Analisis Analisis User (Pengguna)
Karakteristik mahasiswa dan dosen pada program strata satu (S1) khususnya jurusan ilmu komputer terkait budaya dalam berbagi pengetahuan untuk pembelajaran pada IPB dan UNPAK merupakan sistem yang berbeda yang dituangkan dalam bentuk kurikulum. IPB merupakan salah satu universitas yang dibangun pada tanggal 1 september 1963 sebagai bentuk pemikiran visioner dari pemimpin bangsa dan mereka yang peduli tentang universitas pertanian. Sehingga bangsa yang besar ini memiliki sebuah universitas kelas dunia dengan kompetensi dibidang pertanian, bioscience, dan berbagai bidang terkait. Hal ini dimaksudkan untuk memperkuat ketahanan pangan, bioenergi, penciptaan lapangan kerja, pengentasan kemiskinan, dan melestarikan lingkungan. Terbentuknya IPB pada tanggal 1 september 1963 berdasarkan keputusan Menteri Perguruan Tinggi dan Ilmu Pengetahuan (PTIP) Nomor 92/1963 yang kemudian disetujui oleh presiden pertama RI dengan Keputusan No. 279/1965. Program strata satu di IPB adalah program kuliah empat tahun. Sejak tahun 2005, IPB telah menawarkan kurikulum kecil besar yang menawarkan lebih dari 500 kombinasi kompetensi. Kesempatan ini memungkinkan lulusan IPB untuk memperoleh kompetensi ganda, bahkan gelar ganda untuk memungkinkan mereka bersaing di pasar kerja. Kompetensi mereka tidak terbatas pada kegiatan pertanian, tetapi juga di luar dari kegiatan pertanian yang meliputi, agribisnis, dan agroindustri.
Begitu juga sebaliknya dengan UNPAK, merupakan kelanjutan dari Universitas Bogor (UNBO) yang berkiprah selama hampir dua dekade sampai dengan tahun 1980. Beberapa perguruan tinggi swasta pada tahun 1977 berfusi
dengan universitas ini yaitu Akademi Pariwisata, Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan (IKIP) PGRI, Akademi Bahasa Asing, Akademi Sekretaris Manajemen Internasional dan Akademi Ilmu Agama Islam dengan badan penyelenggara Yayasan Perguruan Tinggi Bogor (YPTB). Tanggal 1 november 1980, UNBO secara resmi berganti nama menjadi Universitas Pakuan (UNPAK) dibawah Yayasan Kartika Siliwangi pembina UNPAK (YKS-PUP), yayasan baru yang dibentuk oleh Yayasan Kartika Siliwangi sebagai pengganti YPTB seperti tersurat dalam surat keputusan No. Skep/27/YKS/VIII-A/10/1980. Setelah itu Berdasarkan keputusan rapat badan pengurus YKS-PUP tanggal 23 oktober 2002 YKS-PUP berubah nama menjadi Yayasan Pakuan Siliwangi (YPS). Yayasan baru ini telah melepaskan diri dari hubungan organisatoris dengan YKS di Bandung. Pada tahun 2007 ini telah diperbaharuinya ijin operasional penyelenggaraan program studi di lingkungan UNPAK oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (DIKTI) sebanyak 24 program studi, sehingga 100 % program studi di UNPAK telah memiliki ijin operasional.
Dengan demikian pada masing-masing universitas khususnya program studi memiliki keahlian khusus di mana pencapaianya sesuai dengan latar belakang universitasnya. IPB khususnya, pada program ilmu komputer lebih mengarah kepada pemanfaatan illmu komputer dalam bidang pertanian. Sedangkan pada UNPAK khusnya pada program ilmu komputer lebih mengarah pada program unggulan Elektronika. Oleh karena itu untuk dapat mengkolaborasikan pengetahuan dan sumber belajar diperlukan campur tangan perguruan tinggi masing-masing yang memiliki ilmuwan, peneliti, innovator, dan
creator dalam bidang teknologi informasi dan komunikasi serta berpengetahuan dalam bidangnya masing- masing. Sehingga dapat mengkolaborasikan pengetahuan mereka untuk pencapaian pembelajaran.
Analisis user (pengguna) yang telah dilakukan pada pengumpulan kebutuhan pembelajaran mahasiswa dan dosen. Untuk memahami karakteristik terkait budaya dalam berbagi pengetahuan untuk pembelajaran pada IPB dan UNPAK yang telah diterapkan pada universitas masing-masing. Sehingga menghasilkan data terkait pengembangan sistem pendukung manajemen pengetahuan antar universitas (studi kasus IPB dan UNPAK) yang ingin diterapkan. Dari hasil wawancara dan survei dengan total 34 reponden untuk user,
di mana rinciannya 26 reponden untuk mahasiswa (IPB 6 responden, UNPAK 20 responden) , dan 8 responden untuk dosen (IPB 4 responden , UNPAK 4 responden) maka dihasilkan data sebagai berikut.
1. Kebutuhan mahasiswa untuk pembelajaran.
Pada dasarnya pengumpulan kebutuhan mahasiswa untuk pembelajaran (IPB dan UNPAK) yang ditunjukkan pada Gambar 7, terbagi atas 4 kategori dalam satu kuesioner. Di mana 4 kategori ini terdiri dari komputer dan internet pribadi (K1), pemanfaatan media pembelajaran (K2), infrastruktur dan pemanfaatan konten pembelajaran pada universitas (K3), dan pemanfaatan sistem pendukung manajemen pengetahuan untuk pembelajaran (K4).
Gambar 7 Perbandingan kebutuhan mahasiswa untuk pembelajaran berdasarkan kategori
a. K1 merupakan kategori yang mengarah kepada fasilitas pribadi yang dimiliki mahasiswa sebagai penunjang kebutuhan dalam pembelajaran, baik jarak dekat dan jarak jauh seperti pada Gambar 8. Sehingga dalam pembelajaran tidak terbataskan waktu dan tempat. Pada Gambar 8, data menunjukkan bahwa pada mahasiswa IPB dalam kepemilikan fasilitas pribadi antara lain komputer/mobile phone, jenis komputer/mobile phone,
fasilitas internet dan manfaat internet yang mereka miliki dan gunakan. Secara pribadi tidak ada perbedaan dengan UNPAK berdasarkan tingkatan kelasnya. Rata-rata persentase pada Gambar 8 antara IPB dan UNPAK dijabarkan pada Gambar 7 berdasarkan kategorinya. Pada gambar 7, data menunjukkan bahwa untuk IPB adalah 78.43% dan UNPAK 71.47% dalam kepemilikan fasilitas pribadi. Dengan kata lain bahwa mahasiswa IPB dan UNPAK berada pada kategori moderen dalam kepemilikan fasilitas pribadi berdasarkan sub-total per kriteria (Indrajit 2014). Ini menunjukkan bahwa mereka menyadari dalam menunjang sistem pembelajaran dibutuhkan alat bantu berupa alat elektronik.
0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% K1 K2 K3 K4 71.47 71.43 52.33 55.91 78.43 72.22 71.84 56.06 UNPAK IPB
Gambar 8 Komputer dan internet pribadi mahasiswa (K1)
b. K2 merupakan kategori yang mengarah kepada pemanfaatan media/alat pembelajaran yang digunakan mahasiswa IPB dan UNPAK seperti pada gambar 9. Pemanfaatan media pembelajaran antara lain, rata-rata penggunaan media, jenis media yang digunakan, kendala yang biasa dialami, pengaruh pembelajaran tanpa adanya media, dan manfaat media pembelajaran. Rata-rata persentase pada Gambar 9 antara IPB dan UNPAK dijabarkan pada Gambar 7 berdasarkan kategorinya. Pada gambar 7 data menunjukkan bahwa perbandingan penggunaan media pembelajaran pada IPB dan UNPAK tidak ada perbedaan berdasarkan tingkatan kelasnya. Sehingga rata-rata persentase seperti pada gambar 7 data menunjukkan pada IPB adalah 72.22% dan UNPAK 71.43% dalam pemanfaatan media pembelajaran. Dengan demikian dalam pemanfaatan media pembelajaran pada IPB dan UNPAK berada pada kategori moderen berdasarkan sub-total per kriteria (Indrajit 2014). Sehingga dalam kepemilikan fasilitas pribadi (KI) sejalan dengan pemanfaatan media pembelajaran (K2). Ini menunjukkan baik mahasiswa IPB dan UNPAK menyadari begitu pentingnya alat elektronik secara pribadi guna mendukung pembelajaran dengan memanfaatkan fasilitas yang ada pada universitas masing-masing.
0% 20% 40% 60% 80% 100%
Memiliki komputer/mobile phone pribadi
Jenis Komputer/Mobile Phone yang dimiliki
Mempunyai koneksi internet pribadi Media jaringan internet yang digunakan
Manfaat Internet pada pendidikan saat ini 100 88 75 21 99 100 90 100 37 100 IPB UNPAK
Gambar 9 Pemanfaatan media pembelajaran mahasiswa (K2)
c. K3 merupakan kategori yang mengarah kepada infrastruktur dan pemanfaatan konten pembelajaran pada mahasiswa IPB dan UNPAK. Di mana K3 lebih menekankan pada infrastruktur yang disediakan oleh universitas untuk mendukung proses pembelajaran seperti pada Gambar 10, antara lain bahan kuliah digital, referensi pembelajaran, area hotspot, tempat diskusi, laboratorium komputer, dan pemanfaatan berbagai fasilitas lainnya. Pada Gambar 10 data menunjukkan secara persentase ada perbedaan berdasarkan tingkatan kelasnya antara IPB dan UNPAK dalam fasilitas dan pemanfaatan konten pembelajaran. Rata-rata persentase pada Gambar 10 antara IPB dan UNPAK di jabarkan pada Gambar 7 berdasarkan kategorinya. Terlihat pada gambar 7, rata-rata persentase untuk IPB 71,34% dan UNPAK 52,33%. Ini mengartikan pada IPB dalam pelaksanaannya berada pada kategori infrastruktur dan konten yang telah tersistem/diimplementasikan. Berbeda dengan UNPAK, dalam pelaksanaannya berada pada kategori infrastruktur dan konten yang terstruktur/yang baru akan diimplementasikan berdasarkan sub-total per kriteria (Indrajit 2014). Sehingga ini mengartikan ada perbedaan dari segi infrastruktur antara IPB dan UNPAK. Dikarenakan IPB merupakan universitas negeri yang setiap tahunnya mendapatkan anggaran dana bantuan dari pemerintah. Berbeda dengan UNPAK merupakan universitas swasta, yang harus mengelolah dan mencari sponsor untuk keuangan mereka agar dapat terpenuhinya infrastruktur yang memadai.
0% 20% 40% 60% 80% 100%
Menggunakan alat bantu pembelajaran Jenis media pembelajaran yang
digunakan
Kendala yang dialami media pembelajaran Pengaruh pembelajaran tanpa media Media dapat membantu pembelajaran
95 92 23 78 88 100 73.33 33.33 80 96.67 IPB UNPAK
Gambar 10 Infrastruktur dan konten pembelajaran mahasiswa (K3)
d. K4 merupakan kategori yang mengarah kepada pemanfaatan sistem pendukung manajemen pengetahuan untuk pembelajaran. Dengan kata lain keinginan ataupun harapan yang diinginkan terhadap pengembangan sistem tersebut, fasilitas yang diinginkan dalam sistem serta pemanfaatan berbagai sosial media dalam berbagi pengetahuan seperti pada Gambar 11. Rata-rata persentase pada Gambar 11 antara IPB dan UNPAK dijabarkan pada Gambar 7 berdasarkan kategorinya. Pada gambar 7, data menunjukkan untuk IPB 56.06% dan UNPAK 55.91%. Oleh karena itu tidak ada perbedaan berdasarkan tingkatan kelasnya dan berada pada kategori pemanfaatan sistem pendukung manajemen pengetahuan untuk pembelajaran yang mahir berdasarkan sub-total per kriteria (Indrajit 2014). Sehingga baik IPB dan UNPAK mempunyai harapan maupun keinginan yang sejalan dalam pemanfaatan sistem pendukung manajemen pengetahuan untuk pembelajaran.
0% 50% 100%
Memiliki bahan ajar digital Dosen memberikan referensi Jenis referensi yang diberikan Asal referensi Tempat akses web Tempat kerja tugas
Bentuk tugas Cara kumpul tugas Tempat kirim tugas Dosen mendorong memanfaatkan web Manfaat ruangan diskusi Manfaat laboratorium komputer Manfaat area hotspot Cara bertanya di luar kelas
15 35 15 14 44 46 88 24 89 100 85 79 65 28 100 100 33.33 36.67 96.67 96.67 83.33 23.33 96.67 100 96.67 96.67 90 23.33 IPB UNPAK
Gambar 11 Pemanfaatan sistem pendukung manajemen pengetahuan untuk pembelajaran mahasiswa (K4)
Dengan demikian pada kuesioner pengumpulan kebutuhan mahasiswa untuk pembelajaran berdasarkan evaluasi secara keseluruhan dalam tingkat universitas (IPB dan UNPAK) pada Gambar 12, data menunjukkan ada perbedaan berdasarkan tingkatan kelasnya. Indrajit (2014) dalam mengevaluasi instrumen membagi 5 tingkatan kelas berdasarkan tingkat persentasenya, antara lain tingkat mula, tingkat pratama, tingkat madya, tingkat pranata, dan tingkat paripurna.
0% 20% 40% 60% 80% 100%
Setuju pembelajaran KMS cloud computing
Setuju kolaborasi KMS Universitas Fasilitas yang diinginkan pada KMS
Senang berbagi pengetahuan antara universitas
Format berbagi pengetahuan Menggunakan sosial media Jenis sosial media Perkuliahan menggunkan KMS Melihat KMS visualisasi animasi Optimis kolaborasi KMS 65 100 38 100 58 85 30 100 50 100 83.33 100 43.33 100 36.67 100 30 100 100 100 IPB UNPAK
Gambar 12 Perbandingan kebutuhan mahasiswa untuk pembelajaran secara keseluruhan (IPB dan UNPAK)
IPB dengan total persentase 66.26% berada pada tingkat pranata. Di mana tingkat pranata merupakan tingkat yang telah mengadopsi atau telah mengimplementasikan TIK pada universitasnya dan perlu adanya penekanan penggunaan TIK secara optimal. Berbeda dengan UNPAK, dengan total persentase 59.49% berada pada tingkat madya. Di mana tingkat madya merupakan target standart yang harus dicapai oleh perguruan tinggi.
2. Kebutuhan dosen untuk pembelajaran
Tidak berbeda jauh dengan kebutuhan mahasiswa, akan tetapi dalam kebutuhan ini lebih menekankan pada cara proses pengajaran yang biasa dilakukan dosen pada universitas masing-masing. Sehingga dalam analisis kebutuhan ini terbagi dalam 4 kategori seperti pada Gambar 13 antara lain pemanfaatan media ajar (K1), infrastruktur dan pemanfaatan konten pembelajaran pada universitas (K2), evaluasi pembelajaran (K3), serta pemanfaatan sistem pendukung manajemen pengetahuan untuk pembelajaran (K4).
Gambar 13 Perbandingan kebutuhan dosen untuk pembelajaran berdasarkan kategori 59,49% 66,26% UNPAK IPB 0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% K1 K2 K3 K4 70.37 69.59 66.00 60.58 64.81 65.54 59.00 40.38 UNPAK IPB
a. K1 merupakan kategori yang mengarah kepada pemanfaatan media ajar yang biasa digunakan oleh dosen IPB dan UNPAK. Pemanfaatan media ajar antara lain kepemilikan perangkat komputer/mobile phone, jenis komputer/mobile phone, penggunaan media ajar, jenis media ajar yang digunakan, kendala yang biasa dialami, pengaruh pembelajaran tanpa media, serta manfaat media pembelajaran. Data menunjukkan pada Gambar 14, tidak ada perbedaan berdasarkan tingkatan kelasnya. Rata-rata persentase pada Gambar 14 antara IPB dan UNPAK dijabarkan pada Gambar 13 berdasarkan kategorinya. Pada gambar 13 untuk IPB 64.81% dan UNPAK 70.37%. Oleh karena itu dalam pemanfaatan media ajar, IPB dan UNPAK berada pada ketegori moderen berdasarkan sub-total per kriteria (Indrajit 2014). Perlu adanya penekanan pemanfaatan media ajar secara optimal baik IPB dan UNPAK untuk kedepannya.
Gambar 14 Pemanfaatan media ajar dosen (K1)
b. K2 merupakan kategori yang mengarah kepada infrastruktur dan pemanfaatan konten pembelajaran untuk pengajaran pada universitas seperti Gambar 15. Antara lain referensi untuk pembelajaran, bentuk dan cara pengumpulan tugas, mendorong penggunaan web, cara bertanya di luar kelas, serta manfaat ruang diskusi dan laboratorium komputer. Data menunjukkan tidak ada perbedaan berdasarkan tingkatan kelasnya. Rata- rata persentase pada Gambar 15 antara IPB dan UNPAK dijabarkan pada Gambar 13 berdasarkan kategorinya. Pada Gambar 13 untuk IPB 65.54% dan UNPAK 69.59%. Ini mengartikan bahwa IPB dan UNPAK berada pada kategori infrastruktur yang moderen serta konten yang telah tersistem dengan baik berdasarkan sub-total per kriteria (Indrajit 2014).
0% 20% 40% 60% 80% 100%
Memiliki komputer/mobile phone Jenis komputer/mobile phone yang…
Penggunaan media ajar Jenis media ajar Kendala yang dialami media… Pengaruh pembelajaran tanpa media Media dapat membantu pembelajaran
100 100 100 40 25 85 90 100 90 100 20 20 85 95 IPB UNPAK
Gambar 15 Infrastruktur dan pemanfaatan konten pembelajaran dosen (K2) c. K3 merupakan kategori yang mengarah kepada evaluasi pembelajaran
pada IPB dan UNPAK seperti pada Gambar 16. Evaluasi pembelajaran antara lain antusiasme mahasiswa, hasil evaluasi belajar, cara pembelajaran, alternatif media, serta bentuk sumber belajar mandiri. Data menunjukkan ada perbedaan berdasarkan tingkatan kelasnya. Rata-rata persentase pada Gambar 16 antara IPB dan UNPAK dijabarkan pada Gambar 13 berdasarkan kategorinya. pada Gambar 13 untuk IPB 59.00% dan UNPAK 66.00%. Dengan kata lain pada IPB berada pada kategori evaluasi pembelajaran pada tingkat standar dan UNPAK pada tingkat mahir berdasarkan sub-total per kriteria (Indrajit 2014). Ini dikarenakan ada perbedaan dalam pemberian metode pengajaran pada universitas masing-masing.
0% 20% 40% 60% 80% 100%
Memberikan referensi untuk pembelajaran
Jenis referensi Cara memberikan referensi Jenis bentuk tugas Cara pengumpulan tugas Mendorong penggunaan web Cara mahasiswa bertanya di luar kelas Manfaat ruangan diskusi Manfaat laboratorium komputer
100 60 85 60 30 100 70 75 95 100 40 70 90 30 75 45 80 95 IPB UNPAK
Gambar 16 Evaluasi pembelajaran dosen (K3)
d. K4 merupakan kategori yang mengarah kepada pemanfaatan sistem pendukung manajemen pengetahuan untuk pembelajaran yang diinginkan dosen terhadap pengembangan sistem antara IPB dan UNPAK. Seperti pada Gambar 17 antara lain fasilitas yang diinginkan dalam sistem, serta pemanfaatan berbagai teknologi internet dan sosial media dalam berbagi pengetahuan. Rata-rata persentase pada Gambar 17 antara IPB dan UNPAK dijabarkan pada Gambar 13 berdasarkan kategorinya. Pada Gambar 13, data menunjukkan untuk IPB 40.38% dan UNPAK 60.58%. Dengan kata lain pada IPB berada pada kategori pemanfaatan sistem pendukung manajemen pengetahuan yang mahir. Sedangkan UNPAK pada kategori yang unggul berdasarkan sub-total per kriteria (Indrajit 2014). Ini mengartikan harapan dan keinginan dosen pada UNPAK dalam pemanfaatan sistem pendukung manajemen pengetahuan untuk pembelajaran lebih tinggi dari pada IPB.
0% 20% 40% 60% 80% 100%
Antusias terhadap pembelajajran Hasil evaluasi belajar Cara Pembelajaran Alternatif media pembelajaran Bentuk sumber belajar mandiri
90 80 80 40 40 75 80 75 35 30 IPB UNPAK
Gambar 17 Pemanfaatan sistem pendukung manajemen pengetahuan untuk pembelajaran dosen (K4)
Dengan demikian pada kuesioner pengumpulan kebutuhan dosen untuk pembelajaran (pengajaran) berdasarkan evaluasi secara keseluruhan dalam tingkat universitas (IPB dan UNPAK) pada Gambar 18, data menunjukkan ada perbedaan berdasarkan tingkatan kelasnya.
Gambar 18 Perbandingan kebutuhan dosen untuk pembelajaran secara keseluruhan (IPB dan UNPAK)
0% 20% 40% 60% 80% 100%
Setuju pembelajaran KMS cloud computing
Setuju kolaborasi KMS Universitas Fasilitas yang diinginkan pada KMS
Senang berbagi pengetahuan antara universitas
Memiliki web/blog Menggunakan web/blog untuk edukasi Sering menggunakan web/blog Menggunakan sosial media Jenis sosial media Optimis kolaborasi KMS 100 100 65 100 50 100 55 75 30 100 100 75 30 100 40 50 35 50 10 100 IPB UNPAK 64,99% 53,44% UNPAK IPB
IPB dengan total persentase 53.44% berada pada tingkat madya. Tingkat madya merupakan target standart yang harus dicapai oleh perguruan tinggi. Berbeda dengan UNPAK, dengan total persentase 64.99% berada pada tingkat pranata. Di mana tingkat pranata merupakan tingkat yang telah mengadopsi atau telah mengimplementasikan TIK pada universitasnya dan perlu adanya penekanan penggunaan TIK secara optimal. Pada pengumpulan kebutuhan dosen untuk pembelajaran pada universitas, ada perbedaan yang begitu mendasar yaitu dalam menerapkan pembelajaran dengan memanfaatkan sosial media. Pada IPB sekitar 50% yang menggunakan sosial media, sedangkan UNPAK 75%. Ini menunjukkan kurangnya pemanfaatan sosial media pada IPB dalam memberikan pembelajaran. Oleh karena itu mengapa perbandingan kebutuhan dosen dalam pembelajaran pada IPB sangat timpang dengan kebutuhan pembelajaran pada mahasiswa. Oleh karena itu perlu adanya peningkatan dalam pemanfaatan sosial media untuk pembelajaran dan berbagi pengetahuan pada IPB.
Analisis Stakeholders
Pada tahap ini dilakukan analisis terhadap pendapat dan kebijakan- kebijakan yang akan diambil pemangku kepentingan pada universitas masing- masing. Di mana dalam melihat kesiapan institusi untuk dapat menerapkan sistem pendukung manajemen pengetahuan antar universitas kedepan. Analisis yang dilakukan terbagi 2 jenis kategori dalam pengumpulan kebutuhan untuk pembelajaran. Antara lain dari segi pelatihan TIK dan fasilitas yang dimiliki (K1), dan pemanfaatan sistem pendukung manajemen pengetahuan untuk pembelajaran (K2). Sehingga dihasilkan data pada Gambar 19 sebagai berikut.
Gambar 19 Perbandingan kebutuhan stakeholders untuk pembelajaran berdasarkan kategori
a. K1 merupakan kategori yang mengarah pada pelatihan TIK dan fasilitas internet, yang merupakan infrastruktur yang dimiliki masing-masing universitas. Sehingga dapat diukur kesiapan masing-masing universitas dalam pelaksanaan sistem pendukung manajemen pengetahuan. Berdasarkan data yang terdapat pada Gambar 20 menunjukkan tidak ada perbedaan berdasarkan tingkatan kelasnya antara IPB dan UNPAK. Rata- rata persentase pada Gambar 20 antara IPB dan UNPAK dijabarkan pada Gambar 19 berdasarkan kategorinya. Pada Gambar 19 untuk IPB 67% dan UNPAK 67%. Ini mengartikan bahwa dari segi pelatihan TIK dan fasilitas
60% 65% 70% 75% K1 K2 67 71.79 67 74.36 UNPAK IPB
yang dimiliki IPB dan UNPAK berada pada kategori tingkat pranata berdasarkan sub-total per-kriteria (Indrajit 2014). Ini menunjukkan kualitas SDM yang terdapat pada IPB dan UNPAK sangat mumpuni dan tidak ada perbedaan antara kedua belah pihak. Dikarenakan program pelatihan SDM yang dilakukan berjalan dengan baik yang didukung dengan fasilitas yang memadai.
Gambar 20 Pelatihan TIK dan fasilitas internet stakeholders (K1)
b. K2 merupakan kategori yang mengarah pada harapan dan juga keinginan para pemangku kebijakan terkait pemanfaatan sistem pendukung manajemen pengetahuan untuk pembelajaran. Pada Gambar 21 tidak ada perbedaan berdasarkan tingkatan kelasnya berdasarkan sub-total per- kriteria (Indrajit 2014). Rata-rata persentase pada Gambar 21 antara IPB dan UNPAK dijabarkan pada Gambar 19 berdasarkan kategorinya. Pada Gambar 19 untuk IPB 71.79% dan UNPAK 74.36%. Sehingga IPB dan UNPAK berada pada kategori tingkat pranata dalam pemanfaatan sistem pendukung manajemen pengetahuan untuk pembelajaran. Ini mengartikan harapan dan keinginan dalam pemanfaatan sistem pendukung manajemen pengetahuan baik IPB dan UNPAK sejalan dengan harapan masing- masing universitas.
0% 20% 40% 60% 80% 100%
Memiliki email account Program pelatihan TIK Frekuensi pelatihan TIK Target pelatihan TIK Jenis pelatihan Pengelola pelatihan TIK Area khusus internet Frekunsi akses internet
77.78 100 46.67 73.33 53.33 100 100 66.67 100 100 40 66.67 46.67 100 100 73.33 IPB UNPAK
Gambar 21 Pemanfaatan sistem pendukung manajemen pengetahuan untuk pembelajaran stakeholders (K2)
Sehingga berdasarkan tingkat kelasnya secara keseluruhan baik IPB dan UNPAK pada kuesioner pengumpulan kebutuhan stakeholders untuk pembelajaran pada Gambar 22 tidak ada perbedaan berdasarkan tingkatan kelasnya. Berdasarkan rata-rata persentase pada Gambar 22 untuk IPB 69.74% dan UNPAK 68.72% berada pada kategori tingkat pranata berdasarkan kelasnya (Indrajit 2014). Ini mengartikan secara keseluruhan baik dari segi SDM , fasilitas, dan juga harapan yang diinginkan IPB dan UNPAK sejalan dengan tujuan untuk dapat menerapkan sistem pendukung manajemen pengetahuan antar universitas.
Gambar 22 Perbandingan kebutuhan stakeholders untuk pembelajaran secara keseluruhan (IPB dan UNPAK)
Analisis Infrastruktur Pada Universitas
Setelah dilakukan analisis terhadap infrastruktur pada universitas masing- masing, ditemukan beberapa fasilitas yang telah memadai dalam melakukan proses berbagi pengetahuan untuk pembelajaran secara institusi khususnya pada program ilmu komputer seperti pada Tabel 2. Ini membuktikan bahwa dengan banyaknya fasilitas yang memadai pada universitas masing-masing telah
0% 50% 100%
Pengetahuan sistem Tingkat pemanfaatan sistem Metode pembelajaran KMS Kolaborasi sistem Prioritas strategis Optimis penggunaan sistem Kesediaan kolaborasi universitas
100 55.56 100 100 53.33 100 100 100 100 100 100 40 100 66.67 IPB UNPAK 68,72% 69,74% UNPAK IPB
memenuhi syarat untuk dapat melakukan kolaborasi pembelajaran yang dapat meningkatkan kompetensi bidang keahlian tertentu.
Tabel 2 Infrastruktur IPB dan UNPAK
IPB UNPAK Web 1. http://ipb.ac.id/ 2. http://lms.ipb.ac.id/ 3. http://perpustakaan.ipb.ac.id/ 4. http://journal.ipb.ac.id/index .php/jika 5. http://alihjenis.cs.ipb.ac.id/id / 6. http://himalkom.ipb.ac.id/ 7. http://repository.ipb.ac.id/ 8. https://mail.ipb.ac.id/ 9. http://apps.cs.ipb.ac.id/sim/ 10. http://mail.student.ipb.ac.id/ 11. http://cs.ipb.ac.id/~cv/ 12. http://staff.ipb.ac.id/ 13. http://kemahasiswaan.ipb.ac. id/ 14. https://e5.onthehub.com/We bStore/Common/WebStore Message.aspx 15. http://student.ipb.ac.id/ 16. http://cs.ipb.ac.id/~bioinfo/ 1. http://fmipa- unpak.net/elearning 2. http://fmipa.unpak.ac.id/ 3. http://www.unpak.ac.id/
Fasilitas 1. Ruang kuliah di dramaga dan baranang siang. Berpusat di dramaga.
2. Perpustakaan departemen ilmu komputer memiliki kurang lebih 1500 eksemplar, dan juga jurnal nasional dan internasional serta majalah.
3. Laboratorium keilmuan
a. Net centic computing
(NCC) b. Computational intelegence (CI) c. Software Engineering and Information Sciences (SEIS) 4. Laboratorium komputer berlokasi di baranang siang dan dramaga terdiri dari 2 lab setiap lokasi, masing-
1. Laboratorium komputer memilki sekitar 600 PC yang tersebar di beberapa lab komputer dan lab riset dengan akses internet 24 jam. 2. Laboratorium riset a. laboratorium Desain Grafis b. laboratorium Multimedia c. Hardware Programming (Microcontroller) d. Visual Programming e. Geografis Information System (GIS).
3. Koneksi internet dengan bandwith 185 mbs dan tersedia layanan hotspot di beberapa tempat.
4. Perpustakaan prodi ilkom memiliki sekitar sebelas
IPB UNPAK masing lokasi dan setiap
labnya memiliki 50 komputer.
ribu koleksi buku, majalah, jurnal, laporan penelitian, termasuk pula laporan- laporan tugas akhir dan proyek Mahasiswa. Perpustakaan prodi ilkom juga dilengkapi dengan layanan on-line untuk
Digital Library.
5. E-learning, Perkuliahan
didukung oleh lingkungan pembelajaran online yang berpusat pada siswa, yaitu
E-learning.
Identifikasi Sumber Daya
Tabel 3 Tim sistem pendukung manajemen pengetahuan
Nama Tanggung Jawab
Muhammad Abrar Istiadi, S,Kom, M.kom