• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hasil Penelitian

Dalam dokumen Hilangnya Peran Negara dalam Hal Jaminan (Halaman 131-136)

BAB V ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN

5.2 Hasil Penelitian

Dari analisa hasil penelitian dan pembahasan mengenai disparitas kondisi

personal security siswa kelas XI di SMA Negri 7 Malang dan SMAK St. Albertus Malang, hasil akhir menunjukkan bahwa secara umum ancaman berasal dari dua hal utama yaitu dari diri sendiri dan yang kedua dari orang lain. Ancaman yang berasal dari disri sendiri dapat dikatakan sebagai pengaruh psikologi seseorang terhadap suatu kondisi di lingkunganya, terkadang tanpa disadari responden dari kedua sekolah tersebut merasa dirinya terancam dengan adanya kejadian yang dianggap luar biasa dan tidak wajar di lingkungannya ataupun trauma masa kecil yang terbawa hingga saat ini, ancaman yang berasal dari diri sendiri justru merupakan ancaman yang bahaya di mana hal tersebut berkaitan dengan konsep pokok human security yaitu

freedom from fear. Rasa tidak aman atau ketakutan berasal dari pemikiran responden yang seharusnya hal tersebut tidak muncul ketika lingkungan bersinergi membentuk suasanya yang nyaman. Dapat dikatakan ancaman dari orang lain merupakan

ancaman yang wajar terjadi karena pada dasarnya setiap orang memiliki keinginannya masing-masing untuk dipenuhi, ketika faktor freedom from want tidak dapat terpenuhi, maka seseorang akan cenderung melakukan suatu hal untuk dapat memenuhinya sedangkan dalam proses memenuhi keinginan tersebut terkadang justru menjadikan ancaman bagi orang lain. Begitu pula yang terjadi pada siswa kelas XI SMA Negeri 7 Malang dan SMAK St. Albertus Malang di mana ancaman dari luar seperti pencurian dianggap mengganggu kehidupan responden dan menyebabkan ketidaknyamanan.

Menjawab rumusan masalah utama pada penelitian ini yaitu bagaimana kondisi personal security siswa kelas XI SMA Negeri 7 Malang dan SMAK St. Albertus Malang maka secara umum dapat dikatakan bahwa kondisi personal security

siswa di kedua sekolah tersebut tergolong cukup aman, penarikan kesimpulan sehingga didapatkan hasil tersebut berdasarkan pemenuhan indikator yang telah ditentukan. Dari perbedaan latar belakang sekolah dan alasan pemilihan sekolah yang telah dikemukan sebelumnya, terdapat perbedaan menegnai hal yang menjadi ancaman utama responden di kedua sekolah tersebut seperti kondisi di mana responden SMA Negeri 7 Malang justru merasa aman di dalam hal pendidikan, maka tidak begitu adanya bagi responden di SMAK St. Albertus Malang dikarenakan tingginya tuntutan untuk mendapatkan prestasi dibidang akademik oleh lingkungan mereka. Perbedaan lainnya juga diketemukan dalam hal personal financial di mana siswa dari SMA Negeri 7 Malang menanggap terkadang mereka tidak dapat memenuhi apa yang mereka inginkan karena keterbatasan ekonomi, sehingga dalam hal ini faktor freedom from want tidak dapat terpenuhi. Beberapa perbedaan yang dihasilkan dalam penelitian ini disebabkan oleb beberapa faktor antara lain kondisi latar belakang keluarga responden, tingkat prestasi responden, komposisi

keberagaman etnis di masing-masing sekolah, kondisi ekonomi keluarga responden, dan persepsi responden terhadap pemerintah terkait pemberian jaminan keamanan bagi setiap warga negara.

Tabel 6

Perbedaan Kondisi Personal Security Siswa Kelas XI SMA Negeri 7 Malang dan SMAK St. Albertus Malang

Kondisi Personal Security

SMA Negeri 7 Malang SMAK St. Albertus Malang

TIDAK AMAN

Fear of violence (physical torture, war, ethnic tention, suicide)

Fear of violence (physical torture, war, ethnic tention, suicide) Prevention of accidents Prevention of accidents

Level of crime

Level of crime

Prevention of

harassement and gender violence

CUKUP AMAN Efficiency of institutionPersonal financial Education

AMAN

Security from illegal drugs and social network

Security from illegal drugs and social network

Prevention of

harassement and gender violence

Prevention of domestic violence child abuse, and child exploitation Prevention of domestic

violence child abuse, and child exploitation Efficiency of institution Acces to public information Acces to public information

Education Personal financial

Jika dilihat dari tabel tersebut di atas, maka nampak perbedaan mengenai ancaman terhadap siswa SMA Negeri 7 Malang dan SMAK St. Albertus Malang. Ancaman tertinggi dirasakan oleh kedua sekolah pada indikator kecemasan terhadap

tindak kekerasan dan Level of crime pada ketiga indikator tersebut secara umum ketakutan responden berada pada hal yang sama seperti adanya kekerasan, pencurian ataupun kecelakaan di jalan raya. Namun perbedaan terjadi pada indikator prevention of harassment and gender violence di mana ditemukan hasil bahwa responden di SMAK St. Albertus merasa tidak aman terhadap adanya pelecehan dan kekerasan, pelecehan dalam hal ini sebagian besar responden merasa bahwa dirinya mengalami tindak diskriminasi etnis oleh masyarakat di luar lingkungan sekolahnya. Sebagian besar responden yang merupakan siswa denga latar belakang keturunan Cina beranggapan bahwa masyarakat di luar tidak jarang memandang mereka bukan sebagai orang pribumi, sehingga pada beberapa aspek seperti layanan kesehatan terkadang mereka mengalami kesulitan.

Pada tingkat sedang atau cukup aman, terdapat perbedaan yang mencolok diantara responden di kedua sekolah tersebut, bagi siswa SMA Negeri 7 Malang kinerja pemerintah dan permasalahan keuangan dirasakan berpotensi mengancam pada kehidupan mereka. Istitusi dalam hal ini badan perlindungan khusus bagi anak- anak mereka anggap kurang bisa menyelesaikan permasalahan di Indonesia terhadap maraknya penggunaan obat-obatan terlarang ataupun semakin meningkatnya angka kekerasan pada anak dan mempekerjakan anak di bawah umur untuk tujuan meraih keuntungan dengan cara dijadikan sebagai anak jalanan ataupun eksploitasi seksual pada anak. Kecemasan tersebut dirasakan oleh responden di SMA Negeri 7 Malang bukan hanya karena hal tersebut dianggap mampu mengancam siapa saja, namun juga rasa simpati yang muncul terhadap korban. Sedangkan pada permasalahan keuangan, responden di SMA Negeri 7 Malang menganggap hal tersebut memiliki potensi ancaman bagi mereka, wajar jika kemudian responden merasa ada kemungkinan ancaman yang muncul dari permasalahan keuangan di karenakan latar belakang

keluarga menengah ke bawah. Pada tingkat sedang, responden di SMAK St. Albertus Malang menyatakan rasa kurang aman pada indikator pendidikan, adanya tekanan oleh orang-orang terdekat responden agar mereka mendapatkan predikat juara terkadang menimbulkan perasaan tertekan sehingga banyak pula dari responden yang harus mengikuti tambahan pelajaran di luar sekolah untuk memenuhi keinginan tersebut. SMAK St. Albertus Malang dikenal sebagai salah satu sekolah swasta berlatar belakang pendidikan agama yang dijadikan tujuan bagi sebagian masyarakat Kota Malang karena memiliki prestasi yang unggul di bidang pendidikan, sehingga sebagian responden beranggapan hal tersebut merupakan beban bagi mereka ketika mereka diharuskan berpacu untuk menjadi juara.

Berbeda dengan SMAK St. Albertus Malang, pendidikan dianggap bukan sebagai ancaman bagi responden di SMA Negeri 7 Malang. Bukan berarti tidak ada ancaman untuk menjadi juara dan meraih prestasi, namun responden menganggap bahwa ada hal lain yang lebih berpotensi mengancam keamanan mereka seperti permasalahan keuangan ataupun kondisi pemerintahan saat ini. Rasa cemas terhadap adanya diskriminasi etnis ataupun pelecehan dianggap bukan sebagai ancaman oleh responden di SMA Negeri 7 Malang yang berbeda dengan responden di SMAK St. Albertus Malang, responden beranggapan bahwa permasalahan etnis tidak menjadi masalah karena mereka merasa berasal dari latar belakang keturunan yang sama yaitu suku Jawa. Jika pada tingkat sedang indikator keuangan dianggap memiliki potensi ancaman bagi responden di SMA Negeri 7 Malang, maka bagi responden di SMAK St. Albertus Malang hal tersebut bukanlah suatu ancaman karena mereka merasa bahwa selama ini mereka dapat memenuhi keinginan mereka sesuai dengan konsep

freedom from fear. Di sisi lain, walaupun sedang marak terjadi saat ini namun ancaman dari peredaran obat-obatan terlarang dan jejaring sosial, akses informasi

publik, dan eksploitasi pada anak secara umum dianggap bukan sebagai ancaman bagi responden di kedua sekolah tersebut.

5.3 Sumber-sumber ketidakamanan personal siswa kelas XI SMA Negeri 7 Malang

Dalam dokumen Hilangnya Peran Negara dalam Hal Jaminan (Halaman 131-136)

Dokumen terkait