• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL DAN PEMBAHASAN 1 Kandungan Protein

Dalam dokumen Pembentukan Karakter Melalui Penerapan M (Halaman 132-137)

Ditinjau dari genotip, protein tertinggi ditemukan pada Randah Kuniang (8,38) dan berbeda nyata dengan cisokan dengan protein terendah (6,32). Sebaliknya Randah kuniang berbeda tidak nyata dibanding Anak Daro, Kuriak Kusuik dan Saratuih hari.Kadar protein bukan hanya dipengaruhi oleh genotip padi, tetapi juga dipengaruhi oleh lingkungan. Kandungan protein tertinggi ditemukan di Solok dan berbeda nyata dengan dua lokasi lainnya seperti terlihat pada Gambar 1. Meskipun kandungan terendah ditemukan di Pariaman, tetapi berbeda tidak nyata dibanding dengan lokasi penanaman di Bukittinggi. Kandungan protein tersebut relatif tidak berbeda dengan

122

penelitian Dipti et al. (2002) yang dilakukan terhadap beberapa varietas padi dan

menemukan bahwa kandungan proteinnya berkisar antara 6,9 sampai 8, 6 %.

Juliano (1967) menyatakan bahwa kandungan protein beras bervariasi dari 5 sampai 14 persen dan dipengaruhi oleh varietas dan lingkungan. Kadar protein beras suatu varietas dapat berbeda sampai 6 persen akibat pengaruh lingkungan (Juliano, 1972). Hasil penelitian menunjukkan bahwa kadar protein beras dipengaruhi oleh varietas dan lingkungan. Perbedaan varietas jelas akan mempengaruhi kadar protein beras karena kelima genotip yang ditanam mempunyai genetis yang berbeda terutama gen yang mengatur kandungan proteinnya. Hasil penelitian Damardjati (1983) juga menunjukkan bahwa kandungan protein beras juga dipengaruhi oleh genotip. Varietas Synta, Serayu, Seratus malam dan Rojolele yang ditanam pada musim panas masing- masing mengandung protein 8,2; 9,3; 10,7 dan 10,4 %. Tan dkk. (2001) mengidentifikasi QTL yang berpengaruh terhadap kandungan protein. Satu terletak pada kromosom 6 dan satu lagi terletak pada kromosom 7. Hu dkk.(2004) mengidentifkasi 5 QTL, 2 yang utama terletak pada krmosom 5 dan 7

Gambar 1. Kandungan Protein Beras pada 3 Lokasi Penanaman

Tiga lagi terletak pada kromosom 1, 4, dan 6 yang pengaruh additifnya relatif kecil. Variasi kandungan protein beras menunjukkan pewarisan yang bersifat kuantitatif ( Shi et al., 1999). 8.34 7.38 6.87 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 K a n d u n g a n P ro te in ( % )

Solok Bukittinggi Lubuk Alung Lokasi

123

Di samping genotip, kondisi lingkungan juga berpengaruh terhadap kadar protein. Kadar prote`in beras di Solok lebih tinggi dibandingkan dari Pariaman. Jika dihubungkan dengan temperatur pada kedua tempat tersebut maka kadar protein cenderung meningkat dengan menurunnya temperatur. Gomez (1979), melaporkan bahwa kandungan protein dipengaruhi oleh temperatur selama proses pemasakan. Gomez and De Datta (1975), menyatakan bahwa di daerah tropis kandungan protein cenderung lebih rendah pada musim panas dibanding musim hujan. Meskipun demikian, belum sepenuhnya dimengerti secara mendalam faktor lingkungan apa yang berpengaruh terhadap kadar protein (Damardjati, 1983).

2. Stabilitas

Koefisien regresi kadar protein berkisar 0,2 pada varietas anak daro sampai 1,4 pada varietas randah kuniang (Tabel 17). Mengacu pada Finlay dan Wilkinson (1963), maka varietas saratuih hari adalah mempunyai kadar protein yang stabil, dan varietas anak daro dan randah kuniang mempunyai stabilitas di bawah rata-rata. Sebaliknya, varietas cisokan dan kuriak kusuik mempunyai stabilitas di atas rata-rata sehingga hasilnya relatif tidak terpengaruh dalam kondisi perubahan kondisi lingkungan yang besar. Meskipun demikian, Eberhart dan Russel (1966) menyatakan bahwa stabilitas bukan hanya ditentukan oleh koefisien regresi saja tetapi juga ditentukan oleh simpangan regresinya. Simpangan regresi semua genotip mempunyai nilai yang tidak berbeda dengan nol. Dengan demikian, faktor penentu dalam penentuan varietas yang stabil adalah nilai koefisien regresinya yang tidak berbeda dengan 1. Berdasarkan hal tersebut maka varietas cisokan, anak daro, kuriak kusuik dan saratuih hari berdasarkan kandungan proteinnya adalah termasuk varietas yang stabil. Tetapi karena diantara keempat varietas tersebut, saratuih hari mempunyai kandungan protein tertinggi maka disimpulkan varietas inilah yang paling baik untuk ditetapkan sebagai varietas yang stabil untuk dibudidayakan. Sedangkan Randah kuniang merupakan varietas yang tidak stabil dari aspek kandungan proteinnya.

PENUTUP

Kadar protein bukan hanya dipengaruhi oleh genotip padi, tetapi juga dipengaruhi oleh lingkungan. Kandungan protein tertinggi ditemukan di Solok (8,34%) dan terendah di Pariaman (6,87%).Varietas yang kandungan proteinnya stabil

124

adalah cisokan, anak daro, kuriak kusuik dan saratuih hari. Satu-satunya varietas yang tidak stabil adalah randah kuniang. Stabilitas bukan hanya dapat ditinjau dari lingkungan, tetapi juga dari musim tanam. Oleh sebabitu perlu dilakukan penelitian lanjutan untuk mengetahui stabilitas protein terhadap musim.

DAFTAR PUSTAKA

Becker, H.C. 1981. Correlation among some statistical measures of phenotypic stability. Euphytica. 30:835-840

Damardjati, D.S. 1983. Physical and Chemical Properties And Protein Characteristics of Some Indonesia Rice Varities. Graduete School. Bogor Agricultural

University. 292p

Dipti, S.S., S. T. Hossain., M. N. Bari and K. A. Kabir. 2002. Physicochemical and Cooking Properties of Some Fine Rice Varieties. Pakistan Journal of

Nutrition. No. 1 (4): 188-190

Eberhart, S.A. and W.A. Russel . 1966. Stability Paramater for Comparing Varieties.

Crop Sci., 6:36-40.

Finlay, K.W. and G.W. Wilkinson. 1963. The Analysis of Adaptation in Plant Breeding Programme. Aust.J.Agric.Res.14:742-754

Gomez, K.A. 1979. Effect of Environment On Protein and Amylose Content Of Rice.

In Proceeding of Workshop on Chemical Aspect of Rice Grain Quality. p: 59-68. IRRI, Los Banos.

___________ and S.K. De Datta. 1975. Influence of Environment on Protein Content of Rice. Agron. J. 67 : 565-568

Hu, L-Z., Li, P., Zhou, P.L., Zhang, Z-H., Wang, L-X., Zhu, L-H. and Zhu, Y-G. 2004.

Mapping of Quantitative Trait Loci (QTL) for Rice Protein And Fat Content Using doubled Haploid Lines. Euphytica 135:47-54.

Juliano, B.O., 1967. Physicochemical Studies Of Rice Starch And Protein. Int.Rice

Comm.Newsleter, Special Issue. 1967

____________1972. The Caryopsis and it is Composition. In Houston, D.F. (Ed) Rice

: Chemistry and Technology. Amer.Assoc.Cereal Chemist Inc.

___________. 1971. A Simplified Assay for Milled Rice Amylose. Cereal Sci. Today

125

SAS Institut. 1996. SAS/STAT User Guide: Statistics. Version 6.01. SAS Institute,

Cary, NC

Sastrodipuro, D., Z.Hamzah, dan Marzempi. 1992. Mutu beras varietas batang agam, batang sumani, dan randah kuning. Pemberitaan Balittan Sukarami no.

21:11-13

Shi, C.H., Zhu, J., Yang, X.E., Yu, Y.G., and Wu, J. 1999. Genetic analysis for protein content in indica rice. Euphytica 107(2):135-140.

Singh, R.K. and B.D. Chaudary. 1979. Biometrical Methode in Quantitative Genetics Analysis. Kalyani Publisher. New Delhi

126

PENGARUH PENGGUNAAN BEBERAPA JENIS FUNGI MIKORIZA

Dalam dokumen Pembentukan Karakter Melalui Penerapan M (Halaman 132-137)

Dokumen terkait