• Tidak ada hasil yang ditemukan

Interaksi Sosial Kehidupan Masyarakat

HASIL DAN PEMBAHASAN Modal Sosial

Modal sosial merupakan bentuk jaringan kerja sosial dan ekonomi di masyarakat yang terjadi antar individu dan kelompok baik formal maupun informal yang bermanfaat dan menguntungkan. Modal sosial dikategorikan melalui dua dimensi yang saling berhubungan (interrelated), yakni: dimensi struktural, dan dimensi karakter14. Dimensi struktural diukur dalam bentuk kelompok dan organisasi (asosiasi lokal). Tinggi rendah kontribusi asosiasi lokal terhadap kesejahteraan ekonomi keluarga diukur secara komposit dari dimensi (a) jumlah asosiasi yang diikuti, (b) tingkat partisipasi dalam asosiasi, dan (c) manfaat asosiasi dengan nilai sebagai berikut: (1) sangat rendah, (2) rendah, (3) tinggi, dan (4) sangat tinggi, sedangkan dimensi karakter diukur dari nilai komposit: (a) tingkat keterpercayaan, (b) solidaritas, dan (c) semangat kerja dengan nilai: (1) sangat rendah, (2) rendah, (3) tinggi, dan (4) sangat tinggi.

Asosiasi Lokal

Dari hasil pengamatan lapangan diperoleh informasi bahwa tingkat asosiasi lokal yang dimiliki keluarga contoh di daerah penelitian cukup bervariasi baik dilihat dari jumlah asosiasi yang diikuti, partisipasi maupun manfaat dari asosiasi lokal. Namun, sebagian besar keluarga contoh memiliki asosiasi lokal tergolong tinggi yaitu mencapai 57,3 persen. Artinya, proporsi keluarga contoh yang memiliki asosiasi lokal pada tingkat tinggi dan sangat tinggi mencapai 57,3 persen. Hal ini mengindikasikan bahwa keberadaan asosiasi lokal bagi keluarga contoh di daerah penelitian cukup penting. Apabila dibedakan berdasarkan daerah penelitian ternyata kelompok masyarakat dengan tingkat asosiasi lokal tinggi dan

14 Konsep ini mengacu pada konsep yang dikembangkan oleh Bourdieu (1986), Coleman (1988), dan Putnam, Leonardi, dan Nanetti (1993), Grootaert (1997), Woolcock (1998), Fukuyama (1999), Uphoff (1999) (Dasgupta P., 2000:218), dan Flores dan Fernando (2003) (disempurnakan).

sangat tinggi terdapat di wilayah pegunungan dengan persentase sebesar 67 persen, sedangkan di wilayah pesisir pantai sekitar 46 persen.

Tabel 53 Sebaran Contoh Berdasarkan Tingkat Asosiasi Lokal yang Dimiliki, Tahun 2006 Sebaran Contoh Wilayah pegunungan Wilayah pesisir pantai T o t a l No Tingkat Asosiasi Lokal

Jumlah Persen Jumlah Persen Jumlah Persen

01 Sangat rendah 23 13.2 27 17.9 50 15.4

02 Rendah 34 19.5 55 36.4 89 27.4

03 Tinggi 81 46.6 56 37.1 137 42.2

04 Sangat tinggi 36 20.7 13 8.6 49 15.1

- T o t a l 174 100.0 151 100.0 325 100.0

Besarnya persentase keluarga contoh dengan asosiasi lokal yang rendah dan sangat rendah yang terdapat di wilayah pesisir pantai sangat erat kaitannya dengan jumlah dan tingkat partisipasi mereka dalam kelompok atau organisasi yang terdapat dalam desa. Hasil pengamatan lapangan menunjukkan bahwa keterlibatan keluarga contoh dalam berbagai asosiasi lokal sangat sedikit, baik kegiatan ekonomi maupun kegia tan lainnya, dan hal ini diperparah lagi oleh jumlah asosiasi yang berkembang di wilayah pesisir pantai sangat terbatas bila dibandingkan dengan daerah wilayah pegunungan.

Jumlah Asosiasi Lokal yang Diikuti Keluarga Contoh

Jumlah asosiasi lokal yang diikuti keluarga contoh di daerah penelitian dikelompokkan menjadi empat golongan, yaitu: sangat sedikit (satu asiosiasi), sedikit (dua asosiasi), banyak (tiga asosiasi), dan sangat banyak (lebih dari tiga asosiasi). Hasil pengamatan lapangan diperoleh bahwa jumlah asosiasi lokal yang diikuti keluarga contoh di daerah penelitian tergolong besar karena lebih dari 59 persen keluarga contoh mengikuti sebanyak tiga atau lebih asosiasi lokal (Tabel 54). Dengan semakin banyaknya jumlah asosiasi lokal yang diikuti oleh anggota keluarga contoh diharapkan dapat mendukung atau mempengaruhi tingkat

kebersamaan dan solidaritas sesama anggota masyarakat sehingga pada gilirannya akan berdampak terhadap kesejahteraan dan kemajuan desa. Kemudian, pada masa era globalisasi, reformasi dan otonomi daerah, asosiasi lokal yang berkembang di daerah dan diikuti oleh anggota masyarakat akan sangat berperan dalam membendung dan menopang berbagai informasi berupa inovasi baru yang datang dari luar terutama yang berkaitan dengan kehid upan masyarakat dan pembangunan daerah. Adapun asosiasi yang berkembang di daerah penelitian berjumlah 18 asosiasi, baik asosiasi formal maupun nonformal/kelompok (Lampiran 3).

Tabel 54 Sebaran Contoh Berdasarkan Jumlah Asosiasi Lokal yang diikuti Keluarga, Tahun 2006 Sebaran Contoh Wilayah pegunungan Wilayah pesisir pantai T o t a l No Jumlah Asosiasi

Lokal yang diikuti

Jumlah Persen Jumlah Persen Jumlah Persen

01 Sangat sedikit (=1) 26 14.9 35 23.2 61 18.8

02 Sedikit (=2) 31 17.8 39 25.8 70 21.5

03 Banyak (=3) 61 35.1 51 33.8 112 34.5

04 Sangat banyak (> 3) 56 32.2 26 17.2 82 25.2

- T o t a l 174 100.0 151 100.0 325 100.0

Pada Tabel 54 tampak terdapat perbedaan yang cukup besar sebaran contoh keluarga antara wilayah pegunungan dengan wilayah pesisir pantai dalam mengikuti asosiasi lokal. Melalui tabel tersebut dapat diketahui bahwa keluarga contoh di wilayah pegunungan yang mengikuti asosiasi lokal sebanyak tiga macam atau lebih mencapai 67 persen, sedangkan di wilayah pesisir pantai hanya 51 persen. Relatif banyaknya jumlah asosiasi lokal yang diikuti oleh anggota keluarga contoh di wilayah pegunungan disebabkan perkembangan asosiasi itu sendiri dan keterkaitan antara satu kalbu dengan kalbu lainnya yang memiliki tingkat kekeluargaan tinggi. Hal ini terungkap melalui diskusi dengan salah satu tokoh cendikiwan muda yaitu bapak Sulaiman, beliau menuturkan:

”kehidupan masyarakat disini mengelompok dalam kalbu masing-masing. Kenapa saya katakan demikian, mayoritas mata pencaharian masyarakat di wilayah pegunungan adalah pertanian padi sawah, sedangkan lahan padi sawah tersebut umumnya bukan merupakan hak milik tetapi adalah ”sistem gilir ganti” dalam satu kalbu begitu juga dalam sitem pengerjaannya dilakukan secara bersama-sama apa yang disebut dengan ”kerja kalbu15” dan sistem kelompok ”handel16.”

Tingkat Partisipasi Anggota Keluarga

Tingkat partisipasi anggota keluarga contoh dalam asosiasi lokal dilihat dari dua aspek, yakni: tingkat keaktifan dalam pertemuan dan pengambilan keputusan selama mengikuti pertemuan. Seperti tersaji pada Tabel 55, 58 persen dari seluruh keluarga contoh merupakan anggota yang aktif dan sangat aktif dalam asosiasi. Namun demikian, apabila dibedakan berdasarkan daerah penelitian ternyata anggota keluarga contoh di wilayah pesisir pantai memiliki tingkat partisipasi relatif lebih rendah dibandingkan dengan anggota keluarga contoh di wilayah pegunungan, masing masing 49, dan 66 persen.

Tabel 55 Sebaran Contoh Berdasarkan Tingkat Partisipasi Anggota Keluarga dalam Asosiasi Lokal, Tahun 2006

Sebaran Contoh Wilayah pegunungan Wilayah pesisir pantai T o t a l No Tingkat Partisipasi dalam Asosiasi

Lokal Jumlah Persen Jumlah Persen Jumlah Persen

01 Tidak aktif 28 16.1 29 19.2 57 17.5 02 Kurang aktif 32 18.4 48 31.8 80 24.6 03 Aktif 57 32.8 41 27.2 98 30.2 04 Sangat aktif 57 32.8 33 21.9 90 27.7 - T o t a l 174 100.0 151 100.0 325 100.0 15

Sistem kalbu yaitu sistem kerja bersama (saling tolong menolong) tanpa upah dalam satu garis turunan 16

Sistem handel artinya sistem kerja kelompok dengan mengambil upahan dan setiap mendapat upahan uang disimpan dan dibagikan menjelang hari raya idul fitri.

Dengan kata lain, anggota keluarga contoh di daerah wilayah pesisir pantai kurang aktif dalam mengikuti berbagai aktivitas dan pertemuan kelompok/ organisasi sehingga akan berdampak kepada produktivitas kelembagaan itu sendiri. Lebih jelas sebaran contoh keluarga berdasarkan tingkat partsisipasi anggota keluarga dalam asosiasis lokal padat dilihat pada Tabel 55.

Berdasarkan tingkat partisipasi dalam pertemuan, seperti tertera pada Tabel 70, dimana tingkat partisipasi anggota keluarga sangat tinggi sekali yaitu mencapai angka 72 persen dengan frekuensi pertemuan lebih dari 75 persen dan bahkan 60 persen diantaranya aktif mengikuti pertemuan kelompok/organisasi setiap kali pertemuan17 (Tabel 56). Kalau berdasarkan daerah penelitian hasilnya tidak jauh berbeda dengan tingkat partisipasi dalam asosiasi lokal tetapi proporsi pada tingkat pertemuan ini tidak begitu kentara. Melihat dari tingkat frekuensi pertemuan anggota keluarga contoh dalam asosiasi yang diikuti ini menunjukkan bahwa keterkaitan keluarga contoh dengan asosiasi lokal yang berkembang dimasyarakat cukup kuat. Asosiasi masyarakat baik berupa kelembagaan sosial, ekonomi maupun kelembagan lain seperti pendidikan, kesehatan bahkan politik cukup penting bagi masyarakat dalam kehidupan sehari- hari.

Sebagai contoh kecil, peran asosiasi lokal bagi kehidupan masyarakat yaitu pemanfaatan air irigasi untuk keperluan mengairi tanaman padi sawah. Seperti yang diutarakan oleh Kepala Desa Jujun (Supratman Yunus):

”Air irigasi yang diperlukan oleh masyarakat terutama yang menggunakan irigasi desa, bukan irigasi pemerintah, harus diatur dalam kelompok kalbu. Kalau tidak ada peran kelompok kalbu pola pengairan menjadi tidak teratur dan tidak efisien karena setiap orang harus menjaga bendungan air irigasi setiap hari, tetapi dengan adanya kelompok penjaga air irigasi ini, mereka dapat memelihara secara bergiliran dan sesuai dengan waktu dan keperluan dari masing-masing anggota kelompok.”

17

Keluarga Contoh Wilayah Pegunungan yang ikut setiap pertemuan = 68,2 % Keluarga Contoh Wilayah Pesisir Pantai yang ikut setiap pertemuan = 50,3 % Keluarga Contoh Total yang ikut setiap pertemuan = 60.4 %

Tabel 56 Sebaran Contoh Berdasarkan Tingkat Partisipasi Anggota Keluarga pada Pertemuan Asosiasi Lokal, Tahun 2006

Sebaran Contoh Wilayah pegunungan Wilayah pesisir pantai T o t a l No Tingkat Partisipasi dalam Pertemuan

Jumlah Persen Jumlah Persen Jumlah Persen

01 Tidak aktif (0-25 %) 19 4.3 14 4.1 33 4.2 02 Kurang aktif (26-50 %) 53 12.1 80 23.4 133 17.0 03 Aktif (51-75 %) 25 5.7 28 8.2 53 6.8 04 Sangat aktif (> 75 %) 343 77.9 220 64.3 563 72.0 - T o t a l 440 100.0 342 100.0 782 100.0 - Rata-rata 86 79 83 Pengambilan Keputusan

Keikutsertaan anggota keluarga contoh dalam pengambilan keputusan pada pertemuan asosiasi lokal cukup penting bagi kelembagaan yang mereka ikut i karena hal ini sangat menentukan tingkat kemajuan dan peran dari kelembagaan tersebut. Berdasarkan data pada Tabel 57, tampaknya anggota keluarga contoh sangat aktif dalam mengambil berbagai keputusan pada setiap kali pertemuan asosiasi.

Tabel 57 Sebaran Contoh Berdasarkan Keikutsertaan Anggota Keluarga dalam Pengambilan Keputusan pada Setiap Pertemuan, 2006

Sebaran Contoh Wilayah pegunungan Wilayah pesisir pantai T o t a l No Pengambilan Keputusan dalam

Pertemuan Asosiasi Jumlah Persen Jumlah Persen Jumlah Persen

01 Tidak aktif 10 1.9 11 2.9 21 2.3

02 Kurang aktif 85 15.8 69 18.3 154 16.8

03 Aktif 442 82.3 298 78.8 740 80.9

- T o t a l 537 100.0 378 100.0 915 100.0

Hal ini mengindikasikan begitu pentingnya asosiasi bagi masyarakat karena kelembagaan atau asosiasi yang mereka ikuti memiliki akses yang tinggi dalam

berbagai fasilitas publik. Namun demikian, seperti terlihat pada Tabel 57, masih ada diantara anggota keluarga yang tidak aktif dalam mengambil berbagai keputusan pada setiap pertemuan tetapi angka ini sangat relatif kecil yaitu sekitar 2,3 persen. Ketidakaktifan anggota keluarga contoh dalam pengambilan keputusan pada setiap pertemuan disamping faktor partisipasi yang rendah juga disebabkan oleh faktor dominasi pimpinan sidang pada setiap pertemuan.

Manfaat Kelompok/Organisasi bagi Keluarga

Faktor manfaat secara struktural merupakan elemen penting dalam modal sosial karena faktor ini berkaitan erat dengan keterlibatan anggota masyarakat dalam asosiasi. Artinya, semakin besar nilai manfaat dari suatu asosiasi bagi keluarga maka kontribusi setiap anggota keluarga semakin besar dan sebaliknya. Manfaat asosiasi bagi keluarga contoh di daerah penelitian cukup besar hal ini ditandai dengan tingginya proporsi keluarga yang mencapai 70 persen lebih (Tabel 58). Hal senada juga ditunjukkan oleh persentase keluarga contoh di kedua daerah penelitian yang menyatakan bahwa asosiasi yang mereka ikuti sangat bermanfaat dengan nilai masing- masing 75 persen di pegunungan dan 68 persen di wilayah pesisir pantai.

Tabel 58 Sebaran Contoh Berdasarkan Manfaat Asosiasi Lokal bagi Keluarga, Tahun 2006 Sebaran Contoh Wilayah pegunungan Wilayah pesisir pantai T o t a l No Manfaat Asosiasi Lokal

Jumlah Persen Jumlah Persen Jumlah Persen

01 Tidak bermanfaat 17 9.8 23 15.2 40 12.3

02 Kurang bermanfaat 26 14.9 24 15.9 50 15.4

03 Bermanfaat 69 39.7 67 44.4 136 41.8

04 Sangat bermanfaat 62 35.6 37 24.5 99 30.5

- T o t a l 174 100.0 151 100.0 325 100.0

Dari hasil Focus Group Discussion (FGD) di desa Koto Agung Kecamatan Keliling Danau wilayah pegunungan menyimpulkan bahwa asosiasi desa yang

Dokumen terkait