• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengembangan Sistem Pendukung Manajemen Pengetahuan Antar Universitas (Studi Kasus Ipb Dan Unpak).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengembangan Sistem Pendukung Manajemen Pengetahuan Antar Universitas (Studi Kasus Ipb Dan Unpak)."

Copied!
88
0
0

Teks penuh

(1)

PENGEMBANGAN SISTEM PENDUKUNG MANAJEMEN

PENGETAHUAN ANTAR UNIVERSITAS

(STUDI KASUS IPB DAN UNPAK)

FIRMANSYAH IBRAHIM

SEKOLAH PASCASARJANA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(2)
(3)

PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN

SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*

Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis berjudul Pengembangan Sistem Pendukung Manajemen Pengetahuan Antar Universitas (Studi Kasus IPB dan UNPAK), adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir tesis ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.

Bogor, September 2015

Firmansyah Ibrahim

(4)

RINGKASAN

FIRMANSYAH IBRAHIM. Pengembangan Sistem Pendukung Manajemen Pengetahuan Antar Universitas (Studi Kasus IPB dan UNPAK). Dibimbing oleh IRMAN HERMADI dan AGUS BUONO.

Dalam dunia pendidikan khususnya pada tingkatan universitas, pengetahuan tumbuh dan berkembang secara pesat didukung dengan kemajuan teknologi informasi. Hal ini mendorong perguruan tinggi untuk melakukan kolaborasi pengetahuan dalam bidang keahlian tertentu, sehingga dapat menyeragamkan pembelajaran dan meningkatkan kerja sama antar universitas. Program Studi Ilmu Komputer di Institut Pertanian Bogor (IPB) memiliki keunggulan dalam bidang pertanian, sedangkan Universitas Pakuan (UNPAK) memiliki keunggulan dalam bidang elektronika. Maka tujuan dari penelitian ini adalah membuat sistem pendukung manajemen pengetahuan untuk berbagi pengetahuan dalam pembelajaran antar IPB dan UNPAK. Dalam pengembangan sistem tersebut, arsitektur yang digunakan meliputi Joomla sebagai Content

Management System (CMS), Moodle sebagai E-learning System (ELS), dan

Hyper Text Markup Language (HTML) sebagai search engine. Sistem ini

dibangun menggunakan pendekatan Knowledge Management Sistem Life Cycle

(KMSLC).

Untuk memahami lebih dalam dilakukan analisis kebutuhan pembelajaran pada mahasiswa (n=26), dosen (n=8), dan stakeholder (n=6) dengan menggunakan kuisioner. Hasil penelitian menunjukkan bahwa persentase analisis kebutuhan pembelajaran pada mahasiswa di IPB sebesar 66.26% tergolong dalam tingkatan pranata, dan di UNPAK sebesar 59.49% tergolong dalam tingkatan madya. Sebaliknya, persentase analisis kebutuhan pembelajaran (pengajaran) pada dosen di IPB sebesar 53.44% tergolong tingkatan madya, dan pada UNPAK sebesar 64,99% tergolong tingkatan pranata. Selain itu, persentase hasil analisis kebutuhan pembelajaran pada stakeholder di IPB sebesar 67.74% dan di UNPAK sebesar 68.72%, keduanya tergolong dalam tingkat pranata. Tingkatan tersebut menunjukkan bahwa kedua unversitas ini dapat berkolaborasi efektif serta diimplemantasikan ke dalam sebuah sistem pendukung manajemen pengetahuan. Hasil dari implementasi sistem tersebut yaitu kombinasi tiga sistem berbeda berupa aplikasi berbasis web. Dengan adanya aplikasi ini, dapat membantu IPB dan UNPAK untuk melakukan kolaborasi pengetahuan dan pembelajaran.

Kata kunci: CMS joomla, ELS moodle, HTML search engine, knowledge

management system life cycle (KMSLC), sistem pendukung

(5)

SUMMARY

FIRMANSYAH IBRAHIM. Inter-University Knowledge Management Support System Development (Case Study IPB and UNPAK). Supervised by IRMAN HERMADI and AGUS BUONO.

The knowledge in the world of education, especially at university level grows and develops rapidly supported by advances in information technology. It encourages the universities to collaborates their knowledge in specific areas of expertise, which homogenize the learning and enhance the cooperation between the universities. Computer Science Program at the Bogor Agricultural University (IPB) has excellences in agriculture while the Pakuan University (UNPAK) has excellences in electronics. Thus, the aim of this study was to create a support system of knowledge management to knowledge sharing in learning between IPB and UNPAK. In this study, the architectures were used include Joomla as a Content Management System (CMS), Moodle as an E-learning System (ELS), and Hyper Text Markup Language (HTML) as the search engines. This system was created using the approach of Knowledge Management Systems Life Cycle (KMSLC).

To deeper understanding in this study, the learning needs analysis was conducted from students (n=26), lecturers (n=8), and the stakeholders (n=6) by using questionnaire. The result showed that the percentage of learning needs analysis of the students in IPB was 66.26 classified in institutions level, and in UNPAK was 59.49% classified in at intermediate level. In contrast, the percentage of learning needs analysis of the lecturers in IPB was 53.44% classified in an intermediate level, and in UNPAK was 64.99% classified in institutions level. Moreover, the percentage of learning needs analysis of stakeholder in IPB was 67.74%, and UNPAK was 68.72%, both were classified in institutions level. The levels indicate that both of universities could collaborate effectively and could be implemented into a support system of knowledge management. Results of the implementation a system was a combination of three different systems such as web-based applications. This application could assist IPB and UNPAK to conduct the collaboration of knowledge and learning.

Keywords: CMS joomla, ELS moodle, HTML search engine, knowledge

management system life cycle (KMSLC), support system of

(6)

© Hak Cipta Milik IPB, Tahun 2015

Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang

Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan atau menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau tinjauan suatu masalah; dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan IPB

(7)

PENGEMBANGAN SISTEM PENDUKUNG MANAJEMEN

PENGETAHUAN ANTAR UNIVERSITAS

(STUDI KASUS IPB DAN UNPAK)

FIRMANSYAH IBRAHIM

Tesis

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Ilmu Komputer

pada

Program Studi Ilmu Komputer

SEKOLAH PASCASARJANA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(8)
(9)
(10)

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Juli 2014 sampai April 2015 ini adalah sistem manajemen pengetahuan, dengan judul Pengembangan Sistem Pendukung Manajemen Pengetahuan Antar Universitas (Studi Kasus IPB dan UNPAK). Tesis ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Komputer pada Program Ilmu Komputer Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor. Pada kesempatan ini penulis menyampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih kepada :

1. Bapak Irman Hermadi, SKom MS PhD dan Bapak Dr Ir Agus Buono, MSi MKomselaku komisi pembimbing yang telah meluangkan waktu, tenaga dan pikiran sehingga tesis ini dapat diselesaikan.

2. Dr Eng Wisnu Ananta Kusuma, ST MT selaku dosen penguji yang telah memberikan arahan dan masukan untuk perbaikan tesis ini.

3. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi yang telah membiaya penelitian ini melalui Beasiswa Pendidikan Pasca Sarjana Dalam Negeri (BPP-DN) Tahun anggaran 2013.

4. Keluargaku tercinta bapak Ibrahim Golo, ibu Rosita Rustam, adik Ardiansyah Ibrahim dan Rezky Amalia yang selalu membantu dan mendoakan untuk kelancaran penyusunan laporan tesis ini.

5. Hardyanti Pratiwi yang selalu membantu dan mendoakan untuk kelancaran penyusunan laporan tesis ini.

6. Departemen Ilmu Komputer-FMIPA Institut Pertanian Bogor berserta seluruh staf sivitas akademika.

7. Departemen Ilmu Komputer-FMIPA Universitas Pakuan Bogor berserta seluruh staf sivitas akademika.

8. Rekan-rekan MKOM 15 yang setia berdiskusi dan membantu dengan ikhlas. Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penulisan tesis ini, namun demikian penulis berharap tesis ini dapat bermanfaat untuk bidang ilmu komputer, bidang pendidikan dan bidang umum lainnya.

Bogor, September 2015

(11)

DAFTAR ISI

2 TINJAUAN PUSTAKA 4

Defenisi Pengetahuan 4

Manajemen Pengetahuan 5

Sistem Manajemen Pengetahuan 6

Penggunaan Cloud Computing Untuk Pendidikan 6

Pemanfaatan Teknologi Pendidikan 7

Metode Belajar Mengajar Kreatif 7

WEB 7

Content Management System (CMS) Joomla 8

E-learning System (ELS) Moodle 9

Metode Pengujian Black Box 10

3 METODOLOGI PENELITIAN 10

Kerangka Pemikiran 10

Alur Tahapan Penelitian 11

Analisis 12

Identifikasi Sumber Daya 13

Identifikasi Sumber Pengetahuan 13

Perancangan Cetak Biru Manajemen Pengetahuan 14 Memverifikasi dan Memvalidasi Sistem Pendukung

Manajemen Pengetahuan 16

Implementasi Sistem Pendukung Manajemen Pengetahuan 17

4 HASIL DAN PEMBAHASAN 17

Analisis 17

Identifikasi Sumber Daya 33

Identifikasi Sumber Pengetahuan 34

Perancangan Cetak Biru Manajemen Pengetahuan 34 Memverifikasi dan Memvalidasi Sistem Pendukung

Manajemen Pengetahuan 42

Implementasi Sistem Pendukung Manajemen Pengetahuan 43

5 SIMPULAN DAN SARAN 45

Simpulan 45

Saran 45

DAFTAR PUSTAKA 46

LAMPIRAN 48

(12)

DAFTAR TABEL

1 Karakteristik pengetahuan tacit dan eksplisit (Yusup 2012) 13

2 Infrastruktur IPB dan UNPAK 32

3 Tim sistem pendukung manajemen pengetahuan 33

4 Lingkungan Pengembangan Sistem 37

5 Blacbox testing 42

(13)

DAFTAR GAMBAR

1 Model SECI (Nonaka dan Takeuchi 1995) 6

2 Infrastruktur Model (Ercan 2010) 7

3 CMS Joomla 9

4 ELS Moodle 10

5 Pengembangan sistem pendukung manajemen pengetahuan dengan

metode KMSLC (Awad dan Ghaziri 2010) 11

6 Arsitektur Sistem Pendukung Manajemen Pengetahuan

(Putri dan Pangaribuan 2009) 16

7 Perbandingan kebutuhan mahasiswa untuk pembelajaran

berdasarkan kategori 19

8 Komputer dan internet pribadi mahasiswa (K1) 20 9 Pemanfaatan media pembelajaran mahasiswa (K2) 21 10 Infrastruktur dan konten pembelajaran mahasiswa (K3) 22 11 Pemanfaatan sistem pendukung manajemen pengetahuan untuk

pembelajaran mahasiswa (K4) 23

12 Perbandingan kebutuhan mahasiswa untuk pembelajaran

secara keseluruhan (IPB dan UNPAK) 24

13 Perbandingan kebutuhan dosen untuk pembelajaran berdasarkan kategori 24

14 Pemanfaatan media ajar dosen (K1) 25

15 Infrastruktur dan pemanfaatan konten pembelajaran dosen (K2) 26

16 Evaluasi pembelajaran dosen (K3) 27

17 Pemanfaatan sistem pendukung manajemen pengetahuan untuk

pembelajaran dosen (K4) 28

18 Perbandingan kebutuhan dosen untuk pembelajaran

secara keseluruhan (IPB dan UNPAK) 28

19 Perbandingan kebutuhan stakeholders untuk pembelajaran

berdasarkan kategori 29

20 Pelatihan TIK dan fasilitas internet stakeholders (K1) 30 21 Pemanfaatan sistem pendukung manajemen pengetahuan untuk

pembelajaran stakeholders (K2) 31

22 Perbandingan kebutuhan stakeholders untuk pembelajaran

secara keseluruhan (IPB dan UNPAK) 31

23 Use case diagram sistem utama 35

24 Sketsa sistem pendukung manajemen pengetahuan IPB dan UNPAK 36 25 Interface sistem pendukung manajemen pengetahuan 38 26 CMS Joomla sistem kolaborasi IPB dan UNPAK 39

27 ELS moodle sistem pembelajaran 39

28 KMS IPB dan UNPAK 40

29 Forum berbagi pengetahuan 40

30 Halaman login admin 41

31 Halaman control panel CMS joomla 42

32 Hostinger sistem pendukung manajemen pengetahuan 44

(14)

DAFTAR LAMPIRAN

1 Kuesioner Pengumpulan Kebutuhan Dosen Untuk Pembelajaran 49 2 Kuesioner Pengumpulan Kebutuhan Mahasiswa Untuk Pembelajaran 56 3 Kuesioner Pengumpulan kebutuhan Stakeholders Untuk Pembelajaran 63

4 Kuesioner Pengujian Sistem 67

5 Activity diagram sistem pembelajaran 69

6 Activity diagram pencarian pengetahuan 70

7 Class diagram sistem pembelajaran dan berbagi pengetahuan 71

8 Sequence diagram sistem pembelajaran ELS 72

9 Sequence diagram KMS 72

(15)

1 PENDAHULUAN

Latar Belakang

Pengetahuan yang ada saat ini telah berkembang secara pesat, didukung oleh kemajuan teknologi informasi berbasis cloud computing. Banyaknya pengetahuan yang berlimpah membuat banyak organisasi tumbuh dan berkembang dari berbagai sektor bisnis dalam beberapa tahun ini, tidak terkecuali bidang pendidikan. Randeree (2006) menyatakan bahwa manajemen pengetahuan semakin berperan penting dalam berbagai sektor bisnis dari banyak organisasi karena mereka menyadari bahwa daya saing tergantung pada manajemen sumber daya intelektual yang efektif. Dalam dunia pendidikan khususnya universitas, pengetahuan merupakan suatu aset yang begitu penting di mana pengetahuan diciptakan, digunakan, dan disebarkan kepada orang banyak guna untuk kepentingan bersama. Serta turut mendukung program Pembelajaran Daring Indonesia Terbuka dan Terpadu (PDITT), Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (KEMDIKBUD) melalui Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (DIKTI). Bersama beberapa perguruan tinggi berpartisipasi untuk menyelenggarakan kuliah dalam meningkatkan kualitas pendidikan (menyetarakan kualitas pendidikan) di Indonesia (Rogeleonick 2014).

Cloud computing adalah paradigma teknologi baru yang menjanjikan

untuk memberikan solusi terhadap krisis keuangan saat ini yang dihadapi oleh universitas. Migrasi dari sistem tradisional ke arah cloud computing akan memungkinkan universitas mengatasi perubahan perangkat lunak dan kebutuhan perangkat keras dengan cepat dengan biaya yang lebih rendah dan akan membantu untuk menyeragamkan dan memperbarui konten pendidikan, serta meningkatkan kerja sama antar universitas (Pardeshi 2014). Ercan (2010) cloud computing

merupakan sebagai perkembangan yang menarik dalam alternatif yang signifikan pada perspektif pendidikan saat ini. Siswa dan staff memiliki kesempatan yang cepat dan ekonomis untuk mengakses berbagai platform aplikasi dan sumber daya melalui halaman web on-demand. Hal ini secara otomatis mengurangi biaya pengeluaran organisasi dan menawarkan kemampuan fungsional yang lebih kuat.

(16)

CMS adalah sebuah komputer software system yang mengorganisasikan dan memfasilitasi kolaborasi suatu kreasi dari dokumen dan isi yang lain. Banyaknya pengguna CMS saat ini yang pasif dikarenakan tidak terpenuhinya kebutuhan pengguna sehingga diperlukan fitur-fitur ataupun komponen pendukung yang interaktif (Iqbal 2009), dan juga diperlukan ELS yang di harapkan dapat menjadi sebagai dasar subtitusi bagi kegiatan belajar mengajar yang konvensional di dalam kelas di mana terdapat berbagai macam keterbatasan yang dapat ditemui (Gozali dan Lo 2012). Oleh karena itu maka diperlukan kolaborasi CMS dan ELS sebagai dasar dalam mengkolaborasikan pengetahuan agar menjadi lebih interaktif sebagai dasar proses pembelajaran, berbagi pengetahuan, dan untuk kebutuhan penelitian yang berkelanjutan. Erlangga dan afrianto (2014) perancangan aplikasi pembelajaran kolaborasi dapat menghasilkan suatu portal yang dijadikan sebagai sistem manajemen pengetahuan, di mana aplikasi ini menyediakan informasi materi pembelajaran dari berbagai bidang ilmu serta menerapkan sistem pembelajaran yang dinamis dengan menggunakan bahan ajar bersifat mandiri (self learning materials). Kasapbasi (2014) siswa yang menggunakan latihan pembelajaran dengan media web lebih efisien dari pada menggunakan pembelajaran dengan media klasik (konvensional). Karena pendidikan dengan menggunakan media web sangat berhasil dalam memberikan hasil yang terbaik, berdasarkan kuesioner serta ujian dan latihan yang diberikan pada kursus bimbingan belajar. Awang dan Darus (2012) mengatakan manfaat lain dari ELS sebagai media pembelajaran dapat mengurangi biaya pengeluaran tetapi tidak mengurangi kualitas pembelajaran dengan tanpa dibatasi oleh batasan geografis dan berbagai aspek sosial budaya, sehingga akan memberikan kesempatan untuk mempelajari dan beradaptasi dengan teknologi baru dan mampu belajar dengan kecepatan sendiri (eksplisit to tacit), serta membantu mengurangi pelatihan yang terdapat dalam perguruan tunggi yang bersifat manual sehingga dapat mengembangkan pengetahuan ataupun pelatihan secara mandiri terkait penelitian dan inovasi teknik dan manajemen menggunakan ELS.

Pada beberapa penelitian sebelumnya kebanyakan dilakukan pada satu objek tertentu, serta sampai pada tahap rancangan. Pada penelitian Kurnianingsih tahun 2012 berfokus pada perancangan pembelajaran literasi informasi berbasis

web di perpustakaan sekolah madaniah. Irawan tahun 2011 berfokus pada perancangan sistem informasi perpustakaan berbasis web application. Penelitian Erlanggga dan Afrianto tahun 2014 berfokus pada perancangan sistem

collaborative society learning jawa barat, dengan maksud untuk meningkatkan

(17)

Rumusan Masalah

Perkembangan teknologi informasi dengan segala pengetahuan yang ada menyebabkan kebutuhan akan manajemen pengetahuan yang baik dan efisien semakin meningkat, khususnya di universitas dalam mengkolaborasikan pengetahuan antara yang satu dengan yang lainnya. Oleh karena itu bagaimana menciptakan sistem pendukung manajemen pengetahuan untuk berbagi pengetahuan dalam pembelajaran antar universitas.

Tujuan

Tujuan dari penelitian ini adalah membuat sistem pendukung manajemen pengetahuan untuk berbagi pengetahuan dalam pembelajaran antar universitas.

Manfaat

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah menciptakan budaya berbagi pengetahuan antara mahasiswa, serta menjalin kerja sama dalam hal kebutuhan penelitian untuk meningkatkan mutu pendidikan.

Ruang Lingkup

1. Mengembangkan sistem pendukung manajemen pengetahuan antar universitas, menggunakan metode Knowledge Management System Life Cycle

(KMSLC).

2. Teknologi yang digunakan berbasis cloud computing (komputasi awan), yaitu gabungan pemanfaatan teknologi komputer dan pengembangan berbasis internet (hosting) dan juga server name (domain). Berfungsi sebagai sarana untuk mengimplementasikan aplikasi melalui jaringan internet.

3. CMS joomla merupakan sistem utama dalam membangun web kolaborasi

pengetahuan antar universitas.

4. ELS moodle merupakan subsistem dari sistem utama, di mana perannya

sebagai tempat pembelajaran antar universitas.

5. HTML search engine merupakan subsistem dari sistem utama, di mana sebagai tempat mencari pengetahuan berdasarkan universitas tertentu.

6. Teknologi pendukung yang digunakan adalah xampp. Teknologi tersebut merupakan perangkat lunak yang open source berfungsi sebagai server offline, yang terdiri dari beberapa program. Beberapa programnya antara lain apache

HTTP Server, MYSQL Database, PHP, dan Pearl. Untuk mendesain sistem pendukung manajemen pengetahuan sebelum diimplementasikan ke server online.

(18)

2 TINJAUAN PUSTAKA

Defenisi Pengetahuan

Davenport dan Prusak (1998) mendefinisikan pengetahuan sebagai campuran cairan pengalaman, nilai-nilai kontekstual, informasi, dan wawasan ahli yang memberikan kerangka untuk mengevaluasi dan menggabungkan pengalaman baru dan informasi. Mereka berpendapat bahwa pengetahuan berasal dari pikiran dan diterapkan dalam pikiran orang-orang. Pada organisasi tersimpan didalam dokumen dan repositori, dalam rutinitas organisasi, proses, praktik, dan norma-norma.

Beberapa ringkasan gagasan yang mendasari pengertian mengenai pengetahuan (Krogh et al. 2000 dalam Setiarso. 2006):

1. Pengetahuan merupakan justified true believe. Seorang individu membenarkan (justifies) kebenaran atas kepercayaannya berdasarkan observasinya mengenai dunia. Jadi bila seseorang menciptakan pengetahuan, ia menciptakan pemahaman atas suatu situasi baru dengan cara berpegang pada kepercayaan yang telah dibenarkan. Dalam definisi ini, pengetahuan merupakan konstruksi dari kenyataan, dibandingkan sesuatu yang benar secara abstrak. Penciptaan pengetahuan tidak hanya merupakan kompilasi dari fakta-fakta, namun suatu proses yang unik pada manusia yang sulit disederhanakan atau ditiru. Penciptaaan pengetahuan melibatkan perasaan dan sistem kepercayaan (belief systems) di mana perasaan atau sistem kepercayaan itu bisa tidak disadari.

2. Pengetahuan merupakan sesuatu yang eksplisit sekaligus terbatinkan (tacit). Beberapa pengetahuan dapat dituliskan di kertas, diformulasikan dalam bentuk kalimat-kalimat, atau diekspresikan dalam bentuk gambar. Namun ada pula pengetahuan yang terkait erat dengan perasaan, keterampilan dan bentuk bahasa utuh, persepsi pribadi, pengalaman fisik, petunjuk praktis (rule of

thumb) dan intuisi. Pengetahuan terbatinkan seperti itu sulit sekali

digambarkan kepada orang lain. Mengenali nilai dari pengetahuan terbatinkan dan memahami bagaimana menggunakannya merupakan tantangan utama organisasi yang ingin terus menciptakan pengetahuan.

3. Penciptaan pengetahuan secara efektif bergantung pada konteks yang memungkinkan terjadinya penciptaan tersebut. Apa yang dimaksud dengan konteks yang memungkinkan terjadinya penciptaan pengetahuan adalah ruang bersama yang dapat memicu hubungan-hubungan yang muncul. Dalam konteks organisasi, bisa berupa fisik, maya, mental atau ketiganya. Pengetahuan bersifat dinamis, relasional dan berdasarkan tindakan manusia, jadi pengetahuan berbeda dengan data dan informasi, bergantung pada konteksnya.

4. Penciptaan pengetahuan melibatkan lima langkah utama, Von Krogh, Ichiyo serta Nonaka (2000) bahwa penciptaan pengetahuan organisasi terdiri dari lima langkah utama yaitu:

a. Berbagi pengetahuan terbatinkan. b. Menciptakan konsep.

(19)

d. Membangun prototipe.

e. Melakukan penyebaran pengetahuan pada berbagai tingkat organisasi.

Manajemen Pengetahuan

Manajemen pengetahuan adalah suatu proses yang dapat membantu organisasi untuk mengidentifikasi, memilih, mengelola, menyebarkan, dan mentransfer informasi dan keahlian penting yang merupakan bagian dari memori organisasi dan secara khusus menjadi bagian dari organisasi dalam cara yang tidak terstruktur (Turban 2008). Perubahan pengetahuan yang tidak terstruktur menjadi pengetahuan yang terstruktur memungkinkan pemecahan masalah efektif dan efisien, pembelajaran yang dinamis, perencanaan strategis dan pengambilan keputusan. Ada empat aktivitas utama dalam manajemen pengetahuan (Watson 2003), yaitu :

1. Mendapatkan pengetahuan (belajar, menciptakan atau mengidentifikasi). 2. Analisis pengetahuan (menilai, memvalidasi atau nilai).

3. Memelihara pengetahuan (mengelola, mempresentasikan atau mempertahankan).

4. Menggunakan pengetahuan (mengaplikasikan, mentransfer atau berbagi). Turban (2008) menambahkan 2 langkah lagi yaitu memperhalus pengetahuan (refine knowledge) dan menyimpan pengetahuan (storage

knowledge) dalam bentuk format yang dapat diterima sehingga mudah diakses.

Untuk proses penciptaan pengetahuan (Turban 2008) atau konversi pengetahuan (Dalkir 2005) ada 4 mode yang dikenal dengan model SECI (Nonaka dan Takeuchi 1995) seperti pada Gambar 1, yaitu :

1. Sosialisasi, yaitu konversi dari tacit knowledge menjadi tacit knowledge yang baru melalui interaksi sosial dan berbagi pengalaman diantara anggota organisasi.

2. Eksternalisasi, yaitu konversi dari tacit knowledge menjadi eksplisit

knowledge yang baru.

3. Kombinasi, yaitu penciptaan eksplisit knowledge yang baru melalui penggabungan, pengkatagorian, pengkelasan ulang serta sintesisdari eksplisit

knowledge yang ada.

4. Internalisasi, yaitu penciptaan tacit knowledge yang baru dari penciptaan

eksplisit knowledge yang ada.

Ada 3 pendekatan yang mendasar terhadap manajemen pengetahuan (Turban 2008), yaitu :

1. Pendekatan proses (process approach). 2. Pendekatan praktis (practice approach).

(20)

Gambar 1 Model SECI (Nonaka dan Takeuchi 1995)

Sistem Manajemen Pengetahuan

Sistem manajemen pengetahuan adalah penggunaan teknologi informasi moderen untuk sisematisasi, meningkatkan dan mempercepat pengelolaan pengetahuan di dalam dan antara organisasi (Ahlawat dan Ahlawat 2006), merupakan suatu framework yang mengintegrasikan orang, proses dan teknologi untuk menjadi kinerja dan pembelajaran untuk pertumbuhan yang berkelanjutan (Gorelick 2006). Rancangan inisiatif knowledge management membutuhkan konsep pemodelan untuk 4 komponen (Hadrich dan Maier 2006), yaitu :

1. Proses yang menggambarkan rancangan organisasi, yaitu tugas-tugas, aliran, peran dan sumberdaya pengetahuan.

2. Orang (personil), dengan menangkap fakta tentang orang, yaitu keterampilannya, komunikasi dan kooperasi dalam jaringan (network) dan komunitas.

3. Produk, yaitu jenis pengetahuan, struktur, taksonomi, ontologi dan metadata. 4. Alat bantu (tools) produktifitas, yaitu arsitektur, fungsi dan interaksi dari alat

bantu TIK untuk mendukung manajemen pengetahuan.

Penggunaan Cloud Computing Untuk Pendidikan

Ercan (2010) cloud computing memberikan sumber daya dan penyimpanan terhadap penggunanya, bekerja sebagai kebijakan layanan

on-demand. Cloud computing merupakan model bisnis baru meliputi teknologi baru

(21)

dieliminasi, tetapi bergeser dari yang lokal untuk berada di awan. Ercan (2010) mengusulkan model seperti pada Gambar 2 untuk memenuhi kebutuhan staff dan mahasiswa yang bekerja terutama dilembaga pendidikan.

Gambar 2 Infrastruktur Model (Ercan 2010)

Pemanfaatan Teknologi Pendidikan

Melalui “search engine” seperti www.google.com seoarang ilmuwan dapat dengan mudah mencari bahan referensi yang diinginkannya secara “real time” dengan biaya yang teramat sangat murah, sementara dengan memanfaatkan

electronic mail” seperti www.yahoo.com para ilmuwan berbagai negara dapat

berkolaborasi secara efektif tanpa harus meninggalkan laboratoriumnya, atau dengan mengakses situs repositori video semacam www.youtube.com seorang mahasiswa dapat melihat rekaman kuliah dosen dari berbagai universitas terkemuka di dunia. Dengan demikian kemajuan teknologi informasi dan komunikasi yang begitu pesat merupakan salah satu penyebab dan pemicu perubahan dalam dunia pendidikan (Indrajit 2014).

Metode Belajar Mengajar Kreatif

Pada setiap individu memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing dalam hal pembelajaran. Metode belajar mengajar pun harus memperhatikan

learning style” dari masing-masing individu. Oleh karena itu perlu

dikembangkan model belajar yang menekankan pada ciri khas dan keberagaman antara lain , Problem Based Learning (PBL), Personal Learning Plans (PLP),

Performance Based Asesment (PBA), dan juga menekankan pada model

pembelajaran berbasis kerjasama antar individu untuk meningkatkan kompetensi interpersonal dan kehidupan sosialnya, seperti yang diajarkan dalam konsep

cooperative learning, collaborative learning, dan lainnya (Indrajit 2014).

WEB

World wide web (www) atau web adalah aplikasi berbasis internet yang menggunakan protokol hypertext transfer protocol (HTTP). Dokumen web ditulis dalam format hypertext markup language (HTML). Dokumen ini diletakkan dalam

web server dan diakses oleh pengguna informasi melalui web browser. Web

(22)

menampilkan informasi dari web server. Adapun web browser yang populer antara lain adalah internet explorer, mozilla, opera ( Brown 2010).

Content Management System (CMS) Joomla

Antonius (2003) CMS merupakan sebuah sistem yang memberikan kemudahan kepada para penggunanya dalam mengelola dan mengadakan perubahan isi sebuah website dinamis tanpa sebelumnya dibekali pengetahuan tentang hal-hal yang bersifat teknis. Dengan demikian setiap orang, penulis maupun editor, setiap saat dapat menggunakannya secara leluasa untuk membuat, menghapus atau bahkan memperbaharui isi website tanpa campur tangan langsung dari pihak web master. Karena CMS memisahkan antara isi dan desain, konsistensi tampilan dapat senantiasa dijaga dengan baik. Setiap bagian dari

website dapat memiliki isi dan tampilan yang berbeda-beda, tanpa harus

khawatir kehilangan identitas dari website secara keseluruhan. Oleh karena semua data disimpan dalam satu tempat, pemanfaatan kembali dari informasi yang ada untuk berbagai keperluan dapat dengan mudah dilakukan. CMS juga memberikan fleksibilitas dalam mengatur alur kerja atau„workflow‟ dan hak akses. sehingga memperbesar kesempatan berpartisipasi dari pengguna dalam pengembangan

website. Hal ini akan sangat menguntungkan bila website yang dikelola memiliki

kompleksitas yang tinggi dan mengalami kemajuan yang cukup pesat.

Joomla adalah salah satu produk web yang mulai dikembangkan sejak

tahun 2005 (Solusindo 2008). Joomla merupakan software gratis yang dapat digunakan untuk membuat web yang paling sederhana hingga paling kompleks

web portal. Joomla disebut sebagai open source CMS seperti pada Gambar 3 karena pengguna dapat memodifikasi, menghapus, maupun menambah script

yang disertakan dalam software tersebut asal tetap mencantumkan hak cipta dan mentaati peraturan yang telah disepakati bersama-sama.

Fitur-fitur joomla diantaranya adalah sistem caching untuk peningkatan kinerja, really simple sindication (RSS) yakni suatu sistem yang memungkinkan pengguna untuk mendapatkan artikel terbaru dari situs-situs favorit secara otomatis, blog, pooling. Joomla menggunakan lisensi general public license

(GPL). Lisensi GPL yakni, lisensi yang memberikan penerima salinan perangkat

lunak hak dari perangkat lunak bebas dan menggunakan copyleft untuk memastikan kebebasan yang sama diterapkan pada versi berikutnya dari karya tersebut. Copyleft merupakan praktik penggunaan undang-undang hak cipta untuk meniadakan larangan dalam pendistribusian salinan dan versi yang telah dimodifikasi dari suatu karya kepada orang lain dan mengharuskan kebebasan yang sama diterapkan dalam versi-versi selanjutnya.

Secara garis besar, joomla terdiri dari tiga elemen dasar, yaitu web server,

skrip hypertext preprocessor (PHP), dan basisdata MYSQL. Web server

diasumsikan terhubung dengan internet atau intranet yang berfungsi sebagai penyedia layanan situs. Skrip PHP terdiri dari kode program dalam bahasa PHP.

Joomla menggunakan Apache sebagai web server dan MYSQL untuk

(23)

Gambar 3 CMS Joomla

E-learning System (ELS) Moodle

E-learning merupakan terjadinya peristiwa pembelajaran melalui media

dan dengan mempergunakan piranti berbasis elektronik, antara lain komputer, telepon genggam, PDA, blackberry, iPad, dan lain sebagainya. Di mana materi atau konten yang dipergunakan dalam bentuk file digital, multimedia, CD-ROM, DVD, dan lainnya (Indrajit 2014). Maka dari itu ELS merupakan pembelajaran yang memanfaatkan dukungan teknologi internet. Dalam ELS, pengajar tidak sekedar mengunggah materi pembelajaran yang bisa diakses secara online oleh peserta didik, tetapi pengajar juga melakukan evaluasi, menjalin komunikasi, berkolaborasi, dan mengelola aspek-aspek pembelajaran lainnya (Surjono 2010).

Moodle merupakan salah satu ELS open source yang dapat diperoleh

secara bebas melalui situs resminya seperti pada Gambar 4. ELS adalah perangkat lunak yang digunakan untuk menyampaikan materi pembelajaran serta hasil-hasilnya, memfasilitasi interaksi, komunikasi, kerja sama antar pengajar dan pesera didik. ELS mendukung berbagai aktifitas antara lain, administrasi, penyampaian materi pembelajaran, penilaian (tugas/quiz), pelacakan/tracking dan

monitoring, kolaborasi, dan komunikasi/interaksi (Surjono 2010).

Salah satu keuntungan bagi pengajar yang membuat bahan ajar online

(24)

Gambar 4 ELS Moodle

Metode Pengujian Black Box

Simarmata (2010) pengujian adalah sebuah proses terhadap aplikasi program untuk menemukan segala kesalahan dan segala kemungkinan yang akan menimbulkan kesalahan sesuai dengan spesifikasi perangkat lunak yang telah ditentukan sebelum aplikasi tersebut diserahkan kepada pelanggan. Metode pengujian black box merupakan pengujian pada perangkat lunak yang berfokus pada persyaratan fungsional. Pengujian dilakukan dalam bentuk tertulis untuk memeriksa apakah aplikasi sudah berjalan seperti yang diharapkan. Pengujian fungsional meliputi seberapa baik sistem melaksanakan fungsinya yang terdiri dari beberapa kategori, yaitu :

1. Fungsi-fungsi yang tidak benar atau hilang. 2. Kesalahan antarmuka.

3. Kesalahan dalam struktur data atau akses basisdata internal. 4. Kesalahan tampilan.

3 METODOLOGI PENELITIAN

Kerangka Pemikiran

(25)

tersebut pada generasi-generasi sebelumnya. Bila tidak ada knowledge

management, maka pengalaman-pengalaman, dan ilmu-ilmu yang telah di dapat

dari orang-orang sebelumnya akan terbawa dan hilang begitu saja, seiring menghilangnya orang yang tergantikan tersebut. Karena itu dalam pengembangan sistem pendukung manajemen pengetahuan untuk pembelajaran antar universitas digunakan metode Knowledge Management System Life Cycle (KMSLC).

Alur Tahapan Penelitian

KMSLC merupakan bangunan dari manajemen pengetahuan dapat dilihat pada Gambar 5. Sebagai siklus hidup yang dimulai dengan rencana induk dan berakhir dengan sistem yang tersusun untuk memenuhi persyaratan manajemen pengetahuan, serta merupakan tahapan paling penting untuk mengidentifikasi kebutuhan jangka pendek, menengah, dan panjang untuk sistem yang prospektif (Gopalakrishnan 2012).

Analisis

Identifikasi sumber daya

Identifikasi sumber pengetahuan

Perancangan cetak biru manajemen pengetahuan

Memverifikasi dan memvalidasi sistem manajemen pengetahuan

Implementasi sistem manajemen pengetahuan Koreksi

(26)

Analisis

Analisis user (pengguna)

Analisis pengguna untuk memahami karekteristik mahasiswa dan dosen pada universitas masing-masing, terkait budaya dan sistem pembelajaran yang telah diterapkan dan yang ingin diterapkan. Dengan menggunakan teknik kuesioner dengan beberapa pertanyaan. Sugiyono (2006) kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Kuesioner merupakan suatu mekanisme pengumpulan data yang efisien dalam mengukur tingkat suatu kebutuhan serta kepuasan mahasiswa dalam penggunaan sistem pendukung manajemen pengetahuan untuk pembelajaran pada tingkat universitas yang berbeda. Apakah sangat berdampak dalam pola belajar mereka, serta dapat memudahkan mereka dalam mengembangkan penelitian yang berkelanjutan dalam ruang lingkup perspektif yang berbeda.

Populasi penelitian pada tahap identifikasi kebutuhan ini adalah mahasiswa IPB dan UNPAK tahun ajaran 2013/2014. Adapun jumlah responden pada universitas untuk jurusan ilmu komputer dengan total 34 responden. Perincian dari setiap responden adalah sebagai berikut :

1. Institut Pertanian Bogor (IPB)

Mahasiswa IPB berjumlah 96 orang program jurusam ilmu komputer. Di mana jumlah perkelasnya fluktuatif (berubah-ubah) tergantung pengambilan mata kuliah, dan mahasiswa yang bertahan setiap tahunnya. Oleh karena itu di asumsikan terdiri dari 3 kelas dengan mahasiswa perkelasnya 32 orang. Di mana 32 orang perkelasnya diambil 5% setiap sampelnya. Sehingga total sampel untuk mahasiswa 6 orang, dan sampel untuk dosen berjumlah 4 orang yang terdiri dari 2 dosen pria, dan 2 dosen wanita. Maka total sampel untuk IPB berjumlah 10 responden (berdasarkan data dari staff IPB).

2. Universitas Pakuan (UNPAK)

Mahasiswa UNPAK berjumlah 350 orang program jurusan ilmu komputer. Di mana terdiri dari 10 kelas dengan mahasiswa perkelasnya 35 orang. Perkelasnya diambil 5% setiap sampelnya. Sehingga total sampel untuk mahasiswa 20 orang, dan sampel untuk dosen berjumlah 4 orang, yang terdiri dari 2 dosen pria dan 2 dosen wanita. Maka total sampel untuk UNPAK berjumlah 24 responden (berdasarkan data dari dosen UNPAK).

(27)

Analisis stakeholders

Menganalisis pemangku kebijakan terkait kolaborasi sistem pendukung manajemen pengetahuan yang akan diterapkan.

Analisis infrastruktur pada universitas

Menganalisis dan identifikasi infrastruktur teknologi yang ada pada universitas antara lain portal web, ELS, serta infrastruktur teknologi yang digunakan dalam sistem pembelajaran pada masing-masing universitas.

Identifikasi Sumber Daya

Dibentuk tim pengelola sistem pendukung manajemen pengetahuan pada universitas masing-masing yang terdiri dari dosen, mahasiswa, dan kepala lab ilmu komputer (administrator/sub-administrator). Bertanggung jawab dalam memelihara dan mengelolah pengetahuan, sehingga dapat dibagikan/didistribusikan setelah divalidasi.

Identifikasi Sumber Pengetahuan

Pengetahuan secara tacit

Identifikasi pengetahuan secara tacit pada masing-masing universitas dengan total 34 responden. Berikut karakteristik pengetahuan pada Tabel 1.

Tabel 1 Karakteristik pengetahuan tacit dan eksplisit (Yusup 2012) Pengetahuan eksplisit Pengetahuan tacit

Dipindahkan dari penciptaan atau penggunaan konteks asli

Kurang bisa dipahami dan diaplikasikan, sulit atau tidak bisa sepenuhnya dipahami oleh orang lain. Diartikulasikan secara lebih persis

dan lebih formal. Hasil rekaman, teks, naskah, dan lain-lain.

Sulit diartikulasikan dan dikomunikasikan kepada orang lain dengan hasil yang sama.

Terdokumentasi secara baik seperti rekaman tape, dokumen, buku, naskah, dan lain-lain.

Dikembangkan dari pengalaman dan kegiatan/aksi secara langsung, demonstrasi oleh ahli, sajian aksi tertentu oleh ahlinya.

Dapat di share dengan menggunakan media teknologi seperti komputer, contohnya

database, sistem berbagi informasi dengan hasil yang relatif sama.

Biasanya di share melalui komunikasi interaktif yang sangat intens dan konteks tinggi, juga bisa di share

melalui latihan praktis dengan panduan ahlinya.

Contoh: karya sastra, buku pedoman pelatihan, software komputer, dan lain-lain.

(28)

Pengetahuan secara eksplisit

Identifikasi pengetahuan secara eksplisit didapat dari jurnal, karya ilmiah, dan buku serta pengetahuan berharga lainnya sehingga dapat diubah ke dalam bentuk elektronik.

Setelah melakukan identifikasi pengetahuan pada masing-masing universitas, selanjutnya mengungkapkan pengetahuan yang telah didapat baik secara tacit maupun eksplisit. Dengan mengungkapkan kembali baik dilakukan oleh mahasiswa maupun dosen, sehingga tercipta repository penyimpanan pengetahuan yang dapat dipergunakan kembali dan dibagikan, untuk keperluan tertentu sehingga tercipta transfer pengetahuan antar universitas dalam satu wadah yang telah diciptakan. Transfer pengetahuan adalah sebuah proses atau cara di mana para peneliti melakukan penyebaran pembuktian suatu teori atau menyebarkan pengetahuan baru (Profetto dan Joanne 2004).

Perancangan Cetak Biru Manajemen Pengetahuan

Membuat Unified Modeling Language (UML)

UML adalah sebuah bahasa yang berdasarkan grafik/gambar untuk memvisualisasi, menspesifikasikan, membangun, dan pendokumentasian dari sebuah sistem pengembangan software berbasis OO (Object-Oriented). UML menyediakan beberapa macam diagram untuk memodelkan aplikasi. Oleh karena itu digunakan use case diagram, activity diagram, class diagram, dan sequance

digram.

1. Use case diagram, menjelaskan dan menerangkan kebutuhan/requirement

yang diinginkan/dikehendaki user/pengguna, serta sangat berguna dalam menentukan struktur organisasi dan model dari pada sebuah sistem.

2. Activity diagram, digunakan untuk menggambarkan alur kejadian sistem,

bagaimana aktivitas bermula, decision yang mungkin terjadi dan berakhir. 3. Class diagramdigunakan untuk menggambarkan sistem dari pendefinisian

kelas-kelas yang ada didalamnya.

4. Squance diagram, memperlihatkan kolaborasi dinamik antara objek-objek

dengan suatu urutan pesan (a sequence of message) antar objek tersebut.

Membuat sketsa gambar sistem pendukung manajemen pengetahuan

Membuat sketsa gambar sistem pendukung manajemen pengetahuan (CMS, ELS, dan HTML). Di mana sketsa sistem ini dilakukan pada sebuah aplikasi pembuat sketsa gambar. Setelah melakukan pembuatan sketsa gambar , dilakukan tahap analisis akan kebutuhan module, ataupun plugin standart akan kebutuhan sistem yang akan dibangun.

Lingkungan pengembangan sistem 1. Perangkat keras yang digunakan.

a. Laptop HP pavilion TS 11 Notebook Pc.

b. Processor AMD A4-1250 APU with radeon (TM) HD Graphics, 1,0 Ghz.

c. Ram 4096 MB. 2. Perangkat lunak

(29)

b. CMS Joomla digunakan sebagai web utama dalam membangun sitem kolaborasi antar universitas.

c. ELS Moodle digunakan sebagai sub-sistem dari web utama guna

berfungsi sebagai sistem pembelajaran antar universitas.

d. HTML search engine merupakan subsistem dari sistem utama, di mana sebagai tempat mencari pengetahuan berdasarkan universitas tertentu.

e. Xampp merupakan perangkat lunak yang open source berfungsi sebagai

server offline, yang terdiri dari beberapa program yaitu apache HTTP

Server, MYSQL Database, PHP, dan Pearl. Untuk mendesain sistem

pendukung manajemen pengetahuan secara offline, sebelum diimplementasikan pada sistem cloud computing.

f. Plugin merupakan aplikasi yang interaktif yang digunakan pada joomla

maupun moodle, guna mendukung sistem pembelajaran yang interaktif pada universitas.

g. FileZila adalah aplikasi open source yang digunakan untuk melakukan

transfer data web dari local server ke server online.

h. Adobe Photoshop CS3 adalah aplikasi untuk mengedit ataupun

merekayasa gambar yang akan digunakan pada web.

i. Macromedia Dreamweaver 8 adalah program untuk membuat dan

mengedit dokumen HTML secara visual dan mengelola halaman sebuah situs. Dreamweaver menyediakan banyak perangkat yang berkaitan dengan pengkodean dan fitur seperti HTML, CSS, JavaScript, PHP, ASP,

ColdFusion, dan XML.

j. Pale Moon adalah aplikasi web browser yang digunakan dalam

pembuatan web pada local server.

3. Server

a. Domain yang digunakan adalah (.tk). Adalah nama unik yang diberikan untuk mengidentifikasi nama server komputer seperti web server atau

email server di jaringan komputer ataupun internet yang bersifat gratis.

b. Hosting yang digunakan adalah (Hostinger), merupakan teknologi

berbasis cloud computing, di mana data dapat disimpan secara permanen ataupun sementara pada jaringan internet yang bersifat gratis.

(30)

Cloud Computing

Tim KM

Database Database

CMS ELS

Sistem Manajemen Pengetahuan

Dosen Mahasiswa

Database Database

Pengguna

KMS

Gambar 6 Arsitektur Sistem Pendukung Manajemen Pengetahuan (Putri dan Pangaribuan 2009)

Pembuatan Prototipe

Program yang dibuat dengan melakukan perancangan sistem secara bertahap pada localserver yang berjalan pada dekstop pribadi. Dilakukan pembuatan pada localserver dikarenakan kebutuhan bandwidth yang sangat terbatas, serta membutuhkan waktu yang panjang.

Memverifikasi dan Memvalidasi Sistem Pendukung Manajemen Pengetahuan

Pengujian Prototipe

Pengujian prototipe dilakukan untuk mengetahui apakah prototipe yang sudah dibuat sudah sesuai dengan tujuan penelitian sehingga dapat menyelesaikan permasalahan mendasar yang menjadi tujuan dibuatnya suatu produk. Uji coba yang dilakukan menggunakan metode pengujian black box dan user acceptance

testing (UAT) terhadap sistem pendukung manajemen pengetahuan. pengujian

(31)

fungsional dari prototipe serta survei kepuasan terhadap sistem yang akan diterapkan.

Implementasi Sistem Pendukung Manajemen Pengetahuan

Pada tahap ini dilakukan implementasi sistem menggunakan cloud

computing. Di mana cloud computing yang digunakan adalah idhostinger dan juga

domain name server (.tk). Pengembangan sistem pendukung manajemen pengetahuan dengan penambahan aplikasi (plugin) atau modul untuk kolaborasi pembelajaran yang akan diterapkan, yang disesuaikan dengan hasil kuesioner, berupa tingkat kebutuhan pembelajaran yang diinginkan (kuesioner kebutuhan pembelajaran). Banyaknya learning system pada IPB dan UNPAK tidak begitu efektif digunakan, dikarenakan tidak terfokusnya learning system yang digunakan, serta tidak adanya kolaborasi learning system yang menjembatani antara 2 universitas yang berbeda untuk mengembangkan pengetahuan pada bidang ilmu komputer. Oleh karena itu nantinya sistem ini dapat digunakan untuk kolaborasi pembelajaran serta berbagi pengetahuan sehingga terjalin kerja sama yang berkelanjutan untuk pendidikan yang lebih baik.

4 HASIL DAN PEMBAHASAN

Analisis

Analisis User (Pengguna)

Karakteristik mahasiswa dan dosen pada program strata satu (S1) khususnya jurusan ilmu komputer terkait budaya dalam berbagi pengetahuan untuk pembelajaran pada IPB dan UNPAK merupakan sistem yang berbeda yang dituangkan dalam bentuk kurikulum. IPB merupakan salah satu universitas yang dibangun pada tanggal 1 september 1963 sebagai bentuk pemikiran visioner dari pemimpin bangsa dan mereka yang peduli tentang universitas pertanian. Sehingga bangsa yang besar ini memiliki sebuah universitas kelas dunia dengan kompetensi dibidang pertanian, bioscience, dan berbagai bidang terkait. Hal ini dimaksudkan untuk memperkuat ketahanan pangan, bioenergi, penciptaan lapangan kerja, pengentasan kemiskinan, dan melestarikan lingkungan. Terbentuknya IPB pada tanggal 1 september 1963 berdasarkan keputusan Menteri Perguruan Tinggi dan Ilmu Pengetahuan (PTIP) Nomor 92/1963 yang kemudian disetujui oleh presiden pertama RI dengan Keputusan No. 279/1965. Program strata satu di IPB adalah program kuliah empat tahun. Sejak tahun 2005, IPB telah menawarkan kurikulum kecil besar yang menawarkan lebih dari 500 kombinasi kompetensi. Kesempatan ini memungkinkan lulusan IPB untuk memperoleh kompetensi ganda, bahkan gelar ganda untuk memungkinkan mereka bersaing di pasar kerja. Kompetensi mereka tidak terbatas pada kegiatan pertanian, tetapi juga di luar dari kegiatan pertanian yang meliputi, agribisnis, dan agroindustri.

(32)

dengan universitas ini yaitu Akademi Pariwisata, Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan (IKIP) PGRI, Akademi Bahasa Asing, Akademi Sekretaris Manajemen Internasional dan Akademi Ilmu Agama Islam dengan badan penyelenggara Yayasan Perguruan Tinggi Bogor (YPTB). Tanggal 1 november 1980, UNBO secara resmi berganti nama menjadi Universitas Pakuan (UNPAK) dibawah Yayasan Kartika Siliwangi pembina UNPAK (YKS-PUP), yayasan baru yang dibentuk oleh Yayasan Kartika Siliwangi sebagai pengganti YPTB seperti tersurat dalam surat keputusan No. Skep/27/YKS/VIII-A/10/1980. Setelah itu Berdasarkan keputusan rapat badan pengurus YKS-PUP tanggal 23 oktober 2002 YKS-PUP berubah nama menjadi Yayasan Pakuan Siliwangi (YPS). Yayasan baru ini telah melepaskan diri dari hubungan organisatoris dengan YKS di Bandung. Pada tahun 2007 ini telah diperbaharuinya ijin operasional penyelenggaraan program studi di lingkungan UNPAK oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (DIKTI) sebanyak 24 program studi, sehingga 100 % program studi di UNPAK telah memiliki ijin operasional.

Dengan demikian pada masing-masing universitas khususnya program studi memiliki keahlian khusus di mana pencapaianya sesuai dengan latar belakang universitasnya. IPB khususnya, pada program ilmu komputer lebih mengarah kepada pemanfaatan illmu komputer dalam bidang pertanian. Sedangkan pada UNPAK khusnya pada program ilmu komputer lebih mengarah pada program unggulan Elektronika. Oleh karena itu untuk dapat mengkolaborasikan pengetahuan dan sumber belajar diperlukan campur tangan perguruan tinggi masing-masing yang memiliki ilmuwan, peneliti, innovator, dan

creator dalam bidang teknologi informasi dan komunikasi serta berpengetahuan dalam bidangnya masing- masing. Sehingga dapat mengkolaborasikan pengetahuan mereka untuk pencapaian pembelajaran.

Analisis user (pengguna) yang telah dilakukan pada pengumpulan kebutuhan pembelajaran mahasiswa dan dosen. Untuk memahami karakteristik terkait budaya dalam berbagi pengetahuan untuk pembelajaran pada IPB dan UNPAK yang telah diterapkan pada universitas masing-masing. Sehingga menghasilkan data terkait pengembangan sistem pendukung manajemen pengetahuan antar universitas (studi kasus IPB dan UNPAK) yang ingin diterapkan. Dari hasil wawancara dan survei dengan total 34 reponden untuk user,

di mana rinciannya 26 reponden untuk mahasiswa (IPB 6 responden, UNPAK 20 responden) , dan 8 responden untuk dosen (IPB 4 responden , UNPAK 4 responden) maka dihasilkan data sebagai berikut.

1. Kebutuhan mahasiswa untuk pembelajaran.

(33)

Gambar 7 Perbandingan kebutuhan mahasiswa untuk pembelajaran berdasarkan kategori

a. K1 merupakan kategori yang mengarah kepada fasilitas pribadi yang dimiliki mahasiswa sebagai penunjang kebutuhan dalam pembelajaran, baik jarak dekat dan jarak jauh seperti pada Gambar 8. Sehingga dalam pembelajaran tidak terbataskan waktu dan tempat. Pada Gambar 8, data menunjukkan bahwa pada mahasiswa IPB dalam kepemilikan fasilitas pribadi antara lain komputer/mobile phone, jenis komputer/mobile phone,

fasilitas internet dan manfaat internet yang mereka miliki dan gunakan. Secara pribadi tidak ada perbedaan dengan UNPAK berdasarkan tingkatan kelasnya. Rata-rata persentase pada Gambar 8 antara IPB dan UNPAK dijabarkan pada Gambar 7 berdasarkan kategorinya. Pada gambar 7, data menunjukkan bahwa untuk IPB adalah 78.43% dan UNPAK 71.47% dalam kepemilikan fasilitas pribadi. Dengan kata lain bahwa mahasiswa IPB dan UNPAK berada pada kategori moderen dalam kepemilikan fasilitas pribadi berdasarkan sub-total per kriteria (Indrajit 2014). Ini menunjukkan bahwa mereka menyadari dalam menunjang sistem pembelajaran dibutuhkan alat bantu berupa alat elektronik.

0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80%

K1 K2 K3 K4

71.47 71.43

52.33 55.91

78.43

72.22 71.84

56.06

(34)

Gambar 8 Komputer dan internet pribadi mahasiswa (K1)

b. K2 merupakan kategori yang mengarah kepada pemanfaatan media/alat pembelajaran yang digunakan mahasiswa IPB dan UNPAK seperti pada gambar 9. Pemanfaatan media pembelajaran antara lain, rata-rata penggunaan media, jenis media yang digunakan, kendala yang biasa dialami, pengaruh pembelajaran tanpa adanya media, dan manfaat media pembelajaran. Rata-rata persentase pada Gambar 9 antara IPB dan UNPAK dijabarkan pada Gambar 7 berdasarkan kategorinya. Pada gambar 7 data menunjukkan bahwa perbandingan penggunaan media pembelajaran pada IPB dan UNPAK tidak ada perbedaan berdasarkan tingkatan kelasnya. Sehingga rata-rata persentase seperti pada gambar 7 data menunjukkan pada IPB adalah 72.22% dan UNPAK 71.43% dalam pemanfaatan media pembelajaran. Dengan demikian dalam pemanfaatan media pembelajaran pada IPB dan UNPAK berada pada kategori moderen berdasarkan sub-total per kriteria (Indrajit 2014). Sehingga dalam kepemilikan fasilitas pribadi (KI) sejalan dengan pemanfaatan media pembelajaran (K2). Ini menunjukkan baik mahasiswa IPB dan UNPAK menyadari begitu pentingnya alat elektronik secara pribadi guna mendukung pembelajaran dengan memanfaatkan fasilitas yang ada pada universitas masing-masing.

0% 20% 40% 60% 80% 100%

Memiliki komputer/mobile phone pribadi

Jenis Komputer/Mobile Phone yang dimiliki

Mempunyai koneksi internet pribadi Media jaringan internet yang digunakan

Manfaat Internet pada pendidikan saat ini

100 88 75 21

99

100 90

100 37

100

(35)

Gambar 9 Pemanfaatan media pembelajaran mahasiswa (K2)

c. K3 merupakan kategori yang mengarah kepada infrastruktur dan pemanfaatan konten pembelajaran pada mahasiswa IPB dan UNPAK. Di mana K3 lebih menekankan pada infrastruktur yang disediakan oleh universitas untuk mendukung proses pembelajaran seperti pada Gambar 10, antara lain bahan kuliah digital, referensi pembelajaran, area hotspot, tempat diskusi, laboratorium komputer, dan pemanfaatan berbagai fasilitas lainnya. Pada Gambar 10 data menunjukkan secara persentase ada perbedaan berdasarkan tingkatan kelasnya antara IPB dan UNPAK dalam fasilitas dan pemanfaatan konten pembelajaran. Rata-rata persentase pada Gambar 10 antara IPB dan UNPAK di jabarkan pada Gambar 7 berdasarkan kategorinya. Terlihat pada gambar 7, rata-rata persentase untuk IPB 71,34% dan UNPAK 52,33%. Ini mengartikan pada IPB dalam pelaksanaannya berada pada kategori infrastruktur dan konten yang telah tersistem/diimplementasikan. Berbeda dengan UNPAK, dalam pelaksanaannya berada pada kategori infrastruktur dan konten yang terstruktur/yang baru akan diimplementasikan berdasarkan sub-total per kriteria (Indrajit 2014). Sehingga ini mengartikan ada perbedaan dari segi infrastruktur antara IPB dan UNPAK. Dikarenakan IPB merupakan universitas negeri yang setiap tahunnya mendapatkan anggaran dana bantuan dari pemerintah. Berbeda dengan UNPAK merupakan universitas swasta, yang harus mengelolah dan mencari sponsor untuk keuangan mereka agar dapat terpenuhinya infrastruktur yang memadai.

0% 20% 40% 60% 80% 100%

Menggunakan alat bantu pembelajaran Jenis media pembelajaran yang

digunakan

Kendala yang dialami media pembelajaran Pengaruh pembelajaran tanpa media Media dapat membantu pembelajaran

95 92 23

78 88

100 73.33

33.33

80

96.67

(36)

Gambar 10 Infrastruktur dan konten pembelajaran mahasiswa (K3)

d. K4 merupakan kategori yang mengarah kepada pemanfaatan sistem pendukung manajemen pengetahuan untuk pembelajaran. Dengan kata lain keinginan ataupun harapan yang diinginkan terhadap pengembangan sistem tersebut, fasilitas yang diinginkan dalam sistem serta pemanfaatan berbagai sosial media dalam berbagi pengetahuan seperti pada Gambar 11. Rata-rata persentase pada Gambar 11 antara IPB dan UNPAK dijabarkan pada Gambar 7 berdasarkan kategorinya. Pada gambar 7, data menunjukkan untuk IPB 56.06% dan UNPAK 55.91%. Oleh karena itu tidak ada perbedaan berdasarkan tingkatan kelasnya dan berada pada kategori pemanfaatan sistem pendukung manajemen pengetahuan untuk pembelajaran yang mahir berdasarkan sub-total per kriteria (Indrajit 2014). Sehingga baik IPB dan UNPAK mempunyai harapan maupun keinginan yang sejalan dalam pemanfaatan sistem pendukung manajemen pengetahuan untuk pembelajaran. Cara bertanya di luar kelas

(37)

Gambar 11 Pemanfaatan sistem pendukung manajemen pengetahuan untuk pembelajaran mahasiswa (K4)

Dengan demikian pada kuesioner pengumpulan kebutuhan mahasiswa untuk pembelajaran berdasarkan evaluasi secara keseluruhan dalam tingkat universitas (IPB dan UNPAK) pada Gambar 12, data menunjukkan ada perbedaan berdasarkan tingkatan kelasnya. Indrajit (2014) dalam mengevaluasi instrumen membagi 5 tingkatan kelas berdasarkan tingkat persentasenya, antara lain tingkat mula, tingkat pratama, tingkat madya, tingkat pranata, dan tingkat paripurna.

0% 20% 40% 60% 80% 100%

Setuju pembelajaran KMS cloud computing

Setuju kolaborasi KMS Universitas Fasilitas yang diinginkan pada KMS

Senang berbagi pengetahuan antara universitas

Format berbagi pengetahuan Menggunakan sosial media Jenis sosial media Perkuliahan menggunkan KMS Melihat KMS visualisasi animasi Optimis kolaborasi KMS

65

100 38

100 58

85 30

100 50

100

83.33 100 43.33

100 36.67

100 30

100 100 100

(38)

Gambar 12 Perbandingan kebutuhan mahasiswa untuk pembelajaran secara keseluruhan (IPB dan UNPAK)

IPB dengan total persentase 66.26% berada pada tingkat pranata. Di mana tingkat pranata merupakan tingkat yang telah mengadopsi atau telah mengimplementasikan TIK pada universitasnya dan perlu adanya penekanan penggunaan TIK secara optimal. Berbeda dengan UNPAK, dengan total persentase 59.49% berada pada tingkat madya. Di mana tingkat madya merupakan target standart yang harus dicapai oleh perguruan tinggi.

2. Kebutuhan dosen untuk pembelajaran

Tidak berbeda jauh dengan kebutuhan mahasiswa, akan tetapi dalam kebutuhan ini lebih menekankan pada cara proses pengajaran yang biasa dilakukan dosen pada universitas masing-masing. Sehingga dalam analisis kebutuhan ini terbagi dalam 4 kategori seperti pada Gambar 13 antara lain pemanfaatan media ajar (K1), infrastruktur dan pemanfaatan konten pembelajaran pada universitas (K2), evaluasi pembelajaran (K3), serta pemanfaatan sistem pendukung manajemen pengetahuan untuk pembelajaran (K4).

Gambar 13 Perbandingan kebutuhan dosen untuk pembelajaran berdasarkan kategori

59,49% 66,26%

UNPAK IPB

0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80%

K1 K2 K3 K4

70.37 69.59

66.00

60.58

64.81 65.54

59.00

40.38

(39)

a. K1 merupakan kategori yang mengarah kepada pemanfaatan media ajar yang biasa digunakan oleh dosen IPB dan UNPAK. Pemanfaatan media ajar antara lain kepemilikan perangkat komputer/mobile phone, jenis komputer/mobile phone, penggunaan media ajar, jenis media ajar yang digunakan, kendala yang biasa dialami, pengaruh pembelajaran tanpa media, serta manfaat media pembelajaran. Data menunjukkan pada Gambar 14, tidak ada perbedaan berdasarkan tingkatan kelasnya. Rata-rata persentase pada Gambar 14 antara IPB dan UNPAK dijabarkan pada Gambar 13 berdasarkan kategorinya. Pada gambar 13 untuk IPB 64.81% dan UNPAK 70.37%. Oleh karena itu dalam pemanfaatan media ajar, IPB dan UNPAK berada pada ketegori moderen berdasarkan sub-total per kriteria (Indrajit 2014). Perlu adanya penekanan pemanfaatan media ajar secara optimal baik IPB dan UNPAK untuk kedepannya.

Gambar 14 Pemanfaatan media ajar dosen (K1)

b. K2 merupakan kategori yang mengarah kepada infrastruktur dan pemanfaatan konten pembelajaran untuk pengajaran pada universitas seperti Gambar 15. Antara lain referensi untuk pembelajaran, bentuk dan cara pengumpulan tugas, mendorong penggunaan web, cara bertanya di luar kelas, serta manfaat ruang diskusi dan laboratorium komputer. Data menunjukkan tidak ada perbedaan berdasarkan tingkatan kelasnya. Rata-rata persentase pada Gambar 15 antara IPB dan UNPAK dijabarkan pada Gambar 13 berdasarkan kategorinya. Pada Gambar 13 untuk IPB 65.54% dan UNPAK 69.59%. Ini mengartikan bahwa IPB dan UNPAK berada pada kategori infrastruktur yang moderen serta konten yang telah tersistem dengan baik berdasarkan sub-total per kriteria (Indrajit 2014).

(40)

Gambar 15 Infrastruktur dan pemanfaatan konten pembelajaran dosen (K2)

c. K3 merupakan kategori yang mengarah kepada evaluasi pembelajaran pada IPB dan UNPAK seperti pada Gambar 16. Evaluasi pembelajaran antara lain antusiasme mahasiswa, hasil evaluasi belajar, cara pembelajaran, alternatif media, serta bentuk sumber belajar mandiri. Data menunjukkan ada perbedaan berdasarkan tingkatan kelasnya. Rata-rata persentase pada Gambar 16 antara IPB dan UNPAK dijabarkan pada Gambar 13 berdasarkan kategorinya. pada Gambar 13 untuk IPB 59.00% dan UNPAK 66.00%. Dengan kata lain pada IPB berada pada kategori evaluasi pembelajaran pada tingkat standar dan UNPAK pada tingkat mahir berdasarkan sub-total per kriteria (Indrajit 2014). Ini dikarenakan ada perbedaan dalam pemberian metode pengajaran pada universitas masing-masing.

0% 20% 40% 60% 80% 100%

Memberikan referensi untuk pembelajaran

Jenis referensi Cara memberikan referensi Jenis bentuk tugas Cara pengumpulan tugas Mendorong penggunaan web Cara mahasiswa bertanya di luar kelas Manfaat ruangan diskusi Manfaat laboratorium komputer

100 60

85 60

30

100 70

75 95

100 40

70 90 30

75 45

80 95

(41)

Gambar 16 Evaluasi pembelajaran dosen (K3)

d. K4 merupakan kategori yang mengarah kepada pemanfaatan sistem pendukung manajemen pengetahuan untuk pembelajaran yang diinginkan dosen terhadap pengembangan sistem antara IPB dan UNPAK. Seperti pada Gambar 17 antara lain fasilitas yang diinginkan dalam sistem, serta pemanfaatan berbagai teknologi internet dan sosial media dalam berbagi pengetahuan. Rata-rata persentase pada Gambar 17 antara IPB dan UNPAK dijabarkan pada Gambar 13 berdasarkan kategorinya. Pada Gambar 13, data menunjukkan untuk IPB 40.38% dan UNPAK 60.58%. Dengan kata lain pada IPB berada pada kategori pemanfaatan sistem pendukung manajemen pengetahuan yang mahir. Sedangkan UNPAK pada kategori yang unggul berdasarkan sub-total per kriteria (Indrajit 2014). Ini mengartikan harapan dan keinginan dosen pada UNPAK dalam pemanfaatan sistem pendukung manajemen pengetahuan untuk pembelajaran lebih tinggi dari pada IPB.

0% 20% 40% 60% 80% 100%

Antusias terhadap pembelajajran Hasil evaluasi belajar Cara Pembelajaran Alternatif media pembelajaran Bentuk sumber belajar mandiri

90 80 80 40

40

75 80 75 35

30

(42)

Gambar 17 Pemanfaatan sistem pendukung manajemen pengetahuan untuk pembelajaran dosen (K4)

Dengan demikian pada kuesioner pengumpulan kebutuhan dosen untuk pembelajaran (pengajaran) berdasarkan evaluasi secara keseluruhan dalam tingkat universitas (IPB dan UNPAK) pada Gambar 18, data menunjukkan ada perbedaan berdasarkan tingkatan kelasnya.

Gambar 18 Perbandingan kebutuhan dosen untuk pembelajaran secara keseluruhan (IPB dan UNPAK)

0% 20% 40% 60% 80% 100%

Setuju pembelajaran KMS cloud computing

Setuju kolaborasi KMS Universitas Fasilitas yang diinginkan pada KMS

(43)

IPB dengan total persentase 53.44% berada pada tingkat madya. Tingkat madya merupakan target standart yang harus dicapai oleh perguruan tinggi. Berbeda dengan UNPAK, dengan total persentase 64.99% berada pada tingkat pranata. Di mana tingkat pranata merupakan tingkat yang telah mengadopsi atau telah mengimplementasikan TIK pada universitasnya dan perlu adanya penekanan penggunaan TIK secara optimal. Pada pengumpulan kebutuhan dosen untuk pembelajaran pada universitas, ada perbedaan yang begitu mendasar yaitu dalam menerapkan pembelajaran dengan memanfaatkan sosial media. Pada IPB sekitar 50% yang menggunakan sosial media, sedangkan UNPAK 75%. Ini menunjukkan kurangnya pemanfaatan sosial media pada IPB dalam memberikan pembelajaran. Oleh karena itu mengapa perbandingan kebutuhan dosen dalam pembelajaran pada IPB sangat timpang dengan kebutuhan pembelajaran pada mahasiswa. Oleh karena itu perlu adanya peningkatan dalam pemanfaatan sosial media untuk pembelajaran dan berbagi pengetahuan pada IPB.

Analisis Stakeholders

Pada tahap ini dilakukan analisis terhadap pendapat dan kebijakan-kebijakan yang akan diambil pemangku kepentingan pada universitas masing-masing. Di mana dalam melihat kesiapan institusi untuk dapat menerapkan sistem pendukung manajemen pengetahuan antar universitas kedepan. Analisis yang dilakukan terbagi 2 jenis kategori dalam pengumpulan kebutuhan untuk pembelajaran. Antara lain dari segi pelatihan TIK dan fasilitas yang dimiliki (K1), dan pemanfaatan sistem pendukung manajemen pengetahuan untuk pembelajaran (K2). Sehingga dihasilkan data pada Gambar 19 sebagai berikut.

Gambar 19 Perbandingan kebutuhan stakeholders untuk pembelajaran berdasarkan kategori

a. K1 merupakan kategori yang mengarah pada pelatihan TIK dan fasilitas internet, yang merupakan infrastruktur yang dimiliki masing-masing universitas. Sehingga dapat diukur kesiapan masing-masing universitas dalam pelaksanaan sistem pendukung manajemen pengetahuan. Berdasarkan data yang terdapat pada Gambar 20 menunjukkan tidak ada perbedaan berdasarkan tingkatan kelasnya antara IPB dan UNPAK. Rata-rata persentase pada Gambar 20 antara IPB dan UNPAK dijabarkan pada Gambar 19 berdasarkan kategorinya. Pada Gambar 19 untuk IPB 67% dan UNPAK 67%. Ini mengartikan bahwa dari segi pelatihan TIK dan fasilitas

(44)

yang dimiliki IPB dan UNPAK berada pada kategori tingkat pranata berdasarkan sub-total per-kriteria (Indrajit 2014). Ini menunjukkan kualitas SDM yang terdapat pada IPB dan UNPAK sangat mumpuni dan tidak ada perbedaan antara kedua belah pihak. Dikarenakan program pelatihan SDM yang dilakukan berjalan dengan baik yang didukung dengan fasilitas yang memadai.

Gambar 20 Pelatihan TIK dan fasilitas internet stakeholders (K1)

(45)

Gambar 21 Pemanfaatan sistem pendukung manajemen pengetahuan untuk pembelajaran stakeholders (K2)

Sehingga berdasarkan tingkat kelasnya secara keseluruhan baik IPB dan UNPAK pada kuesioner pengumpulan kebutuhan stakeholders untuk pembelajaran pada Gambar 22 tidak ada perbedaan berdasarkan tingkatan kelasnya. Berdasarkan rata-rata persentase pada Gambar 22 untuk IPB 69.74% dan UNPAK 68.72% berada pada kategori tingkat pranata berdasarkan kelasnya (Indrajit 2014). Ini mengartikan secara keseluruhan baik dari segi SDM , fasilitas, dan juga harapan yang diinginkan IPB dan UNPAK sejalan dengan tujuan untuk dapat menerapkan sistem pendukung manajemen pengetahuan antar universitas.

Gambar 22 Perbandingan kebutuhan stakeholders untuk pembelajaran secara keseluruhan (IPB dan UNPAK)

Analisis Infrastruktur Pada Universitas

Setelah dilakukan analisis terhadap infrastruktur pada universitas masing-masing, ditemukan beberapa fasilitas yang telah memadai dalam melakukan proses berbagi pengetahuan untuk pembelajaran secara institusi khususnya pada program ilmu komputer seperti pada Tabel 2. Ini membuktikan bahwa dengan banyaknya fasilitas yang memadai pada universitas masing-masing telah

Gambar

Gambar 1  Model SECI (Nonaka dan Takeuchi 1995)
Gambar 2  Infrastruktur Model (Ercan 2010)
Gambar 3  CMS Joomla
Gambar 4  ELS Moodle
+7

Referensi

Dokumen terkait

Bagi pengelola PKBM, disarankan agar dapat menerapkan model. pembelajaran dan pengembangannya sesuai dengan

selaku Ketua Program Studi D3 Statistika FMIPA USU yang telah meluangkan. waktunya selama penyusunan tugas

kesehatan pemerintah, jumlah dan nilai ekonomi air susu ibu, produktivitas kerja, masalah ekonomi bangsa. Gizi buruk merupakan suatu penyakit yang multikausal atau tidak

Tujuan penelitian yang pertama adalah untuk mendapatkan bukti empiris dengan menguji faktor-faktor personality mahasiswa vokasi komputerisasi akuntansi yaitu

Table 7-1. This is roughly the speed of a 1 Ghz Pentium III computer... Increasing the key size from 80 bits to 128 bits dramatically increases the amount of effort to guess the key.

Data yang di kumpulkan untuk dianalisis adalah data primer, yaitu data yang bersumber langsung dari informan penelitian. Dalam hal ini yang menjadi informan

Teknik ini dilakukan jika diameter benda uji besarnya lebih kecil dari source film distance minimal maka penempatan sumber dapat diletakkan agak jauh dari permukaan

Komunikasi antarbudaya adalah komunikasi yang terjadi di antara orang-orang yang memiliki kebudayaan yang berbeda bisa beda ras, etnik, atau sosiol ekonomi, atau gabungan dari