit, mata ikan tampak sayu. Sementara tingkah laku ikan yang terserang seringkali menunjukkan gejala kesulitan bernafas, ikan berenang pelan, berada di bawah permukaan air atau dekat sumber air.

Pada penelitian ini parasit Brooklynella hostilis memiliki bentuk lonjong seperti kacang. Terdapat alat gerak berupa cilia. Ukuran mencapai 60µ ada bulu rambut (cilia) sejajar memanjang sebuah macronucleus dan kantong berbentuk oval yang terlihat jelas. Hal ini sesuai dengan Mclean dan Craig (2008) yang menyatakan bahwa parasit Brooklynella hostilis merupakan salah satu jenis parasit yang menyerang bagian luar tubuh inangnya (ektoparasit) dan memiliki penyebaran yang kosmopolit, tapi umumnya menyerang organisme laut tropis dan dapat mengakibatkan inangnya menjadi lemah, bernapas dengan cepat serta dapat

47

menurunkan nafsu makan. Brooklynella hostilis merupakan parasit jenis protozoa yang masuk dalam kelas kinetofragminophorea yang dicirikan oleh adanya alat gerak dan berupa cilia yang pendek, dimana dapat menginfeksi organisme yang dibudidayakan maupun yang hidup secara liar.

Caligus sp.

Parasit Caligus sp. yang ditemukan di tambak pengambilan sampel memiliki ciri-ciri, cephalothoraks pipih dorsoventral, permukaan ventralnya cekung, dan permukaan dorsalnya cembung. Fungsi seperti penghisap untuk menempel pada tubuh ikan sehingga mencegah parasit terlepas dari inang karena arus air. Memiliki lanule yang terdapat pada lempeng depan. Hal ini sesuai dengan Grabda (1991) yang menyatakan bahwa Caligus sp. memiliki dua penghisap yang disebut lanule terdapat pada lempeng depan, empat pasang kaki renang berkembang dengan baik sehingga parasit dapat meninggalkan inang dan berenang untuk mencari inang yang baru. Parasit Caligus sp. menyerang untuk mendapatkan makanan yang berasal dari cairan jaringan ikan setelah menembus kulit ikan dengan menggunakan mandibula. Kemudian mandibula tersebut dikeluarkan dari organ yang dihisap.

Caligus sp. ini adalah ektoparasit yang termasuk kedalam golongan crustacea. Hal ini sesuai dengan Slamet et al., (2008) yang menyatakan bahwa Caligus sp. merupakan parasit yang berukuran besar berbentuk seperti kecoak dengan panjang 0,5-2 cm dan mudah dilihat dengan mata telanjang. Caligus sp.

merupakan ektoparasit dalam golongan crustacea. Jumlah parasit yang menyerang pada tiap induk biasanya berjumlah sedikit maka dapat ditanggulangi dengan mengambil langsung dengan pinset.

Universitas Sumatera Utara

Pada hasil identifikasi parasit Caligus sp. yang ditemukan merupakan organisme betina. Ikan sampel yang terinfeksi parasit Caligus sp. dalam penelitian ini memang merupakan jenis parasit organisme betina. Ciri-ciri memiliki sepasang kantung dengan untaian telur dan ukuran yang lebih besar. Hal ini sesuai Muttaqien et al., (2019) yang menyatakan bahwa parasit Caligus sp. yang tergolong dalam familia Caligidae dapat dibedakan antara organisme jantan dan betina. Pada umumnya yang betina lebih besar (10-18 mm) dibandingkan jantan (5-7 mm). Betina memiliki sepasang kantung dengan untaian telur sampai sepanjang 2 mm dan membawa telur sekitar 700 butir. Caligus sp. telah dianggap sebagai parasit yang paling berbahaya di antara copepoda yang dikenal di Asia.

Infeksi dari ektoparasit ini dapat menyebabkan pertumbuhan ikan menjadi lambat dan kondisi ikan menjadi menurun sehingga dapat menyebabkan kematian pada ikan yang terinfeksi.

Zeylanicobdella sp.

Pada penelitian ini parasit Zeylanicobdella sp. ditemukan pada bagian organ tubuh ikan, sirip dan mulut ikan. Lintah (cacing) ini dapat menyebabkan pembengkakan dan kemerahan pada kulit hingga sirip menjadi geripis. Hal ini sesuai dengan Slamet et al., (2008) yang menyatakan bahwa parasit dari golongan lintah (cacing ektoparasit) yang sering menyerang adalah dari jenis Zeylanicobdella sp. Parasit jenis ini menyerang organ kulit, sirip, mulut dan mata pada semua jenis Ikan Kerapu dan Ikan Kakap. Tanda–tandanya ikan gelisah, gatal-gatal dan bila induk ditangkap keberadaaan lintah ini mudah dilihat dengan mata telanjang berwarna hitam. Penanggulangannya dengan perendaman ke dalam larutan formalin 50-100 ppm selama 1-2 jam dengan aerasi kuat.

49

Zeylanicobdella sp. merupakan parasit yang paling banyak ditemukan pada organ-organ ikan sampel. Banyaknya parasit Zeylanicobdella sp. yang ditemukan dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor lingkungan kualitas perairan tambak tersebut salah satunya faktor salinitas. Zeylanicobdella sp. baik stadia telur maupun dewasa mampu menetas dan hidup pada media pemeliharaan air laut hingga air payau atau dengan salinitas 5-30 ppt. Salinitas yang dimiliki Tambak Paluh Pisang mas memiliki nilai 20 ppt. Hal ini sesuai Mahasri et al., (2019) yang menyatakan bahwa faktor pendukung tingginya parasit Zeylanicobdella sp. antara lain turbiditas air yang masuk terlalu tinggi. Turbiditas air merupakan tingkat kekeruhan air yang biasanya disebabkan oleh materi tersuspensi. Faktor lain yang mendukung tingginya parasit Zeylanicobdella sp. adalah salinitas dan kondisi perairan. Zeylanicobdella sp. baik stadia telur maupun dewasa mampu menetas dan hidup pada media pemeliharaan air laut hingga air payau atau dengan salinitas 5-30 ppt. Kondisi perairan yang tenang diketahui memberikan dampak pada siklus hidup Zeylanicobdella sp. lebih panjang dalam mengalami pertumbuhan.

Pada hasil penelitian parasit Zeylanicobdella sp. memiliki bentuk dengan ciri-ciri lintah (cacing) yang berwarna hitam menempel pada bagian organ tubuh, sirip dan mulut ikan sampel. Zeylanicobdella sp. memiliki alat hisap (sucker) pada bagian anterior dan posterior. Ukuran parasit Zeylanicobdella sp. yang ditemukan rata-rata memiliki berbagai ukuran. Hal ini sesuai dengan Azuar et al., (2019) yang menyatakan bahwa Zeylanicobdella sp. memiliki alat hisap yang terdiri dari anterior sucker dan posterior sucker yang akan menempel kuat meskipun terkena arus bagian tubuh akan bergerak mengikuti arus sedangkan alat hisap akan terus menempel pada organ tubuh inang. Ukuran parasit Zeylanicobdella sp. yang

Universitas Sumatera Utara

ditemukan rata-rata memiliki panjang tubuh sekitar 5.251 μm sampai 11 mm hal ini diyakini bahwa parasit tersebut merupakan larva berumur sekitar 6-9 hari, larva yang berumur 6 hari setelah menetas akan hinggap mencari inang untuk bertahan hidup dan ukuran larva Zeylanicobdella sp. bisa mencapai panjang sekitar 10-15 mm.

Dactylogyrus sp.

Dactylogyrus sp. merupakan parasit cacing insang yang habitatnya di insang ikan. Pada sampel ikan yang terinfeksi Dactylogyrus sp. memiliki produksi lendir yang berlebih. Hal ini sesuai dengan Mahendra dan Nurbadriati (2019) yang menyatakan bahwa parasit Dactylogyrus sp. ditemukan pada bagian insang karena parasit ini merupakan cacing insang atau habitat hidupnya adalah di insang ikan dan siklus hidupnnya secara langsung yang menyebabkan warna tubuh ikan menjadi pucat, warna insang berubah menjadi kehitaman dan lendir yang berlebihan. Infeksi dari Dactylogyrus tidak terlalu bahaya, namun jika parasit dalam jumlah besar maka dapat menyebabkan kerusakan pada bagian insang. Hal ini disebabkan insang mengandung banyak kapiler darah yang merupakan makanan bagi Dactylogyrus. Efek umum dari serangan parasit Dactylogyrus adalah lambatnya pertumbuhan dan penurunan berat badan.

Pada hasil identifikasi parasit Dactylogyrus sp. ini berbentuk memanjang, pipih dan pada ujungnya terdapat alat pengait dan alat pengisap darah. Parasit Dactylogyrus sp. ini hanya menyerang bagian organ insang ikan sampel saja, karena insang merupakan organ pernapasan yang langsung bersentuhan dengan lingkungan sekitarnya yang menyaring bahan-bahan yang terlarut, menyaring partikel-partikel pakan dan mengikat oksigen. Sebagian besar parasit monogenea

51

seperti parasit Dactylogyrus sp. bersifat ovivarus (bertelur) dimana telur yang menetas menjadi larva yang berenang bebas yang dinamakan oncomiracidium.

Insang ikan yang terserang berubah warnanya menjadi pucat dan keputih-putihan.

Kemudian penyerangan dimulai dengan cacing dewasa menempel pada insang (Gusrina, 2008). Hal ini sesuai dengan Kalendesang dan Saselah (2016) yang menyatakan bahwa Dactylogyrus sp. merupakan parasit yang menyerang insang ikan. Parasit Dactylogyrus sp. ini pada bagian tubuhnya memiliki alat pengait dan alat pengisap darah. Parasit ini mengambil sari-sari makanannya pada inang dengan menggunakan jangkar dan alat penghisap. Pada ophistaptor terdapat kait jangkar, dan alat penghisap ini menyebabkan kerusakan insang.

Prevalensi Ektoparasit

Berdasarkan hasil yang didapat pada tabel 4. menunjukkan bahwa ektoparasit yang memiliki nilai prevalensi tertinggi pada ketiga tanbak adalah genus Brooklynella hostilis pada bagian lendir organ ikan sampel. Genus Brooklynella hostilis yang ditemukan memiliki nilai 15,55%. Berdasarkan tingkat kriteria prevalensi menurut Williams (1996) bahwa Brooklynella hostilis yang ditemukan pada Ikan Kerapu Cantang termasuk ke dalam kategori infeksi sering.

Tingginya nilai prevalensi ektoparasit Brooklynella hostilis dapat disebabkan oleh beberapa faktor salah satunya adalah kondisi lingkungan yang mendukung kehidupan ektoparasit tersebut. Berdasarkan hasil pengamatan pada ketiga tambak, kemungkinan besar parasit berasal dari aliran air yang juga digunakan sebagai alur kapal niaga seperti kapal minyak, kapal penumpang dan kapal ikan. Disekitar aliran air terdapat aktivitas pabrik dan unit pengolahan serta pemukiman masyarakat sekitar yang dapat menhasilkan limbah sehingga merusak

Universitas Sumatera Utara

kualitas air dan memicu pertumbuhan parasit. Hal ini sesuai dengan Pramono dan Hamdan (2008) yang menyatakan bahwa kualitas air yang buruk dapat menyebakan ikan menjadi stres dan mengakibatkan eltoparasit Brooklynella hostilis dapat berkembang dengan cepat.

Genus Caligus sp. merupakan ektoparasit yang memiliki nilai prevalensi terendah yaitu 5,55%. Genus Caligus sp. tidak dapat beradaptasi dengan dengan lingkungan sehingga tidak dapat berkembang dengan baik, dan kualitas air seperti suhu yang berbeda dengan suhu optimum pertumbuhan Caligus sp. suhu pada tambak sekitar 29-30°C. Hal ini sesuai dengan Ma dan Overstreet (2006) yang menyatakan bahwa pertumbuhan Caligus sp. dapat bereproduksi dengan optimum

Genus Caligus sp. merupakan ektoparasit yang memiliki nilai prevalensi terendah yaitu 5,55%. Genus Caligus sp. tidak dapat beradaptasi dengan dengan lingkungan sehingga tidak dapat berkembang dengan baik, dan kualitas air seperti suhu yang berbeda dengan suhu optimum pertumbuhan Caligus sp. suhu pada tambak sekitar 29-30°C. Hal ini sesuai dengan Ma dan Overstreet (2006) yang menyatakan bahwa pertumbuhan Caligus sp. dapat bereproduksi dengan optimum

Dokumen terkait