• Tidak ada hasil yang ditemukan

Identifikasi Sumber Risiko Pada PT. Harlequin Aquatics

PT. Harlequin Aquatics selama menjalankan usaha dihadapkan pada berbagai risiko yang menyebabkan perusahaan mengalami kerugian, oleh karena perlu dilakukan identifikasi terhadap risiko yang ada, langkah pertama yang harus dilakukan dalam manajemen risiko adalah mengidentifikasi risiko-risiko yang ada pada PT. Harlequin Aquatics Identifikasi risiko diawali dengan membuat diagram alur aktivitas apa saja yang dilakukan pada perusahaan. Aktivitas yang dilakukan pada PT. Harlequin Aquatics disajikan pada Gambar 11.

Gambar 11. Kegiatan Operasional PT. Harlequin Aquatics

Melalui pembuatan diagram alur, dapat diketahui kegiatan operasional yang dilakukan oleh PT. Harlequin Aquatics yang diawali oleh permintaan dari costumer, pengadaan ikan sesuai dengan permintaan costumer, penanganan ikan yang bertujuan untuk menjaga kualitas ikan agar tidak terjadi kematian ketika tiba di negara tujuan dan penjualan ikan. Identifikasi risiko dilakukan pada setiap unit di perusahaan, unit-unit PT. Harlequin Aquatics di antaranya adalah unit produksi, unit pemasaran (penjualan), unit pasar, unit SDM, dan unit keuangan. Untuk memperoleh informasi mengenai penyebab risiko dan kejadian-kejadian yang menyebabkan kerugian bagi pengambilan keputusan , setiap unit berperan dalam mengidentifikasi risiko-risiko yang terjadi pada unit sendiri.

Unit Produksi

Pada unit produksi ini di mulai dengan permintaan dari costumer, setelah adanya permintaan dari costumer perusahaan mengadakan pengadaan ikan yang sesuai dengan permintaan costumer. Beberapa risiko yang terjadi pada unit produksi adalah sebagai berikut :

1. Risiko terjadi pada saat permintaan terhadap ikan neon tetra tinggi, sedangkan pasokan ikan dari pemasok sedikit, hal ini akan mengakibatkan perusahaan tidak bisa memenuhi permintaan dari costumer.

Permintaan dari Costumer Pengadaan Ikan Penanganan Ikan Penjualan Ikan

2. Belum adanya sistem Quality control yang baik dari petani pemasok ikan, sehingga menyebabkan ikan tidak 100 persen berkualitas baik dan memenuhi standar sehingga tingkat kematian ikan pada saat pengiriman akan semakin meningkat, hal ini membutuhkan penyortiran ulang dari pihak perusahaan. 3. Risiko juga terjadi apabila perusahaan tidak dapat menangani ikan dengan

baik sebelum proses pengiriman, sehingga menyebabkan ikan rentan kena penyakit dan mati. Oleh karena itu perusahaan membutuhkan Standar Operasional Prosedur karantina dan perawatan ikan agar ikan tetap terjaga kualitasnya.

4. Waktu perjalanan pengiriman ikan ke negara tujuan merupakan risiko terbesar yang menyebabkan kematian, ikan yang sudah di packing hanya dapat bertahan lebih kurang 40 jam, biasanya cargo yang menangani pengiriman akan melakukan transit sebelum ke negara tujuan, dan sering terjadi penundaan keberangkatan hal ini menyebabkan waktu tempuh menjadi semakin lama dan ikan akan kehabisan oksigen sehingga menyebabkan kematian.

Unit Pemasaran (Penjualan)

Pada unit pemasaran terjadi beberapa risiko dalam penjualan ikan neon tetra yaitu:

1. Harga yang dipakai oleh perusahaan mengikuti mata uang negara tujuan ekspor, dapat dilihat pada Lampiran 2, sehingga apabila harga mata uang negara tersebut naik, maka berdampak kepada harga jual ikan yang semakin tinggi, dan jika harga mata uang tersebut turun maka berdampak kepada harga jual ikan yang turun, sehingga berpengaruh kepada pendapatan perusahaan. 2. Risiko juga terjadi pada saat pemasaran, karena sistem order yang dilakukan

hanya melalui website, sehingga rentan terhadap penipuan.

Unit Pasar

Unit pasar adalah sistem yang mengatur hubungan antara pihak perusahaan dan costumer. Risiko yang terjadi adalah tidak adanya sistem kontrak antara perusahaan dan costumer sehingga kekontinuitas pembelian tidak ada, hal ini menyebabkan pendapatan yang diperoleh oleh PT. Harlequin Aquatics menjadi berfluktuasi.

Unit Sumber Daya Manusia

Unit SDM mengidentifikasi beberapa risiko, salah satunya adalah risiko karyawan perusahaan, diantaranya sebagai berikut:

1. Belum adanya Standar Operasional Prosedur karyawan sehingga sering terjadi kesalahan dalam penanganan ikan, seperti pengikatan kantong ikan yang akan dikirim, pengisian oksigen dan air kedalam kantong plastik hal ini menyebabkan kematian pada ikan pada saat pengiriman.

2. Belum adanya jobdesk yang jelas untuk masing-masing karyawan sehingga karyawan bekerja secara tidak terkoordinir dengan jelas.

Unit Keuangan

Unit keuangan pada penelitian ini berrkaitan dengan biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk kelangsungan usaha. Risiko keuangan yang muncul adalah:

1. Sistem pembayaran yang di lakukan oleh pihak perusahaan dengan costumer sesuai dengan perjanjian di awal sebelum dilakukannya transaksi, sistem pembayaran yang ditawarkan oleh perusahaan untuk costumer baru biasanya menggunakan sistem pembayaran di muka atau 50 persen pembayaran di muka dan 50 persen setelah ikan sampai ke costumer dan untuk costumer lama pembayaran dilakukan setelah sebulan atau dua bulan ikan sampai, sistem ini menimbulkan risiko bagi perusahaan yang harus menunggu pembayaran dilakukan costumer.

2. Piutang Tak tertagih sering terjadi di PT. Harlequin Aquatics, hal yang dilakukan perusahaan untuk menghadapi risiko ini adalah dengan melapor ke Kedutaan Besar negara yang dituju.

3. Penggantian uang yang diakibatkan oleh kematian ikan pada saat pengiriman ini merupakan risiko terbesar yang dihadapi perusahan karena setiap ekor ikan yang mati maka perusahaan harus mengganti.

Seluruh sumber sumber risiko yang teridentifikasi merupakan kegiatan krusial dari usaha ekspor ikan neon tetra yang harus dicari solusinya karena akan menyebabkan kerugian dan terancamnya masa depan usaha. Identifikasi sumber-sumber risiko dilanjutkan dengan pengukuran risiko, yaitu pengukuran probabilitas risiko dan dampak risiko. Pengukuran mengenai probabilitas dan dampak risiko dilakukan dengan dua metode analisis, yaitu analisis secara kuantitatif dan analisis secara kualitatif. Analisis kuantitatif dilakukan dengan menggunakan Metode Distribusi Normal (z-score) dan

Value at Risk (VaR). Sedangkan pengukuran risiko secara kualitatif dilakukan dengan Metode Aproksimasi yang menggunakan pertimbangan orang yang ahli atau dinilai berpengalaman (expert opinion) dalam bidang ekspor ikan hias untuk mengetahui kemungkinan terjadinya suatu kejadian merugikan. Pendapat ahli dalam bidang ekspor ikan hias dipeoleh melalui wawancara dengan pemilik dan karyawan PT. Harlequin Aquatics.

Analisis Risiko Ekspor Ikan Neon Tetra

Untuk Risiko ekspor ikan neon tetra, pengukuran nilai probabilitas dan dampak risiko dilakukan dengan pengukuran yang bersifat kuantitatif, dimana data yang diperoleh dari perusahaan adalah data kematian yang terjadi setelah ikan sampai ke costumer dari bulan Januari sampai Desember 2013. Selanjutnya akan dihitung besarnya probabilitas dan dampak risiko kematian ikan neon tetra dengan menggunakan Metode Nilai Standar (Z-Score) an Value at Risk.

Analisis Probabilitas Risiko Penjualan Ikan Hias Neon Tetra

Probabilitas risiko ekspor ikan neon tetra pada PT. Harlequin Aquatics dapat dihitung dengan menggunakan data kematian selama satu tahun. Dalam kurun waktu satu tahun, hampir terdapat kematian ikan neon tetra setiap bulan. frekuensi terjadinya tingkat kematian tersebut sangat sering terjadi. Adanya kematian ikan neon tetra, mengakibatkan pendapatan perusahaan menjadi berfluktuasi karena perusahaan harus mengganti ikan- ikan yang mati tersebut.

Banyaknya penjualan ikan neon tetra tergantung pada permintaan dari costumer,dalam satu bulan perusahaan dapat melakukan penjualan sebanyak 10 kali dalam jumlah rata rata sekali pengiriman 12.500 ekor. Berdasarkan data historis selama satu tahun masa penjualan ikan neon tetra, diperoleh data jumlah ikan neon tetra terjual yang jumlahnya tidak menentu.

Berdasarkan hasil wawancara dengan pemilik PT. Harlequin Aquatics, dari 12.500 ekor ikan neon tetra, kematian yang dapat di toleransi agar perusahaan tidak mengalami kerugian adalah sebanyak 1250 ekor atau sebesar 10 persen. Kondisi tersebut dianggap sebagai kondisi yang penyimpangannya tidak begitu besar. Apabila jumlah kematian mencapai 10 persen dari jumlah stok yang ada, maka dapat dikatakan PT. Harlequin Aquatics berada pada kondisi Risiko Complain Costumer. Sedang apabila jumlah kematian melebihi batas 10 persen maka dianggap sebagai kejadian penyimpangan yang besar karena PT. Harlequin Aquatics akan mengalami kerugian dimana costumer tidak akan membayar ikan yang telah dikirim.

Secara kuntitatif, probabilitas terjadinya risiko dapat dihitung dengan menggunakan metode distribusi normal atau biasa disebut dengan z-score. Perhitungan nilai z-score bertujuan untuk mengetahui seberapa besar probabilitas terjadinya suatu kejadian yang menyimpang dari kondisi standar. Hasil perhitungan z-score menunjukkan persentase kemungkinan terjadinya risiko pada usaha penjualan ekspor ikan neon tetra. Perhitungan probabilitas dibagi menjadi dua kondisi. Kondisi pertama menunjukkan besarnya peluang risiko yang terjadi pada saat tingkat kematian mencapai minimal 10 persen. Sedangkan kondisi kedua menunjukkan besarnya peluang risiko yang terjadi pada saat kematian mencapai lebih dari 10 persen dari jumlah penjualan. Artinya apabila kematian melebihi jumlah tersebut maka PT. Harlequin Aquatics akan mengalami kerugian karena costumer tidak akan membayar ikan ikan tersebut.

Hasil perhitungan besarnya risiko pada kematian ikan neon tetra dalam satu tahun Januari sampai Desember 2013 pada dua keadaan kondisi (xi). Berdasarkan hasil perhitungan probabilitas risiko penjualan Ekspor Ikan Hias Neon Tetra yang disajikan pada Tabel 7, diketahui rata-rata penjualan Ikan Neon Tetra pada tahun 2013 adalah sebanyak 3 869 ekor sehinga diperoleh standar deviasi sebesar 149 806. Dalam menghitung probabilitas dengan menggunakan metode z-score, kondisi digolongkan menjadi dua situasi sehingga diperoleh nilai probabilitas dari setiap kejadian. Nilai probabilitas pada kondisi pertama, dimana jumlah kematian maksimal sebanyak 4 642,4 adalah sebesar 0,44 persen. Artinya probabilitas terjadinya kondisi dimana jumlah ikan neon tetra yang mati dikategorikan termasuk ke dalam jumlah yang besar adalah 0,44 persen per bulan selama tahun 2013. Sedangkan nilai probabilitas pada kondisi kedua, dimana kematian melebihi jumlah pasokan lebih besar dari 5 571 adalah sebesar 1,7 persen. Artinya probabilitas terjadinya kematian melebihi batas normal adalah 1,7 persen per bulan selama tahun 2013. Berdasarkan nilai-nilai yang diperoleh tersebut, maka dapat diketahui nilai probabilitas terjadinya risiko penjualan ekspor ikan hias neon tetra yang dihadapi oleh PT. Harlequin Aquatics yang disebabkan karena risiko kematian selama perjalanan adalah sebesar 2,14 persen. Berdasarkan hasil perhitungan nilai probabilitas risiko, risiko penjualan yang disebabkan karena kematian selama di perjalanan tergolong stinggi, sesuai dengan besarnya probabilitas yang dikemukakan oleh pemilik PT. Harlequin Aquatics.

Tabel 7. Hasil Analisis Probabilitas Risiko Penjualan Ekspor Ikan Hias Neon Tetra Pada Tahun 2013

No Bulan Jumlah Penjualan (Ekor) Jumlah Kematian (Ekor)

(xi-x rata-rata) (xi-x rata- rata)2 1 Januari 3 747 902 260 67 643 2 Februari 1 763 473 -169 28 533 3 Maret 1 217 125 -517 267 203 4 April 1 385 345 -297 88 160 5 Mei 1 284 222 -420 176 330 6 Juni 2 509 547 -95 9009 7 Juli 3 823 357 -285 81 178 8 Agustus 6 586 927 285 81 273 9 September 5 319 1 120 478 228 564 10 Oktober 7 327 1 392 750 562 625 11 November 4 645 295 -347 120 351 12 Desember 6 819 998 356 126 795 TOTAL 46 424 7 703 RATA-RATA 3 869 642 STANDAR DEVIASI 149 806 Kematian maksimal 10 % 4 642,4 Z 0,026704423

Nilai Pada Tabel Z 0,0044

Probabilitas (%) 0,44

Kematian Minimal

10% 5 571

Z 0,032902305

Nilai Pada Tabel Z 0,017

Probabilitas (%) 1,7

Probabilitas Total

(%) 2,14

Analisis Dampak Risiko Ekspor Ikan Hias Neon Tetra

Value at Risk (VaR) merupakan sebuah metode yang digunakan untuk menghitung dampak yang disebabkan oleh sebuah risiko. Dalam analisis risiko selain mengetahui seberapa besar peluang terjadinya suatu keadaan yang merugikan, akibat yang ditimbulkan dari sebuah kejadian yang merugikan juga penting untuk diketahui. Value at Risk adalah kerugian terbesar yang mungkin diterima oleh perusahaan dalam rentang waktu atau periode tertentu yang diprediksikan dengan tingkat kepercayaan tertentu. Tingginya probabilitas risiko yang disebabkan karena kematian di dalam perjalanan akan berdampak kepada pendapatan perusahaan. Adanya tingkat kematian yang terjadi pada saat pengiriman ikan hias neon tetra menyebabkan kerugian yang terjadi di PT. Harlequin Aquatic .Besarnya dampak merugikan yang diakibatkan oleh kondisi tersebut dapat dihitung dengan menggunakan konsep VaR.

Perhitungan VaR diprediksikan dengan tingkat kepercayaan sebesar 95

persen (α=5%). Dari hasil perhitungan, rata-rata kejadian merugikan sebesar Rp. 430 150, dimana standar deviasi yang diperoleh sebesar 232 359. Nilai z dari table pada tingkat keyakinan 95 persen atau pada signifikansi 5 persen (0,05) adalah 1,645. Sehingga Value at Risk yang diperoleh sebesar Rp 110.770 504 artinya kerugian yang diderita maksimal Rp. 110.770 504 namun, ada 5 persen kemungkinan lebih besar dari Rp. 110.770 504. Apabila terjadi kerugian diatas nilai tersebut maka dinyatakan adanya risiko yang besar dari penjualan ikan hias Neon Tetra. Besarnya dampak ataupun kerugian yang diderita PT.Harlequin Aquatics disebabkan oleh tingkat kematian yang terlalu tinggi. Berikut uraian dari hasil perhitungan dampak risiko tingkat kematian pada Tabel 8.

Tabel 8. Dampak Risiko Penjualan Ikan Hias Neon Tetra pada PT Harlequin Aquatics 2013

NO Bulan Kematian (ekor) Harga (Rp) Kerugian (Rp)

1 Januari 902 600 541 200 2 Februari 473 600 283 800 3 Maret 1 025 600 615 000 4 April 345 600 207 000 5 Mei 222 600 133 200 6 Juni 547 600 328 200 7 Juli 357 600 214 200 8 Agustus 927 600 556 200 9 September 1 120 600 672 000 10 Oktober 1 392 600 835 200 11 November 295 600 177 000 12 Desember 998 600 598 800 Total 8 603 5 161 800

Rata-Rata Kejadian merugikan 430 150

Standar Deviasi 232 359

Z 1 645

VaR 110.770 504

Pengukuran risiko dilanjutkan dengan pemetaan risiko. Risiko-risiko yang telah teridentifikasi ditempatkan pada peta risiko sesuai dengan probabilitas kejadiannya dan dampaknya terhadap pendapatan usaha.Probabilitas terjadinya risiko ditentukan berdasarkan tingkat persentase terjadinya sumber risiko pada usaha ekspor ikan neon tetra. Ukuran dampak yang diakibatkan oleh sumber risiko digolongkan berdasarkan kerugian yang ditanggung oleh PT. Harlequin Aquatics. Sumber-sumber risiko yang teridentifikasi kemudian dipetakan ke dalam empat kuadran risiko, berdasarkan probabilitas dan dampak risiko. Kriteria dan batasan yang digunakan untuk menentukan penggolongan besar atau kecilnya probabilitas dan dampak risiko ditentukan oleh PT. Harlequin Aquatics dengan pertimbangan pengalaman yang ada. Pemetaan sumber-sumber risiko yang biasanya dialami oleh PT. Harlequin Aquatics dapat dilihat melalui Gambar 12.

Probabilitas

KUADRAN 2

 Belum adanya sistem quality

Control dari pemasok

KUADRAN 1

 Waktu perjalanan yang ditempuh ke negara tujuan

 Belum adanya Standar Operasi

Prosedur Kerja karyawan

KUADRAN 4

 Tidak adanya sistem kontrak

 Harga jual ikan yang ditetapkan sesuai mata uang negara tujuan.

KUADRAN 3

 Pada saat piutang pihak

perusahaan harus menunggu 1- 2 bulan untuk pembayaran

 Piutang tak tertagih.

 Sistem order hanya melalui

website.

Dampak (Rp)

Gambar 12. Peta Risiko

Berdasarkan hasil pemetaan risiko pada Gambar 14, dapat diketahui bahwa risiko yang paling sering dihadapi oleh PT. Harlequin Aquatics adalah risiko waktu perjalanan yang ditempuh ke negara tujuan yang berada pada Kuadran II dan belum adanya Quality Control dari pemasok sebelum dikirim agar kualitas ikan terjaga pada Kuadran I.

Strategi Penanganan Risiko

Adanya risiko dalam setiap kegiatan bisnis akan menyebabkan semakin besar kerugian yang diderita oleh perusahaan. Kemampuan pengelola perusahaan dalam proses manajemen risiko akan berpengaruh terhadap keberhasilan usaha yang dikelola tersebut. Oleh karena itu, manajemen perlu membuat beberapa strategi untuk menghadapi risiko jika sewaktu-waktu risiko tersebut terjadi.

Pada umumnya, strategi yang dapat dilakukan oleh perusahaan dalam menangani risiko yang terjadi diantaranya yaitu strategi penghindaran risiko dan mitigasi risiko atau meminimalkan terjadinya risiko. Penyusunan strategi risiko disesuaikan dengan karakter risiko yang dicerminkan melalui posisi risiko dalam peta risiko. Strategi preventif merupakan strategi yang bertujuan untuk meminimalisir peluang terjadinya risiko. Strategi preventif cocok untuk diterapkan kepada risiko yang memiliki tingkat kemungkinan atau probabilitas besar. Sedangkan strategi mitigasi dilakukan dengan tujuan meminimalisasi dampak risiko. Strategi mitigasi cocok untuk diterapkan pada risiko yang mengakibatkan dampak yang tinggi. Adapun strategi penanganan risiko yang dapat diterapkan pada PT. Harlequin Aquatic diantaranya adalah :

Strategi Preventif (Strategi Penghindaran Risiko)

Strategi preventif merupakan strategi yang bertujuan untuk meminimalisir peluang terjadinya risiko. Strategi preventif cocok untuk diterapkan kepada risiko yang memiliki tingkat kemungkinan atau probabilitas besar. Strategi preventif diterapkan untuk risiko yang berada pada Kuadran I dan Kuadran II. Sumber- Besar

Kecil

sumber risiko yang berada pada PT. Harlequin Aquatics yang berada pada kuadran I dan Kuadran II adalah:

1. Waktu perjalanan yang ditempuh ke negara tujuan menyebabkan kematian ikan, karena ikan yang sudah dipacking hanya dapat bertahan lebih kurang 40 jam, transit cargo dan penundaan keberangkatan menyebabkan waktu semakin lama dan tingkat kematian ikan semakin tinggi.

2. Belum adanya Standar Operasi Prosedur Kerja karyawan, yang menyebabkan kesalahan dalam proses karantina dan pengemasan sehingga menyebab kan kematian ikan di dalam perjalanan.

3. Belum adanya sistem quality Control dari pemasok sehingga ikan tidak 100 persen terjamin kualitasnya.

Strategi preventif yang dilakukan PT. Harlequin Aquatics terhadap sumber-sumber risiko di atas antara lain:

1. Pemilihan jasa pelayanan cargo yang tepat untuk mengirim ikan neon tetra Jarak tempuh merupakan faktor terbesar terjadinya risiko kematian pada ikan neon tetra, oleh karena perusahaan harus dapat memprediksi waktu tempuh ikan sampai ke negara tujuan, karena ikan yang sudah dipacking dapat bertahan hanya 40 jam, perusahaan harus menggunakan jasa pelayanan cargo yang telah terbukti kualitas pelayanannya karena jika terdapat penundaan keberangkatan atau transit, pesawat cargo yang berkualitas biasanya melakukan pengecekan pada ikan dengan mengganti air dan oksigen, hal ini akan memperkecil tingkat kematian pada ikan tersebut. Selain itu perusahaan juga harus dapat meramalkan waktu tempuh sebelum pengiriman agar ikan dapat di packing

dengan sebaik mungkin, pemberian oksigen juga pengikatan kantong pelastik dapat di berikan sesuai dengan waktu tempuh yang akan di jalani Penggunaan cargo ini dilakukan sesuai dengan perjanjian kepada costumer sebelum transaksi terjadi, oleh karena itu perusahaan harus menawarkan penggunaan cargo yang berkualitas tersebut untuk mengurangi risiko kematian, perusahaan juga harus mengidentifikasi bebarapa cargo untuk mendapatkan pelayanan yang terbaik, pada Tabel 9 dapat dilihat waktu tempuh dan cargo yang dapat di gunakan PT. Harlequin Aquatics untuk mengurangi risiko kematian.

Tabel 9. Data negara tujuan, waktu tempuh dan cargo pengiriman

NO Negara Tujuan Waktu Tempuh

(Jam) Nama Cargo

1 Eropa Spanyol Polandia Rusia Inggris Belgia Italia Belanda Swedia

35-40 Lufthansa Air (transit Singapore)

Turkish Airlines (Transit Turki) 2 Amerika Hawaii Los Angless San Fransisco Florida

30-35 China Airlines (Transit China )

Turkish Airlines (Transit Turki) Emirates Airlines 3 Timur Tengah Arab Saudi Riyadh Kuwait Mesir Lebanon Turki 30-35 Qatar Airlines Kuwait Airlines Emirat Airlines Turkish Airlines China Airlines 4 Asia Singapore Jepang Korea Malaysia Philipina Kamboja 12-24 Garuda Airlines Lion Air Singapore Airlines Air Asia

2. Strategi berikutnya adalah menerapkan standar operasi prosedur karyawan dan mengembangkan sumber daya manusia. Karyawan merupakan salah satu kunci keberhasilan pada suatu usaha. Wawasan, pengetahuan dan keterampilan sangat dibutuhkan untuk menunjang kempetensi karyawan. Oleh karena itu pembinaan karyawan dan penetapan standar operasi prosedur di PT. Harlequin Aquatics sangat dibutuhkan, pembinaan dapat dilakukan dengan memberikan pelatihan-pelatihan untuk menambah wawasan para karyawan, khususnya dibidang perikanan.

3. Adanya bimbingan tekhnis serta pelatihan pelatihan yang dilakukan oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan kepada para petani di bidang perikanan untuk menambah wawasan para petani dalam bidang quality control ikan sehingga ikan yang dihasilkan berkualitas, hal ini dapat menguntungkan kedua belah pihak baik petani maupun ekportir, sehingga harga jual yang ditetapkan

oleh petani kepada eksportir menjadi lebih baik karena kualitas ikan yang baik dan para eksportir juga tidak akan mengalami kerugian atas penggantian ikan yang mati yang disebabkan oleh kualitas ikan yang tidak baik.

Strategi preventif dilakukan untuk sumber-sumber risiko yang berada pada kuadran I dan II. Penghindaran terhadap risiko yang terdapat pada kuadran 2 adalah penanganan pada kejadian-kejadian dengan probabilitas dan dampak besar. Penanganan preventif yang dilakukan berupa pemilihan jasa pelayanan cargo yang tepat untuk pengiriman ikan neon tetra agar tingkat kematian yang terjadi dapat d tekan melalui pelayanan yang baik dari cargo seperti tidak terjadinya penundaan keberangkatan dan transit jika kejadian tersebut terjadi maka pelayanan dari cargo yang berkualitas adalah memeriksa kondisi ikan dengan mengganti air dan oksigen hal ini akan mengurangi tingkat kematian pada saat pengirinan dan membuat standar operasi prosedur untuk karyawan, mengembangkan sumber daya manusia (Karyawan) dengan mengadakan pelatihan-pelatihan khususnya di bidang perikanan. Strategi ini akan menggeser posisi kelompok kuadran I menuju kuadran 2. Pada kuadran 2 digambarkan adanya dampak besar dan probabilitas kecil. Kejadian berisiko merugikan yang awalnya memiliki probabilitas besar akan menjadi kecil.

Penghindaran terhadap risiko yang terdapat pada Kuadran 4 adalah penanganan pada kejadian-kejadian dengan probabilitas besar dan dampak kecil. Penanganan preventif yang dilakukan berupa bimbingan tekhnis serta pelatihan- pelatihan yang dilakukan oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan untuk para petani. Strategi ini akan menggeser posisi kelompok kuadran II menuju kuadran IV digambarkan adanya probabilitas kecil dan dampak kecil. Sehingga kejadian berisiko merugikan yang awalnya memiliki probabilitas besar akan menjadi kecil.

Strategi Mitigasi (Strategi Pengurangan Risiko)

Strategi mitigasi dilakukan dengan tujuan meminimalisasi dampak risiko. Strategi mitigasi cocok untuk diterapkan pada risiko yang memiliki dampak yang tinggi seperti pada Kuadran I dan Kuadran III. Dengan penerapan strategi mitigasi sedemikian rupa, diharapkan risiko yang berada pada Kuadran I dapat bergeser ke Kuadran II, sedangkan risiko yang berada pada Kuadran II diharapkan dapat bergeser ke Kuadran IV. Dengan demikian, strategi mitigasi adalah strategi penanganan risiko apabila dampak risiko sangat besar. Berikut sumber-sumber risiko yang berada pada kuadran I dan III:

1. Risiko kematian pada saat pengiriman ikan neon tetra, hal ini disebabkan karena waktu tempuh ke negara tujuan dan pelayanan jasa cargo yang tidak baik adanya penundaan keberangkatan dan transit.

2. Risiko lainnya pengemasan karena belum adanya Standar Operasi Prosedur Kerja karyawan, dan belum adanya sistem quality control dari pemasok

Dokumen terkait