• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS PEMECAHAN MASALAH

6.2. Hasil Pembobotan Analytical Network Process (ANP)

Hasil pengolahan ANP memberikan total bobot global untuk setiap subkriteria. Peringkat subkriteria supplier dapat dilihat pada Tabel 6.1 berikut.

Tabel 6.1. Peringkat Bobot Subkriteria

NO. Subkriteria Bobot %

1. Kecepatan Pengiriman (P1) 0,1284 15,81%

2 Kesesuaian Teknis (K1) 0,0985 12,13%

3. Jarak Pengiriman (G1) 0,0695 8,56%

4. Lama Waktu Pengiriman (G2) 0,0681 8,38%

5. Tingkat Kecacatan (K2) 0,0633 7,79%

6. Ketepatan Jumlah Pengiriman (P2) 0,0591 7,28%

7. Kondisi Fasilitas dan Kapasitas (T3) 0,051 6,28%

8. Kondisi dan Kemampuan Pekerja (T1) 0,0480 5,91%

9. Strategi Pengiriman (T4) 0,0430 5,29%

10. Frekuensi Pengiriman (P3) 0,0385 4,74%

11. Kondisi Jalan yang Dilalui (G3) 0,0370 4,55%

12. Kemampuan Memberikan Kualitas yang Konsisten (K3) 0,0364 4,48%

13. Iklim /Cuaca (G4) 0,0199 2,45%

14. Kemampuan Pemenuhan Jumlah Pesanan (T2) 0,0191 2,35%

15. Memberikan Jaminan atau Garansi terhadap Barang (J-1) 0,0203 2,50%

16 Daya Respon (J-2) 0,0122 1,50%

Total 100,00%

Hasil pengolahan ANP juga memberikan total bobot global untuk setiap kriteria. Kriteria dengan bobot tertinggi adalah kriteria Pengiriman dengan bobot 0,2260 dan persentase jumlah bobot 27,82 % dari total bobot kriteria. Urutan bobot kriteria dapat dilihat pada Tabel 6.2.

Tabel 6.2. Peringkat Bobot Kriteria

No. Kriteria Bobot %

1 Pengiriman (P) 0,2260 27,82 % 2 Kualitas (K) 0,1982 24,39 % 3 Lokasi Geografis (G) 0,1945 23,94 % 4 Kemampuan Teknis (T) 0,1611 19,83 % 5

Kebijakan Klaim & Jaminan (J) 0,0325 4,00 %

Total Bobot 100 %

Pada diagram Pareto dapat dilihat subkriteria yang sangat kecil pengaruhnya pada struktur jaringan (network), hal ini dilihat dari bobot global setiap subkriteria yang diperoleh. Gambar 6.1. menunjukkan diagram pareto dari subkriteria.

Gambar 6.1. Diagram Pareto

Berdasarkan diagram pareto di atas dapat dilihat bahwa subkriteria-subkriteria yang membentuk total bobot kumulatif 80% dari total bobot subkriteria keseluruhan adalah sebagai berikut:

P1 K1 G1 G2 K2 P2 T3 T1 T4 P3 G3 K3 G4 T2 J1 J2 0,00% 10,00% 20,00% 30,00% 40,00% 50,00% 60,00% 70,00% 80,00% 90,00% 100,00% 0 0,02 0,04 0,06 0,08 0,1 0,12 0,14

Tabel 6.3. Subkriteria Hasil Pareto

No. Subkriteria Bobot

1. Kecepatan Pengiriman (P1) 0,1284

2 Kesesuaian Teknis (K1) 0,0985

3. Jarak Pengiriman (G1) 0,0695

4. Lama Waktu Pengiriman (G2) 0,0681

5. Tingkat Kecacatan (K2) 0,0633

6. Ketepatan Jumlah Pengiriman (P2) 0,0591 7. Kondisi Fasilitas dan Kapasitas (T3) 0,0510 8. Kondisi dan Kemampuan Pekerja (T1) 0,0480

9. Strategi Pengiriman (T4) 0,0430

Subkriteria-subkriteria tersebut memiliki pengaruh besar pada struktur jaringan (network). Subkriteria-subkriteria yang diperoleh tersebut ditindaklanjuti dengan membentuk struktur jaringan (network) baru yang bertujuan untuk meningkatkan supply chainsupplier dalam kaitannya dengan peningkatan kualitas

Crude Palm Oil (CPO) yang dihasilkan perusahaan. Verifikasi kepada pihak ahli

(asisten pengolahan, masinis kepala dan manager) terhadap hasil pembobotan subkriteria dominan yang saling mempengaruhi untuk menjaga dan meningkatkan kualitas Crude Palm Oil (CPO).

Struktur jaringan yang terbentuk setelah dilakukan analisis terhadap data- data ANP ditunjukkan pada Gambar 6.2.

Kesesuaian Teknis (K-1)

Tingkat Kecacatan (K-2)

Kecepatan Pengiriman (P-1)

Ketepatan Jumlah Pengiriman (P-2)

Kemampuan dan Kondisi Pekerja (T-1)

Strategi Pengiriman (T-4) Kondisi Fasilitas dan

Kapasitas (T-3)

Jarak Pengiriman (G-1)

Lama Waktu Pengiriman (G-2) Kualitas

Pengiriman

Kemampuan Teknis Lokasi geografis

P1P2 T1T3 T1T4 T3T4 K1T1 K1T3 K1T4 K2T1 K2T3 K2T4 T1P1 T1P2 T3P1 T3P2 T4P1 T4P2 T1G1 T1G2 T3G1 T3G2 T4G1 T4G2 G1K1 G1K2 G2K1 G2K2 G1G2 K1K2 G1P1 G1P2 G2P1 G2P2 K2P1 K2P2 P1K1 P1K3

Menjaga dan Meningkatkan Kualitas Crude Palm Oil (CPO)

Tujuan

Hubungan yang terbentuk pada struktur jaringan (network) pada Gambar 6.2. adalah sebagai berikut :

1. Hubungan antar Kluster Kriteria

Semua hubungan yang terbentuk antar kluster kriteria pada struktur jaringan ini bersifat timbal balik, hal ini disebabkan adanya hubungan yang timbal balik pula antar subkriteria di dalam sebuah kluster dengan kluster lainnya, yang mengakibatkan hubungan yang lebih kuat antar kluster. Hubungan yang timbul antar kluster dalam kaitannya dengan menjaga dan meningkatkan mutu Crude

Palm Oil (CPO) yang dihasilkan perusahaan melalui peningkatan kinerja

supply chain supplier adalah sebagai berikut:

a. Kluster Kriteria Kualitas dan Kluster Kriteria Pengiriman

Kualitas dari bahan baku Tandan Buah Segar (TBS) dipengaruhi oleh Pengiriman bahan baku TBS. Pengiriman bahan baku TBS yang terlalu lama akan mengakibatkan kualitas bahan baku TBS yang dikirimkan akan menurun, hal ini disebabkan oleh berlangsungnya proses oksidasi secara alami akibat lamanya buah dikirim dan diolah (USAID,2009). Oleh karena itu, pengiriman bahan baku TBS menjadi sangat penting kaitannya dengan kualitas TBS yang akan diolah di pabrik.

b. Kluster Kriteria Kualitas dan Kluster Kriteria Kemampuan Teknis

Kemampuan teknis dari supplier juga mempengaruhi kualitas. Kemampuan teknis berhubungan dengan bagaimana teknis yang diterapkan dan yang digunakan pada saat pengiriman bahan baku Tandan Buah Segar (TBS), hal ini berkaitan dengan bagaimana pengangkutan TBS ke pabrik dalam

keadaan baik dan efisiensi pengangkutan TBS ke pabrik dengan unit angkutan yamg tersedia (Rayendra, 2009). Kemampuan teknis yang baik dari supplier akan mempercepat pengiriman bahan baku TBS dan menjaga kualitas bahan baku TBS yang akan diolah di pabrik.

c. Kluster Kriteria Kualitas dan Kluster Kriteria Lokasi Geografis

Kualitas bahan baku TBS juga tidak lepas dari lokasi kebun atau pun lokasi

supplier berada. Hal ini berkaitan dengan jarak pengiriman bahan baku ke

pabrik dan kondisi jalan yang dilalui saat pengiriman bahan baku yang juga mempengaruhi lama waktu pengiriman, seperti diketahui kualitas bahan baku TBS dipengaruhi lama waktu pengiriman dan pengolahannya di pabrik.

d. Kluster Kriteria Pengiriman dan Kluster Kriteria Kemampuan Teknis

Kluster pengiriman dan kluster kemampuan teknis memiliki kaitan yang erat dalam menjaga kualitas bahan baku TBS. Kemampuan Teknis baik yang dimiliki supplier akan meningkatkan kecepatan pengiriman dari bahan baku, yang juga akan menjaga kualitas dari bahan baku TBS sampai ke pabrik.

e. Kluster Kriteria Pengiriman dan Kluster Kriteria Lokasi Geografis

Pengiriman bahan baku dipengaruhi jarak yang ditempuh dan kondisi jalan yang dilalui oleh supplier. Jarak tempuh yang pendek dan kondisi jalan yang baik akan mempercepat pengiriman bahan baku TBS ke pabrik dan menghindarkan bahan baku TBS dari proses oksidasi oleh enzim dan udara yang meningkatkan nilai keasaman (salah satu parameter produk) agar TBS

yang dikirimkan berkualitas baik dan menghasilkan Crude Palm Oil (CPO) dengan kualitas yang baik pula (USAID,2009)

f. Kluster Kriteria Kemampuan Teknis dan Kluster Kriteria Lokasi Geografis Kemampuan teknis baik yang dimiliki supplier pengangkutan Tandan Buah Segar (TBS) akan mengurangi resiko keterlambatan pengiriman yang disebabkan oleh lokasi geografis yang ada pada supplier. Jarak pengiriman yang besar akan membuat lama waktu pengiriman juga besar, namun dapat diatasi dengan kondisi fasilitas unit angkut yang dalam kondisi mesin baik di mana unit angkut dapat melaju lebih cepat dan kapasitas besar akan mampu mempercepat pengiriman bahan baku ke pabrik.

2. Hubungan antar subkriteria

Setiap subkriteria memiliki hubungan yang berbeda-beda pada subkriteria lainnya, ada yang bersifat timbal balik memberi pengaruh dan ada juga yang tidak. Hubungan yang timbul antara subkriteria struktur jaringan dan kaitannya dengan peningkatan kualitas Crude Palm Oil (CPO) yang dihasilkan perusahaan adalah sebagai berikut:

a. K1 (Kesesuaian Teknis)- K2 (Tingkat Kecacatan)

Tingkat kecacatan bahan baku dipengaruhi seberapa banyak bahan baku yang tidak sesuai dengan teknis yang dibutuhkan perusahaan. Semakin tinggi jumlah bahan baku yang tidak sesuai kondisi teknis nya maka tingkat kecacatan juga naik, demikian sebaliknya. Tingginya jumlah bahan baku Tandan Buah Segar (TBS) yang cacat atau rusak dan tidak sesuai

teknis akan menurunkan kualitas dari Crude Palm Oil (CPO) yang dihasilkan perusahaan.

b. K1 (Kesesuaian Teknis)-T1(Kondisi dan Kemampuan Pekerja)

Kesesuaian Teknis dipengaruhi Kondisi dan Kemampuan Pekerja dalam pemanenan TBS dan dalam pengiriman bahan baku. Semakin baik kondisi dan kemampuan pekerja, maka semakin tinggi pula tingkat kesesuaian teknis TBS yang diberikan, demikian sebaliknya semakin tinggi kesesuaian teknis yang diinginkan maka akan menuntut kondisi dan kemampuan pekerja yang baik pula. Semakin tinggi kesesuaian teknis bahan baku TBS maka semakin baik mutu CPO yang dihasilkan (Novanda,2011).

c. K1 (Kesesuaian Teknis)-T3(Kondisi Fasilitas dan Kapasitas)

Kondisi Fasilitas dan Kapasitas dalam pengiriman bahan baku memiliki pengaruh dalam menjaga keksesuaian teknis bahan baku TBS. Kondisi fasilitas dan kapasitas yang baik maka semakin tinggi pula tingkat kesesuaian teknis TBS yang diberikan karena mempercepat pengiriman bahan baku, kapasitas truk angkut jumlah tandan buah segar hasil panen yang harus diangkut menjadi penentu waktu pengiriman bahan baku TBS (USAID,2009). Demikian sebaliknya semakin tinggi kesesuaian teknis yang diinginkan maka akan menuntut kondisi fasilitas dan kapasitas yang lebih baik dan bahan baku TBS yang memiliki kualitas baik akan meningkatkan kualitas CPO.

d. K1(Kesesuaian Teknis)-T4(Strategi Pengiriman)

Strategi Pengirman dalam pengiriman bahan baku yang baik, maka semakin tinggi pula tingkat kesesuaian teknis TBS yang diberikan karena strategi pengiriman memberi cara mempercepat pengiriman dan menjaga kualitas bahan baku. Hal ini berkaitan dengan bagaimana supplier

mengatur jumlah truk dan trip yang diperlukan untuk mendukun kegiatan transportasi TBS dari kebun ke pabrik dan juga bagaimana cara pemuatan TBS di atas truk agar bahan baku TBS tidak luka saat dikirim ke pabrik (Narotama,2011). Demikian sebaliknya semakin tinggi kesesuaian teknis yang diinginkan maka akan menuntut strategi pengiriman yang baik.

e. K1(Kesesuaian Teknis)-G1(Jarak Pengiriman)

Kesesuaian Teknis dipengaruhi Jarak Pengiriman dalam pengiriman bahan baku. Semakin pendek jarak pengiriman yang dilalui, maka semakin tinggi pula tingkat kesesuaian teknis TBS yang diberikan karena mengurangi waktu yang dibutuhkan untuk mengirim TBS, waktu pengiriman yang terlalu lama bisa memicu peningkatan kadar asam lemak bebas. Demikian sebaliknya semakin tinggi kesesuaian teknis yang diinginkan maka akan menuntut supplier untuk mencari jarak terpendek.

f. K1(Kesesuaian Teknis)-G2(Lama Waktu Pengiriman)

Kesesuaian Teknis dipengaruhi Lama Waktu dalam pengiriman bahan baku. Semakin kecil waktu yang dibutuhkan , maka semakin tinggi pula tingkat kesesuaian teknis TBS yang diberikan karena semakin kecil waktu pengiriman makan akan mengurangi resiko terjadinya kerusakan pada

TBS, demikian sebaliknya. Kesesuain teknis dan mutu dari bahan baku TBS dapat menjaga meningkatkan kualitas CPO yang dihasilkan (Hidayat,2009).