• Tidak ada hasil yang ditemukan

MINERAL UTILIZATION IN RAM FED RATION SUPLEMENTED WITH DIFFERENT LEVELS OF

HASIL DAN PEMBAHASAN

Konsumsi dan Pertambahan Bobot Badan Domba Garut Jantan

Konsumsi ransum merupakan indikator dasar dalam menilai performans ternak maupun kualitas pakan. Pertambahan bobot badan ternak dipengaruhi oleh konsumsi, demikian pula dengan nilai kecernaan nutrien suatu pakan erat hubungannya dengan konsumsi.

Suplementasi Cr dan Ca dalam ransum tidak mempengaruhi konsumsi bahan kering (BK) total, konsumsi BK mingguan dan pertambahan bobot badan harian (PBBH) domba Garut jantan (Tabel 2 dan Gambar 4). Namun cenderung konsumsi BK domba yang diberi ransum R3 lebih tinggi (Gambar 3). Hasil tersebut berbeda dengan yang dilaporkan oleh Kraidees et al. (2009) bahwa suplementasi Cr sebanyak 0.3 ppm meningkatkan konsumsi ransum dan pertambahan bobot badan pada domba yang mengalami cekaman. Sedangkan pada penelitian Mathius et al. (2005) suplementasi Cr 4 ppm pada ransum ternak domba tidak mempengaruhi konsumsi dan pertambahan bobot badan. Kadar Cr ransum percobaan diduga telah cukup dan masih dalam kisaran aman sehingga

Peubah Perlakuan R0 R1 R2 R3 Konsumsi: BK (g/h) 873±176 865±145 922±167 1088±167 BK (%BB) 2.64±0.40 2.63±0.45 2.83±0.29 3.02±0.59 Cr (mg) 4.16±0.80a 6.63±1.18b 4.56±0.80a 7.97±1.50b Ca (g) 1.57±0.30a 1.63±0.29a 3.46±0.61b 3.93±0.74b Zn (mg) 103.61±19.86 107.5±19.21 113.48±19.95 129.12±22.33 Mg (g) 10.84±2.08 11.25±2.01 11.88±2.09 13.52±2.55 PBBH (g) 114±70 102±32 116±25 109±64 600 700 800 900 1000 1100 1200 1 2 3 4 5 6 7 R0 R1 R2 R3 Minggu K o ns u m si ( g )

0,00 1,00 2,00 3,00 4,00 5,00 6,00 I II III IV V VI VII R0 R1 R2 R3 P e rt am b a ha n B o bo t B a da n (k Minggu

26

Tabel 3 Absorpsi mineral Cr, Ca, Zn dan Mg ransum domba Garut jantan yang ransumnya disuplementasi Cr dan Ca

Peubah Perlakuan R0 R1 R2 R3 Cr (%) 68.52a ±9.86 19.25b ±7.72 58.03a ±12.34 30.01b ±16.31 (mg) 2.88b ±0.79 1.22a ±0.34 2.71b ±1.01 2.99b ±1.22 Ca (%) 78.11a ±5.93 70.10b ±10.24 82.53a ±8.09 84.16a ±5.54 (g) 10.71a ±2.03 11.01a ±1.89 23.97b ±4.24 26.73b ±5.18 Zn (%) 32.47 ±15.44 30.21 ±8.37 35.58 ±7.65 31.17 ±9.84 (mg) 31.92 ±11.14 31.69 ±7.49 40.98 ±14.81 41.56 ±19.02 Mg (%) 73.05 ±7.95 71.25 ±11.89 65.82 ±5.44 61.75 ±6.59 (g) 73.28 ±14.11 75.75 ±12.76 79.56 ±14.06 79.68 ±17.56 Keterangan: superksrip berbeda pada baris yang sama menunjukkan berbeda nyata (P < 0.05). R0 = Ransum basal (NKAR+14), R1 = R0 + Cr (NKAR+14), R2 = R0 + Ca (NKAR 0), R3 = R2 + Cr (NKAR 0)

Suplementasi Cr dalam ransum domba Garut menurunkan absorpsi Ca pada ransum R1 yang rendah Ca. Hal ini berarti bahwa suplementasi Cr pada ransum rendah Ca memperburuk absorpsi Ca. Pada ransum R2 dan R3 yang mengandung cukup Ca, suplementasi Cr tidak mempengaruhi absorpsi Ca. Absorpsi Ca dalam saluran pencernaan memerlukan Calbindin yaitu suatu Ca-binding protein (CaBP) untuk masuk ke dalam membran saluran pencernaan. Molekul CaBP memiliki afinitas yang tinggi terhadap Ca (Georgievskii et a1 1982). Namun afinitas yang lebih tinggi pada mineral lain mempengaruhi ikatan antara Ca dan Calbindin dalam usus (Suttle 2010). Berdasarkan perioda pada tabel periodik unsur, afinitas Cr lebih besar dibandingkan Ca, sehingga Cr lebih mudah berikatan dengan senyawa protein seperti CaBP. Selain itu terdapat kemiripan mekanisme kerja dan struktur antara Calbindin dan low molecular-weight chromium binding substance (LMWCr) (Vincent 1999) akan menyebabkan kompetisi antara mineral (Lehninger et al. 2004). Oleh karena itu rendahnya absorpsi Ca pada R1 diduga disebabkan oleh adanya kompetisi diantara kedua mineral tersebut untuk berikatan dengan CaBP.

Rataan absorpsi Ca ransum R2 dan R3 lebih tinggi daripada absorpsi ransum R0 dan R1 juga disebabkan oleh perbedaan NKAR. Rendahnya NKAR pada R2 dan R3 merangsang peningkatan penyerapan Ca dari usus. Menurut Ramberg et al. (2009), penurunan nilai NKAR meningkatkan produksi 1,25-

(OH)2D3 dalam ginjal, sehingga meningkatkan efisiensi absorpsi Ca dan

mobilisasi Ca dari tulang.

Absorpsi Zn tidak dipengaruhi oleh suplementasi Cr pada tingkat Ca ransum berbeda. Nilai absorpsi Zn ransum domba perlakuan berada dalam kisaran cukup sempit yaitu antara 30.21– 35.58 ppm. Nilai absorpsi mineral Mg dalam ransum domba tidak dipengaruhi oleh suplementasi Cr pada tingkat Ca berbeda. Namun terdapat hubungan negatif antara konsumsi Ca dengan nilai absorpsi Mg (R=0.43, P<0.05). Tingkat konsumsi Ca yang tinggi dapat mengurangi absorpsi Mg dalam saluran pencernaan (Gropperet al. 2009).

Tabel 4 Korelasi dan regresi konsumsi mineral dengan absorpsi dan status mineral dalam semen dan darah domba Garut jantan yang ransumnya

disuplementasi Cr dan Ca

Peubah R Signifikansi Regresi

Konsumsi Cr–Absorpsi Cr -0.58 0.08 Y= 84.691-6.390X

Konsumsi Cr–Cr darah 0.42 0.067 Y=0.022+0.016X

Konsumsi Ca–Absorpsi Ca 0.48 0.02 Y=69.46+3.58X Konsumsi Ca–Absorpsi Mg -0.45 0.03 Y=77.01-3.41X

Konsumsi Ca–Ca darah 0.56 0.005 Y=30.30+2.84X

Konsumsi Ca–Zn darah 0.46 0.024 Y=4.65+0.221X

Konsumsi Zn–Zn darah 0.52 0.009 Y=3.695+0.14X

Konsumsi Mg–Ca darah 0.43 0.043 Y=24.87+1.101X

Konsumsi Mg–Zn darah 0.52 0.009 Y=3.696+0.13X

Nilai absorpsi mineral Cr (Tabel 4) memiliki hubungan negatif dengan konsumsi Cr (R=0.58). Semakin tinggi konsumsi Cr menurunkan absorpsi Cr. Setiap peningkatan satu satuan konsumsi Cr maka menurunkan absorpsi Cr sebesar 6.4%. Nilai Cr darah juga memiliki hubungan positif dengan konsumsi Cr, semakin tinggi konsumsi Cr maka Cr darah meningkat. Persamaan regresi berganda yang dilakukan pada hubungan peubah konsumsi Cr dan Ca terhadap absorpsi Cr menunjukkan hubungan yang nyata (P<0.05), dengan persamaan regresi Y=0.682Ca – 0.257Cr + 2.035 (R=0.57). Hal tersebut terjadi karena absorpsi Cr juga dipengaruhi oleh kadar Ca ransum (Tabel 3). Konsumsi Cr tidak berhubungan dengan kadar Cr dalam semen. Pada kondisi ransum defisien atau marginal Ca, nilai absorpsi Ca berhubungan dengan konsumsi Ca. Semakin

28

tinggi konsumsi Ca maka terjadi peningkatan absorpsi Ca. Sementara itu konsumsi Ca berhubungan negatif dengan aborbsi Mg karena adanya kompetisi dalam saluran pencernaan. Sehingga konsumsi Ca yang tinggi akan menurunkan absorpsi Mg. Nilai status Ca dan Zn darah berhubungan dengan konsumsi Ca. Semakin tinggi Konsumsi Ca, meningkatkan nilai Ca dan Zn darah tetapi tidak diikuti dengan nilai Ca dalam semen. Dengan demikian status Cr dan Ca darah dapat dijadikan indikator kecukupan Cr dan Ca dalam ransum sedangkan Cr dan Ca dalam semen tidak menunjukkan informasi Cr maupun Ca dalam ransum.

Status Mineral Semen dan Darah Domba Garut Jantan

Suplementasi Cr pada tingkat Ca berbeda tidak mempengaruhi status Cr semen dan darah. Namun pada kondisi ransum dengan Ca cukup (R3), rataan kadar Cr semen cenderung lebih tinggi dibandingkan dengan ransum rendah Ca (R1). Kadar Cr darah domba perlakuan berkisar antara 0.13 dan 0.22 ppm. Status Cr tersebut berada dalam kisaran kadar normal yaitu 0.01–0.3 ppm (NRC 1997). Nilai Cr semen tidak dipengaruhi oleh suplementasi Cr dalam ransum dan tidak juga mempunyai korelasi dengan konsumsi Cr. Hal ini berarti bahwa status Cr plasma semen lebih banyak dipengaruhi oleh faktor lain seperti antagonisme mineral, hormon, vitamin, penyakit, stres (NRC 1997; Watts 1989)

Status Ca dalam semen menunjukkan nilai yang sangat bervariasi 30.15 – 90.53 ppm. Hal ini menunjukkan pengaturan imbangan Ca semen tidak ketat seperti pada homeostasis mineral darah. Namun tampak bahwa suplementasi Cr cenderung menurunkan kadar Ca dalam semen (Tabel 5). Suplementasi Cr dan penurunan NKAR 0 tidak mempengaruhi status Ca darah domba. Kadar Ca darah berada dalam kisaran 32.19 – 42.05 ppm, yang berarti bahwa status Ca domba dalam kondisi marjinal. Kisaran Ca darah yang normal adalah 40 – 60 ppm (Georgievskii et al. 1982). Walaupun konsentrasi Ca darah dijaga dalam batas yang sempit oleh calcitonin dan parathyroid hormon (Suttle 2010), kadar Ca darah dapat mencapai nilai 112.5–118.1 ppm (Ratchford et al. 2001 ; Stojkovic 2009). Respon domba Garut terhadap suplementasi Cr dalam kondisi Ca tinggi diperkirakan akan lebih positif dibandingkan dengan kondisi rendah Ca.

Suplementasi Cr dalam ransum domba Garut tidak mempengaruhi Zn darah. Konsentrasi Zn darah domba percobaan berkisar antara 5–5.45 ppm, tetapi

masih dalam batas normal 4 –6 ppm (Suttle 2010). Walaupun kadar Zn ransum domba penelitian cukup tinggi mencapai 139.12 ppm. Kadar Zn darah domba Garut lebih rendah dibandingkan kadar Zn plasma darah domba hasil penelitian Ratchford et al. (2001) yaitu berkisar 9.1 ppm. Rendahnya kadar Zn darah domba Garut dapat menggambarkan adanya faktor-faktor yang membatasi penyerapan Zn. Faktor yang membatasi penyerapan Zn dan status Zn dalam darah adalah interaksi mineral, kecukupan Zn dalam ransum, vitamin, and chelating agent(Gropper 2009)

Tabel 5 Status Cr, Ca, Zn dan Mg (ppm) dalam semen dan darah domba Garut yang ransumnya disuplementasi Cr dan Ca

Peubah Perlakuan R0 R1 R2 R3 Semen: Cr 0.22±0.02 0.37±0.14 0.42±0.28 0.52±0.36 Ca 70.51±107.45 30.15±31.01 92.53±74.44 50.57±60.59 Zn 32.87±6.23 37.26±6.23 36.77±6.23 33.15±6.83 Mg 225±71 263±68 233±131 186±61 Darah: Cr 0.13±0.06 0.14±0.06 0.18±0.07 0.22±0.06 Ca 37.43±5.07 32.19±5.39 39.96±4.79 42.05±4.87 Zn 5.00±0.23 5.15±0.66 5.45±0.55 5.35±0.57 Mg 74.21±9.27 83.96±13.62 66.31±8.45 78.06±40.05 Keterangan: Rataan perlakuan pada semua peubah tidak berbeda nyata (P > 0.05)

R0 = Ransum basal (NKAR+14), R1 = R0 + Cr (NKAR+14), R2 = R0 + Ca (NKAR 0), R3 = R2 + Cr (NKAR 0)

Suplementasi Cr pada Ca ransum rendah dan cukup tidak mempengaruhi status Mg darah. Kadar Mg dalam darah domba Garut jantan berkisar antara 66.31 – 83.96 ppm. Nilai kadar Mg darah domba Garut percobaan dapat dikatagorikan tinggi, karena kadar Mg normal darah domba berkisar antara 22.5 sampai 26.1 ppm (Ratchford et al. 2001; Stojkovic 2009). Kadar Mg yang tinggi dalam darah disebabkan kadar Mg ransum percobaan yang tinggi (Tabel 1). Menurut Georgievskii (1982) kadar Mg darah merupakan fungsi dari kadar Mg dalam ransum, semakin tinggi kadar Mg ransum maka kadar Mg darah akan meningkat. Hal ini berarti bahwa dalam kondisi status Mg yang baik, kadar Mg darah tidak dipengaruhi oleh suplementasi Cr.

30

Kecernaan Nutrien Ransum Perlakuan

Kecernaan bahan kering, bahan organik, protein, lemak dan serat kasar tidak dipengaruhi oleh suplementasi Cr dalam ransum domba (Tabel 6). Suplementasi Cr tidak mempengaruhi kecernaan bahan kering (KCBK) dan bahan organik (KCBO) ransum. Penambahan Cr tidak mempengaruhi pencernaan dalam rumen maupun pasca rumen. Hasil ini sama dengan laporan Kitchalong et al. (1995) bahwa suplementasi Cr pikolinat 250 ppb pada ransum domba Suffolk tidak mempengaruhi pertambahan bobot badan dan imbangan nitrogen. Namun hasil ini berbeda dengan percobaan pada babi, dimana pemberian Cr pikolinat 200 ppb meningkatkan kecernaan bahan kering dan retensi nitrogen (Kornegay et al. 1997). Mackieet al. (2002), menyatakan bahwa aktivitas mikroba dalam saluran pencernaan sangat mempengaruhi kecernaan. Pemberian Cr kecil pengaruhnya terhadap fungsi rumen (Besonget al. 2001). Hal ini berarti bahwa suplementasi Cr ransum tidak mempengaruhi aktivitas mikroba rumen.

Tabel 6 Kecernaan nutrien dan energi dapat dicerna (DE) ransum domba Garut yang ransumnya disuplementasi Cr dan Ca

Peubah Perlakuan R0 R1 R2 R3 KCBK (%) 63.24±5.70 61.22±3.30 63.61±4.62 60.16±6.42 KCBO (%) 65.2±2.77 64.75±3.00 66.91±4.29 65.15±4.07 Protein Kasar (%) 60.08±3.1 59.43±1.86 61.48±4.79 59.78±5.19 Lemak Kasar (%) 96.5±1.53 94.5±2.30 94.35±2.68 93.04±1.22 Serat Kasar (%) 32.78±3.87 30.7±8.14 34.68±11.19 31.48±15.19 DE (Kkal/kg) 1263±247 1432±268 1518±419 1704±462

Keterangan: Rataan perlakuan pada semua peubah tidak berbeda nyata (P > 0,05)

R0 = Ransum basal (NKAR+14), R1 = R0 + Cr (NKAR+14), R2 = R0 + Ca (NKAR 0), R3 = R2 + Cr (NKAR 0)

SIMPULAN

Suplementasi Cr pada tingkat Ca dan NKAR berbeda dalam ransum domba Garut jantan tidak mempengaruhi konsumsi pakan, kecernaan nutrien ransum dan pertambahan bobot badan. Suplementasi Cr menurunkan absorpsi Cr dan Ca pada ransum rendah Ca. Suplementasi Cr tidak mempengaruhi status Cr, Ca, Zn, dan Mg darah dan semen domba Garut. Konsumsi Cr cenderung berkorelasi negatif

dengan absorpsi Cr dan berkorelasi positif dengan kadar Cr dalam darah. Terdapat hubungan positif antara konsumsi Ca dengan absorpsi Ca dan Mg serta kadar Ca dan Zn dalam darah. Tingkat konsumsi Cr dan Ca tidak berhubungan dengan kadar Cr dan Ca semen.

Dokumen terkait