• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tempat dan Waktu

Penelitian ini telah dilakukan disuatu lahan berlokasi di Desa Pertapaan, Sigalingging Dairi dengan ketinggian tempat 1400 m dpl dan telah berlangsung mulai Maret – Agustus 2006.

Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan terdiri atas benih hibrida tomat varietas Marta, vaksin CARNA-5 biakan inokulum dari daun zukini, Carborundum 600 mesh, Aquades steril, Air, 0,01 M Fosfat buffer pH 7.0, 0.03 M Na2PO4, Alkohol 70 dan 96%, pupuk

kandang 20 ton/ha-1, urea 400 kg/ha-1, TSP 600 kg ha-1, KCL 120 kg ha-1

Alat yang digunakan antara lain cotton bud, mortar dan pastelnya, beker gelas, gelas ukur, batang pengaduk, hand counter, hand sprayer, knapsack sprayer, ember plastik, drum plastik biru, gayung, gembor, gunting, pisau, meteran, tali nilon dan plastik, cangkul, garu, angkong, sekop besar dan kecil, batu bata, goni plastik, kayu pacak dan pengaduk pupuk, mulsa plastik hitam perak, beserta mesin pompa air, baby , Pestisida Perfektan 425 EC 2,0 ml/l, Curacron 500 EC 2.0 ml/l, Agrimec 18 EC 0,50 ml/l, Pegasus 500 EC 2,0 ml/l, Proclaim 2,0 g/l Air, Manteb 80 WP 2,0 g/l, Zirol 80 WP 3,0 g/l, Matador 25 EC 0,5 ml/l, Petrogenol 800 l 1,0 ml, Noxone 297 AS 3 l/ha, Agrimicyn 2 g/l, APSA 800 WSC 0,5 ml/l, Curater 2 g pertanaman.

polibeg ukuran 10 x 15 cm, pH meter, kamera, timbangan analitik ketelitian 0,1 g, timbangan kasar 20 kg, oven, dan alat-alat tulis.

Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan rancangan petak terbagi (RPT) sebagai rancangan lingkungannya dengan 3 faktor, yaitu:

Faktor pertama perlakukan immunisasi vaksin CARNA-5 sebagai petak utama terdiri atas 2 jenis:

V0

V

= Tanpa immunisasi vaksin CARNA-5

1

Faktor kedua perlakukan pemangkasan sebagai anak petak terdiri atas 3 taraf: = Immunisasi vaksin CARNA-5

A1

A

= Meninggalkan 2 cabang primer

2

A

= Meninggalkan 3 cabang primer

3

Faktor ketiga perlakuan frekuensi pemupukan fosfor (600 kg ha = Tanpa pemangkasan

-1

P

) sebagai anak-anak petak terdiri dari 4 taraf:

k

P

= sebagai kontrol diberikan pada saat tanam dengan cara tabur

1

P

= 1 x aplikasi, diberikan pada umur 15 hari setelah tanam (hst) dengan cara kocor

2

P

= 3 x aplikasi, diberikan pada umur 15, 30, 45 hst dengan cara kocor

3

Dengan demikian percobaan terdiri atas 2 x 3 x 4 = 24 kombinasi perlakuan = 5 x aplikasi, diberikan pada umur 15, 30, 45, 60 dan 75 hst dengan cara kocor

24 x 3 = 72 unit percobaan. Tiap unit percobaan terdiri dari 21 tanaman, maka jumlah populasi 72 x 21 = 1.512 tanaman utama. Untuk melengkapi keperluan data digunakan sampel tetap sebanyak 5 tanaman dari sejumlah populasi tanaman tiap petak.

Metode Analisis Data

Percobaan dilakukan menggunakan rancangan petak terbagi (RPT) dengan model matematis adalah sebagai berikut:

Yijkl = µ + ρi + αij + εij + βk + (αβ)jk + εijk + ιl + (βι)kl + (αι)jl + (αβι)jkl +

εijkl

Di mana, ,

Yijkl

µ = Rata-rata umum nilai pengamatan.

= Nilai pengamatan pada ulangan ke-i, perlakuan immunisasi vaksin CARNA-5 taraf ke-j, pemangkasan taraf ke-k, dan frekuensi pemupukan fosfor taraf ke-1.

ρi

α

= Pengaruh ulangan taraf ke-i.

j

ε

= Pengaruh perlakuan immunisasi vaksin CARNA-5 taraf ke-j.

ij

β

= Pengaruh galat pada taraf ke-i dan immunisasi vaksin CARNA-5 taraf ke- j.

(αβ)jk

ε

= Pengaruh interaksi perlakuan immunisasi vaksin CARNA-5 taraf ke-j dan pemangkasan taraf ke-k.

ijk

ι

= Pengaruh galat pada taraf ke-i, immunisasi vaksin CARNA-5 taraf ke-j dan perlakuan pemangkasan taraf ke-k.

l

(βι)

= Pengaruh perlakuan frekuensi pemupukan fosfor taraf ke-1.

kl

(αι)

= Pengaruh interaksi perlakuan pemangkasan taraf ke-k dan frekuensi pemupukan fosfor taraf ke-1.

jl

(αβι)

= Pengaruh interaksi perlakuan immunisasi vaksin CARNA-5 traf ke-j dan frekuensi pemupukan fosfor taraf ke-1.

jkl

ε

= Pengaruh interaksi perlakuan immunisasi vaksin CARNA-5 taraf ke-j pemangkasan taraf ke-k, dan frekuensi pemupukan fosfor taraf ke-l.

ijkl

Jika pengaruh perlakuan terhadap peubah yang diamatai menunjukkan pengaruh yang nyata dilihat dari sidik ragam dilanjutkan dengan uji jarak Duncan dan analisis regresi (Gomez dan Gomez, 1995). Pengujian ini bertujuan untuk melihat perbedaan pengaruh setiap perlakuan maupun kombinasi perlakuan terhadap perubah yang diamati.

, = Pengaruh galat pada taraf ke-i, immunisasi vaksin CARNA-5 taraf ke-j, pemangkasan taraf ke-k, frekuensi pemupukan fosfor taraf ke-1.

Pelaksanaan Penelitian Persiapan Media Persemaian

Media persemaian berupa tanah topsoil yang terlebih dahulu dikering anginkan selama ± 4 hari sekaligus dilakukan sterilisasi dengan formalin 5 % sebanyak 5 cc untuk 5 kg media dan ditutup rapat dengan plastik hitam.

Kemudian media persemaian diisi ke dalam baby polibag ukuran 10 x 15 cm menggunakan sekop kecil sebanyak 3024 baby polibag. Sekitar areal persemaian terlebih dahulu disemprot dengan insektisida Curacron 500 EC 2 cc/l air. Kemudian baby polibeg dibagi dua menjadi 1512 untuk masing-masing persemaian dan ditata rapi.

Sehari sebelum semai tanah baby polibag disiram sampai jenuh dan lobang tanam benih ditentukan sedalam 0,5 – 1,0 cm. Benih hibrida Tomat varietas Marta terlebih dahulu direndam dalam larutan 10 % Natrium Fosfat (Na2PO4

Baby polibag disusun di atas bedengan dalam ruangan kasa. Benih dapat disiram 2 kali sehari pagi dan sore.

) 0,03 M selama 1 – 2 jam untuk menghilangkan dan membersihkan virus yang menempel pada permukaan benih (Duriat dan Gunaeni, 2004).

Persiapan Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian yang tersedia seluas 43,2 x 42 m disemprot dengan Noxone 297 AS 3 l/ha. Sisa gulma yang masih ada, sampah dan batu-batuan dibersihkan secara manual.

Pengolahan tanah dilakukan dengan mencangkul tanah sedalam 25-30 cm. Bersamaan dengan itu diberikan pupuk kandang dengan dosis 0,5 kg/tanaman (Warintek, 2005). Kemudian dibuat bedengan. Bedengan yang telah dipupuk dan dirapikan ditutup dengan mulsa plastik hitam perak. Kemudian dibuat lubang tanam dengan jarak 50 cm x 180 cm.

Analis Tanah

Untuk mendukung data penelitian dan memperoleh gambaran penyebaran residu status hara yang berhubungan dengan perlakuan frekuensi pemupukan fosfor, dilakukan analisis tanah bersamaan dengan pengukuran pH-nya. Contoh tanah komposit diambil dari tumpukan tanah top soil sebanyak 250 – 500 g dan dikirim ke laboratorium untuk dianalisis (Kaderi, 1996).

Jika analisa tanah menunjukkan pH (H2

Status hara tanah yang dianalisa mencakup, C (%), N (%), C/N, P-tersedia (ppm, Bray 2), P

O) berada di bawah 5,5 dilakukan pengapuran dengan cara sebar dan merata pada tumpukan tanah, berdasarkan hubungan nilai pH tanah dengan jumlah dolomit yang dibutuhkan (BPTP, 2002).

2O5

Penanaman dan Pemeliharaan

total (ppm), K-dd (me/100 g), Ca-dd (me/100 g), Mg-dd (me/100 g), Al-dd (me/100 g), Fe (ppm), KTK (me/100 g) dan kejenuhan basa (%).

Penanaman dilakukan ketika semaian/bibit telah berumur 3 minggu. Bibit dikeluarkan dari kantong plastik dengan hati-hati, agar bibit tidak rusak. Bibit ditanam dengan posisi tegak lurus. Lubang ditutup dengan tanah sekitarnya serta agak

Pupuk diberikan yaitu Urea 400 kg ha-1, KCL 120 kg ha-1

Setelah tanaman berumur 3 minggu setelah tanam perlu diberi ajir (lanjaran) dari bambu, untuk mencegah tanaman roboh.

diberikan dalam 2 tahap yaitu umur 2-3 mst dan 4-5 mst. Pemberian pupuk perawatan dilakukan dengan cara diletakkan dalam garutan sedalam 5-10 cm (DBPH, 1997). Pupuk TSP diberikan sesuai dengan perlakuan frekuensi pemupukan fosfor.

Perlakuan Vaksin CARNA-5

Bahan aktif vaksin CARNA-5 dari biakan inokulum daun Zukini yang sudah dirajang berasal dari Balitsa Lembang dilakukan dengan prosedur kerja sebagai berikut, mortar dan pastelnya beserta perangkatnya yang sudah bersih terlebih disemprot dengan alkohol 70 % agar benar-benar steril.

Vaksin CARNA-5 biakan inokulum daun Zukini digerus ke dalam mortar sampai halus dan ditambahkan 0.01 M fosfor buffer inokulasi pH 7.0 dengan perbandingan 1 : 40 (berat (g)/volume (ml) dan diaduk sampai merata di dalam beker gelas. Sebelum vaksin CARNA-5 diinokulasikan, bibit tomat yang berdaun 2 – 3 terlebih dahulu ditaburi Carborundum 600 mesh (abrasive) menggunakan cotton bud

secara merata pada permukaan daun kotiledon dan daun yang sudah terbentuk.

Hasil pengenceran cairan vaksin CARNA-5 diaplikasikan secara mekanis ke daun tanaman yang mendapat Carborundum dengan cara mengoleskan cairan ekstrak tersebut menggunakan cotton bud secara merata. Bibit tomat yang telah divaksin akan nampak terkulai, untuk mengatasinya bibit segera disemprot dengan air aquades steril

untuk membersihkan Carborundum yang menempel dan memulihkan kesegaran bibit (Deptan, 2000b).

Perlakuan Pemangkasan

Pemangkasan tomat dilakukan pada umur 4-6 mst dengan meninggalkan 2 dan 3 cabang utama. Pemangkasan dilakukan dengan menggunakan alat gunting kecil atau dengan cara dirempel dengan jari tangan. Sebelum dan sesudah pemangkasan dari satu tanaman ke tanaman berikutnya terlebih dahulu alat gunting dan/atau jari tangan direndam dengan alkohol 96 % untuk menghindari kontaminasi dan masuknya penyakit virus dan penyakit cendawan ke dalam tanaman yang terluka.

Perlakuan Frekuensi Pemupukan Fosfor

Pupuk TSP 46 % dosis 600 kg ha-1 (DBPH, 1997) yang digunakan untuk perlakuan. Luas lahan perplot dalam penelitian 3,5 x 5,4 m = 18,9 m2

P

dan setelah dikonversi dari populasi per ha = 11.111 tanaman, maka diperoleh dosis 54 g TSP pertanaman x 1.512 tanaman = 81.648 g (81,648 kg) dengan perincian perlakuan sebagai berikut:

k

P

= 54 g TSP pertanaman x 21 tanaman = 1.134 g perpetak x 18 petak = 20.412 g diberikan ke lobang tanam cara tabur 1 hari sebelum tanam.

1 = 54 g TSP pertanaman x 21 tanaman = 1.134 g perpetak/1.050 ml air x 18

P2

P

= 1/3 x 1.134 g perpetak/1.050 ml air, larutan fosfor dibuat 20 liter yaitu 7,2 kg/20 l diberikan pada umur 15, 30, 45 hst.

3

Untuk mempermudah pelaksanaan dan pendekatan keakuratan frekuensi pemupukan fosfat, maka TSP terlebih dahulu direndam dengan air selama 2 x 24 jam disertai pengadukan untuk mempermudah pelarutan TSP. Perlakuan P

= 1/5 x 1.134 g perpetak/1.050 ml air, larutan fosfor dibuat 20 liter yaitu 4,32 kg/20 l diberikan pada umur 15, 30, 45, 60, 75 hst.

1, P2, P3, diberikan

dalam bentuk larutan fosfat sebanyak 50 ml pertanaman setiap kali frekuensi pemupukan dengan cara kocor di sekeliling pangkal batang media tumbuh.

Peubah yang Diamati

Pengamatan dan pengumpulan data yang diperoleh dari tanaman sampel tetap yang telah ditentukan secara acak untuk masing-masing sampel 5 tanaman, kemudian dirata-ratakan.

Panjang batang utama (cm)

Panjang batang utama diukur dari permukaan tanah sampai titik tumbuh dari masing-masing sampel tetap dan diukur 15 hari sekali.

Umur berbunga (hari)

Umur berbunga dihitung pada saat 75 % tanaman telah mengeluarkan bunga dari masing-masing tanaman sampel tetap.

Jumlah bunga pertandan (buah)

Jumlah tandan buah yang menghasilkan buah yang dapat dipanen (tandan) Jumlah buah jadi pertandan (buah)

Umur panen (hst)

Umur panen dihitung pada saat buah menunjukkan kriteria panen yaitu pada tingkatan hijau masak (warna kemerah-merahan).

Berat buah pertanaman (gram)

Berat buah pertanaman ditimbang setiap periode panen dari masing-masing sampel tetap.

Jumlah buah berdasarkan kelompok bobot buah

(Besar, > 60 g; sedang, 40 g - 60 g; dan kecil < 40 g) pertanaman yang diperoleh setiap kali panen.

Ukuran buah (cm)

Ukuran buah yang diamati adalah diameter dan panjang buah. Buah yang diambil adalah 3 buah pertanaman sampel berdasarkan kelompok bobot buah yang diperoleh setiap kali panen.

Kandungan vitamin C

Kandungan vitamin C dihitung dengan titrasi yodium. Sampel diambil dari tandan kedua setiap tanaman.

Pengamatan kandungan vitamin C dilakukan dengan bantuan laboratorium Central Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara.

Intensitas serangan penyakit diamati selang 15 hari, mulai umur 15 hst sampai umur 75 hst sebanyak 5 kali dari masing-masing sampel tetap (Duriat dan Gunaeni, 2004) dengan persamaan sebagai berikut:

I = NxZ NxV) ( Σ x 100 % di mana,

I = Jenis gejala serangan

n = Jumlah tanaman yang termasuk kedalam skala gejala tertentu V = Nilai skala gejala tertentu

N = Jumlah tanaman yang diamati Z = nilai skala keparahan gejala tertinggi

Skala gejala keparahan diklasifikasikan sebagai berikut: 0 = Tanaman sehat tidak menunjukkan gejala virus

1 = Tanaman menunjukkan gejala mosaik ringan atau seperti jala ( 1 – 25 %) 2 = Tanaman menunjukkan gejala mosaik kuning (25 – 50 %)

3 = Tanaman menunjukkan mosaik kuning berat, daun cekung dan berkerut (50 – 75 %)

4 = Tanaman menunjukkan seluruh daun kuning bert, cekung berkerut, tanaman kerdil dan buah sangat berkurang (> 75 %)

Analisis kadar P dalam Tanaman

Untuk mengetahui kadar pupuk fosfor dalam tanah yang diserap oleh tanaman tomat, dilakukan analisis jaringan tanaman secara keseluruhan mencakup akar, bunga dan buah yaitu pada umur 90 hst cara komposit melalui metode Bray 2.

Dokumen terkait