PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
V. Subkriteria Lokasi Geografis
5.6. Penentuan Prioritas Supplier dengan PROMETHEE ( Preference
5.6.1. Perhitungan Derajat Preferensi dan Indeks Preferens
Sebelum dilakukan perhitungan indeks preferensi, maka terlebih dahulu ditentukan nilai derajat preferensi (P(d)).
Penentuan nilai P(d) antar alternatif dilakukan dengan menggunakan tipe usual
(tipe preferensi ke-1) dan tipe quasi (tipe preferensi ke-2) dengan ketentuan sebagai berikut10
• Tipe Usual (Tipe preferensi Ke-1) :
P(d)=�0 jika d ≤ 0 1 jika d > 0 Keterangan:
P(d) = derajat preferensi perbandingan alternatif antar supplier
d = selisih nilai kriteria, dimana d = fk(an)-fk-1(an-1), dan sebaliknya.
• Tipe Quasi (Tipe Preferensi Ke-2)
P(d)=�0 jika d ≤ q 1 jika d > q Keterangan:
P(d) = derajat preferensi perbandingan alternatif antar supplier
d = selisih nilai kriteria, dimana d = fk(an)-fk-1(an-1), dan sebaliknya.
q = nilai parameter yang menjelaskan pengaruh yang signifikan
10
Pembagian penggunanaan tipe preferensi pada tiap alternatif dapat dilihat pada tabel 5.93.
Tabel 5.93. Pembagian Tipe Preferensi yang Digunakan No Alternatif Tipe Kriteria
Kaidah Maks/Min Tipe Parameter P Q 1 A1 Tipe I Maksimasi - - 2 A2 Tipe II Maksimasi 0 0,11 3 A3 Tipe I Maksimasi - - 4 A4 Tipe II Maksimasi 0 0,13
Berikut ini merupakan latar belakang penggunaan tipe preferensi dan parmeter pada masing-masing kriteria:
1. Peningkatan Budidaya dan Pemeliharaan Tanaman (A1)
Penilaian alternatif A1 dilakukan dengan menggunakan kriteria dengan preferensi usual (tipe I). Pemilihan tipe ini melihat data bobot prioritas antara A1 dan subkriteria memiliki angka yang rendah dan menghasilkan selisih nilai d yang kecil dan kebanyakn bernilai minus (-) juga. Apabila alternatif A1 selisih nilai skala lebih besar dari 0 hal ini menunjukkan bahwa alternatif tersebut mutlak lebih baik, dan apabila selisih nilai skala kurang atau sama dengan 0 menunjukkan alternatif itu tidak lebih baik dari alternatif lainnya.
2. Perbaikan Fasilitas dan Infrastruktur Transportasi (A2)
Penilaian A2 dilakukan dengan menggunakan kriteria dengan preferensi quasi (tipe II). Apabila alternatif A2 selisih nilai skala lebih besar dari 0,11 hal ini menunjukkan bahwa alternatif tersebut mutlak lebih baik, dan apabila selisih nilai
skala kurang atau sama dengan 0,11 menunjukkan sama baiknya dengan alternatif lainnya
3. Peningkatan Kinerja Sortasi dan Penumpukan (A3)
Penilaian alternatif A3 dilakukan dengan menggunakan kriteria dengan preferensi usual (tipe I). Pemilihan tipe ini melihat data bobot prioritas antara A3 dan subkriteria memiliki angka yang rendah dan menghasilkan selisih nilai d yang kecil dan kebanyakn bernilai minus (-) juga. Apabila alternatif A1 selisih nilai skala lebih besar dari 0 hal ini menunjukkan bahwa alternatif tersebut mutlak lebih baik, dan apabila selisih nilai skala kurang atau sama dengan 0 menunjukkan alternatif itu tidak lebih baik dari alternatif lainnya.
4. Optimasi Penjadwalan Transportasi dari kebun ke pabrik (trip dan truk) (A4)
Penilaian A4 dilakukan dengan menggunakan kriteria dengan preferensi quasi (tipe II). Bagi responden apabila respon terhadap klaim selisih nilai skala lebih besar dari 0,13 hal ini menunjukkan bahwa alternatif A4 tersebut mutlak lebih baik, dan apabila selisih nilai skala kurang atau sama dengan 0,13 menunjukkan sama baiknya dengan alternatif lainnya.
Contoh penentuan nilai P(d) pada Alternatif A1 dengan A2 adalah sebagai berikut, Alternatif 1 menggunakan tipe preferensi ke 1, maka:
d(A1,A2) = -0,0360, nilai d < 0
Maka nilai P(d) adalah 0, yang berarti untuk subkriteria K1, alternatif A1 lebih lemah daripada supplier A2.
Setelah didapat nilai derajat preferensi, maka dilanjut dengan menghitung nilai indeks preferensi. Fungsi indeks preferensi atas seluruh kriteria adalah sebagai berikut11
11
Op.Cit., Nuria Gens Fernandes. .
π (x,xi) =∑kx=1P(d).Wj. Dimana :
π (x, xi) = indeks preferensi
Wj = Bobot Global untuk kriteria pada ANP P(d) = Nilai derajat preferensi
Contoh perhitungan indeks preferensi untuk semua kriteria pada Alterntif 1 (A1) dan Alternatif 2 (A2) dihitung sebagai berikut :
π (A1,A2) = (0 x 0,0985) + (1 x 0,0633) + (1 x 0,0363) + (0 x 0,1284) + (0 x 0,0591) + (0 x 0,0385) + (0 x 0,0203) + (0 x 0,0122) + (0 x 0,0481) + (0 x 0,0191) + (0 x 0,0510) + (0 x 0,0430) + (0 x 0,0695) + (0 x 0,0681) + (0 x 0,0370) + (1 x 0,0199)
= 0,1195
Indeks preferensi dapat ditentukan tanpa menggunakan bobot jika semua kriteria dianggap sama tingkat kepentingannya. Namun, pada penelitian ini
perhitungan indeks preferensi menggunakan bobot global yang dihitung dari ANP yang hasil perhitungannya tercantum pada Tabel 5.90. Rekapitulasi hasil
Tabel 5.94. Rekapitulasi Hasil Perhitungan Derajat Preferansi dan Indeks Preferensi K1 K2 K3 P1 P2 P3 J1 J2 T1 T2 T3 T4 G1 G2 G3 G4 Indeks Preferensi A1,A2 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0,1195 A1,A3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0,8123 A1,A4 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0,1423 A2,A1 0 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0,4456 A2,A3 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0,6775 A2,A4 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0,2259 A3,A1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0,0000 A3,A2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0,0000 A3,A4 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0,0000 A4,A1 1 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 0 0,5021 A4,A2 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0,2220 A4,A3 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0,7490
Sumber: Pengolahan Data
Setelah diperoleh nilai indeks preferensi dari masing-masing Alternatif maka dibuat kemudian matriks hasil perhitungan Indeks Preferensi agar mempermudah perhitungan Leaving Flow dan Entering Flow. Matriks ini dapat dilihat pada Tabel 5.95.
Tabel 5.95. Matriks Perhitungan Indeks Preferensi
A1 A2 A3 A4
A1 0,1195 0,8123 0,1423
A2 0,4456 0,6775 0,2259
A3 0,0000 0,0000 0,0000
A4 0,5021 0,2220 0,7490
5.6.2. PROMETHEE I
Analisis PROMETHEE I dilakukakan dengan melakukan perhitungan positive
outranking flow (leaving flow) dan negative outranking flow (entering flow)
berdasarkan nilai indeks peferensi yang terdapat pada Tabel 5.95. dilakukan dengan persamaan sebagai berikut:
Leaving flow∅+(�) = 1
�−1 ∑ � (a, x)
Entering flow∅(�) = 1
�−1 ∑ � (a, x) Keterangan:
π (x, xi) = nilai indeks preferensi
n = jumlah alternatif supplier
a = alternatif
Contoh perhitungan leaving flow A1 adalah sebagai berikut:
Leaving flow∅+(�) = 1
�−1 ∑ � (a, x)
Leaving flow∅+(A1)= 1
4-1∑(0,1195+0,8123+0,1423 )
= 0,3580
Contoh perhitungan entering flow A1 adalah sebagai berikut:
Entering flow∅(�) = 1
Entering flow∅(�) = 1
4−1 (0,4456 +0,0000+0,5021)
= 0,3159
Rekapitulasi hasil perhitungan leaving flow dan entering flow dapat dilihat pada Tabel 5.96.
Tabel 5.96. Rekapitulasi Hasil Perhitungan Leaving Flow dan Entering Flow
Alternatif Leaving Flow Entering Flow
A1 0,3580 0,3159 A2 0,4497 0,1138 A3 0,0000 0,7462 A4 0,4910 0,1227
Sumber: Pengolahan Data
5.6.3. PROMETHEE II
Setelah mendapat nilai leaving flow dan entering flow, dilanjutkan dengan melakukan analisis PROMETHEE II yaitu dengan melakukan perhitungan net flow untuk memperoleh ranking Alternatif. Net flow diperoleh dari hasil pengurangan leaving flow dan entering flow. Rekapitulasi nilai net flow dan ranking alernatif dapat dilihat pada Tabel 5.97.
Tabel 5.97. Nilai Net Flow dan Ranking Supplier
Alternatif NETFLOW RANKING
A1 0,0421 3
A2 0,3358 2
A3 -0,7463 4
A4 0,3683 1
Nilai leaving flow sebenarnya menggambarkan strength atau kelebihan suatu alternatif terhadap alternatif lainnya. Sedangkan nilai entering flow
menggambarkan weakness atau kekurangan suatu supplier terhadap supplier lainnya12
1. Peningkatan Budidaya dan Pemeliharaan Tanaman (A1)
. Oleh karena itu, nilai net flow dikatakan stabil apabila bernilai positif, dikarenakan nilai leaving flow lebih besar dibandingkan nilai entering flow. Dalam arti, strength yang dimiliki supplier haruslah lebih besar dibandingkan dengan nilai weakness. Pada penelitian ini terdapat 3 (tiga) alternatif yang direkomendasikan untuk perusahaan, yaitu sebagai berikut:
2. Perbaikan Fasilitas dan Infrastrukur Transportasi(A2)
3. Optimasi Penjadwalan Transportasi dari kebun ke pabrik (trip dan truk) (A4)
12
Dzikri Arbawan Rahmatullah, dkk.2013. Usulan Prioritas Peringkat dalam Pemilihan Supplier Produk Yamato dengan Metode PROMETHEE Studi Kasus PT. Chitose Mfg.Institur Teknologi Nasional: Jurusan Teknik Industri