• Tidak ada hasil yang ditemukan

18. Batang Pengaduk 19. Statif dan Klem

4.1 Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil skrining fitokimia terhadap ekstrak metanol dari bunga tumbuhan kersen dengan penambahan pereaksi FeCl3 5% menghasilkan koloid hitam, menunjukkan bahwa positif fenolik. Hasil elusi dari perbandingan eluen kloroform : metanol 90:10 (v/v) pada fraksi 26-50, dilakukan KLT preparatif dengan eluen kloroform: etil asetat 80:20 (v/v) untuk mendapatkan senyawa murni berupa padatan amorf berwarna kuning seberat 8,03 mg (Gambar 4.1) dan Rf= 0,27 dengan eluen kloroform : etil asetat 80:20 (v/v)

Gambar 4.1 Padatan amorf hasil isolasi

Untuk menentukkan struktur digunakan metode spektroskopi yaitu UV-Vis untuk melihat lamda (λ) maksimum dari hasil isolasi. Dari sini terlihat adanya gugus kromofor yaitu (C=O) dan ikatan rangkap (C=C) dari benzena. Spektrum UV-Visible senyawa hasil isolasi dengan menggunakan pelarut metanol ditunjukkan pada gambar 4.2 dibawah ini

34

Gambar 4.2 Spektrum UV-Vis Senyawa Hasil Isolasi

Dari hasil analisis menggunakan Spektrofotometer UV-Vis menunjukkan adanya satu serapan panjang gelombang maksimum yang ditunjukkan pada tabel 4.1 dibawah ini :

Tabel 4.1 Panjang Gelombang UV-Visible Senyawa Hasil Isolasi

Puncak PanjangGelombang (nm) Absorbansi

I 276 0.99887

Kemudian FT-IR untuk melihat gugus – gugus fungsi dari senyawa yang diisolasi. Vibrasi dari gugus fungsi ini terlihat pada spektrum IR. Spektrum FT-IR senyawa hasil isolasi dengan menggunakan pelarut metanol dapat dilihat pada gambar 4.3

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Gambar 4.3 Spektrum Inframerah (FT-IR) Senyawa Hasil Isolasi

Hasil analisis spektrofotometer FT-IR padatan amorf hasil isolasi menghasilkan pita-pita serapan pada daerah bilangan gelombang yang dapat dilihat pada tabel 4.2

Tabel 4.2 Hasil Analisis Spektrum FT-IR Senyawa Hasil Isolasi Bilangan

Gelombang (cm-1)

Bilangan Gelombang (cm-1) (Pavia et al,1979)

Tipe Vibrasi Gugus Fungsi Intensitas

3412.08 3200-3500 Streaching O-H Tajam

2926.01 3000-2850 Streaching CH Sp2 dari proton aromatis

Tajam

2854.65 3000-2850 Streaching CH dari CH3 Tajam

1728.22 1800-1600 Streaching C=O Ester Tajam

1516.05 1600-1475 Streaching C=C aromatis Tajam

1371.39 1450-1365 Bending CH Sp3 Tajam

1230.58 1300-1000 Streaching C-O Tajam

Kemudian data dari 1H-NMR untuk melihat peak dari proton, ada yang posisi downfield dan upfield. Hasil ini dapat dilihat pada spektrum Gambar 4.4

36

Gambar 4.4 Spektrum H-NMR Senyawa Hasil Isolasi

Hasil analisis Spektrofotometer Resonansi Magnetik Inti Proton (1H-NMR) senyawa hasil isolasi dengan menggunakan pelarut metanol dan TMS sebagai standar yang memberikan signal-signal pergeseran kimia dengan penjelasan pada tabel 4.3 berikut :

Tabel 4.3 Pergeseran Kimia 1H-NMR Senyawa Hasil Isolasi

Atom H δ H Senyawa Hasil Isolasi Jenis Peak

H-2, H-6 7.0425 Puncak Singlet

H dari OCH3 3.8108 Puncak Singlet

4.2 Pembahasan

Hasil isolasi senyawa fenolik dari Bunga Tumbuhan Kersen mulai dari proses ekstraksi maserasi dengan metanol karena sampel bersifat polar diperoleh ekstrak pekat metanol 422,3 g kemudian dilarutkan menggunakan etil asetat secara berulang-ulang sampai bening untuk melarutkan tanin karena tanin tidak larut dalam etil asetat. Filtrat etil asetat dipekatkan kembali dengan rotarievaporator dan diuapkan sehingga diperoleh ekstrak pekat etil asetat 60,2 g. Ekstrak pekat yang diperoleh dilarutkan dengan metanol kemudian diekstraksi partisi dengan menggunakan pelarut

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

n-heksan sampai bening karena n-heksan dan metanol tidak bercampur dan tujuan partisi ini untuk memisahkan senyawa non polar. lapisan metanol diuapkan hingga pekat sehingga diperoleh hasil 30 g. Dianalisis kromatogafi lapis tipis sebelum kromatogafi kolom dan didapat perbandingan pelarut yang sesuai adalah kloroform : metanol 90:10 v/v yang menunjukkan pemisahan yang lebih baik dari noda yang dihasilkan. Hal ini dibuktikan dengan analisis KLT yang menunjukkan adanya dua noda dengan jarak noda yang baik (Lampiran 2). Pada kromatografi kolom memakai eluen kepolaran karena sampel yang ada disilika bervariasi kepolarannya. Setelah pemisahan dengan kromatogafi kolom kemudian dilakukan analisis KLT untuk penggabungan fraksi dan didapatkan lima penggabungan, fraksi yang dilanjutkan adalah pengabungan tiga yaitu fraksi 26-50 dengan jarak Rf antar noda adalah 0.82 sebanyak 129 mg karena terdapat satu noda yang menunjukkan adanya pemisahan.

Dianalisis KLT kembali dengan sistem pelarut kloroform : etilasetat 80:20 (v/v), selanjutnya dikromatogafi Lapis Tipis Preparatif dengan sistem pelarut kloroform : etil asetat 80:20 (v/v), diamati dengan lampu UV, lalu diambil noda pertama dari batas atas, kemudian silika gel digerus dari plat dan dielusi dengan perbandingan pelarut metanol : etil asetat 1:1 (v/v). Senyawa yang diperoleh kemudian dianalisis kembali dengan KLT menggunakan pelarut aseton dan n-heksan, kemudian diuji kemurniannya dengan KLT menggunakan satu macam eluen. yang menunjukkan satu noda pada senyawa yang dihasilkan dengan harga Rf sebesar 0,27 (lampiran 4).

Dari hasil analisis spektrum UV-Vis dengan pelarut metanol (Gambar 4.2) memberikan serapan dengan panjang gelombang (λ max) 276 nm pada pita II dengan adsorbansi 0.99887 nm Berdasarkan panjang gelombang yang diperoleh dapat dinyatakan bahwa panjang gelombang senyawa hasil isolasi sama dengan panjang gelombang rentan 270-295 nm adalah golongan asam galat, dihidroflavon, dan juga flavonon (Bhat et al, 2005). Hal ini didukung dengan perhitungan panjang gelombang untuk UV-Visible secara teori yaitu :

38

Kromofor Induk = 230 nm

m OH 2 x 7 =14 nm

p OH =25 nm

λ max = 269 nm

Berdasarkan hasil perhitungan λ max dari senyawa hasil isolasi sesuai dengan panjang gelombang teori dari buku Pavia tahun 1982.

Dari hasil analisis spektrum FT-IR (Gambar 4.3) pada bilangan gelombang bilangan gelombang 1516.05 cm-1 dengan vibrasi stretching puncak tajam menunjukkan adanya C=C aromatis, pada bilangan gelombang 1371.39 cm-1 yang di dukung oleh vibrasi bending dengan puncak tajam menunjukkan adanya CH dari sp3 dan pada bilangan gelombang 1230.58 cm-1 dengan vibrasi stretching puncak tajam menunjukkan adanya C-O dengan data Spektrum Inframerah pembanding dari buku Pavia tahun 1979.

Dari hasil analisis Spektrometer Resonansi Magnetik Inti Proton (1H-NMR) dengan menggunakan pelarut metanol (CD3OD) dalam standar TMS (Gambar 4.4) menunjukkan adanya pergeseran kimia pada daerah δ = 7,0425 ppm terdapat puncak singlet yang menunjukkan proton H-2 dan H-6 pada cincin aromatis senyawa fenolik, Puncak singlet menunjukkan karena adanya lingkungan kimia yang sama sehingga memiliki pergeseran kimia yang sama. Proton H dari OCH3 ditunjukkan pada pergeseran kimia pada daerah δ = 3,8108 ppm terdapat puncak Singlet yang menunjukkan proton dari -OCH3. Spektrum ini dapat dibandingkan dengan data

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

proton 1H-NMR dari metil galat yang diisolasi dari Labisa pumila (Hisham, 2011) memiliki pergeseran kimia pada daerah δ= 3,8 ppm yang menunjukkan proton metoksi (-OCH3), sedangkan pada pergeseran kimia δ= 7,0 ppm menunjukkan dua proton pada posisi 2 dan 6 (Lampiran 5).

Dari interpretasi data yang dilakukan pada spektrum UV-Visible, Spektrum Inframerah (FT-IR), Spektrum 1H-NMR disimpulkan bahwa besar kemungkinan senyawa hasil isolasi dari bunga tumbuhan kersen adalah senyawa fenolik yaitu metil galat merupakan golongan asam fenolat seperti pada gambar 4.5 .

Gambar 4.5 Struktur Senyawa Hasil Isolasi

Dokumen terkait