• Tidak ada hasil yang ditemukan

Profil dan Gambaran Program Masyarakat Mandiri Dompet Dhuafa

Masyarakat Mandiri merupakan salah satu jejaring dari Dompet Dhuafa yang bergerak dibidang ekonomi. Masyarakat Mandiri pada awalnya merupakan sebuah program yang dibentuk oleh Dompet Dhuafa dengan nama Program Pengembangan Kemandirian Masyarakat (P2KM) pada tahun 2000. Program ini berupaya memberikan bantuan modal kepada para mustahik dengan bentuk pendampingan guna mengurangi kemiskinan. Pada awalnya keberadaan program ini hanya tersebar di tiga wilayah yaitu Bogor, Bekasi, dan Tangerang. Program ini pada akhirnya semakin dikenal dengan nama Masyarakat Mandiri hingga tahun 2005 Masyarakat Mandiri bukan lagi menjadi sebuah program tetapi sudah berubah menjadi jejaring atau lembaga otonom dari Dompet Dhuafa. Hal ini membuat Masyarakat Mandiri lebih fokus serta memiliki struktur organisasi tersendiri untuk mengatur masalah pemberdayaan masyarakat secara mandiri. Terbentuknya jejaring ini juga tidak terlepas dari pengaruh positif program yang sudah berjalan dari tahun 2000 hingga tahun 2005. Kinerja dan hasil yang baik membuat Masyarakat Mandiri diarahkan menjadi jejaring Community Enterprise. Community Enterprise adalah unit kegiatan atau unit jejaring Dompet Dhuafa yang melakukan pemberdayaan masyarakat dalam bidang ekonomi dengan diharapkan mampu menciptakan lembaga masyarakat yang swadaya dalam pengelolaannya secara berkelanjutan dan memberikan manfaat secara langsung bagi masyarakat. Oleh karena itu pada tahun 2012 Masyarakat Mandiri memiliki badan hukum Perseroan Terbatas (PT) dengan nama PT Karya Masyarakat Mandiri hingga saat ini. Berubah nya status Masyarakat Mandiri menjadi PT membuat keleluasaan tersendiri, dalam hal ini Masyarakat Mandiri memiliki kebebasan tersendiri dalam melakukan kegiatan operasional seperti menjalin kerja sama dengan berbagai pihak dalam hal pemberdayaan masyarakat. Walaupun sudah memiliki badan hukum tersendiri, Masyarakat Mandiri tidak dapat terlepas dari Dompet Dhuafa, Masyarakat Mandiri tetap menjalankan program-program yang diberikan oleh Dompet Dhuafa serta melakukan pelaporan berkala kepada Dompet Dhuafa.

Masyarakat Mandiri saat ini memiliki kantor di Desa Jampang, Kecamatan Kemang, Zona Madina Dompet Dhuafa. Secara umum Masyarakat Mandiri mempunyai tiga kategori program yaitu program reguler, program klaster mandiri, dan program kerja sama. Program reguler merupakan program wajib yang diberikan Dompet Dhuafa setiap tahunnya kepada Masyarakat Mandiri. Program klaster mandiri juga merupakan program yang diberikan oleh Dompet Dhuafa

Penyadaran Pengorganisasian Kaderisasi Dukungan teknis Pengelolaan sistem

dalam satu wilayah bersama dengan jejaring Dompet Dhuafa lainnya. Program kerja sama merupakan program yang dikelola secara mandiri oleh Masyarakat Mandiri kepada beberapa perusahaan, untuk saat ini masyarakat mandiri sedang bekerja sama dengan Sari Husada dan juga Danone. Masyarakat Mandiri hingga tahun 2014 sekurang-kurang nya memiliki 25 program pemberdayaan yang sedang berjalan dengan fokus Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) dan juga program pemberdayaan Nelayan pesisir yang tersebar diseluruh wilayah Indonesia. Cara kerja Masyarakat Mandiri terhadap program-program yang dijalankan tergambar dalam gambar berikut :

Berdasarkan gambar tersebut cara kerja Masyarakat Mandiri tersusun atas lima alur. Program pemberdayaan dalam penelitian ini juga mengikuti kelima alur diatas. Alur yang pertama adalah penyadaran. Penyadaran merupakan tahap awal yang berbentuk pengenalan program kepada para mustahik atau mitra dalam bentuk sosialisasi dan pembentukan kelompok awal. Pada tahap ini para mitra diberikan motivasi oleh pendamping terkait potensi yang dimiliki oleh masing- masing mitra. Setelah itu pada alur pengorganisasian, dibentuklah organisasi atau kelembagaan yang disepakati dan diinginkan secara bersama oleh para mustahik, umumnya berbentuk koperasi. Selanjutnya alur yang ketiga adalah kaderisasi,

Proses pengenalan potensi diri dan lingkungan.

komunitas Organisasi dan kelembagaan berawal dari prakarsa masyarakat secara sukarela

Kader lokal yang akan

mnegambil alih tugas

pendamping setelah program berakhir

Teknologi tepat guna,

penguasaan sumber

daya informasi Sistem mata pencaharian

yang berkelanjutan. Mempertemukan

kepentingan lintas pelaku. Keterkaitan antar pelaku

Gambar 4 Cara kerja Masyarakat Mandiri Dompet Dhuafa (diolah)

pembimbing melakukan kaderisasi kepada mustahik. Hal ini dilakukan agar nantinya mustahik mampu meneruskan usaha yang telah berjalan walau tanpa pendamping. Kaderisasi ini dilakukan kepada kader lokal atau mustahik yang dianggap memiliki kemampuan lebih baik dibandingkan mustahik lainnya. Selanjutnya, yang keempat yaitu mengaplikasikan teknologi tepat guna. Hal ini untuk memaksimalkan hasil yang diperoleh. Pengaplikasian teknologi tepat guna ini dalam bentuk penguasaan sumber daya informasi dan memberikan teknologi yang tepat sesuai kebutuhan untuk program berjalan. Cara kerja yang terakhir yaitu pengelolaan sistem. Sistem yang telah berjalan harus mampu terus berjalan berkelanjutan melalui kader lokal walau tanpa pendamping, selain itu Masyarakat Mandiri juga menjadi fasilitator untuk mempertemukan kelompok usaha mustahik dengan pihak-pihak terkait.

Masyarakat Mandiri memiliki empat tujuan yang tertuang dalam visi dan misi. Keempat tujuan tersebut yang pertama adalah agar tumbuhnya masyarakat yang berdaya dan berkemampuan untuk meningkatkan kualitas kehidupannya, secara mandiri dan berkesinambungan. Ini merupakan tujuan utama agar kualitas hidup masyarakat meningkat dan menjadi mandiri. Tujuan yang kedua yaitu agar terwujudnya kemandirian organisasi yang berkelanjutan. Dimana organisasi yang dimaksud dalam tujuan ini adalah organisasi bentukan para mustahik yang tercipta atas kerja mustahik itu sendiri. Tujuan yang ketiga yaitu agar terwujudnya citra organisasi yang berintegritas, terpercaya dan profesional dalam pemberdayaan masyarakat berbasis kewirausahaan sosial.

Penelitian ini berfokus pada pemberdayaan UMKM yang dilakukan Masyarakat Mandiri pada tahun 2012 dalam program klaster mandiri. Pada awal pembentukan terpilih 200 rumah tangga mustahik yang memiliki usaha namun belum cukup memenuhi kebutuhan hidupnya. Secara spesifik kriteria pemilihan mustahik tersebut meliputi kelompok pelaku usaha mikro, memiliki usaha homogen/sejenis, tinggal di wilayah yang memiliki potensi, serta berpenghasilan dibawah upah minimum. Mekanisme pemberian bantuan kepada para mustahik yaitu dengan diberikan sejumlah modal tertentu untuk meneruskan atau membuka usaha baru dengan akad Qardhul Hasan. Artinya dalam waktu periode tertentu mustahik harus mengembalikan kembali modal tersebut. Hal ini sebenarnya hanya untuk melatih mustahik mampu menjaga asetnya dan mampu mengelola modal dengan baik. Apabila tidak mampu mengembalikan mustahik akan terus diberi pendampingan agar mampu mengembalikan, namun karena perbedaan pola pikir mustahik terhadap dana zakat, mustahik yang tetap tidak dapat mengembalikan dana zakat tersebut akan dihibahkan dengan tidak diberitahu mengenai prosedur ini. Sedangkan mustahik yang mampu mengembalikan dan dapat mengelola dana tersebut masuk menjadi anggota koperasi yang sudah dibentuk oleh mustahik itu sendiri dan dananya digulirkan kembali kepada sesama mustahik .Selain diberikan bantuan dalam bentuk modal, Masyarakat Mandiri melalui pendamping juga memberikan pelatihan-pelatihan softskill seperti kemampuan berbicara didepan umum, bimbingan spiritual, bimbingan kedisiplinan, motivasi, studi lapang, dan hal-hal lain selain bantuan dana yang bersifat positif dan bermanfaat bagi mustahik. Program ini pada akhirnya mampu menciptakan sebuah koperasi yang dikelola secara mandiri oleh mustahik dan bermanfaat untuk mustahik itu sendiri.

Karakteristik Kepala Keluarga Mustahik

Responden dalam penelitian ini berjumlah 121 orang yang terdiri atas mitra atau mustahik binaan Masyarakat Mandiri Dompet Dhuafa. Responden yang diwawancarai meliputi kepala keluarga ataupun orang yang berperan dalam menunjang kegiatan perekonomian didalam keluarga tersebut. Karakteristik kepala keluarga mustahik tersebut akan disajikan dalam tabel 7 sebagai berikut :

Tabel 7 Karakteristik Kepala Keluarga Mustahik

Karakterisik Jumlah Persentase

Jenis Kelamin Laki-Laki Perempuan 102 19 85 15 Usia 15-39 40-64 >64 30 84 7 24.80 69.42 5.78 Status Pernikahan Menikah Duda/janda 102 19 85 15 Pendidikan Tidak sekolah SD SMP SMA >SMA 6 70 26 17 2 4.96 57.85 21.49 14.04 1.66 Pekerjaan Pedagang Petani Buruh Tenaga kerja kontrak Supir Lainnya 48 29 21 11 8 4 39.66 23.96 17.35 9.09 6.61 3.33 Ukuran Keluarga 1-3 orang 4-6 orang >6 orang 17 93 11 14.04 76.85 9.11

Sumber : Data Primer (2015)

Berdasarkan Tabel 7 mayoritas kepala keluarga mustahik mitra dampingan Masyarakat Mandiri Dompet Dhuafa Kabupaten Bogor berjenis kelamin laki-laki dengan persentase sebesar 85 persen. Sedangkan, kepala keluarga dengan jenis kelamin perempuan hanya sebesar 15 persen. Persentase ini juga sama dengan persentase status pernikahan, artinya kepala keluarga dengan jenis kelamin perempuan sudah tidak menikah atau janda dan kepala keluarga dengan jenis

kelamin laki-laki masih memiliki status pernikahan yang utuh dan keluarga lengkap. Kepala keluarga tersebut mayoritas juga berada pada usia produktif yaitu usia 15-64 tahun. Rentang usia kepala keluarga terbanyak berada pada rentang usia 40-64 tahun yaitu sebesar 69.42 persen, sedangkan untuk rentang usia 15-39 tahun terdapat sebesar 24.80 persen. Untuk kepala keluarga yang berada pada usia tidak produktif atau lebih dari 64 tahun terdapat sebesar 5.78 persen. Tingkat pendidikan kepala keluarga dapat dikatakan tergolong rendah karena mayoritas kepala keluarga hanya memiliki pendidikan setara Sekolah Dasar (SD) yaitu sebanyak 70 orang atau sebesar 57.85 persen bahkan 4.96 persen dari kepala keluarga tidak pernah bersekolah. Kepala keluarga dengan pendidikan SMP terdapat sebanyak 26 orang atau sebesar 21.49 persen, pendidikan SMA sebanyak 17 orang atau sebesar 14,04 persen dan terdapat dua orang yang berpendidikan diatas SMA yaitu S1 dan D3.

Dari aspek pekerjaan, mayoritas pekerjaan kepala keluarga adalah pedagang atau wirausaha seperti warung kelontong, nasi uduk, gorengan, warung sembako, dan lain-lain. Jumlah kepala keluarga yang bekerja sebagai pedagang atau wirausaha yaitu sebanyak 48 orang atau sebesar 39.66 persen. Pekerjaan lain yang cukup banyak dilakukan oleh kepala keluarga mustahik adalah petani yang meliputi Petani ikan sebagai mayoritas dan Petani perkebunan lainnya. Jumlah kepala keluarga yang bekerja sebagai Petani sebanyak 29 orang atau sebesar 23.96 persen. Kepala keluarga yang bekerja sebagai Buruh yaitu sebanyak 21 orang, buruh ini meliputi buruh serabutan dan juga pekerja kasar bangunan, secara persentase yaitu sebesar 17.35 persen. Kepala keluarga yang bekerja sebagai Tenaga kerja kontrak terdapat 11 orang atau secara persentase yaitu sebesar 9.09 persen. Kepala keluarga yang bekerja sebagai Supir sebanyak delapan orang atau sebesar 6.61 persen. Supir dalam hal ini mayoritas adalah supir angkutan kota dan beberapa supir mobil wisata. Kepala keluarga yang bekerja sebagai tukang ojek office boy, dan juga asisten rumah tangga dikategorikan pada kategori pekerjaan lainnya yaitu sebanyak empat orang atau sebesar 3.33 persen. Ukuran tanggungan keluarga mayoritas berukuran 4-6 orang dengan jumlah 93 keluarga atau sebesar 76.85 persen, ukuran ini tergolong sedang. Untuk ukuran keluarga 1-3 orang dapat dikategorikan sebagai ukuran keluarga kecil dalam data ini berjumlah 17 keluarga dengan persentase 14.04, dan ukuran keluarga dengan ukuran keluarga lebih dari 6 orang terdapat sebanyak 11 keluarga atau sebesar 9.11 persen ukuran keluarga lebih dari enam orang ini dapat dikategorikan sebagai ukuran keluarga besar dengan tanggungan keluarga yang relatif cukup berat.

Analisis Dampak Pendistribusian Dana Zakat terhadap Perubahan Pendapatan Rumah Tangga Mustahik

Berdasarkan hasil pengolahan data pendapatan rumah tangga mustahik dengan uji t-statistik data berpasangan, maka didapatkan hasil signifikansi sebesar 0.000. Nilai signikansi ini lebih kecil dari taraf nyata 5 persen sehingga tolak H0.

Artinya artinya pendapatan rumah tangga mustahik setelah mendapatkan bantuan

dana zakat produktif berbeda nyata pada taraf α = 5 persen terhadap pendapatan

statistik data berpasangan ini juga menunjukkan rata-rata pendapatan rumah tangga mustahik sebelum dan sesudah menerima bantuan dana zakat produktif. Rata-rata pendapatan rumah tangga mustahik sebelum mendapatkan bantuan dana zakat produktif yaitu sebesar Rp 874 000 dimana rata-rata ini berada dibawah garis kemiskinan material. Selanjutnya rata-rata pendapatan rumah tangga mustahik setelah mendapatkan bantuan dana zakat produktif meningkat menjadi Rp 2 160 000, dimana rata-rata ini berada diatas garis kemiskinan material. Sehingga dapat disimpulkan bahwa bantuan dana zakat produktif memberikan perubahan dan pengaruh nyata pada tingkat pendapatan rumah tangga mustahik. Hasil uji t statistik dua sampel berpasangan ini tidak bertentangan dengan hipotesis penelitian yang menyatakan bahwa terdapat perbedaan rata-rata pendapatan rumah tangga mustahik pada kondisi sebelum dan sesudah adanya pendistribusian dana zakat produktif dan juga bimbingan dari Masyarakat Mandiri Dompet Dhuafa.

Berikutnya, untuk melihat dampak zakat sebagai pengurang tingkat kemiskinan rumah tangga mustahik, maka dilakukan analisis kuadran CIBEST dan juga perhitungan indkes kemiskinan. Analisis kuadran CIBEST dan indeks kemiskinan dilakukan dengan pendekatan sebelum dan sesudah adanya bantuan dana zakat produktif dan bimbingan. Apabila terdapat perubahan jumlah rumah tangga mustahik pada analisis kuadran CIBEST serta terdapat juga perubahan pada indeks kemiskinan maka dapat dikatakan bahwa pemberian dana zakat produktif disertai bimbingan kepada rumah tangga mustahik memberikan dampak pada perubahan tingkat kemiskinan rumah tangga mustahik. Perubahan baik atau buruk dapat dilihat dari perubahan indeks kemiskinan yang meliputi indeks kemiskinan material, spiritual, dan kesejahteraan.

Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas

Uji validitas dalam penelitian ini berupaya melihat keabsahan lima komponen variabel skala Likert yang digunakan untuk menentukan skor kebutuhan spiritual rumah tangga mustahik. Lima variabel yang di uji validitas nya adalah variabel shalat, puasa, zakat dan infak, lingkungan rumah tangga, serta kebijakan pemerintah. Berdasarkan hasil uji validitas didapatkan nilai rhitung untuk

masing-masing variabel adalah 0.744, 0.623, 0.592, 0.423, dan 0.804. Nilai rhitung

jika dibandingkan dengan nilai rtabel maka seluruh nilai rhitung lebih besar dari nilai

rtabel yaitu 0.3610. Artinya seluruh variabel yang meliputi variabel shalat, puasa,

zakat, lingkungan rumah tangga, dan kebijakan pemerintah merupakan variabel yang valid dalam menghasilkan skor untuk mengetahui tingkat kemiskinan spiritual yang dialami rumah tangga mustahik.

Selanjutnya, untuk uji reliabilitas didapatkan nilai alpha sebesar 0.655. Nilai ini juga lebih besar dari nilai rtabel yaitu 0.3610. Artinya seluruh variabel yang

digunakan untuk menentukan tingkat kemiskinan keluarga mustahik dalam penelitian ini bersifat reliabel.

Analisis Kuadran CIBEST pada Tingkat Kemiskinan Rumah Tangga

Mustahik sebelum Mendapatkan Bantuan Dana Zakat dan Bimbingan dari Masyarakat Mandiri dan Dompet Dhuafa

Kuadran CIBEST terdiri atas empat kategori tingkat kemiskinan rumah tangga mustahik yaitu sejahtera, kemiskinan material, kemiskinan spiritual, dan kemiskinan absolut. Berdasarkan data yang didapatkan melalui wawancara kepada mustahik, maka tingkat kemiskinan rumah tangga mustahik dapat diplotkan kedalam kuadran CIBEST dengan besaran pembagian kategori sebagai berikut :

Gambar 5 Kuadran CIBEST sebelum mendapat bantuan dana zakat produktif dan bimbingan

Sumber : Data primer 2015

Berdasarkan data terdapat tiga rumah tangga mustahik yang masuk dalam kategori sejahtera. Kuadran I terletak pada sumbu positif baik pada garis kemiskinan material dan juga garis kemiskinan spiritual. Hal ini menggambarkan bahwa sebanyak tiga rumah tangga mustahik mampu memenuhi kebutuhan material dan kebutuhuan spiritual nya walaupun belum mendapatkan bantuan dana zakat dan bimbingan dari Masyarakat Mandiri Dompet Dhuafa. Hal ini dapat disebabkan oleh dua hal yaitu, pertama adanya perbedaan penentuan garis kemiskinan dan yang kedua walaupun pendapatan dan tingkat kemiskinan material berada diatas garis kemiskinan namun secara fisik ketiga rumah tangga ( + ) ( - ) GARIS KEMISKINAN SPIRITUAL ( - ) GARIS KEMISKINAN ( + ) MATERIAL Miskin Material 97 Rumah Tangga (Kuadran II) Sejahtera 3 Rumah Tangga (Kuadran I) Miskin Absolut 15 Rumah Tangga (Kuadran IV) Miskin Spiritual 6 Rumah Tangga (Kuadran III)

mustahik tersebut mempunyai kekurangan baik dari tempat tinggal ataupun tempat usaha. Selain itu, Masyarakat Mandiri juga memperhatikan aspek kemauan dalam mengembangkan usaha yang telah dijalankan oleh rumah tangga mustahik.

Berikutnya, kuadran II menggambarkan rumah tangga mustahik yang masuk dalam kategori miskin material. Kuadran II ini terletak di sumbu negatif pada garis kemiskinan material dan terletak di sumbu positif pada garis kemiskinan spiritual. Oleh karena itu pada kuadran II digambarkan bahwa sebanyak 97 rumah tangga mustahik mengalami kondisi kemiskinan material yang artinya rumah tangga tersebut sudah mampu mencukupi kebutuhan spiritual tetapi belum mampu mencukupi kebutuhan material tanpa adanya bantuan dana zakat dan bimbingan dari Masyarakat Mandiri Dompet Dhuafa. Rumah tangga mustahik yang masuk dalam kategori kemiskinan material ini adalah rumah tangga yang diutamakan dalam hal menerima bantuan dana zakat produktif. Hal ini untuk membantu mengembangkan skala usaha yang dilakukan oleh rumah tangga mustahik.

Selanjutnya, pada kuadran III, kuadran ini terletak di sumbu negatif pada garis kemiskinan spiritual dan di sumbu positif pada garis kemiskinan material, sehingga kuadran III menggambarkan kemiskinan spiritual yang dialami rumah tangga mustahik. Sebelum mendapatkan bantuan dana zakat dan bimbingan dari Masyarakat Mandiri Dompet Dhuafa, terdapat enam rumah tangga mustahik yang masuk kedalam kategori miskin spiritual. Artinya enam rumah tangga mustahik tersebut sudah mampu memenuhi kebutuhan material tetapi belum mampu memenuhi kebutuhan spiritual.

Kuadran yang terakhir adalah kuadran IV, kuadran ini terletak di sumbu negatif baik pada garis kemiskinan spiritual dan juga garis kemiskinan material, artinya rumah tangga yang masuk dalam kuadran IV dikategorikan kedalam rumah tangga yang mengalami kemiskinan absolut. Kemiskinan absolut menggambarkan rumah tangga mustahik yang tidak mampu mencukupi kebutuhan material dan kebutuhan spiritual nya. Ditemukan sebanyak 15 rumah tangga mustahik masuk dalam kategori miskin absolut ketika sebelum adanya bantuan zakat dan bimbingan dari Masyarakat Mandiri Dompet Dhuafa.

Secara umum dapat dikatakan bahwa berdasarkan analisis kuadran CIBEST pada kondisi sebelum adanya bantuan zakat dan bimbingan dari Masyarakat Mandiri Dompet Dhuafa, rumah tangga mustahik terbanyak berada pada kategori miskin material yaitu sebanyak 97 rumah tangga mustahik. Diluar kondisi rumah tangga mustahik yang sejahtera, kondisi rumah tangga mustahik terbanyak selanjutnya berada pada kategori miskin absolut dan miskin spiritual yaitu masing-masing sebanyak 15 dan enam rumah tangga mustahik. Hal ini yang mendasari Masyarakat Mandiri Dompet Dhufa memberikan bantuan dana zakat dalam bentuk modal usaha, dengan tujuan menurunkan tingkat kemiskinan rumah tangga mustahik dan mampu menjadikan rumah tangga mustahik memiliki usaha yang mandiri dan berkelanjutan.

Analisis Kuadran CIBEST pada Tingkat Kemiskinan Rumah Tangga

Mustahik setelah ada Bantuan Dana Zakat dan Bimbingan dari Masyarakat Mandiri Dompet Dhuafa

Bantuan yang diberikan oleh Masyarakat Mandiri Dompet Dhuafa dalam bentuk modal usaha dan bimbingan kepada rumah tangga mustahik, diharapkan mampu meningkatkan jumlah rumah tangga mustahik yang masuk dalam kategori sejahtera. Selain itu, diharapkan juga mampu menurunkan jumlah rumah tangga mustahik yang masuk dalam kategori miskin material, miskin spiritual, dan miskin absolut. Berikut analisis kategori tingkat kemiskinan rumah tangga mustahik setelah adanya bantuan dana zakat dan bimbingan dari Masyarakat Mandiri Dompet Dhuafa.

Gambar 6 Kuadran CIBEST setelah mendapat bantuan dana zakat produktif dan bimbingan

Sumber : Data primer 2015

Kuadran I yang menggambarkan jumlah rumah tangga mustahik yang sejahtera atau dapat memenuhi kebutuhan material dan kebutuhan spiritual berjumlah sebanyak 80 rumah tangga mustahik. Sedangkan untuk kuadran II, kuadran yang menggambarkan jumlah rumah tangga mustahik yang mengalami kondisi miskin material, jumlah rumah tangga yang masuk dalam kategori miskin spiritual sebanyak 37 rumah tangga mustahik. Selanjutnya, untuk kuadran III, kuadran yang menggambarkan kondisi miskin spiritual rumah tangga mustahik, ( + ) ( - ) GARIS KEMISKINAN SPIRITUAL ( - ) GARIS KEMISKINAN ( + ) MATERIAL Miskin Material 37 Rumah Tangga (Kuadran II) Sejahtera 80 Rumah Tangga (Kuadran I) Miskin Absolut 0 Rumah Tangga (Kuadran IV) Miskin Spiritual 4 Rumah Tangga (Kuadran III)

terdapat empat rumah tangga mustahik yang mengalami kondisi miskin spiritual. Selanjutnya untuk kuadran terakhir yaitu kuadran IV yang menggambarkan kondisi miskin absolut, dengan adanya bantuan dana zakat dan bimbingan dari Masyarakat Mandiri Dompet Dhufa jumlah rumah tangga mustahik yang mengalami miskin absolut sebanyak nol rumah tangga mustahik atau tidak ada rumah tangga mustahik yang mengalami kondisi miskin absolut.

Berdasarkan analisis kuadran CIBEST yang telah dilakukan, antara kondisi sebelum ada bantuan dana zakat dan bimbingan dengan kondisi setelah ada bantuan dana zakat dan bimbingan, terjadi perubahan proporsi jumlah rumah tangga mustahik yang berada di masing-masing kuadran CIBEST. Perubahan tersebut diperlihatkan dalam Tabel 8 sebagai berikut :

Tabel 8 Perubahan jumlah rumah tangga mustahik (analisis kuadran CIBEST)

Kuadran Jumlah Rumah Tangga mustahik

Sebelum ada Bantuan Dana Zakat dan

Bimbingan

Setelah Bantuan Dana Zakat dan

Bimbingan Kuadran 1 (Sejahtera) 3 80 Kuadran II (Miskin Material) 97 37 Kuadran III (Miskin Spiritual) 6 4 Kuadran IV (Miskin Absolut) 15 0

Total Rumah Tangga

Mustahik 121 121

Sumber : Data Primer 2015 (diolah)

Berdasarkan data dari Tabel 8, terlihat bahwa terjadi perubahan dari masing masing kuadran. Kuadran I menggambarkan perubahan jumlah rumah tangga mustahik yang sejahtera saat setelah ada bantuan dana zakat dan bimbingan serta saat sebelum ada bantuan dana zakat dan bimbingan. Jumlah rumah tangga mustahik yang sejahtera saat sebelum adanya bimbingan berjumlah tiga rumah tangga mustahik. Adanya bantuan dana zakat membuat jumlah rumah tangga mustahik yang sejahtera meningkat menjadi 80 rumah tangga mustahik sejahtera. Selanjutnya, pada kuadran II, terjadi perubahan jumlah rumah tangga mustahik yang mengalami kondisi miskin material. Hal ini menandakan bahwa dengan adanya bantuan dana zakat dan bimbingan dari Masyarakat Mandiri Dompet Dhuafa, jumlah rumah tangga mustahik yang mengalami kondisi miskin material dapat berkurang. Jumlah rumah tangga mustahik yang mengalami kondisi miskin material saat sebelum ada bantuan dana zakat dan bimbingan berjumlah 97 rumah tangga mustahik, lalu dengan adanya bantuan dana zakat dan bimbingan, jumlah

Dokumen terkait