• Tidak ada hasil yang ditemukan

Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September tahun 2020.

Pengambilan sampel ikan dilakukan di Tambak Paluh Pisang Mas Desa Paluh Kurau Dusun 14 Kecamatan Hamparan Perak Kabupaten Deli Serdang Provinsi Sumatera Utara dan penelitian identifikasi ektoparasit di Laboratorium Unit Pelaksana Teknis Penerapan Mutu Hasil Perikanan (UPT PMHP), Medan.

Gambar 7. Peta Lokasi Penelitian

Universitas Sumatera Utara

Alat dan Bahan Penelitian

Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah seser, ember, nampan, object glass, cover glass, cawan petri, mikroskop, gunting, pinset, spatula, timbangan analitik, milimeterblok, kamera digital, alat tulis, thermometer, pH meter, DO meter dan refraktometer.

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Ikan Kerapu Cantang (Epinephelus fuscoguttatus x Epinephelus lanceolatus), sterofoam, plastik 10 kg, kertas label, tissue gulung dan NaCl fisiologis.

Metode Penelitian

Metode pengambilan sampel dilakukan secara random sampling (secara acak) terhadap ikan kerapu cantang di Tambak Paluh Pisang Mas. Simple Random Sampling merupakan suatu cara pengambilan sampel dimana tiap anggota populasi diberikan opportunity (kesempatan) yang sama untuk terpilih menjadi sampel. Simple random sampling merupakan jenis sampling dasar yang sering digunakan untuk pengembangan metode sampling yang lebih kompleks (Arieska dan Herdiani, 2018).

29

Diagram Alur Penelitian

Diagram alur penelitian dapat dilihat dibawah ini

Penentuan pengambilan sampel Ikan Kerapu Cantang (Epinephelus fuscoguttatus x Epinephelus lanceolatus

Persiapan alat dan bahan

Pengambilan sampel dari tambak budidaya

Pengukuran panjang total dan berat ikan

Pengerokan (scrappimg) pada permukaan tubuh ikan dan pengambilan organ insang ikan

Pemeriksaan ektoparasit pada organ tubuh ikan (Kulit, sirip, dan insang)

Identifikasi parasit

Universitas Sumatera Utara

Prosedur Penelitian Deskripsi Area Penelitian

Sampel ikan diambil dari Tambak Paluh Pisang Mas Desa Paluh Kurau Dusun 14 Kecamatan Hamparan Perak Kabupaten Deli Serdang Provinsi Sumatera Utara. Area tambak memiliki panjang 50 m, lebar 50 m dan tinggi 2 cm.

Sumber air berasal dari air pasang surut air laut. Pergantian air mengandalkan pasang surut dan pemberian pakan dilakukan satu kali sehari. Tambak memiliki kepadatan sampai dengan 600 ekor per tambak. Jumlah tambak Ikan Kerapu Cantang di Tambak Paluh Pisang Mas sebanyak 3 tambak dengan padat tebar yang berbeda-beda. Pada tambak 1 (600) ekor, pada tambak 2 (500) ekor dan pada tambak 3 (400) ekor.

Gambar 8. Lokasi pengambilan sampel Ikan Kerapu Cantang Pengambilan Data Kualitas Air

Pengambilan data kualitas air di Tambak Paluh Pisang Mas meliputi pengukuran parameter fisika yaitu suhu, salinitas dan parameter kimia yaitu pH, dissolved oxygen (oksigen terlarut), nitrat dan amonia.

31

Tabel 1. Pengukuran Parameter Fisika Kimia Air

Parameter Satuan Alat / Metode Lokasi

Fisika:

Suhu °C Thermometer In situ

Salinitas Ppt Refraktometer In situ

Kimia: (Epinephelus fuscoguttatus x Epinephelus lanceolatus) yang ada di Tambak Paluh Pisang Mas dengan ukuran panjang ±19-30 cm. Salah satu metode yang digunakan untuk menentukan jumlah sampel adalah menggunakan rumus Slovin (Sevilla et al., 2007;182). Total pengambilan sampel Ikan Kerapu Cantang yaitu sebanyak 90 ekor dalam 3 kali pengulangan. Pengambilan sampel ikan dilakukan 1 kali dalam seminggu, dalam setiap pengambilan yaitu tambak 1 10 ekor, tambak 2 10 ekor dan tambak 3 10 ekor. Jadi total sampel dalam sekali pengambilan yaitu sebanyak 30 ekor ikan kemudian dimasukkan ke dalam kantong plastik yang telah diberi air dan oksigen. Setiap tambak diambil 10 ekor ikan dengan persentase pada tambak 1 (1,67%), tambak 2 (2%) dan tambak 3 (2,5%).

Proses Penanganan Sampel

Sampel Ikan Kerapu Cantang dibawa ke laboratorium dalam keadaan hidup yang bertujuan agar saat dilakukannya pemeriksaan mikroskopis parasit atau protozoa pada ikan sampel tersebut tidak mati. Hal ini sesuai dengan Islahuttamam (2008) yang menyatakan bahwa ikan yang akan diperiksa secara mikroskopis harus dalam keadaan hidup atau baru mati. Hal ini penting untuk

Universitas Sumatera Utara

pemeriksaan beberapa jenis protozoa yang sukar terlihat pada ikan yang sudah lama mati atau dibekukan. Beberapa jenis ektoparasit akan melepaskan diri setelah inangnya mati atau bersama dengan inangnya dan akan sulit diidentifikasi.

Proses penanganan sampel menurut Islahuttamam (2008) adalah sampel ikan dibunuh dengan cara menusuk bagian atas kepala. Selanjutnya dilakukan pengerokan pada bagian kulit, sirip dan insang dengan menggunakan alat disetting set. Hasil pengerokan yang berupa lendir diletakkan pada obyek glass dan ditetesi dengan aquadest secukupnya kemudian ditutup dengan cover glass. Selanjutnya diamati dibawah mikroskop dengan pembesaran 100x dan 400x. Parasit dapat diamati.

Pemeriksaaan Ektoparasit

Prosedur pemeriksaan dilakukan mengikuti prosedur dari Laboratorium Unit Pelaksana Teknis Penerapan Mutu Hasil Perikanan (UPT PMHP), Medan.

Sesuai dengan SNI 2332.6:2015 cara uji mikrobiologi-bagian 6: penentuan parasit pada produk perikanan. Pemeriksaan ektoparasit dilakukan dengan cara pertama lakukan pengerokan lendir pada seluruh tubuh bagian luar dan letakkan pada kaca preparat, kemudian lakukan pengamatan terhadap hasil kerokan di bawah mikroskop dengan perbesaran 4 kali sampai dengan 40 kali. Kedua lakukan pemotongan bagian sirip ikan mulai dari sirip punggung, sirip dada, sirip perut, sirip ekor, sirip anal dan letakkan pada kaca preparat yang berisi NaCl fisiologis, kemudian lakukan pengamatan terhadap hasil kerokan di bawah mikroskop dengan perbesaran 4 kali sampai dengan 40 kali. Ketiga lakukan pemotongan tutup insang (operkulum) dan filamen insang ikan kemudian pindahkan pada kaca preparat yang berisi NaCl fisiologis. Lakukan pengerokan lendir dari operkulum

33

dan insang, kemudian amati hasil kerokan di bawah mikroskop dengan perbesaran 4 kali sampai dengan 40 kali. Keempat lakukan pengerokan lendir pada bagian rongga mulut dan letakkan hasil kerokan pada kaca preparat yang berisi NaCl fisiologis, kemudian lakukan pengamatan di bawah mikroskop dengan perbesaran 4 kali sampai dengan 40 kali.

Identifikasi Ektoparasit

Pengamatan ektoparasit dilakukan dengan menggunakan mikroskop dan identifikasi ektoparasit dengan menggunakan buku identifikasi parasit pada ikan Esti Handayani Hardi (2015), buku identifikasi parasit pada ikan Wisnu Nurcahyo (2014) dan literatur jurnal.

Analisis Data

Data hasil penelitian disajikan dalam bentuk tabel dan gambar serta dianalisis secara deskriptif berdasarkan hasil identifikasi pada Ikan Kerapu Cantang (Epinephelus fuscoguttatus x Epinephelus lanceolatus) kemudian terhadap ikan dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut menurut Ira (2013).

Keterangan:

Prevalensi = Prevalensi (100%)

N = Jumlah ikan yang terinfeksi parasit (ekor) n = Jumlah sampel yang diamati (ekor)

Universitas Sumatera Utara

Kategori infeksi berdasarkan prevalensi menurut Williams (1996) dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Kategori Infeksi Berdasarkan Prevalensi

No. Prevalensi Kategori Keterangan

1. 100-99% Selalu Infeksi sangat parah

2. 98-90% Hampir selalu Infeksi parah

3. 89-70% Biasanya Infeksi sedang

4. 69-50% Sangat sering Infeksi sangat sering

5. 49-30% Umumnya Infeksi biasa

6. 29-10% Sering Infeksi sering

7. 9-1% Kadang Infeksi sedang

8. <1-0,1% Jarang Infeksi jarang

9. <0,1-0,1% Sangat jarang Infeksi sangat jarang 10/. <0,01 Hampir tidak pernah Infeksi tidak pernah

35

Dokumen terkait