• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

Makroanatomi kelenjar parotis dan mandibularis

Kelenjar parotis dan mandibularis pada musang luak termasuk ke dalam kelenjar ludah mayor. Kelenjar parotis terletak di ventral meatus acusticus externus dan di kaudal m. masseter. Pada musang luak kelenjar parotis ada sepasang. Kelenjar parotis adalah kelenjar yang berbentuk oval dengan aspek berlobus-lobus yang dipisahkan oleh jaringan ikat, berwarna merah pucat dan dilapisi jaringan ikat (Gambar 2). Kelenjar mandibularis terletak tepat di ventral kelenjar parotis dan di kaudal angulus mandibularis os mandibula. Jumlah kelenjar ini ada sepasang. Kelenjar ini berbentuk tidak beraturan dengan aspek berlobus-lobus yang dipisahkan oleh jaringan ikat, berwarna kekuningan dan dilapisi jaringan ikat (Gambar 2).

Melalui pengukuran makroanatomi didapatkan ukuran rataan kedua kelenjar yang meliputi panjang, lebar, tebal dan berat. Pada hewan jantan didapatkan rataan ukuran kelenjar parotis yaitu panjang 2.75 ± 0.73 cm, lebar 2.00 ± 0.37 cm, tebal 0.41 ± 0.07 cm dan berat 1.56 ± 0.23 g, sedangkan rataan ukuran kelenjar mandibularis yaitu panjang 2.30 ± 0.39 cm, lebar 1.88 ± 0.39 cm, tebal 0.40 ± 0.07 cm dan berat 0.71 ± 0.02 g. Pada hewan betina didapatkan rataan ukuran kelenjar parotis yaitu panjang 3.48 ± 0.29 cm, lebar 2.45 ± 0.31 cm, tebal 0.42 ±

Gambar 2 Gambaran makroskopis kelenjar parotis (P) dan mandibularis (M) musang luak tampak lateral kanan. Bar = 1 cm.

5 Prosedur Analisis Data

Analisis data dalam penelitian ini dilakukan secara deskriptif dan metode skoring intensitas warna dengan nilai negatif (-), lemah (+), sedang (++) dan kuat (+++) pada bagian kandungan dan distribusi karbohidrat. Hasil penelitian juga dibandingkan dengan literatur dari hewan lainnya yang berasal dari buku teks dan hasil penelitian terdahulu.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

Makroanatomi kelenjar parotis dan mandibularis

Kelenjar parotis dan mandibularis pada musang luak termasuk ke dalam kelenjar ludah mayor. Kelenjar parotis terletak di ventral meatus acusticus externus dan di kaudal m. masseter. Pada musang luak kelenjar parotis ada sepasang. Kelenjar parotis adalah kelenjar yang berbentuk oval dengan aspek berlobus-lobus yang dipisahkan oleh jaringan ikat, berwarna merah pucat dan dilapisi jaringan ikat (Gambar 2). Kelenjar mandibularis terletak tepat di ventral kelenjar parotis dan di kaudal angulus mandibularis os mandibula. Jumlah kelenjar ini ada sepasang. Kelenjar ini berbentuk tidak beraturan dengan aspek berlobus-lobus yang dipisahkan oleh jaringan ikat, berwarna kekuningan dan dilapisi jaringan ikat (Gambar 2).

Melalui pengukuran makroanatomi didapatkan ukuran rataan kedua kelenjar yang meliputi panjang, lebar, tebal dan berat. Pada hewan jantan didapatkan rataan ukuran kelenjar parotis yaitu panjang 2.75 ± 0.73 cm, lebar 2.00 ± 0.37 cm, tebal 0.41 ± 0.07 cm dan berat 1.56 ± 0.23 g, sedangkan rataan ukuran kelenjar mandibularis yaitu panjang 2.30 ± 0.39 cm, lebar 1.88 ± 0.39 cm, tebal 0.40 ± 0.07 cm dan berat 0.71 ± 0.02 g. Pada hewan betina didapatkan rataan ukuran kelenjar parotis yaitu panjang 3.48 ± 0.29 cm, lebar 2.45 ± 0.31 cm, tebal 0.42 ±

Gambar 2 Gambaran makroskopis kelenjar parotis (P) dan mandibularis (M) musang luak tampak lateral kanan. Bar = 1 cm.

6

0.08 cm dan berat 1.69 ± 0.27 g, sedangkan rataan ukuran kelenjar mandibularis yaitu panjang 2.20 ± 0.24 cm, lebar 1.98 ± 0.10 cm, tebal 0.44 ± 0.04 cm dan berat 0.74 ± 0.02 g. Ukuran rataan morfometri kedua kelenjar secara rinci diperlihatkan pada Tabel 1.

Mikroanatomi kelenjar parotis dan mandibularis

Struktur mikroanatomi kedua kelenjar secara umum memiliki kesamaan yaitu terdiri atas dua bagian utama penyusun yaitu bagian parenkim dan stroma. Bagian parenkim tersusun atas ujung kelenjar (asinus) dan alat penyalur (duktus), sedangkan stroma tersusun atas jaringan ikat, pembuluh darah dan saraf. Jaringan ikat melapisi seluruh permukaan kelenjar dan menyusup ke dalam kelenjar, jaringan ikat ini memisahkan kelenjar menjadi lobus-lobus, lebih jauh lagi jaringan ikat yang lebih tipis menyusup ke dalam lobus-lobus dan membagi lobus menjadi lobulus-lobulus.

Kelenjar parotis memiliki ujung kelenjar yang tersusun atas sel asinar serous berbentuk piramida dengan inti sel bulat dan terletak di tengah, dengan pewarnaan hematoksilin eosin, inti sel berwarna ungu gelap sedangkan sitoplasma sel berwarna merah muda (Gambar 3A).

Kelenjar mandibularis memiliki ujung kelenjar yang tersusun atas dua jenis sel penyusun yaitu sel asinar mukus dan sel asinar serous. Sel asinar mukus berbentuk seperti piramida dengan inti sel pipih dan terletak ke arah membran basal, dengan pewarnaan hematoksilin eosin, inti sel berwarna ungu gelap dan sitoplasma berwarna biru cerah. Sel asinar serous berbentuk piramida yang terletak di pinggir kumpulan asinar mukus membentuk demiluna, dengan pewarnaan hematoksilin eosin, inti sel berwarna ungu gelap dan sitoplasma berwarna merah gelap (Gambar 3B).

Kelenjar Jantan Betina

Kiri Kanan Kiri Kanan

Parotis Panjang (cm) 2.70 ± 0.57 2.80 ± 1.13 3.65 ± 0.35 3.30 ± 0.00 Lebar (cm) 1.90 ± 0.42 2.10 ± 0.42 2.20 ± 0.14 2.70 ± 0.14 Tebal (cm) 0.38 ± 0.04 0.44 ± 0.09 0.48 ± 0.04 0.36 ± 0.05 Berat (g) 1.70 ± 0.28 1.42 ± 0.02 1.92 ± 0.06 1.46 ± 0.01 Mandibularis Panjang (cm) 2.15 ± 0.49 2.45 ± 0.35 2.15 ± 0.21 2.25 ± 0.35 Lebar (cm) 1.95 ± 0.35 1.80 ± 0.57 1.95 ± 0.07 1.90 ± 0.14 Tebal (cm) 0.36 ± 0.08 0.45 ± 0.01 0.43 ± 0.05 0.45 ± 0.04 Berat (g) 0.69 ± 0.01 0.73 ± 0.01 0.73 ± 0.01 0.75 ± 0.01

Tabel 1 Morfometri kelenjar parotis dan mandibularis musang luak, (ukuran ± SD).

7 Alat penyalur ditemukan pada kedua kelenjar, terdapat tiga jenis alat penyalur yang ditemukan yaitu duktus interkalatus, duktus striatus dan duktus ekskretorius yang dibedakan menurut jenis epitel penyusun dan ukuran. Duktus interkalatus tersusun atas epitel pipih selapis hingga kubus sebaris dan berukuran paling kecil, duktus striatus tersusun atas epitel silindris sebaris dan berukuran sedang, duktus eksretorius tersusun atas epitel silindris banyak baris dan berukuran paling besar.

Kandungan dan distribusi karbohidrat kelenjar

Melalui metode histokimia AB pH 2.5 dan PAS, pada kelenjar parotis hanya terdeteksi adanya kandungan karbohidrat netral sedangkan pada kelenjar mandibularis terdeteksi adanya kandungan karbohirdrat asam dan netral. Reaksi positif ditunjukkan dengan hadirnya warna spesifik dan intensitas warna merepresentasikan intensitas kandungan karbohidrat. Pada kelenjar parotis bereaksi negatif (-) terhadap pewarnaan AB pH 2.5 (Gambar 4A) sedangkan pewarnaan PAS bereaksi positif dengan intensitas sedang (++) pada sel asinar serous serta intensitas lemah (+) pada sekreta lumen duktus (Gambar 4B). Pada kelenjar mandibularis, kedua pewarnaan menghasilkan reaksi positif dengan intensitas bervariasi, pada pewarnaan AB pH 2.5 menghasilkan reaksi positif dengan intensitas kuat (+++) pada sel asinar mukus dan intensitas lemah (+) pada sekreta lumen duktus (Gambar 4C). Pewarnaan PAS menghasilkan reaksi positif dengan intensitas kuat (+++) pada sel asinar serous, intensitas sedang hingga kuat (++ ~ +++) pada sekreta lumen duktus, intensitas sedang (++) pada sel asinar mukus dan membran basal duktus, dan intensitas lemah (+) pada epitel duktus (Gambar 4D). Intensitas karbohidrat pada kelenjar parotis dan mandibularis diperlihatkan secara rinci pada Tabel 2.

Gambar 3 Fotomikrograf kelenjar parotis (A) dan mandibularis (B) musang luak. Asinar serous (as), duktus interkalatus (di), duktus striatus (ds), jaringan ikat interstisial (ji). Pewarnaan HE. Bar = 30µm.

8

Kelenjar ludah musang luak Pewarnaan

AB pH 2.5 PAS

Kelenjar Parotis

Sel-sel asinar serous Epitel duktus

Membran basal duktus Sekreta pada lumen duktus

- - - - ++ - - + Kelenjar Mandibularis

Sel-sel asinar mukus Sel-sel asinar serous Epitel duktus

Membran basal duktus Sekreta pada lumen duktus

+++ - - - + ++ +++ + ++ ++ ~+++ Keterangan: (-) negatif, (+) lemah, (++) sedang, (+++) kuat.

Tabel 2 Intensitas karbohidrat pada kelenjar parotis dan mandibularis terhadap pewarnaan AB pH 2.5 dan PAS.

Gambar 4 Fotomikrograf kelenjar parotis (A,B) dan kelenjar mandibularis (C,D). Karbohidrat asam hanya terdeteksi pada asinar mukus dan sekreta lumen duktus kelenjar mandibularis. Karbohidrat netral ditemukan pada bagian asinar mukus dan sekreta lumen duktus kedua kelenjar. Asinar serous (as), asinar mukus (am), epitel duktus (ed), sekreta lumen duktus ( ). Pewarnaan AB pH 2.5 (A,C) dan PAS (B,D). Bar = 50 µm.

9 Pembahasan

Makroanatomi kelenjar parotis dan mandibularis

Kelenjar ludah merupakan organ asesori pada sistem pencernaan hewan. Phillips & Tandler (1996) menyatakan bahwa tidak ada suatu deskripsi mengenai kelenjar ludah yang dapat mewakili seluruh jenis mamalia secara umum. Kelenjar ludah setiap jenis hewan sangat bervariasi satu sama lain dan hal ini berkaitan dengan jenis pakan serta pola tingkah laku makan. Kelenjar parotis dan kelenjar mandibularis merupakan kelenjar ludah mayor pada musang luak. Dari hasil pengamatan makroanatomi didapatkan letak kelenjar parotis dan mandibularis pada situs viscerum menyerupai letak kelenjar yang sama pada hewan lainnya seperti kuda, ruminansia (Getty 1975) dan anjing (Smith 1999).

Dari hasil pengukuran morfometri didapatkan bahwa ukuran kelenjar parotis dan mandibularis musang luak jantan dan betina tidak memiliki perbedaan ukuran yang signifikan, sehingga dapat dikatakan bahwa ukuran kelenjar tidak dipengaruhi oleh jenis kelamin. Melalui pengukuran morfometri juga didapatkan bahwa ukuran kelenjar parotis relatif lebih besar daripada kelenjar mandibularis.

Hume & Warner (1980) menyatakan bahwa kelenjar mandibularis pada karnivora biasanya berukuran lebih besar daripada kelenjar parotis. Tetapi pada musang luak kelenjar parotis lebih besar, hal ini diduga memiliki hubungan dengan pola diet musang luak yang berbeda dengan karnivora kebanyakan dan esofagus musang luak yang tidak memiliki kelenjar esofagus (Kusumastuti 2012) sehingga fungsi lubrikasi sepenuhnya dilakukan oleh kelenjar ludah.

Mikroanatomi kelenjar parotis dan mandibularis

Struktur mikroanatomi kelenjar parotis tersusun atas dua bagian utama yaitu parenkim dan stroma. Parenkim terdiri dari sel asinar yang berbentuk piramida dengan inti terletak di tengah, sehingga sel asinar kelenjar parotis musang luak digolongkan sebagai kelenjar serous murni. Kelenjar serous murni menghasilkan sekreta cair yang berfungsi untuk melubrikasi makanan yang bersifat kering dan keras seperti bahan nabati dan serangga, kelenjar parotis yang bersifat serous murni biasa ditemukan pada hewan herbivora, insektivora dan omnivora seperti kuda (Bacha & bacha 2000), tupai pohon ekor halus (Kimura 2005), sapi (Adnyane et al. 2007) kambing, babi (Adnyane 2009) dan muntjak (Adnyane et al. 2010). Musang luak diduga memakan jenis pakan yang memiliki karakteristik serupa dengan pakan hewan-hewan di atas.

Struktur mikroanatomi kelenjar mandibularis musang luak tersusun atas bagian parenkim dan stroma. Kelenjar mandibularis musang luak merupakan kelenjar campuran serous dan mukus. Sekreta campuran berfungsi dalam lubrikasi makanan yang bersifat halus dan basah seperti daging (Cunningham 1997), sehingga kelenjar mandibularis merupakan kelenjar ludah yang berkembang pada hewan karnivora (Hume & Warner 1980). Sifat kelenjar campuran juga ditemukan pada berbagai hewan lain seperti anjing, kucing (Dellmann & Brown 1981), kambing, kucing, babi (Adnyane 2009) dan muntjak (Adnyane et al. 2010). Kelenjar mandibularis tidak memiliki perbedaan signifikan pada sifat kelenjar terhadap jenis pakan, hal ini terlihat dari sifat kelenjar yang tidak berbeda walaupun pola dan jenis pakan yang berbeda.

10

Alat penyalur (duktus) merupakan bagian dari parenkim kelenjar ludah yang berfungsi untuk menyalurkan sekreta ludah ke dalam rongga mulut. Duktus yang ditemukan antara lain duktus interkalatus, duktus striatus dan duktus eksretorius. Duktus interkalatus menghubungkan asinus (Habel & Biberstein 1957) dan bergabung menjadi duktus striatus yang memiliki fungsi untuk kontrol homeostasis elektrolit dalam sekreta ludah (Tandler et al. 2001), duktus ini kemudian bersatu menjadi duktus eksretorius yang membawa sekreta ludah ke dalam rongga mulut.

Kandungan dan distribusi karbohidrat kelenjar parotis dan mandibularis Karbohidrat merupakan molekul penting dalam kehidupan makhluk hidup, tersebar di dalam jaringan tubuh, termasuk juga kelenjar ludah. Keberadaan karbohidrat dalam kelenjar ludah dapat berfungsi sebagai bahan penyusun sel (Humason 1967) dan komponen sekreta ludah (Dyce et al. 2002).

Dari hasil pendeteksian karbohidrat didapatkan bahwa kelenjar parotis tidak bereaksi dengan AB pH 2.5 di setiap bagian kelenjar, sedangkan PAS menghasilkan reaksi positif dengan intensitas lemah hingga sedang pada sekreta dan sel asinar serous. Dari hasil tersebut dapat dianalisis bahwa kelenjar parotis musang luak tidak mengandung karbohdirat asam tetapi mengandung serta mensekresi karbohidrat netral. Produksi karbohidrat netral ini dibuktikan dengan hadirnya reaksi positif dengan intensitas lemah pada sekreta lumen duktus. Hasil ini sangat bersesuaian dengan struktur mikroanatomi kelenjar parotis yang bersifat serous murni, karena pada umumnya sel asinar serous mengandung karbohidrat netral dan tidak mengandung karbohidrat asam. Hasil ini bersesuaian dengan hewan-hewan yang memiliki kelenjar parotis bersifat serous murni seperti tupai pohon ekor halus (Kimura 2005), kambing dan babi (Adnyane 2009) dan berbeda dengan hewan yang memiliki kelenjar parotis bersifat seromukus, contohnya adalah tupai (Zainuddin et al. 2000) dan kucing (Adnyane 2009).

Kelenjar mandibularis musang luak bereaksi terhadap kedua jenis pewarnaan dengan intensitas bervariasi. Pewarnaan AB pH 2.5 memberikan hasil positif pada sekreta lumen duktus dan asinar mukus dengan intensitas lemah hingga kuat. Hasil ini memberikan gambaran bahwa asinar mukus mengandung karbohidrat asam dan merupakan salah satu sumber karbohidrat asam pada air ludah musang luak, hal tersebut diketahui dari terdeteksinya karbohidrat asam di sekreta lumen duktus sedangkan epitel duktus tidak bereaksi positif sehingga satu- satunya sumber karbohidrat di dalam lumen duktus adalah sel asinar mukus. Pewarnaan PAS menghasilkan reaksi positif pada seluruh bagian parenkim kelenjar yaitu pada epitel duktus, asinar mukus, sekreta lumen duktus dan asinar serous dengan intensitas lemah hingga kuat. Hasil ini memperlihatkan bahwa kedua asinar kelenjar mandibularis mengandung karbohidrat netral dan diduga kuat keduanya juga mensekresikan karbohidrat netral ke air ludah. Intensitas karbohidrat netral paling kuat ditemukan pada asinar serous dan diduga asinar serous merupakan sumber utama karbohidrat netral di dalam air ludah musang luak. Pendeteksian karbohidrat pada kelenjar mandibularis menghasilkan reaksi yang beragam pada setiap jenis hewan (Zainuddin et al. 2000; Kimura 2005; Adnyane et al. 2007; Adnyane 2009; Adnyane et al. 2010) dan tidak ada satu literatur yang menunjukkan kemiripan hasil dengan hasil pada musang luak.

11 Perbedaan jenis dan pola distribusi karbohidrat kelenjar parotis dan mandibularis setiap hewan sangat terkait dengan perbedaan jenis dan pola makan masing-masing hewan (Pinkstaff 1981). Musang luak adalah hewan omnivora yang dapat memakan berbagai jenis pakan seperti buah-buahan, serangga dan daging (Jothish 2011) meskipun hewan ini digolongkan ke dalam karnivora (Schreiber et al. 1989). Perbedaan diet seperti ini juga terjadi pada beberapa contoh karnivora lain seperti rubah dan panda raksasa yang memiliki pola diet berbeda dengan karnivora umumnya (Redaksi Ensiklopedi Indonesia 1992).

Karakteristik morfologi dari suatu organ tentunya harus didukung dengan penelitian mengenai fisiologi dari organ tersebut, dalam hal ini adalah kelenjar parotis dan mandibularis. Analisis biokimia air ludah musang luak sekiranya menjadi penting untuk mengungkap keterkaitan antara morfologi dan fisiologi kelenjar parotis dan mandibularis musang luak.

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Kelenjar parotis musang luak berukuran relatif lebih besar dibandingkan kelenjar mandibularis dan tidak dipengaruhi oleh jenis kelamin. Kelenjar parotis musang luak merupakan kelenjar serous murni sedangkan kelenjar mandibularis musang luak merupakan kelenjar campuran. Asinar mukus pada kelenjar mandibularis mengandung karbohidrat asam dan netral sedangkan asinar serous pada kedua kelenjar mengandung karbohidrat netral. Perbedaan ini diduga berkaitan dengan jenis pakan dan pola makan musang luak.

Saran

Disarankan untuk melakukan penelitian lebih lanjut mengenai persebaran glikokonjugat menggunakan histokimia lektin dan melakukan penelitian analisis biokimia pada sekreta ludah tiap kelenjar ludah musang luak.

DAFTAR PUSTAKA

Adnyane IKM, Novelina S, Wresdiyati T, Winarto A, Agungpriyono S. 2007. Sel penghasil lisozim terdeteksi pada kelenjar ludah sapi dengan teknik imunohistokimia. Jurnal Veteriner. 8(1): 10-15.

Adnyane IKM, Zuki AB, Noordin MM, Agungpriyono S. 2010. Histological study of the parotid and mandibular glands of barking deer (Muntiacus muntjak) with special reference to the distribution of carbohydrate content. Anatomia Histologia Embryologia. 39: 516-520.

Adnyane IKM. 2003. Profil Kelenjar Parotis dan Submandibularis Hewan Mammalia dengan Tinjauan Khusus pada Kandungan Glikokonjugat dan Lisozim [Tesis]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

11 Perbedaan jenis dan pola distribusi karbohidrat kelenjar parotis dan mandibularis setiap hewan sangat terkait dengan perbedaan jenis dan pola makan masing-masing hewan (Pinkstaff 1981). Musang luak adalah hewan omnivora yang dapat memakan berbagai jenis pakan seperti buah-buahan, serangga dan daging (Jothish 2011) meskipun hewan ini digolongkan ke dalam karnivora (Schreiber et al. 1989). Perbedaan diet seperti ini juga terjadi pada beberapa contoh karnivora lain seperti rubah dan panda raksasa yang memiliki pola diet berbeda dengan karnivora umumnya (Redaksi Ensiklopedi Indonesia 1992).

Karakteristik morfologi dari suatu organ tentunya harus didukung dengan penelitian mengenai fisiologi dari organ tersebut, dalam hal ini adalah kelenjar parotis dan mandibularis. Analisis biokimia air ludah musang luak sekiranya menjadi penting untuk mengungkap keterkaitan antara morfologi dan fisiologi kelenjar parotis dan mandibularis musang luak.

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Kelenjar parotis musang luak berukuran relatif lebih besar dibandingkan kelenjar mandibularis dan tidak dipengaruhi oleh jenis kelamin. Kelenjar parotis musang luak merupakan kelenjar serous murni sedangkan kelenjar mandibularis musang luak merupakan kelenjar campuran. Asinar mukus pada kelenjar mandibularis mengandung karbohidrat asam dan netral sedangkan asinar serous pada kedua kelenjar mengandung karbohidrat netral. Perbedaan ini diduga berkaitan dengan jenis pakan dan pola makan musang luak.

Saran

Disarankan untuk melakukan penelitian lebih lanjut mengenai persebaran glikokonjugat menggunakan histokimia lektin dan melakukan penelitian analisis biokimia pada sekreta ludah tiap kelenjar ludah musang luak.

DAFTAR PUSTAKA

Adnyane IKM, Novelina S, Wresdiyati T, Winarto A, Agungpriyono S. 2007. Sel penghasil lisozim terdeteksi pada kelenjar ludah sapi dengan teknik imunohistokimia. Jurnal Veteriner. 8(1): 10-15.

Adnyane IKM, Zuki AB, Noordin MM, Agungpriyono S. 2010. Histological study of the parotid and mandibular glands of barking deer (Muntiacus muntjak) with special reference to the distribution of carbohydrate content. Anatomia Histologia Embryologia. 39: 516-520.

Adnyane IKM. 2003. Profil Kelenjar Parotis dan Submandibularis Hewan Mammalia dengan Tinjauan Khusus pada Kandungan Glikokonjugat dan Lisozim [Tesis]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

MORFOLOGI KELENJAR PAROTIS DAN MANDIBULARIS

Dokumen terkait