H a s i l
Hasil uji beda rataan panjang batang utama (cm), umur berbunga (hari), jumlah bunga pertandan (buah), jumlah tandan buah yang menghasilkan buah yang dapat dipanen (tandan), jumlah buah jadi pertandan (buah), umur panen (hari), bobot buah pertanaman (g), jumlah buah berdasarkan kelompok bobot buah (buah), ukuran buah: diameter dan panjang buah (cm), intensitas serangan penyakit CMV (%) terdapat pada rangkuman Tabel 1.
Panjang Batang Utama (cm)
Hasil rataan data pengamatan panjang batang utama (cm) umur 15, 30, 45 dan 60 hst tanaman tomat terdapat pada Lampiran 1 dan kuadrat tengah sidik ragamnya dapat dilihat pada Lampiran 2. Dari sidik ragam diketahui bahwa panjang batang utama hanya perlakuan frekuensi pemupukan fosfor cara tabur dan kocor (P) pada umur 30 hst sangat nyata pengaruhnya dan setelah umur 45 hst menjadi nyata pengaruhnya, sedangkan pada umur 15 dan 60 hst tidak nyata pengaruhnya pada masing-masing perlakuan tunggal. Perlakuan Vaksin (V) dan pemangkasan (A) serta interaksi ketiganya tidak menunjukkan pengaruh yang nyata, sehingga uji beda rataannya terdapat pada Tabel 2.
Tabel 2. Uji Beda Rataan Panjang Batang Utama (cm) Tanaman Tomat pada Perlakuan Vaksin, Pemangkasan dan Frekuensi Pemupukan Fosfor Cara Tabur dan Kocor Umur 15, 30, 45 dan 60 hst
Perlakuan Panjang Batang Utama (cm) Umur hst
15 30 45 60 Vaksin (V) V0 (Tanpa Vaksin) 18.130 42.243 74.944 110.539 V1 (Dengan Vaksin) 17.130 39.808 74.711 108.602 Pemangkasan (A) 17.693 40.819 73.936 108.814 17.693 40.819 73.936 108.814
A1 (Meninggalkan 2 cabang primer) 17.693 40.819 73.936 108.814
A2 (Meninggalkan 3 cabang primer) 17.491 41.012 74.673 111.867
A3 (Tanpa Pemangkasan) 17.707 41.245 75.873 108.031
Frekuensi Pemupukan Fosfor (P)
PK (Saat Tanam Cara Tabur) 18.604 46.511aA 80.743aA 109.912
P1 (15 hst Cara Kocor) 17.189 38.367bB 68.996bB 102.681
P2 (15,30,45 hst Cara Kocor) 17.228 38.448bB 73.600abAB 110.810
P3 (15,30,45,60, dan 75 hst Cara Kocor) 17.500 40.776bAB 75.970abAB 114.879
Keterangan: Angka-angka yang diikuti huruf kecil (besar) yang tidak sama pada kolom perlakuan yang sama menunjukkan berbeda nyata pada taraf 5 % (1 %) dan tidak bernotasi berbeda tidak nyata menurut uji Jarak Duncan
Pada Tabel 2, terlihat bahwa perlakuan (PK) cara tabur memberikan panjang
batang utama terpanjang umur 30 hst (46.511 cm) yang berbeda sangat nyata dengan perlakuan (P1), (P2) tetapi tidak nyata dengan (P3), sedang diantara perlakuan (P1),
(P2) dan (P3) saling berbeda tidak nyata dan batang utama paling pendek ditemukan
batang utama terpanjang pada perlakuan (PK) (80.743cm) berbeda sangat nyata
dengan (P1) tetapi saling berbeda tidak nyata dengan (P2), (P3) di mana (P1
Hubungan antara panjang batang utama (cm) dengan frekuensi pemupukan fosfor cara tabur dan kocor (P) disajikan pada Gambar 1.
) masih tetap merupakan batang terpendek.
Ỹ = 67.624 + 1.744P , r = 0.967 60.0 65.0 70.0 75.0 80.0 0 1 2 3 4 5 (Pemberian)
Frekuensi Pemupukan Fosfor (P) Cara Kocor
Pan jan g B atan g Utam a (c m ) 4 5 h st Ỹ = 37.391 + 0.602P, r = 0.775 37.5 38.0 38.5 39.0 39.5 40.0 40.5 41.0 0 1 2 3 4 5 Pan jan g B atan g Utam a (c m ) 3 0 h st a b
Gambar 1. Hubungan antara Panjang Batang Utama (cm) Umur 30 hst (a) dan 45 hst (b) dengan Frekuensi Pemupukan Fosfor Tanaman Tomat
Pada Gambar 1 (a), umur 30 dan 45 hst memperlihatkan bahwa tanggap tanaman tomat hubungannya menunjukkan grafik linear positif dengan persamaan Ỹ (a) = 37.39 + 0.602P, r = 0.755., Ỹ = 67.624 + 1.744P, r = 0.967.
Umur Berbunga (Hari)
Hasil rataan data pengamatan umur berbunga (hari) tanaman tomat pada perlakuan vaksin (V), pemangkasan (A) dan frekuensi pemupukan fosfor cara tabur dan kocor (P) terdapat pada Lampiran 3 dan kuadrat tengah sidik ragamnya terdapat pada Lampiran 4.
Tabel 3. Uji Beda Rataan Umur Berbunga (Hari) Tanaman Tomat pada Perlakuan, Vaksin, Pemangkasan dan Frekuensi Pemupukan Fosfor Cara Tabur dan Kocor
Perlakuan Umur Berbunga (Hari)
Vaksin (V)
V0 (Tanpa Vaksin) 37.575
V1 (Dengan Vaksin) 38.361
Pemangkasan (A)
A1 (Meninggalkan 2 cabang primer) 37.608
A2 (Meninggalkan 3 cabang primer) 37.717
A3 (Tanpa Pemangkasan) 38.579
Frekuensi Pemupukan Fosfor (P)
PK (Saat Tanam Cara Tabur) 35.233bB
P1 (15 hst Cara Kocor) 39.567aA
P2 (15,30,45 hst Cara Kocor) 39.517aA
P3 (15.30.45.60. dan 75 hst Cara Kocor) 37.556abAB
Keterangan : Angka-angka yang diikuti huruf kecil (besar) yang tidak sama pada kolom perlakuan yang sama menunjukkan berbeda nyata pada taraf 5
% (1 %) dan angka yang tidak bernotasi berbeda tidak nyata menurut uji Jarak Duncan
Dari sidik ragam diketahui bahwa perlakuan tunggal vaksin dan pemangkasan serta interaksi ketiganya tidak nyata pengaruhnya dan hanya perlakuan tunggal frekuensi pemupukan fosfor cara tabur dan kocor sangat nyata pengaruhnya terhadap umur berbunga (hari). Hasil uji beda rataan terdapat pada Tabel 3 di atas.
Pada Tabel 3, terlihat bahwa tercepat umur berbunga pada perlakuan (PK)
diikuti (P3) yang tidak nyata, dan paling lama pada (P2) dan (P1), yang sangat nyata
lebih lama dari (PK), tapi tidak nyata dengan (P3
Hubungan antara umur berbunga (hari) dengan perlakuan frekuensi pemupukan fosfor cara kocor terdapat pada Gambar 2.
). Y = 40.388 - 0.5028P, r = -0.771 37.0 37.5 38.0 38.5 39.0 39.5 40.0 40.5 0 1 2 3 4 5
Frekuensi pemupukan Fosfor (P) Cara Kocor
U m ur B er bunga ( har i)
Gambar 2. Hubungan Antara Umur Berbunga (Hari) dengan Frekuensi Pemupukan Fosfor Cara Kocor Tanaman Tomat
Dari Gambar 2, dapat dilihat umur berbunga hubungannya menunjukkan linear negatif mengikuti persamaan Ỹ = 40.388 - 0.503 (r = - 0.77).
Jumlah Bunga Pertandan (Buah)
Hasil rataan data pengamatan jumlah bunga pertandan (buah) tanaman tomat pada perlakuan vaksin (V), pemangkasan (A) dan frekuensi pemupukan fosfor (P) cara tabur dan kocor terdapat pada Lampiran 3 dan kuadrat tengah sidik ragamnya terdapat pada rangkuman Lampiran 4. Dari sidik ragam diketahui pada perlakuan tunggal frekuensi pemupukan fosfor dan interaksi vaksin dengan frekuensi pemupukan fosfor cara tabur dan kocor sangat nyata pengaruhnya. Interaksi kombinasi ketiga perlakuan tidak nyata pengaruhnya terhadap jumlah bunga pertandan (buah), sehingga hasil uji beda rataan terdapat pada Tabel 4.
Tabel 4. Uji Beda Rataan Jumlah Bunga Pertandan (Buah) Tanaman Tomat pada Interaksi Perlakuan Vaksin dan Frekuensi Pemupukan Fosfor Cara Tabur dan Kocor
Perlakuan Vaksin Frekuensi Pemupukan Fosfor Cara Tabur dan Kocor Rataan
PK P1 P2 P3
V0 6.667cB 7.394bAB 7.881abA 8.123aA 7.516
V1 7.717abA 7.399bAB 7.732abA 8.022aA 7.718
Rataan 7.192 7.397 7.807 8.073
Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh huruf kecil (besar) yang tidak sama menunjukkan berbeda nyata pada taraf 5 % (1 %) menurut uji jarak Duncan
Pada Tabel 4, kombinasi perlakuan (V0P3) dan (V1P3) jumlah bunga
pertandan paling banyak (8 tandan) dan nyata lebih banyak dari kombinasi perlakuan (V0P1) dan (V1P1), serta sangat nyata dari (V0Pk). Diantara (V0P3), (V1P3), (V0P2)
sedikit jumlah bunga pertandannya ditemukan pada kombinasi perlakuan (V0PK
Hubungan antara jumlah bunga pertandan (buah) tanaman tomat dengan perlakuan frekuensi pemupukan fosfor cara kocor yang mendapat perlakuan vaksin Carna-5 ditampilkan pada Gambar 3.
) sebanyak (6 tandan) yang berbeda nyata dengan lainnya
Gambar 3. Hubungan antara Jumlah Bunga Pertandan (Buah) dengan Frekuensi Pemupukan Fosfor Tanaman Tomat yang Mendapat Perlakuan Vaksin Carna-5 (V0 = tanpa Carna-5, V1 = diberi Carna-5)
Dari Gambar 3, terlihat hubungan jumlah bunga pertandan (buah) dengan perlakuan frekuensi pemupukan fosfor cara tabur dan kocor yang mendapat perlakuan vaksin Carna-5 mengikuti hubungan linear positif dengan persamaan ỸV0 =
7.253 + 0.182P (r = 0.964) dan ỸV1 = 7.251 + 0.156P (r = 0.998). Dengan dibagi-baginya pemberian pupuk fosfor, maka
jumlah bunga pertandan lebih banyak. Juga terlihat bahwa relatif jumlah bunga lebih banyak pada yang tidak diberi vaksin Carna-5.
Jumlah Tandan Buah yang Menghasilkan Buah yang Dapat Dipanen (Tandan)
Hasil rataan data pengamatan jumlah buah yang menghasilkan buah yang dapat dipanen (tandan) tanaman tomat pada perlakuan vaksin (V), pemangkasan (A)
Ỹv0 = 7.253 + 0.182P, r = 0.964 Ỹv1 = 7.251 + 0.156P, r = 0.998 7.3 7.5 7.7 7.9 8.1 8.3 8.5 0 1 2 3 4 5 (Pemberian)
Frekuensi Pemupukan Fosfor (P) Cara Kocor
Jum la h Bung a P ert and an (bu ah) V0 V1
dan kuadrat tengah sidik ragamnya terdapat pada rangkuman Lampiran 4. Dari sidik ragam diketahui perlakuan pemangkasan nyata pengaruhnya dan perlakuan frekuensi pemupukan fosfor cara tabur dan kocor sangat nyata pengaruhnya. Interaksi ketiganya tidak nyata pengaruhnya terhadap jumlah tandan buah yang menghasilkan buah yang dapat dipanen (tandan), sehingga uji beda rataannya terdapat pada Tabel 5. Tabel 5. Uji Beda Rataan Jumlah Tandan Buah yang Menghasilkan Buah yang Dapat
Dipanen (tandan) Tanaman Tomat pada Perlakuan Vaksin, Pemangkasan dan Frekuensi Pemupukan Fosfor Cara Tabur dan Kocor
Perlakuan Jumlah Tandan Buah yang Menghasilkan Buah yang Dapat Dipanen (Tandan) Vaksin (V)
V0 (Tanpa Vaksin) 5.044
V1 (Dengan Vaksin) 5.650
Pemangkasan (A)
A1 (Meninggalkan 2 cabang primer) 5.442abA
A2 (Meninggalkan 3 cabang primer) 4.908bA
A3 (Tanpa Pemangkasan) 5.692aA
Frekuensi Pemupukan Fosfor (P)
PK (Saat Tanam Cara Tabur) 4.900bB
P1 (15 hst Cara Kocor) 5.333aAB
P2 (15,30,45 hst Cara Kocor) 5.656aA
P3 (15.30.45.60. dan 75 hst cara Kocor) 5.500aA
Keterangan : Angka-angka yang diikuti huruf kecil (besar) yang tidak sama pada kolom perlakuan yang sama menunjukkan berbeda nyata pada taraf 5 % (1 %) dan tidak bernotasi berbeda tidak nyata menurut uji Jarak Duncan
Pada Tabel 5, perlakuan tanpa pemangkasan (A3) menghasilkan jumlah
tandan buah yang menghasilkan buah yang dapat dipanen terbanyak (5.692 buah) yang nyata lebih banyak dari pada perlakuan pemangkasan meninggalkan 3 cabang primer (A2) (4.908 buah). Jumlah tandan buah yang menghasilkan buah yang dapat
dipanen paling sedikit ditemukan pada perlakuan pemangkasan meninggalkan 3 cabang primer (A2) (4.908 buah) yang tidak berbeda nyata dengan perlakuan (A1),
sehingga bar diagramnya ditampilkan pada Gambar 4.
Gambar 4. Bar Diagram Jumlah Tandan Buah yang Menghasilkan Buah yang Dapat Dipanen (Buah) Tanaman Tomat pada Perlakuan Pemangkasan (A1 =
Meninggalkan 2 Cabang Primer, A2 = Meninggalkan 3 Cabang Primer
dan A3 = Tanpa Pemangkasan)
Pada tabel yang sama, perlakuan frekuensi pemupukan fosfor cara tabur dan kocor terhadap jumlah tandan buah yang menghasilkan tandan buah yang dapat dipanen terbanyak ditemukan pada (P2) (5.656 buah) dan diikuti oleh (P3) (5.500
buah) dan (P1) (5.333 buah) yang berbeda tidak nyata satu dengan lainnya, tetapi
berbeda nyata pada perlakuan Pk yang merupakan penghasil jumlah tandan buah yang
menghasilkan buah yang dapat dipanen paling sedikit (4.900 tandan).
4.4 4.6 4.8 5.0 5.2 5.4 5.6 5.8
A1 (2 cabang) A2 (3 cabang) A3 (banyak cabang) Pemangkasan (A) Jum la h t anda n bua h ya ng m engha si lk an bua h ya ng da pa t di pa ne n ( ta nda n)
Hubungan antara jumlah tandan buah yang menghasilkan buah yang dapat dipanen (tandan) tanaman tomat dengan perlakuan frekuensi pemupukan fosfor cara kocor ditampilkan pada Gambar 5.
Gambar 5. Hubungan antara Jumlah Tandan Buah yang Menghasilkan Buah yang Dapat Dipanen dengan Frekuensi Pemupukan Fosfor Tanaman Tomat
Pada Gambar 5, memperlihatkan bahwa tanggap tanaman tomat hubungannya menunjukkan grafik kuadratik posisitf dengan persamaan Ỹ = 5,371 + 0.115P - 0.017P2, (R2 = 0,511) dengan jumlah tandan buah yang menghasilkan buah yang dapat dipanen maksimum = 5.568 buah pada perlakuan frekuensi pemupukan fosfor 3.44 kali kocor diberikan pada umur 15, 30 dan 45 hst. Sumber dan dosis fosfor yang diberikan cara tabur dan kocor pada tanaman tomat sama dosisnya yaitu 54 g TSP per tanaman dengan setiap pemberiaan 1/3 dosis dan juga terlihat bahwa walaupun berbeda tidak nyata namun (V1) lebih besar dari (V0).
Ỹ = 5.371 + 0.115P – 0.017P2 R2 = 0.511,JTBD=5.568 pada Frekuensi =3.441 5,35 5,40 5,45 5,50 5,55 5,60 5,65 5,70 0 1 3 5
Frekuensi Pemupukan Fosfor (P)cara Kocor
Jum la h T anda n B ua h ya ng m engha si lka n bua h ya ng da pa t di pa ne n ( ta nda n )
Jumlah Buah Jadi Pertandan (Buah)
Hasil data pengamatan Jumlah Buah Jadi Pertandan (buah) tanaman tomat pada perlakuan vaksin (V), pemangkasan (A) dan frekuensi pemupukan fosfor (P) cara tabur dan kocor terdapat pada rangkuman Lampiran 3 dan kuadrat tengah sidik ragamnya terdapat pada Lampiran 4. Dari sidik ragam diketahui hanya pada kombinasi perlakuan vaksin (V) dengan pemangkasan (A) nyata pengaruhnya dan ketiga interaksi kombinasi perlakuan tidak nyata pengaruhnya terhadap jumlah buah jadi pertandan (buah), sehingga hasil uji beda rataan terdapat pada Tabel 6.
Tabel 6. Uji Beda Rataan Jumlah Buah Jadi Pertandan (buah) Tanaman Tomat pada Interaksi Perlakuan Vaksin dan Pemangkasan
Perlakuan Vaksin Perlakuan Pemangkasan Rataan
A1 A2 A3
V0 4.011aAB 3.844abAB 4.243aA 4.033
V1 3.873abAB 4.026aAB 3.553bB 3.817
Rataan 3.942 3.935 3.898
Keterangan: Angka-angka yang diikuti oleh huruf kecil (besar) yang tidak sama menunjukkan berbeda nyata pada taraf 5 % (1 %) menurut uji jarak Duncan
Pada Tabel 6, kombinasi perlakuan (V0A3) jumlah buah jadi pertandan
terbanyak (4.243 tandan) yang berbeda tidak nyata dari kombinasi perlakuan (V1A2)
(4.026 tandan) diikuti pada kombinasi perlakuan (V0A1) (4.011 tandan) tetapi
berbeda tidak nyata dengan (V1A1) (3.873 tandan) dan (V0A2) (3.844 tandan).
(V1A3) (3.533 tandan) yang berbeda tidak nyata dengan (V1A1) dan (V0A2
Hubungan antara jumlah buah jadi pertandan (tandan) tanaman tomat dengan perlakuan berbagai pemangkasan yang mendapat perlakuan vaksin Carna-5
ditampilkan pada Gambar 6.
) dan juga terlihat walaupun berbeda tidak nyata, tetapi ada tendensi bahwa yang diberi vaksin lebih sedikit dari tanpa vaksin.
3.20 3.40 3.60 3.80 4.00 4.20 4.40 1 2 3 Pemangkasan J um lah B uah J adi P er tandan (buah)
V0 = tanpa diberi vaksin V1 = diberi vaksin
Gambar 6. Bar Diagram Jumlah Buah Jadi Pertandan (buah) Tanaman Tomat pada Perlakuan Vaksin Carna-5 (V0 = tanpa Carna-5, V1 = diberi Carna-5) dan
Pemangkasan (A1 = Meninggalkan 2 Cabang Primer, A2 = Meninggalkan
3 Cabang Primer dan A3 = Tanpa Pemangkasan)
Dari Gambar 6, terlihat jumlah buah jadi pertandan (buah) dengan perlakuan berbagai pemangkasan yang mendapat perlakuan vaksin Carna-5 justru yang tidak dipangkas lebih memberikan jumlah buah jadi pertandan diikuti oleh yang tinggal 2
A3
A2
dan 3 cabang, sedang yang diberi vaksin pemangkasan malah memperbaiki jumlah buah jadi pertandan.
Umur Panen (Hari)
Hasil rataan data pengamatan umur panen (hari) perlakuan vaksin (V), pemangkasan (A) dan frekuensi pemupukan fosfor saat tanam cara tabur dan kocor (P) terhadap pengamatan umur panen pertama, kedua, ketiga dan keempat terdapat pada Lampiran 5 dan kuadrat tengah sidik ragamnya terdapat pada rangkuman Lampiran 6. Dari sidik ragam diketahui hanya perlakuan tunggal frekuensi pemupukan fosfor cara tabur dan kocor umur panen pertama, ketiga dan keempat nyata pengaruhnya, sedangkan pengaruh tunggal vaksin (V) dan pemangkasan (A) tidak nyata pengaruhnya. Interaksi kombinasi perlakuan vaksin (V) dengan frekuensi pemupukan fosfor cara tabur dan kocor (P) pada umur panen pertama sampai ketiga nyata pengaruhnya dan setelah umur panen keempat menjadi sangat nyata pengaruhnya. Interaksi kombinasi ketiga perlakuan tidak nyata pengaruhnya pada semua semua pengamatan umur panen (hari), sehingga uji beda rataannya disajikan pada Tabel 7.
Tabel 7. Uji Beda Rataan Umur Panen (hari) Periode Pertama, Kedua, Ketiga, dan Keempat Tanaman Tomat pada Interaksi Perlakuan Vaksin dan Frekuensi Pemupukan Fosfor Cara Tabur dan Kocor
Perlakuan Umur Panen (hari) Periode Panen
1 2 3 4
V0P
55.711bB
K 59.244bAB 62.200bB 64.511bB
V0P1 63.133aAB 68.067aAB 71.244aAB 77.533aA
V0P2 66.644aA 73.844aA 76.911aA 79.978aA
V0P3 66.133aAB 73.889aA 77.122aA 80.670aA
V1PK 66.978aAB 71.267aAB 73.689aAB 77.600aA
V1P1 66.333aAB 69.778aAB 73.200aAB 73.133aAB
V1P2 66.711aAB 68.444aAB 73.578aAB 75.956aA
V1P3 66.933aAB 70.600aAB 73.711aAB 76.800aA
Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh huruf kecil (besar) yang tidak sama pada kolom perlakuan yang sama menunjukkan berbeda nyata pada taraf 5 % (1 %) menurut uji jarak Duncan
Pada Tabel 7 terlihat bahwa kombinasi perlakuan (V0PK) pengamatan panen
pertama sampai panen keempat memberikan umur panen tercepat yaitu mulai umur 55, 59, 62 dan 64 hari yang berbeda nyata dengan perlakuan lainnya, tetapi diantara (V0P1), (V0P2), (V0P3), (V1Pk), (V1P1), (V1P2) dan (V1P3) saling berbeda tidak
nyata umur panennya. Umur panen terlama pengamatan pertama sampai keempat ditemukan pada kombinasi perlakuan (V0P2) atau (V0P3) yaitu sekitar umur 69, 74,
Hubungan antara umur panen (hari) pengamatan pertama sampai keempat tanaman tomat dengan perlakuan frekuensi pemupukan fosfor cara dan kocor yang mendapat perlakuan vaksin Carna-5 ditampilkan pada Gambar 7.
Pada Gambar 7. a, b, c dan d umur panen pengamatan periode pertama sampai keempat memperlihatkan bahwa tanggap tanaman tomat hubungannya menunjukkan grafik linear positif dengan persamaan umur panen pertama (a) ỸV0 = 62.804 +
1.500P, (r = 0.687)., ỸV1 = 66.209 + 0.150P, (r = 0.978), umur panen kedua (b) ỸV0
= 66,102 + 2,914P, (r = 0.756), ỸV1 = 68.775 + 0.415P, (r = 0.461), umur panen
ketiga (c) ỸV0 = 70.684 + 1.469P, (r = 0.777)., ỸV1 = 73.133 + 0.129P, (r = 0.929),
umur panen keempat (d) ỸV0 = 77.043 + 0.783P, (r = 0.905)., ỸV1 = 72.546 +
0.917P, (r = 0.912). Sumber dan dosis fosfor yang diberikan cara tabur dan kocor pada tanaman tomat sama dosisnya yaitu 54 g TSP per tanaman.
Pemberian Frekuensi Pemupukan Fosfor (P) Cara Kocor
Gambar 7. Hubungan Umur Panen (hari) Tanaman Tomat Periode Pertama (a), Kedua (b), Ketiga (c) dan Keempat (d) dengan Frekuensi Pemupukan Fosfor yang mendapat Perlakuan Vaksin Carna-5 (V0 = tanpa Carna-5,
Bobot Buah Pertanaman (g)
Hasil rataan data pengamatan Bobot Buah Pertanaman (g) setiap periode panen pertama, kedua, ketiga dan keempat tanaman tomat terdapat pada Lampiran 7 dan kuadrat tengah sidik ragamnya dapat dilihat pada Lampiran 8. Dari sidik ragam diketahui perlakuan tunggal vaksin (V) hanya pada periode panen keempat nyata pengaruhnya terhadap bobot buah pertanaman, sedangkan perlakuan tunggal pemangkasan (A) hanya pada periode panen kedua nyata pengaruhnya dan pada periode panen ketiga menjadi sangat nyata pengaruhnya. Demikian halnya perlakuan tunggal frekuensi pemupukan fosfor cara tabur dan kocor (P) mulai periode panen pertama nyata pengaruhnya, tetapi pada periode panen kedua dan ketiga menjadi sangat nyata pengaruhnya, sedang pada periode panen keempat tidak berbeda nyata. Interaksi kombinasi perlakuan vaksin (V) dan frekuensi pemupukan fosfor cara tabur dan kocor (P) periode panen pertama tidak nyata pengaruhnya, akan tetapi setelah di periode panen kedua sampai keempat menjadi nyata pengaruhnya. Interaksi ketiga perlakuan menunjukkan pengaruh yang tidak nyata, sehingga uji beda rataannya disajikan pada Tabel 8 dan 9.
Tabel 8. Uji Beda Rataan Bobot Buah Pertanaman (g) Tanaman Tomat pada Perlakuan Vaksin, Pemangkasan dan Frekuensi Pemupukan Fosfor Cara Tabur dan Kocor Setiap Periode Panen Pertama, Kedua, Ketiga dan Keempat
Perlakuan Bobot Buah Pertanaman (g) pada Periode Panen 1 2* 3* 4* Total Vaksin (V)
V0 (Tanpa Vaksin) 342.056 321.972 349.917 355.250 1369.195
V1 (Dengan Vaksin) 326.472 320.806 322.139 302.056 1271.473
Pemangkasan (A)
A1 (Meninggalkan 2 cabang primer 325.042 342.708bA 358.208bB 328.417 1354.375
A2 (Meninggalkan 3 cabang primer) 339.458 280.458aA 286.167aA 304.792 1210.875
A3 (Tanpa Pemangkasan) 338.292 341.000bA 363.708bB 352.750 1395.750
Frekuensi Pemupukan Fosfor (P)
PK (Saat Tanam Cara Tabur) 371.722bA 284.889 293.667 317.944 1268.222
P1 (15 hst Cara Kocor) 307.889aA 310.778 308.389 302.556 1229.612
P2 (15,30,45 hst Cara Kocor) 322.056aA 353.111 360.444 341.444 1377.055
P3 (15.30.45.60. dan 75 hst Cara Kocor) 335.389abA 336.778 381.611 352.667 1406.445
Keterangan: Angka-angka yang diikuti huruf kecil (besar) yang tidak sama pada kolom perlakuan yang sama menunjukkan berbeda nyata pada taraf 5 % (1 %) dan tidak bernotasi berbeda tidak nyata menurut uji Jarak Duncan * Interaksi perlakuan vaksin dengan frekuensi pemupukan fosfor cara
tabur dan kocor
Pada Tabel 8, terlihat bahwa periode panen kedua dan ketiga bobot buah pertanaman (g) hanya pada berbagai perlakuan pemangkasan memberikan pengaruh yang nyata, di mana A2 nyata lebih ringan sedang A1 dan A3 berbeda tidak nyata.
Pada panen pertama pengaruh P di mana perlakuan (PK) memberikan bobot buah
(335.389 g) tetapi berbeda nyata dengan (P2) (322.056 g) dan (P1) (307.889 g) sedang
yang paling sedikit pada (P1) (307.889 g) yang tidak nyata dengan (P2) dan (P3
Hubungan antara bobot buah pertanaman (g) pada periode panen pertama tanaman tomat dengan perlakuan frekuensi pemupukan fosfor cara kocor ditampilkan pada Gambar 8. ). Y = 301.15 + 6.875P, r = 0.99 290 300 310 320 330 340 0 1 2 3 4 5
Frekuensi Pemupukan Fosfat (P) Cara Kocor
B o b o t B u a h P e rt a n a m a n ( g ) P er tam a
Gambar 8. Hubungan antara Bobot Buah Pertanaman (g) Tanaman Tomat pada Periode Panen Pertama dengan Frekuensi Pemupukan Fosfor Cara Kocor
Pada Gambar 8, memperlihatan bahwa tanggap tanaman tomat hubungannya menunjukkan grafik linear positif dengan persamaan Ỹ = 301.15 + 6.875P, (r = 0.991).
Dari Tabel 8, juga terlihat bahwa periode panen kedua dan ketiga bobot buah pertanaman (g) pada perlakuan pemangkasan memberikan pengaruh yang sangat nyata, dimana pada panen kedua perlakuan pemangkasan meninggalkan 2 cabang primer (A ) memberikan bobot buah pertanaman terbanyak (342.708 g) yang berbeda
tidak nyata dengan perlakuan tanpa pemangkasan (A3) (341.00 g) sedang pada panen
yang ketiga masih pada tanpa pemangkasan (A3) (363.708 g) yang terberat yang
berbeda tidak nyata dengan (A1) dan yang nyata paling sedikit pada pemangkasan
meninggalkan 3 cabang primer (A2
) (280.458 g dan 286.167 g), sehingga bar diagramnya ditampilkan pada Gambar 9.
Gambar 9. Bar Diagram Bobot Buah Pertanaman (g) Periode Panen Kedua (a) dan Ketiga (b) Tanaman Tomat pada Perlakuan Pemangkasan (A1 =
100.0 150.0 200.0 250.0 300.0 350.0 400.0 A1 A2 A3 Pemangkasan (A) B obot B ua h P er tan am an ( g ) Per io d e Pan en Ked u a 100.0 150.0 200.0 250.0 300.0 350.0 400.0 A1 A2 A3 B o b o t B u ah Per tan am an ( g ) Per io d e Pan en Ked u a b a
Meninggalkan 2 Cabang Primer, A2 = Meninggalkan 3 Cabang Primer
dan A3 = Tanpa Pemangkasan)
Interaksi perlakuan vaksin (V) dan frekuensi pemupukan fosfor cara tabur dan kocor (P) nyata pengaruhnya terhadap bobot buah pertanaman (g) pada periode panen kedua, ketiga dan keempat, sehingga uji beda rataan terdapat pada Tabel 9.
Tabel 9. Uji Beda Rataan Bobot Buah Pertanaman (g) Periode Panen Kedua, Ketiga dan Keempat Tanaman Tomat pada Interaksi Perlakuan Vaksin dan Frekuensi Pemupukan Fosfor Cara Tabur dan Kocor
Perlakuan Bobot Buah Pertanaman (g) pada Periode Panen
2 3 4
V0PK 260.667Cb 283.667dD 344.444bcAB
V0P1 308.444Bab 307.778cdCD 303.111cB
V0P2 370.000aA 388.222abAB 363.222abAB
V0P3 348.778abA 420.000aB 410.222aA
V1PK 309.111Bab 303.667cdD 291.444cB
V1P1 313.111bAB 309.000cdCD 302.000cB
V1P2 336.222abA 332.667cdCD 319.667bcB
V1P3 324.778abAB 343.222bcCD 295.111cB
Keterangan: Angka-angka yang diikuti oleh huruf kecil (besar) yang tidak sama pada kolom perlakuan yang sama menunjukkan berbeda nyata pada taraf 5 % (1 %) menurut uji jarak Duncan
Pada Tabel 9, Bobot buah pertanaman (g) pada periode panen kedua terberat ditemukan pada kombinasi perlakuan (V0P2) (370.000 g) yang berbeda nyata pada
(336.222 g) dan (V1P3) (324.778 g). Bobot buah pertanaman paling ringan ditemukan
pada (V0PK) (260.667 g) yang berbeda nyata dengan lainnya. Pada periode panen
ketiga terberat berada pada kombinasi perlakuan (V0P3) (420.000 g) yang berbeda
sangat nyata dengan perlakuan lainnya kecuali berbeda tidak nyata dengan (V0P2)
(388.22 g). Bobot buah pertanaman paling ringan masih ditemukan pada (V0PK)
(283.667 g) yang hanya berbeda nyata dengan (V0P2), (V0P3) dan (V1P3). Pada
periode panen keempat terberat masih berada pada posisi kombinasi perlakuan (V0P3) (410.222 g) yang berbeda tidak nyata dengan (V0P2) (363.222 g) dan berbeda
nyata dengan lainnya. Bobot buah pertanaman paling ringan ditemukan pada perlakuan (V1PK) (291.444 g) yang hanya berbeda nyata dengan (V0P2) dan (V0P3
Hubungan antara bobot buah pertanaman (g) tanaman tomat dengan perlakuan frekuensi pemupukan fosfor cara tabur dan kocor yang mendapat perlakuan vaksin pada periode panen kedua, ketiga, keempat ditampilkan pada Gambar 10.
).
Dari Gambar 10, terlihat bahwa hubungan bobot buah pertanaman dengan frekuensi pemupukan fosfor cara kocor (P) yang mendapat perlakuan vaksin Carna-5 pada periode panen kedua (a) menunjukkan hubungannya kuadratik positif mengikuti persamaan ỸV0 = 246.631 + 72.167P – 10.347P2 (R2 = 0.991) dengan bobot buah
pertanaman maks = 372.466 gram pada frekuensi pemupukan fosfor 3.487 kali kocor.,ỸV1 = 288.601 + 28.833P – 4.319P2 (R2 = 0.981) dengan bobot buah
pertanaman maksimum = 336.721 gram pada frekuensi pemupukan fosfor 3.337 kali kocor. Periode panen ketiga (b) terjadi perubahan menjadi hubungan linear positif mengikuti persamaan ỸV0 = 287.830 + 28.056 (r = 0.942), ỸV1 = 302.631 + 8.557P (r
= 0.95), sedangkan periode panen keempat masih tetap berada pada posisi hubungan linear positif (V0) dengan persamaan ỸV0 = 278.521 + 26.778 (r = 0.995) akan tetapi
berubah kembali menjadi kuadratik positif (V1) pada persamaan Ỹ V1 = 227.331 +
29.944P – 5.277P2 (R2 = 0.841) dengan bobot buah pertanaman maks = 319.802 pada frekuensi pemupukan fosfat 2.837 kali kocor.
Gambar 10. Hubungan antara Bobot Buah Pertanaman (g) Tanaman Tomat pada Periode Panen kedua (a), Ketiga (b) dan keempat (c) dengan Frekuensi Pemupukan Fosfor yang Mendapat Perlakuan Vaksin Carna-5 (V0 =
Tanpa Carna-5, V1
Dapat disimpulkan bahwa baik diberi carna maupun pemberian Fosfor sebaiknya diberikan 3 – 4 kali. Rata-rata bobot buah pertanaman selama penanaman yaitu 1320.33 g pertanaman.
= diberi Carna-5)
Jumlah Buah Berdasarkan Kelompok Bobot Buah Besar (>60 g), Sedang (40-60 g) dan Kecil (<40g)
Hasil rataan data pengamatan jumlah buah berdasarkan kelompok bobot buah besar, sedang dan kecil pada tanaman tomat terdapat pada Lampiran 9 dan kuadrat tengah sidik ragamnya dapat dilihat pada Lampiran 10. Dari sidik ragam diketahui bahwa jumlah buah berdasarkan kelompok buah besar (>60 g) tidak berbeda nyata pengaruhnya pada semua perlakuan tunggal maupun interaksinya. Kelompok buah sedang (40-60 g) hanya perlakuan tunggal frekuensi pemupukan fosfor cara tabur dan kocor (P) nyata pengaruhnya, sedangkan kelompok buah kecil (<40 g) pengaruh tunggal pemangkasan (A) nyata pengaruhnya. Kombinasi perlakuan vaksin (V) dan pemangkasan (A) nyata pengaruhnya. Interaksi ketiga kombinasi perlakuan tidak nyata pengaruhnya, sehingga uji beda rataannya disajikan pada Tabel 10 dan 11.
Tabel 10. Uji Beda Rataan Jumlah Buah Berdasarkan Kelompok Buah Besar (>60 g), Sedang (40-60 g) dan Kecil (<40 g) Tanaman Tomat pada Perlakuan, Vaksin, Pemangkasan dan Frekuensi Pemupukan Fosfor Cara Tabur dan Kocor
Perlakuan Berdasarkan Kelompok Bobot Buah (> 60 g ) ( 40-60 g ) (< 40 g )* Vaksin (V)
V0 (Tanpa Vaksin) 46.611 16.056 12.194
V1 (Dengan Vaksin) 43.528 16.472 13.028
Pemangkasan (A)
A1 (Meninggalkan 2 cabang primer) 48.542 15.458 12.542
A2 (Meninggalkan 3 cabang primer) 40.750 17.292 14.083
A3 (Tanpa Pemangkasan) 45.917 16.042 11.208
Frekuensi Pemupukan Fosfor (P)
Pk (Saat Tanam Cara Tabur) 43.222 15.389bA 13.167
P1 (15 hst Cara Kocor) 43.944 18.333aA 12.833
P2 (15,30,45 hst Cara Kocor) 44.000 15.722bA 11.833
P3 (15.30.45.60. dan 75 hst Cara Kocor) 49.111 15.611bA 12.611
Keterangan: Angka-angka yang diikuti huruf kecil (besar) yang tidak sama pada kolom perlakuan yang sama menunjukkan berbeda nyata pada taraf 5 % (1 %) dan tidak bernotasi berbeda tidak nyata menurut uji Jarak Duncan *Interaksi perlakuan vaksin dengan pemangkasan
Pada Tabel 10, terlihat hanya jumlah buah berdasarkan kelompok bobot buah sedang pada berbagai frekuensi pemupukan fosfor secara tabur dan kocor nyata pengaruhnya, di mana perlakuan (P1) memberikan jumlah buah berdasarkan bobot
buah sedang (40-60 g) terbanyak (18.333 g) yang berbeda nyata dengan perlakuan (P2) (15.722 g) diikuti (P3) (15.611 g) dan yang paling sedikit pada (PK) (15.389 g)
tomat dengan perlakuan frekuensi pemupukan fosfor cara kocor ditampilkan pada Gambar 11. Y = 18.597 - 0.6806P, r = -0.7806 12 14 16 18 20 0 1 2 3 4 5
Frekuensi Pemupukan Fosfor (P) Cara Kocor
B o b o t B u ah S ed an g ( 4 0 -6 0 g )
Gambar 11. Hubungan antara Bobot Buah Sedang (40-60 g) dengan Frekuensi Pemupukan Fosfor Cara Kocor Tanaman Tomat
Pada Gambar 11, memperlihatan bahwa tanggap tanaman tomat terhadap jumlah buah berdasarkan bobot buah sedang (40-60 g) hubungannya menunjukkan grafik linear negatif dengan persamaan Ỹ = 18.597 – 0.681P, (r = - 0.781). Dari pembagian pupuk fosfor berkali-kali menurunkan jumlah kelompok buah sedang.
Dari Tabel 10, terlihat bahwa jumlah buah berdasarkan kelompok buah kecil (<40 g) terjadi interaksi perlakuan vaksin (V) dengan pemangkasan (A), sehingga uji beda rataan terdapat pada Tabel 11.
Tabel 11. Uji Beda Rataan Jumlah Buah Berdasarkan Bobot Buah Kecil (<40 g) Tanaman Tomat pada Interaksi Perlakuan Vaksin dan Pemangkasan
Perlakuan Vaksin Perlakuan Pemangkasan Rataan
A1 A2 A3
V0 11.000bcB 14.833aA 10.750cB 12.194