• Tidak ada hasil yang ditemukan

VI PENGARUH PAJAK EKSPOR TERHADAP PERDAGANGAN CPO

6.1 Hasil Pendugaan Model Perdagangan CPO Indonesia

Hasil pendugaan parameter secara umum menunjukkan hasil yang cukup baik. Nilai koefisien determinasi (R2) diantara tiga persamaan menunjukkan hasil yang cukup baik. Persamaan penawaran ekspor CPO Indonesia memiliki R2 diatas 90 persen, persamaan penawaran domestik CPO Indonesia pun memiliki R2 diatas

70 persen, sedangkan persamaan harga CPO domestik memiliki R2 diatas 40 persen. Dengan demikian secara umum perubah-peubah parameter dugaan yang dimasukkan dalam persamaan dapat menjelaskan dengan baik keragaman setiap peubah endogennya.

Nilai F-test pada umumnya relatif tinggi, yaitu berkisar antara 5,32 hingga 202,29. Dengan demikian, secara keseluruhan setiap peubah eksogen dalam setiap persamaan dapat menerangkan dengan baik terhadap peubah endogennya. Pada nilai t-hitung menunjukkan bahwa eksogen secara individu ada yang berpengaruh nyata pada peubah endogennya pada tingkat 10 persen, sehingga dapat diartikan bahwa peubah eksogen dalam setiap persamaan mampu memberikan pengaruh terhadap peubah endogennya masing-masing.

Melihat nilai statistik Durbin-Watson yang ada dari ketiga model, nilai statistik tersebut relatif kecil. Artinya, ada kecenderungan model memiliki autokorelasi positif (D<DL). Akan tetapi setelah dibandingkan dengan nilai DL

pada tabel DW, nilai statistik tersebut masih lebih besar. Hal ini menunjukkan model tidak mengalami autokorelasi positif.

6.2 Penawaran Ekspor CPO Indonesia

Peubah-peubah yang diduga mempengaruhi penawaran ekspor CPO Indonesia adalah produksi CPO pada periode saat ini, variabel ini memiliki tanda sesuai dengan harapan yaitu positif terhadap penawaran ekspor CPO Indonesia.

Semakin tinggi produksi CPO akan mengakibatkan penawaran di pasar akan semakin tinggi.

Peubah harga ekspor CPO memiliki tanda sesuai dengan harapan yaitu positif terhadap penawaran ekspor CPO Indonesia. Apabila harga ekspor CPO Indonesia semakin tinggi, maka penawaran CPO untuk pasar akan semakin banyak. Hal ini dipicu dengan adanya peningkatan harga CPO, produsen CPO akan cepat merespon dengan meningkatkan penawaran CPO di pasar untuk mendapatkan keuntungan.

Peubah lainnya adalah pajak ekspor. Variabel ini memiliki tanda yang sesuai dengan harapan yaitu negatif terhadap penawaran ekspor CPO Indonesia.

Harga pasar internasional saat ini lebih tinggi dibandingkan dengan harga domestik, maka untuk menekan laju ekspor pemerintah menerapkan kebijakan pajak ekspor. Pajak ekspor ini diharapkan akan mengurangi penawaran ekspor CPO Indonesia dengan tujuan menjamin tersedianya pasokan dalam negeri.

Nilai tukar, variabel ini memiliki tanda sesuai dengan yang diharapkan yaitu positif terhadap penawaran ekspor CPO Indonesia. Semakin tinggi nilai tukar maka akan harga dipasaran akan semakin tinggi sehingga penawaran di pasar akan semakin tinggi. Harga CPO periode sebelumnya memiliki tanda sesuai dengan harapan yaitu tanda positif. Hal ini menunjukkan apabila harga CPO periode sebelumnya naik, maka penawaran ekspor pada periode saat ini akan naik.

Tabel 16 Peubah-peubah yang Diduga Mempengaruhi Penawaran Ekspor CPO Indonesia

xcpo Coef. Std. Err. t P>|t|

ycpo 1.392168 .1003057 13.88 0.000 d -400999 329996.5 -1.22 0.237 er 144.8171 81.67708 1.77 0.089 pcpo 1503.122 1138.459 1.32 0.100 pcpo1 196135.3 44441.66 4.41 0.000 _cons 3.88e+08 8.82e+07 4.39 0.000

Pada persamaan penawaran ekspor CPO Indonesia, Besarnya koefisien determinasi dari persamaan penawaran ekspor CPO Indonesia adalah R2 = 97,78 persen. Artinya 97.78 persen variasi dari Harga Ekspor CPO Indonesia dijelaskan oleh variabel-variabel bebas yang ada dalam persamaan dan sisanya sebesar 2,22 persen ditentukan oleh variabel-variabel yang tidak dimasukkan dalam persamaan (error terms). Nilai Fhitung pada persamaan penawaran ekspor CPO Indonesia adalah 202,29. Nilai Ftabel untuk persamaan penawaran eskspor CPO Indonesia adalah 3,63. Artinya, nilai Fhitung lebih besar dari pada Ftabel (202,29>2,49). Hal ini menunjukkan bahwa peubah eksogen dalam setiap persamaan mampu memberikan pengaruh terhadap peubah endogennya pada tingkat signifikan 90 persen. Berdasarkan uji Durbin-Watson diperoleh nilai sebesar 1,213074. Nilai DW tabel untuk persamaan penawaran ekspor CPO Indonesia adalah DL sebesar 0,96 dan DU sebesar 1,73. Artinya, ada kecenderungan model memiliki autokorelasi positif (D<DL). Akan tetapi setelah dibandingkan dengan nilai DL

pada tabel DW, nilai statistik tersebut masih lebih besar. Hal ini menunjukkan model tidak mengalami autokorelasi positif. Secara statistik seluruh variabel bebas pada persamaan penawaran ekspor signifikan pada taraf atau α sebesar 10 persen. Namun, secara statistik ada satu variabel yang tidak signifikan yaitu variabel Pajak Ekspor (dummy) Pada Penawaran Ekspor.

Dalam analisis ekonomi terhadap hasil regresi akan diamati pengaruh dari masing-masing variabel independen terhadap variabel dependennya yang ditunjukkan oleh koefisien parameter dari setiap persamaan. Estimasi parameter dalam persamaan penawaran ekspor CPO Indonesia menjelaskan hal-hal berikut:

Produksi CPO Indonesia pada tahun yang sedang berjalan memiliki hubungan yang positif dengan penawaran ekspor CPO Indonesia periode sekarang. Arah koefisien ini sesuai dengan yang diharapkan. Jika produksi CPO Indonesia pada periode yang sedang berjalan meningkat maka penawaran ekspor CPO Indonesia akan meningkat. Pengaruh dari produksi CPO Indonesia periode sekarang ini signifikan. Ditandai oleh tingkat signifikansi pada uji-t yang dibawah 5 persen. Sehingga produksi CPO Indonesia akan mempengaruhi jumlah penawaran ekspor CPO Indonesia.

Harga ekspor CPO Indonesia periode sekarang mempunyai hubungan yang positif dengan penawaran ekspor CPO Indonesia periode sekarang. Tanda koefisien sesuai dengan yang diharapkan. Apabila harga ekspor CPO Indonesia meningkat, maka penawaran ekspor CPO Indonesia periode sekarang akan meningkat. Para eksportir terus meningkatkan keuntungannya dengan meningkatkan penawaran ekspor periode sekarang akibat harga ekpsor yang naik.

Pengaruh dari harga ekspor CPO Indonesia periode sekarang ini signifikan.

Ditandai oleh tingkat signifikansi pada uji-t yang dibawah 5 persen. Sehingga harga ekspor CPO Indonesia akan mempengaruhi jumlah penawaran ekspor CPO Indonesia.

Pemberlakuan pajak ekspor yang diwakili dengan variabel dummy memiliki hubungan yang negatif dengan penawaran ekspor CPO Indonesia.

Artinya dengan adanya pemberlakuan pajak ekspor akan mengurangi penawaran ekspor CPO Indonesia. Secara statistik dampak pemberlakuan pajak ekspor ini tidak signifikan, berada pada tingkat diatas 10 persen. Berarti tidak ada perubahan yang berarti pada periode sebelum dan sesudah di berlakukan kebijakan pajak

ekspor. Produsen tetap memilih mengekspor CPO ke pasar intenasional daripada pasar domestik, karena harga di pasar dunia lebih tinggi dibandingkan dengan harga di pasar domestik. Penawaran ekspor CPO Indonesia seharusnya sangat responsif terhadap perubahan kebijakan pajak ekspor pemerintah. Namun produsen akan selalu mencari keuntungan, maka hal ini yang akan tetap menyebabkan laju ekpsor yang kontinyu.

Nilai tukar Rupiah terhadap Dollar mempunyai hubungan yang positif dengan penawaran ekpor CPO Indonesia. Arah koefisien sesuai yang diharapkan.

Artinya dengan meningkatnya nilai tukar rupiah akan menyebabkan meningkatnya penawaran ekspor CPO Indonesia. Pengaruh nilai tukar terhadap penawaran ekspor CPO Indonesia sangat besar dengan tingkat signifikan dibawah 5 persen.

Harga CPO periode sebelumnya memiliki hubungan yang positif terhadap penawaran ekspor CPO Indonesia. Arah koefisien Harga CPO periode sebelumnya sesuai dengan harapan. Apabila harga CPO periode sebelumnya naik maka penawaran periode sekarang akan lebih banyak. Pengaruh variabel ini signifikan dibawah 5 persen, artinya variabel harga CPO periode sebelumnya mempengaruhi penawaran ekspor CPO Indonesia secara langsung.

6.3 Penawaran Domestik CPO Indonesia

Penawaran ekspor CPO Indonesia tahun yang sedang dijalankan memiliki tanda sesuai dengan harapan yaitu negatif terhadap penawaran CPO domestik.

Apabila penawaran ekspor CPO Indonesia tinggi maka penawaran CPO domestik

akan berkurang. Begitu pula sebaliknya, ketika penawaran CPO dometik tinggi maka penawaran ekspor CPO Indonesia akan turun.

Variabel produksi CPO Indonesia yang dihasilkan pada periode sekarang memiliki tanda positif terhadap penawaran domestik CPO. Dengan produksi CPO Indonesia yang semakin tinggi maka akan penawaran CPO untuk pasar domestik akan semakin tinggi. Variabel impor CPO ke pasar domestik Indonesia menunjukkan tanda positif terhadap penawaran CPO domestik. Adanya impor akan mengakibatkan jumlah CPO yang diawarkan pada pasar domestik akan semakin banyak.

Pada persamaan penawaran CPO domestik, besarnya koefisien determinasi dari persamaan penawaran ekspor CPO Indonesia, R2 = 72,89 persen. Artinya 72,89 persen variasi dari penawaran ekspor CPO Indonesia dijelaskan oleh variabel-variabel bebas yang ada dalam persamaan dan sisanya sebesar 27,11 persen ditentukan oleh variabel-variabel yang tidak dimasukkan dalam persamaan (error terms). Pada tabel 17 dijelaskan variabel-variabel yang diduga mempengaruhi penawaran domestik. Nilai Fhitung pada persamaan penawaran domestik CPO Indonesia adalah 22,40. Nilai Ftabel untuk persamaan penawaran eskspor CPO Indonesia adalah 2,99. Nilai Fhitung lebih besar dari pada Ftabel (22,40>2,99). Hal ini menunjukkan bahwa seluruh variabel eksogen secara bersama-sama menjelaskan variabel endogen pada tingkat signifikan 90 persen.

Berdasarkan uji Durbin-Watson diperoleh nilai sebesar 1,325319. Nilai DW tabel untuk persamaan penawaran domestik CPO Indonesia adalah DL sebesar 1,03 dan DU sebesar 1,63. Artinya, ada kecenderungan model memiliki autokorelasi positif (D<DL). Akan tetapi setelah dibandingkan dengan nilai DL pada tabel DW, nilai

statistik tersebut masih lebih besar. Hal ini menunjukkan model tidak mengalami autokorelasi positif.

Tabel 17 Peubah-peubah yang Diduga Mempengaruhi Penawaran Domestik

scpod Coef. Std. Err. t P>|t|

xcpo -1.004552 .1461288 -6.87 0.000 ycpo .9873939 .1341737 7.36 0.000 imcpo .4551426 .2287276 1.99 0.058 _cons -16409.37 246706.6 -0.07 0.474

Untuk melihat apakah kecenderungan model secara empiris telah memenuhi kaidah-kaidah dalam teori ekonomi maka dilakukan analisis ekonomi.

Estimasi parameter dalam persamaan penawaran domestik CPO Indonesia menjelaskan:

Penawaran ekspor CPO Indonesia memiliki hubungan yang negatif dengan penawaran CPO domestik. Hal ini sesuai dengan harapan, ketika penawaran ekspor CPO Indonesia berkurang artinya penawaran CPO dalam negeri akan meningkat. Pengaruh dari penawaran ekspor CPO Indonesia periode sekarang ini sangat signifikan. Ditandai oleh tingkat signifikansi pada uji-t yang dibawah 5 persen. Sehingga pengaruh penawaran ekspor CPO Indonesia akan mempengaruhi jumlah penawaran domestik CPO Indonesia.

Produksi CPO Indonesia tahun sekarang memiliki hubungan yang positif terhadap penawaran CPO domestik Indonesia. Dengan produksi Indonesia yang meningkat artinya pasokan CPO di pasar terutama pasar domestik akan meningkat. Produksi CPO Domestik yang terus bertambah atau meningkat akan memberikan output barang atau komoditi di pasar yang meningkat kemudian jumlah komoditi yang ada di pasar akan mempengaruhi harga. Pengaruh dari produksi CPO Indonesia periode sekarang ini sangat signifikan. Ditandai oleh

tingkat signifikansi pada uji-t yang dibawah 5 persen. Sehingga produksi CPO Indonesia akan mempengaruhi jumlah penawaran domestik CPO Indonesia.

Impor CPO ke pasar domestik periode sekarang memiliki hubungan positif terhadap penawaran domestik CPO Indonesia. Arah koefisien ini sesuai dengan yang diharapkan. Indonesia sebagai negara pengekspor CPO terbesar kedua di dunia tetap mengimpor CPO walau dalam jumlah yang sedikit. Dengan adanya laju impor CPO ke pasar domestik Indonesia maka penawaran di pasar akan semakin banyak. Indonesia mengimpor CPO pada periode tertentu. Hal ini dilakukan untuk menjamin tersedianya pasokan CPO di pasar sehingga harga minyak goreng stabil.

6.4 Harga Domestik CPO Indonesia

Pada persamaan harga domestik CPO Indonesia, penawaran domestik CPO Indonesia tahun yang sedang dijalankan memiliki hubungan yang sesuai dengan harapan yaitu negatif terhadap harga CPO domestik. Semakin banyak penawaran CPO di pasar domestik maka harga pasar akan turun.

Harga CPO tahun sebelumnya memiliki tanda yang sesuai dengan harapan yaitu positif dengan harga CPO domestik. Harga tahun sebelumnya menjadi acuan harga yang akan diterapkan saat ini. Apabila harga tahun lalu meningkat maka harga saat ini diperkirakan akan meningkat pula.

Harga minyak kelapa memiliki tanda yang sesuai dengan harapan yaitu positif dengan harga CPO domestik. Barang subtitusi untuk CPO adalah minyak kelapa dimana apabila harga CPO naik maka konsumen akan beralih ke barang subtitusi. Ketika barang subtitusi menjadi alternatif maka harga dari barang

subtitusi akan naik pula. Tabel 18 menjelaskan peubah-peubah yang diduga mempengaruhi harga domestik.

Tabel 18 Peubah-peubah yang Diduga Mempengaruhi Harga Domestik

xcpo Coef. Std. Err. t P>|t|

scpod -.0001341 .0000354 -3.79 0.001 ycpo -.000039 .0000171 -2.29 0.031 pcpo1 31.73196 10.26635 3.09 0.005

pcco .039207 .0268368 1.46 0.157 _cons -62538.95 20346.91 -3.07 0.005

Pada persamaan harga domestik besarnya koefisien determinasi dari persamaan harga CPO domestik, R2 = 47,01persen. Artinya 47,01persen variasi dari Penawaran Ekspor CPO Indonesia dijelaskan oleh variabel-variabel bebas yang ada dalam persamaan dan sisanya sebesar 52,99 persen ditentukan oleh variabel-variabel yang tidak dimasukkan dalam persamaan (error terms). Nilai Fhitung pada persamaan penawaran ekspor CPO Indonesia adalah 5,32. Nilai Ftabel untuk persamaan harga domestik CPO Indonesia adalah 2,6. Artinya, nilai Fhitung lebih besar dari pada Ftabel (5,32>2,6). Hal ini menunjukkan bahwa seluruh variabel eksogen secara bersama-sama menjelaskan variabel endogen pada tingkat signifikan 90 persen. Pada persamaan harga CPO Indonesia, diperoleh nilai statistik Durbin-Watson sebesar 1,367487. Nilai DW tabel untuk persamaan penawaran domestik CPO Indonesia adalah DL sebesar 0,96 dan DU sebesar 1,73. Artinya, ada kecenderungan model memiliki autokorelasi positif (D<DL). Akan tetapi setelah dibandingkan dengan nilai DL pada tabel DW, nilai statistik tersebut masih lebih besar. Hal ini menunjukkan model tidak mengalami autokorelasi positif.

Secara statistik seluruh variabel bebas pada persamaan harga CPO domestik berada pada taraf nyata atau α sebesar 10 persen artinya seluruh variabel

bebas pada persamaan harga domestik signifikan, sayangnya setelah diuji terdapat satu variabel yang tidak signifikan karena besarnya melebihi tingkat signifikansi tersebut. Variabel yang tidak signifikan adalah harga minyak kelapa pada harga CPO domestik. Analisis ekonomi diperlukan untuk melihat apakah kecenderungan model secara empiris telah memenuhi kaidah-kaidah dalam teori ekonomi. Estimasi parameter dalam persamaan harga domestik CPO Indonesia menjelaskan hal-hal berikut:

Penawaran domestik CPO Indonesia memiliki hubungan yang negatif dengan harga CPO domestik. Arah koefisien ini sesuai dengan yang diharapkan.

Karena dengan peningkatan penawaran domestik maka harga domestik pada periode sekarang akan menurun. Harga pasar domestik akan turun akibat terdapat banyak pasokan CPO di pasar. Penawaran CPO domestik ini signifikan terhadap harga domestik CPO Indonesia sebesar 1,5 persen. Artinya jumlah penawaran domestik periode sekarang mempengaruhi harga domestik CPO Indonesia sebagai acuan harga.

Produksi CPO Indonesia tahun sekarang memiliki hubungan yang negatif terhadap harga domestik CPO Indonesia. Arah koefisien ini sesuai dengan yang diharapkan. Apabila produksi CPO Indonesia meningkat, maka penawaran CPO di pasar domestik akan meningkat. Jika penawaran CPO di pasar melebihi permintaan pasar maka harga akan turun. Pengaruh dari produksi CPO Indonesia periode sekarang ini sangat signifikan. Ditandai oleh tingkat signifikansi pada uji-t yang dibawah 5 persen. Sehingga pengaruh produksi CPO Indonesia akan mempengaruhi harga domestik CPO Indonesia.

Harga CPO Indonesia periode sebelumnya mempunyai hubungan yang positif dengan harga domestik CPO Indonesia periode sekarang. Arah koefisien sesuai dengan yang diharapkan. Adanya peningkatan harga CPO Indonesia pada periode sebelumnya, maka harga domestik CPO Indonesia periode sekarang meningkat. Pengaruh dari harga CPO Indonesia periode sebelumnya ini sangat signifikan. Yang Ditandai oleh tingkat signifikansi pada uji-t yang dibawah 5 persen. Sehingga pengaruh harga CPO Indonesia akan mempengaruhi harga domestik CPO Indonesia.

Harga minyak kelapa mempunyai hubungan yang positif dengan harga domestik CPO Indonesia. Arah koefisien ini sesuai dengan yang diharapkan.

Namun secara statistik harga minyak kelapa tidak signifikan terhadap harga CPO Indonesia. Ditunjukkan dengan tingkat signifikansi yang diatas 10 persen. Harga minyak kelapa tidak memiliki hubungan sama sekali dengan harga CPO domestik, karena antara minyak kelapa dan CPO memiliki segmen pasar yang berbeda.

Umumnya pangsa pasar minyak kelapa hanya untuk kebutuhan bahan baku industri dan edible oil. CPO memiliki pangsa pasar yang lebih besar sebagai bahan kebutuhan produk sehari-hari juga sebagai bahan industri seperti biodiesel dan oleochemical. Sehingga, antara harga minyak kelapa dan harga CPO domestik tidak memiliki pengaruh.

Dokumen terkait